Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI HERBAL

Kuliah 3_Teknik Ekstraksi Bahan Herbal


ENCH801102

Ir. Dewi Tristantini, MT., Ph.D.


Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia
Outline Kuliah

Sintesis Proses Herbal


1 Teori Bawang, Alur Proses Industri Herbal

Konsep Proses Ekstraksi


2 Definisi, Koefisien Partisi, Pemilihan Pelarut, Prinsip Kerja

Teknik Ekstraksi Herbal


3 Klasifikasi Ekstraksi, Ekstraksi Panas, Ekstraksi Dingin
Sintesis Proses Herbal
Reaktor diganti menjadi Adaptasi Teori Bawang
Ekstraksi sebagai jantung
pabrik Herbal

Separasi dan daur ulang


bahan wajib dilakukan agar
ekstraksi dapat maksimal

Umumnya suhu produksi


produk herbal tidak tinggi
sehingga menggunakan
pemanas listrik/alamiah

Air pencuci dan air sebagai


bahan ekstraksi harus dipisah
proses daur ulangnya

Umumnya limbah produksi


herbal dapat dijual kembali
sebagai pupuk/makanan hewan
Sintesis Proses Herbal
Alur Proses Industri Herbal
Daur ulang

Penyimpanan Preparasi Separasi Penyimpanan Menuju


Ekstraksi Purifikasi
Bahan Baku Umpan Produk Produk transportasi

Produk samping

Limbah

Kondisi operasi untuk proses


ekstraksi sudah siap
Forward process
Backward process
synthesis
synthesis
Sintesis Proses Herbal
Strategi Umum Pemisahan Fitokimia

Jaringan Target • Klasifikasi Bahan Alam


• Seleksi Pelarut

Ekstrak Kasar
Tumbuhan
Organisme • Metode Fraksinasi
• Metode Penyimpanan
Ekstrak
Tersederhanakan
Ekstrak
Senyawa Kotor

• Metode Purifikasi
Target Senyawa • Indentifikasi dan
Senyawa Murni Karakterisisasi Struktur
• Analisis Sifat fisik dan kimia

Struktur
Sintesis Proses Herbal
Klasifikasi Bahan Baku

01 02 03
Tumbuhan Herbal Jamur Hewan (Serangga)
Terdapat 500.000 spesies Terdapat 1,5 juta spesies Terdapat 30 juta spesies
herbal di dunia jamur herbal di dunia serangga
Hanya 10% spesies telah Hanya 100.000 spesies 1 juta serangga telah
dikaji secara kimiawi telah dikaji secara kimiawi diindetifikasi
Sintesis Proses Herbal
Perlakuan Jaringan Herbal

Pembersihan Bahan
Perlakuan Awal
01 • Penentuan bagian yang
digunakan
02 • Perhatian pada pengotor
(cth. Tanah, lumut)
• Dikeringkan jika memungkinkan
• Penentuan waktu pengambilan

Penghalusan Bahan
Standardisasi Bahan
• Penghalusan bahan bertujuan
03 untuk meningkatkan luas
permukaan ekstraksi
04 • Sertifikasi harus dilakukan oleh
lembaga berlisensi
• Segera simpan pada kondisi suhu • Herbarium Bogorianse
rendah dan kelembaban air • Herb Society of America
rendah • The Herb Society (UK)
Konsep Proses Ekstraksi
Definisi Ekstraksi

Ekstraksi adalah metode pemisahan terhadap kelompok senyawa


dari kelompok senyawa lainnya atau jaringan tumbuhan
berdasarkan kemampuan larut terhadap pelarut tertentu
Konsep Proses Ekstraksi
Kelarutan Fitokimia dalam Ekstraksi

Fokus: Kelarutan
Fitokimia
Metoda pemisahan
berdasarkan kemampuan
senyawa terdistribusi terhadap
dua zat yang tidak saling
campur

Tujuannya adalah memisahkan


dua atau lebih senyawa
berdasarkan koefisien
partisinya terhadap dua
pelarut yang tidak saling
campur

Menghasilkan dua kumpulan


kelompok senyawa yang larut
dalam masing-masing pelarut.
Hasil ini disebut fraksi.
Konsep Proses Ekstraksi
Koefisien Partisi

Koefisien partisi adalah satuan yang menggambarkan besaran zat


terlarut pada pelarut dengan mempertimbangkan momentum zat
dalam kondisi pelarut

Umumnya, dalam perhitungan ekstraksi bahan obat saat ini


menggunakan koefisien partisi terhadap oktanol, terutama
untuk memprediksi akumulasi bioaktif dalam suatu pelarut

𝑃𝑜Τ𝑤 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖


𝐶𝑜𝑘𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑃𝑜Τ𝑤 = 𝐶𝑜𝑘𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝐶𝑎𝑖𝑟
𝐶𝑎𝑖𝑟 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟
Konsep Proses Ekstraksi
Seleksi Pelarut Herbal

Kelarutan Fitokimia
Kelarutan dapat dilihat pada
perbedaan hasil konsentrasi
ekstraksi

Uji Efikasi Ekonomis


Eksperimen efikasi herbal Pelarut yang digunakan harus
menggunakan variasi pelarut dapat dapat memiliki seletivitas tinggi dan
menjadi acuan penentuan pelarut harga kompetitif

Regulasi
Pelarut yang digunakan wajib
diperbolehkan sebagai bahan
konsumsi
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Cair-Cair
Pada proses ini, campuran cair A dan B diambil B-nya
dengan penambahan cairan S yang tidak/sedikit saling
melarutkan dengan A tetapi bisa melarutkan B. Terbentuk 2
fasa cair immiscible, yang pertama kaya A, yang lain kaya B,
sedangkan S terdistribusi pada kedua fasa tersebut.
Diperoleh ekstrak berupa larutan B dalam S dan rafinat
berupa larutan A dalam S.

Konsep dasar yang dipakai: kesetimbangan fasa cair-cair


dan perpindahan massa cair-cair.

Ada juga ekstraksi reaktif yang menggunakan konsep


perpindahan massa cair-cair diikuti reaksi kimia dan studi
kesetimbangan (kesetimbangan fasa cair-cair dan
kesetimbangan kimia).

Contoh:
ekstraksi asam sitrat dari air hasil fermentasi dengan solven
metil isobutilketon.
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Padat-Cair
Terdapat campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka
ditambahkan solven B cair yang bisa melarutkan C tetapi tidak melarutkan
A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya, B dipisahkan
dari C, biasanya dengan penguapan dan dipakai lagi untuk leaching.

Contoh:
ekstraksi minyak atsiri biji kemiri, biji pala, jintan hitam, propolis dll.

Kelemahannya adalah:
Adanya sedikit solven yang tertinggal dalam produk.
Memerlukan suhu tinggi karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu
sehingga kerusakan bahan dapat terjadi dan kualitas produk menurun.

Solven yang digunakan harus tinggi selektivitasnya agar zat lain tidak ikut
terambil dalam ekstrak.
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Superkritis
Menggunakan solven dari fluida yang bertekanan dan
bersuhu di atas kritis.

Kelebihan:
• Kekuatan solven dapat diatur sesuai keperluan
dengan mengatur kondisi operasinya.
• Daya larutnya bisa tinggi karena bersifat seperti cairan.
• Karena mempunyai sifat seperti gas, maka
viskositasnya rendah sehingga koefisien perpindahan
massanya bisa tinggi.
• Pemisahan kembali solven dari ekstrak cukup cepat
dan sempurna karena pada keadaan normal, fluida
tersebut berupa gas (misalnya CO2). Dengan
demikian, dengan penurunan tekanan, solven otomatis
keluar sebagai gas.
• Dapat memakai fluida yang tidak mencemari
lingkungan dan tidak mudah terbakar (misalnya CO2).
• Difusi dalam padatan bisa cepat.
• Suhu operasi bisa rendah, meskipun tekanan tinggi.
Teknik Ekstraksi Herbal MASERASI
Klasifikasi Metode Ekstraksi Herbal

EKSTRAKSI DINGIN

PERKOLASI
EKSTRAKSI
PADAT CAIR

E
K INFUDASI
S
T
R EKSTRAKSI PANAS SOKLETASI

A
K
DISTILASI
S UAP
I EKSTRAKSI
CAIR-CAIR
Teknik Ekstraksi Herbal
Klasifikasi Ekstraksi Padat-Cair

Digunakan apabila senyawa Digunakan apabila senyawa


target cukup tahan dan tidak target mudah
mudah terdekomposisi terdekomposisi pada
pada suhu tinggi secara temperatur tinggi
kontinu
Perbedaan maserasi dan
Perbedaan refluks dan perkolasi
sokletasi
Pemilihan pelarut yang
Distilasi uap digunakan digunakan untuk ekstraksi
dalam ekstraksi minyak atsiri
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi
Maserasi
Ekstraksi bahan dengan pelarut pada suhu kamar selama waktu tertentu dengan
sesekali diaduk/digojok.

Remaserasi : dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan


penyaringan maserat pertama.

Maserasi kinetik : dilakukan pengadukan terus-menerus.

Digesti : maserasi kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya
pada suhu 40-50°C.

Caranya :
Sejumlah bahan ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah dengan pelarut dengan
perbandingan kira-kira 1:7. Diamkan selama 5 hari pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan, buang bagian
yang mengendap.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (2)
Infudasi
Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut
air. Pada waktu proses infundasi berlangsung,
temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC
selama 15 menit.

Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika


berat bahan 100 gr maka volume air sebagai pelarut
adalah 1000 ml.

Caranya :
Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air
secukupnya selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Saring
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume
yang diinginkan. Apabila bahan mengandung minyak
atsiri, penyaringan dilakukan setelah dingin.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Dekoksi

Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan


proses infundasi, hanya saja infuns yang
dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30 menit) dan
suhu pelarut sama dengan titik didih air.

Caranya :
Serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1 : 10, panaskan
dalam panci enamel atau panci stainless steel selama 30
menit. Bahan sesekali sambil diaduk. Saring pada
konsidi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang
diinginkan.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Perkolasi

Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang


selalu baru sampai sempurna

Secara umum, proses perkolasi dilakukan pada temperatur


ruang dengan parameter berhentinya adalah perkolat
yang sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi.
Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat
pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna

Caranya :
Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari dan
ditempakan pada bagian bawah bejana, dengan diberi sekat
berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari
atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai
keadaan jenuh
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Sokletasi

Sokletasi adalah proses ekstraksi dengan menggunakan


pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan
alat khusus (soxklet) sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik.

Caranya :
Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu
ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu
dibawahnya. Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi.
Pasang pendingin balik, panaskan labu, ekstraksi
berlangsung minimal 3 jam dengan interval sirkulasi kira-kira
15 menit.
Tugas 3
Analisis Teknik Ekstraksi Bahan Herbal Indonesia (Kelompok)
Email asisten: teknologi.herbal.ui@gmail.com

Dengan menggunakan tanaman yang telah ditetapkan pada Tugas 2:

1. Target komponen yang diharapkan


2. Metode ekstraksi terbaik, dibantu dengan analisis data penelitian terkait
3. Block Flow Diagram dari bahan baku hingga target komponen yang ditinjau

Boleh berbentuk poster A2 (1 halaman) dan/atau format tugas A4 (5 halaman maks)

Anda mungkin juga menyukai