Anda di halaman 1dari 9

FIKRI A. 02 02 02 02 02 BELA F.

PERSEDIAAN :
MASALAH PENILAIAN
PERSEDIAAN

dosen pengampu : Novan Ekkiwinata, M.Ak


02 02 02

PENGERTIAN PERUBAHAN
NILAI PERSEDIAAN
Perubahan nilai persediaan merujuk pada perubahan
nilai atau jumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan atau entitas pada suatu periode waktu
tertentu. Persediaan melibatkan barang-barang yang
masih dalam proses produksi, barang jadi yang siap
dijual, dan bahan baku yang akan digunakan dalam
proses produksi.
Nilai persediaan dapat mengalami perubahan karena
beberapa faktor, dan ini dapat memiliki dampak pada
laporan keuangan perusahaan.
DASAR (METODE) PENILAIAN PERSEDIAAN

FIFO (First-In-First-Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang atau bahan yang pertama kali masuk ke persediaan juga yang
pertama kali dijual atau dipakai. Dalam konteks biaya, metode FIFO menghitung biaya persediaan dengan
mengambil biaya unit terbaru terlebih dahulu, sehingga nilai sisa persediaan dihitung dengan menggunakan
biaya unit yang lebih lama.

LIFO (Last-In-First-Out)
Sebaliknya, metode LIFO mengasumsikan bahwa barang atau bahan yang terakhir masuk ke persediaan
adalah yang pertama kali dijual atau digunakan. Dalam hal biaya, metode LIFO menghitung biaya persediaan
dengan mengambil biaya unit terlama terlebih dahulu, sehingga nilai sisa persediaan dihitung dengan
menggunakan biaya unit yang lebih baru.

Metode Rata-rata (average)


Metode ini menghitung nilai persediaan dengan merata-ratakan biaya unit seluruh persediaan yang ada pada
saat itu. Biaya rata-rata per unit dihitung dengan membagi total biaya persediaan dengan total jumlah unit
persediaan.
omon-omon

METODE PERSEDIAAN RETAIL

Metode persediaan ritel adalah teknik akuntansi yang memperkirakan berapa nilai stok toko
selama periode pelaporan yang dipilih. Perhitungan ini menggunakan harga pokok barang
dagangan, harga eceran dan penjualan untuk menentukan saldo persediaan akhir toko.
Persediaan akhir menunjukkan nilai persediaan yang masih tersedia untuk dijual pada akhir
periode. Karena beberapa barang dagangan mungkin hilang, rusak, atau dicuri, metode ini hanya
dapat memberikan perkiraan nilai inventaris. Oleh karena itu, mungkin masih perlu dilakukan
penghitungan inventaris fisik agar lebih akurat.

Sesuatu yang perlu dipertimbangkan tentang metode inventaris ritel adalah kita hanya
dapat menggunakannya jika kita memiliki markup ritel yang konsisten pada barang
dagangan yang kita jual. Misalnya, itu akan bekerja lebih baik jika kita menjual dompet dan
menjual masing-masing untuk 60% dari harga pembelian grosir, daripada jika kita menjual
beberapa dompet dengan markup 100%, beberapa di 60% dan beberapa di 45%.
02
CONTOH METODE PERSEDIAAN ECERAN
STEFANIE INGIN MENENTUKAN NILAI PERSEDIAAN AKHIRNYA SELAMA PERIODE PELAPORAN TIGA BULAN UNTUK
BISNISNYA, STEFANIE’S SOAPERY. DIA MENJUAL SABUN BATANGAN SEHARGA 8.000 MASING-MASING, MEMBELINYA
DENGAN HARGA GROSIR MASING-MASING 1.500. DIA MENGGUNAKAN RUMUS BERIKUT UNTUK MENENTUKAN
PERSENTASE BIAYA-KE-ECERANNYA :
PERSENTASE COST-TO-RETAIL = (HARGA POKOK BARANG DAGANGAN / HARGA ECERAN BARANG DAGANGAN) X 100
(1.500 / 8.000) X 100 = 18,75%

SELAMA PERIODE TIGA BULAN ITU, DIA MEMILIKI PERSEDIAAN AWAL SEBESAR 3.000.000 DAN MENGHASILKAN
5.000.000 DALAM PEMBELIAN PERSEDIAAN TAMBAHAN. UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK BARANG DAGANGAN
YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL, IA MENJUMLAHKAN KEDUA ANGKA TERSEBUT BERSAMA-SAMA :
3.000.000 + 5.000.000 = 8.000.000

STEFANIE JUGA TAHU BAHWA DIA MENGHASILKAN 12.000.000 DALAM PENJUALAN SELAMA PERIODE PELAPORAN
TIGA BULAN. DIA MENGGUNAKAN TOTAL PENJUALAN DAN PERSENTASE BIAYA-KE-ECERAN UNTUK MENGHITUNG
BIAYA PENJUALANNYA :
BIAYA PENJUALAN = PENJUALAN SELAMA PERIODE X PERSENTASE COST-TO-RETAIL
18,75% X 12.000.000 = 2.250.000

UNTUK MENGHITUNG PERSEDIAAN AKHIRNYA UNTUK PERIODE PELAPORAN TIGA BULAN, IA MENGURANGI BIAYA
PENJUALANNYA (2.250.000) DARI BIAYA BARANG DAGANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (8.000.000). JADI,
PERSEDIAAN AKHIRNYA MEMILIKI NILAI TAKSIRAN :
8.000.000 - 2.250.000 = 5.750.000.
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
PERSEDIAAN
Penyajian dan pengungkapan persediaan penting dalam laporan keuangan sebuah perusahaan
karena persediaan dapat memiliki dampak signifikan terhadap posisi keuangan dan kinerja
operasional perusahaan. Berikut adalah beberapa aspek terkait penyajian dan pengungkapan
persediaan dalam laporan keuangan :

1. Penyajian dalam Neraca 2. Metode Penilaian Persediaan 3. Nilai Persediaan

4. Catatan Keterangan 5. Ketidakpastian dan Risiko 6. Pengungkapan Impairment

7. Penyajian dalam Laporan Laba 9. Perbandingan Dengan Tahun


8. Kebijakan Konservatif
Rugi Sebelumnya

Penting untuk diingat bahwa penyajian dan pengungkapan


persediaan harus mematuhi standar akuntansi yang berlaku, baik
yang berlaku secara lokal maupun internasional, serta aturan-aturan
yang dikeluarkan oleh badan regulasi atau otoritas keuangan yang
berlaku di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi.
MASALAH PENILAIAN PERSEDIAAN

Penilaian persediaan dapat melibatkan sejumlah masalah dan tantangan yang perlu diatasi oleh perusahaan. Beberapa masalah umum dalam penilaian
persediaan antara lain :

4. Konsistensi
2. Metode Penilaian 3. Teknologi dan 5. Penyusutan atau
1. Perubahan Harga dalam Penerapan
yang Diperbolehkan Otomatisasi Penurunan Nilai
Metode

6. Ketidakpastian
7. Pemilihan Metode 8. Kehilangan 9. Perubahan dalam 10. Standar Akuntansi
Perubahan Kondisi
yang Tepat Persediaan Proses Produksi Internasional
Pasar

02 02 02
KESIMPULAN
MUTASI BERUPA PEROLEHAN PERSEDIAAN AKAN MENAMBAH
NILAI PERSEDIAAN, DAN SEBALIKNYA MUTASI BERUPA
PEMAKAIAN PERSEDIAAN AKAN MENGURANGI NILAI
PERSEDIAAN. BERKURANGNYA NILAI PERSEDIAAN SAAT
PEMAKAIAN PERSEDIAAN JUGA DICATAT SEBAGAI BEBAN
PERSEDIAAN. PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG ADALAH
MENENTUKAN NILAI PERSEDIAAN YANG DICANTUMKAN
DALAM LAPORAN KEUANGAN. MASALAH PENILAIAN
PERSEDIAAN INI DIANGGAP PENTING, KARENA SECARA
LANGSUNG PENILAIAN TERHADAP PERSEDIAAN AKAN
MEMPENGARUHI LAPORAN KEUANGAN BAIK LAPORAN LABA
RUGI MAUPUN LAPORAN POSISI KEUANGAN.
SIGN OUT

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai