Produk samping
Limbah
Ekstrak Kasar
Tumbuhan
Organisme • Metode Fraksinasi
• Metode Penyimpanan
Ekstrak
Tersederhanakan
Ekstrak
Senyawa Kotor
• Metode Purifikasi
Target Senyawa • Indentifikasi dan
Senyawa Murni Karakterisisasi Struktur
• Analisis Sifat fisik dan kimia
Struktur
Sintesis Proses Herbal
Klasifikasi Bahan Baku
01 02 03
Tumbuhan Herbal Jamur Hewan (Serangga)
Terdapat 500.000 spesies Terdapat 1,5 juta spesies Terdapat 30 juta spesies
herbal di dunia jamur herbal di dunia serangga
Hanya 10% spesies telah Hanya 100.000 spesies 1 juta serangga telah
dikaji secara kimiawi telah dikaji secara kimiawi diindetifikasi
Sintesis Proses Herbal
Perlakuan Jaringan Herbal
Pembersihan Bahan
Perlakuan Awal
01 • Penentuan bagian yang
digunakan
02 • Perhatian pada pengotor
(cth. Tanah, lumut)
• Dikeringkan jika memungkinkan
• Penentuan waktu pengambilan
Penghalusan Bahan
Standardisasi Bahan
• Penghalusan bahan bertujuan
03 untuk meningkatkan luas
permukaan ekstraksi
04 • Sertifikasi harus dilakukan oleh
lembaga berlisensi
• Segera simpan pada kondisi suhu • Herbarium Bogorianse
rendah dan kelembaban air • Herb Society of America
rendah • The Herb Society (UK)
Konsep Proses Ekstraksi
Definisi Ekstraksi
Fokus: Kelarutan
Fitokimia
Metoda pemisahan
berdasarkan kemampuan
senyawa terdistribusi terhadap
dua zat yang tidak saling
campur
Kelarutan Fitokimia
Kelarutan dapat dilihat pada
perbedaan hasil konsentrasi
ekstraksi
Regulasi
Pelarut yang digunakan wajib
diperbolehkan sebagai bahan
konsumsi
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Cair-Cair
Pada proses ini, campuran cair A dan B diambil B-nya
dengan penambahan cairan S yang tidak/sedikit saling
melarutkan dengan A tetapi bisa melarutkan B. Terbentuk 2
fasa cair immiscible, yang pertama kaya A, yang lain kaya B,
sedangkan S terdistribusi pada kedua fasa tersebut.
Diperoleh ekstrak berupa larutan B dalam S dan rafinat
berupa larutan A dalam S.
Contoh:
ekstraksi asam sitrat dari air hasil fermentasi dengan solven
metil isobutilketon.
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Padat-Cair
Terdapat campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka
ditambahkan solven B cair yang bisa melarutkan C tetapi tidak melarutkan
A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya, B dipisahkan
dari C, biasanya dengan penguapan dan dipakai lagi untuk leaching.
Contoh:
ekstraksi minyak atsiri biji kemiri, biji pala, jintan hitam, propolis dll.
Kelemahannya adalah:
Adanya sedikit solven yang tertinggal dalam produk.
Memerlukan suhu tinggi karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu
sehingga kerusakan bahan dapat terjadi dan kualitas produk menurun.
Solven yang digunakan harus tinggi selektivitasnya agar zat lain tidak ikut
terambil dalam ekstrak.
Konsep Proses Ekstraksi
Prinsip Kerja Ekstraksi
Superkritis
Menggunakan solven dari fluida yang bertekanan dan
bersuhu di atas kritis.
Kelebihan:
• Kekuatan solven dapat diatur sesuai keperluan
dengan mengatur kondisi operasinya.
• Daya larutnya bisa tinggi karena bersifat seperti cairan.
• Karena mempunyai sifat seperti gas, maka
viskositasnya rendah sehingga koefisien perpindahan
massanya bisa tinggi.
• Pemisahan kembali solven dari ekstrak cukup cepat
dan sempurna karena pada keadaan normal, fluida
tersebut berupa gas (misalnya CO2). Dengan
demikian, dengan penurunan tekanan, solven otomatis
keluar sebagai gas.
• Dapat memakai fluida yang tidak mencemari
lingkungan dan tidak mudah terbakar (misalnya CO2).
• Difusi dalam padatan bisa cepat.
• Suhu operasi bisa rendah, meskipun tekanan tinggi.
Teknik Ekstraksi Herbal MASERASI
Klasifikasi Metode Ekstraksi Herbal
EKSTRAKSI DINGIN
PERKOLASI
EKSTRAKSI
PADAT CAIR
E
K INFUDASI
S
T
R EKSTRAKSI PANAS SOKLETASI
A
K
DISTILASI
S UAP
I EKSTRAKSI
CAIR-CAIR
Teknik Ekstraksi Herbal
Klasifikasi Ekstraksi Padat-Cair
Digesti : maserasi kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya
pada suhu 40-50°C.
Caranya :
Sejumlah bahan ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah dengan pelarut dengan
perbandingan kira-kira 1:7. Diamkan selama 5 hari pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan, buang bagian
yang mengendap.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (2)
Infudasi
Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut
air. Pada waktu proses infundasi berlangsung,
temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC
selama 15 menit.
Caranya :
Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air
secukupnya selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Saring
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume
yang diinginkan. Apabila bahan mengandung minyak
atsiri, penyaringan dilakukan setelah dingin.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Dekoksi
Caranya :
Serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1 : 10, panaskan
dalam panci enamel atau panci stainless steel selama 30
menit. Bahan sesekali sambil diaduk. Saring pada
konsidi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang
diinginkan.
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Perkolasi
Caranya :
Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari dan
ditempakan pada bagian bawah bejana, dengan diberi sekat
berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari
atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai
keadaan jenuh
Teknik Ekstraksi Herbal
Metode Ekstraksi (3)
Sokletasi
Caranya :
Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu
ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu
dibawahnya. Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi.
Pasang pendingin balik, panaskan labu, ekstraksi
berlangsung minimal 3 jam dengan interval sirkulasi kira-kira
15 menit.
Tugas 3
Analisis Teknik Ekstraksi Bahan Herbal Indonesia (Kelompok)
Email asisten: teknologi.herbal.ui@gmail.com