Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

Disusun Oleh :

Nama : Faldryand A.R.A

​NIM ​: 4521013016
Kelas : Akuntansi A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BOSOWA

2022

KATA PENGANTAR

Dengan ini memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Biaya
Analisis Varian Bahan Baku, Analisis Varian Tenaga Kerja, Analisis Varian Biaya
Overhead Pabrik.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu Tugas Makalah
Akuntansi Biaya Analisis Varian Bahan Baku, Analisis Varian Tenaga Kerja, Analisis
Varian Biaya Overhead Pabrik. . Disamping itu makalah ini diharapkan dapat
menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan,baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini
dimasa yang akan datang.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya.

Makassar, 7 Januari 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ​1
DAFTAR ISI ​2
BAB I ​3
PENDAHULUAN ​3
A. Latar Belakang ​3
B. Rumusan Masalah ​4
C. Tujuan ​4
BAB II ​5
PEMBAHASAN ​5
A. Analisis Varian Bahan Baku ​5
1. Variansi Bahan Baku Langsung ​6
2. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku ​8
3. Penyebab Selisih Biaya Bahan Baku ​10
B. Analisis Varian Tenaga Kerja ​11
C. Analisis Variansi Biaya Overhead ​15
BAB III ​20
PENUTUP ​20
DAFTAR PUSTAKA ​21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan
faktorfaktor lain tertentu. Sistem biaya standar merupakan suatu sistem
akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga
manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya
menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini
mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dari biaya yang sesungguhnya
terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya
sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar (Daulat Freddy,2008).
Biaya standar dapat menggambarkan biaya yang direncanakan dari suatu
produk dan ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Tujuan utama
penggunaan biaya standar adalah untuk mengendalikan biaya produksi dengan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penggunaan biaya standar sangat
membantu manajemen melaksanakan pengendalian dalam usaha mencapai
efektifitas biaya produksi. Penetapan biaya standar yang didasarkan atas koreksi
data dari faktafakta, penelitian serta analisa yang tercermat dapat diandalkan
sebagai sarana untuk merencanakan dan mengendalikan biaya produksi yang
terjadi. (Maria Wulansari,2005).
Biaya standar dan varians adalah suatu alat bantu agar manajemen menerima
informasi mengenai efisiensi upaya produksi maupun mengenai para supervisor.
Varians memberi tolok ukur guna mengukur kewajaran standar, menungkinkan
pimpinan untuk mengubah arah usaha terlebih dahulu, dan membuat penyesuaian
yang tepat.
Salah satu fase yang paling penting untuk menentukan biaya standar adalah
dengan mengevaluasi perbandingan antara biaya standar dengan biaya aktual.
Perbedaan antara biaya aktual dengan biaya standar di sebut varians. Usaha untuk
menghitung dan menginterpretasi varians disebut dengan analisis varians
(Garrison et al,2007:88).

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud analisis varian bahan baku?


2. Jelaskan apa yang dimaksud analisis varian tenaga kerja?
3. Jelaskan apa yang dimaksud analisis varian overhead pabrik?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud analisis varian bahan baku.


2. Mengetahui apa yang dimaksud analisis varian tenaga kerja.
3. Mengetahui apa yang dimaksud analisis varian overhead pabrik.

BAB II

PEMBAHASAN

Analisis varian berusaha memahami perbedaan antara kinerja aktual dan


beberapa tingkat kinerja yang direncanakan atau ditargetkan dan merupakan bentuk
penting dari umpan balik organisasi (Lucket & Eggleton, 1991).
Analisis varian bisa digambarkan sebagai proses tiga tahap di mana yang
pertama tahap menghitung varians; tahap kedua mengidentifikasi masalah yang telah
dihasilkan varians dan tahap ketiga mengidentifikasi penyebabnya dari
masalahmasalah itu. Namun, sementara manajemen teks akuntansi menggambarkan
perhitungan varians dengan sangat rinci, mereka sebagian besar diam dua tahap
terakhir dari proses dan, khususnya, tahap ketiga.
A. Analisis Varian Bahan Baku
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih
(variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari
analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk
mengatasi terjadinya selisih yang merugikan.(Mulyadi, 1999: 424).
Ada dua standar dikembangkan untuk biaya bahan baku, yaitu standar harga
bahan baku dan standar kuantitas bahan baku atau standar penggunaan bahan
baku. Harga standar memungkinkan untuk :
1. memantau kinerja dari departemen pembelian dan mendeteksi pengaruhnya
pada biaya bahan baku
2. mengukur dampak dari kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap
laba. Menentukan harga beli yang akan digunakan sebagai biaya standar
sering kali sulit, karena hrga beli bahan baku lebih dikendalikan olch factor-
faktor eksternal daripada oleh manajemen.
Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung dengan cara
membandingkan kuantitas actual dari bahan baku yang digunakan dengan
kuantitas standar yang diperbolehkan, ketika keduanya diukur dengan biaya
standar. Kuantitas standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk (kuantitas standar yang
diperbolehkan per unit) dikalikan dengan jumlah actual dari unit yang diproduksi
selama periode tersebut.

1. Variansi Bahan Baku Langsung


Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga
bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara
berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual
dibayar.
Rumus untuk perhitungan varian bahan baku langsung adalah :

MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)

Atau secara faktor, kita memiliki :

MPV = (AP – SP) AQ

Ket :
AP = Harga aktual per unit
SP = Harga standar per unit
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

a. Analisis Variansi Harga Bahan Baku.


Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan signifikan
atau tidaknya variansi. Jika dinilai tidak signifikan, langkah lebih jauh
tidak diperlukan. Anggap bahwa variansi harga bahan baku tidak
yang tidak menguntungkan adalah $702 yang diniali signifikan (15%
dari biaya standar). Langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab
munculnya hal itu.
b. Waktu Penghitungan Variansi Harga.
Variansi harga bahan baku dapat dihitung pada satu dua poin: 1)
Ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi 2)
Ketika bahan baku dibeli.
Perhitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai.
Lebih baik memiliki informasi variansi lebih awal daripada nanti. Semakin
awalinformasi, semakin tepat tindakan manajerial dapat diambil. Informasi
yang sudah lama sering tidak berguna.
Bahan baku dapat tersimpan dalam persediaan berminggu-minggu atau
berbulan-bulan sebelum diperlukan dalam produksi. Saat variansi harga
bahan baku dihitung dan menandakan suatu masalah, tindakan
korektif bisa jadi sudah terlambat. Meskipun tindakan korektif
masih memungkinkan, penundaan dapat membebankan perusahaan
dalam ribuan jumlah dolar. Sebagai contoh, anggaplah seorang agen
pembelian baru tidak tahu tentang diskon kuantitas bahan baku.
Jika variansi harga barang yang mengabaikan diskon dihitung
ketika pembelian baru dilakukan, tanda awal akan menghasilkan
tindakan korektif yang cepat. (dalam hal ini, tindakan menggunakan
diskon untuk pembeliaan selanjutnya). Variansi harga bahan baku yang
tidak dihitung hingga bahan baku dikeluarkan untuk produksi akan
memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum masalah
ditemukan.
Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu
diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli dari pada bahan
baku yang digunakan secara aktual. Karena bahan baku yang dibeli dapat
berbeda dari bahan baku yang digunakan,keseluruhan variansai anggaran
bahan baku tidak harus jumlah variansi bahan baku dan variansi bahan
baku yang digunakan. Ketika semua bahan baku yang dibeli digunakan
dalam produksi untuk periode dimana variansi dihitung, kedua
variansi akan sama dengan dengan total variansi.

2. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku


a. Selisih Harga Bahan Baku
Selisih harga bahan baku dapat dihitung dengan membandingkan antara
harga bahan baku yang sesungguhnya dengan harga bahan baku menurut
standar. Selisih ini timbul karena perusahaan telah membeli bahan baku
lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan harga standar. Jumlah selisih
harga bahan baku dihitung dengan cara mengalikan selisih harga bahan
baku persatuan dengan kuantitas sesungguhnya yang dibeli.
Selisih harga bahan baku menurut Supriyono (2000: 104) dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan.
2) Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
3) Pembelian dari suplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
4) Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian
atau ketepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.
5) Tambahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khusus
yang harus dilakukan.
6) Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.
7) Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
bahan yang mendadak.
Analisis selisih harga bahan baku memberi manfaat sebagai berikut:
1) Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab dari
bagian pembelian karena barang tersebut telah membeli bahan baku
dengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan standar. Oleh
karena itu perhitungan selisih harga bahan baku dapat dipakai menilai
prestasi bagian pembelian.
2) Perhitungan selisih harga bahan baku bermanfaat untuk mengukur
akibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba yang
diperoleh perusahaan.
b. Selisih Kuantitas Bahan
Baku Selisih kuantitas bahan baku adalah selisih yang timbul karena telah
dipakai kuantitas bahan baku yang lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan kuantitas standar di dalam pengolahan produk.
Jumlah rupiah selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung sebesar selisih
kuantitas bahan baku dikalikan harga standar per buah atau per unit.
Penyebab selisih kuantitas bahan baku menurut Supriyono (2000: 106)
sebagai berikut:
1) Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metode
pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.
2) Pemakaian bahan baku substitusi yang menguntungkan atau merugikan.
3) Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang
dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.
4) Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidak
memuaskan baik di pabrik maupun di gudang bahan.
5) Pengawasan yang terlalu kaku.
6) Kurangnya peralatan atau mesin.
7) Kegagalan dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi baik.
Analisis selisih kuantitas bahan baku memberi manfaat sebagai berikut:
1) Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab
kepala departemen produksi di pabrik dimana terjadi selisih tersebut,
hal itu disebabkan bagian atau departemen tersebut telah memakai
bahan dalam kuantitas yang besar atau lebih kecil dibandingkan
dengan kuantitas standar. Oleh karena itu perhitungan selisih kuantitas
bahan baku dapat dipakai menilai prestasi departemen produksi atau
pabrik.
2) Perhitungan selisih kuantitas bahan baku berguna untuk mengukur
pengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang
diperoleh perusahaan.

3. Penyebab Selisih Biaya Bahan Baku


a. Penyebab Selisih Harga Bahan Baku Selisih harga bahan baku dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan
2) Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan
3) Pembelian dari supplier yang lokainya lebih menguntungkan atau tidak
menguntungkan
4) Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian
atau ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan
5) Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis
6) Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
bahan yang mendadak.
b. Penyebab Selisih Kuantitas Bahan Baku Selisih kuantitas bahan baku dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metode
pengelolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.
2) Pemakaian bahan baku substitusi yang menguntungkan atau merugikan
3) Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang
dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.
4) Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidak
memuaskan baik di pabrik maupun di gudang lahan.
5) Pengawasan yang terlalu kaku
6) Kegagalan di dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang
baik

B. Analisis Varian Tenaga Kerja


Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja
langsung, standar tarif, upah atau biaya, dan standar efisiensi, waktu atau
penggunaan. Varians efisiensi tenaga kerja dihitung di akhir periode
pelaporan dengan cara membandingkan jam actual yang digunakan
denagan jam standar yang diperbolehkan, keduanya diukur dengan tarif
tenaga kerja standar. Jam standra yang diperbolehkan setara dengan
jumlah standar dari jam tenag akerja langsung untuk memproduksi satu
unit produk (jam tenaga kerja standar per unit) dikalikan dengan jumlah
actual dari unit yang diproduksi selama periode tersebut.
Variansi Tarif Tenaga Kerja (labor rate variance-LRV) menghitung
perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan
apa yang seharusnya dibayar:

LRV = (AR x AH) – (SR x AH)


Atau, dengan pemfaktoran, kita akan mendapatkan rumus :

LVR = (AR – SR) AH

Ket :
AR = Tarif upah aktual per jam
SR = Tarif upah standar per jam
AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV)
mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan
dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan :

LEV = (AH x SR) – (SH x SR)

Atau, dengan pemfaktoran kita akan mendapat rumus berikut :

LEV = (AH – SH) SR

Ket :
AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR = Tarif upah standar per jam
Analisis Variansi Tari Tenaga Kerja. Untuk ilustrasi , anggaplah suatu
penyelidikantelah dilakukan meskipun variansi 5% sepertinya tidak
dinilai signifikan. Penyebab variansi telah ditemukan, yakni
pengguanaan para operator mesin yang di gaji lebih tinggidan lebih ahli
sebagai pengawas karena dua pengawas keluar tanpa pemberitahuan resmi.
Tindakan korektif adalah merekrut dan melatih dua pengawas baru.

1. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih Tarif Upah


Langsung
Selisih tarif upah langsung timbul karena perusahaan telah
membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih
rendah dibandingkan dengan tarif upah langsung standar. Jumlah
total rupiah selisih tarif upah langsung dapat dihitung sebesar
selisih tarif upah langsung perjam dikalikan jam kerja
sesungguhnya. Apabila sistem tariff upah dengan menggunakan
dasar lain, maka selisih tarif upah langsung dapat dihitung sebesar
selisih tarif upah langsung per dasar pengupahan dikalikan
kapasitas sesungguhnya dipakai dasar pengupahan.
Selisih tarif upah langsung menurut Supriyono (2000: 107)
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif
upah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu.
2) Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil
disbanding tarif standar selama kegiatan musiman, atau
kegiatan darurat.
3) Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tariff
standar.
4) Adanya kenaikan pangkat, atau penurunan pangkat karyawan
yang mengakibatkan perubahan tarif upah.
5) Pembayaran tambahan atas upah karena peraturan upah
minimum yang dikeluarkan pemerintah.
b. Selisih Jam Upah Langsung
Selisih jam atau waktu upah langsung adalah selisih yang timbul
karena telah digunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih
kecil dibandingkan waktu standar. Jumlah selisih efisiensi upah
langsung dalam rupiah dihitung dari selisih jam kerja langsung
sesungguhnya dengan jam kerja langsung standar dikalikan tarif
upah langsung standar. Selisih jam upah langsung menurut
Supriyono (2000: 108) disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Pengawasan terhadap tenaga kerja secara baik atau kurang baik.
2) Telah digunakan bahan yang kualitasnya lebih baik atau lebih
jelek dibanding standar, sehingga memerlukan waktu atau jam
pengerjaan yang lebih pendek atau lebih panjang.
3) Kurangnya koordinasi dengan departemen produksi lain atau
departemen pembantu (Supriyono, 2000: 108)

2. Penyebab Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung


a. Penyebab Selisih Tarif Upah Langsung Selisih tarif upah
langsung dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan
tarif upah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan
tertentu.
2) Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil
dibanding tarif standar selama kegiatan musiman atau
kegiatan darurat.
3) Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan
tarif standar
4) Adanya kenaikan pangkat atau penurunan pangkat karyawan
yang mengakibatkan perubahan tarif upah.
b. Penyebab Selisih Efisiensi Upah Langsung Selisih efisiensi upah
langsung dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Pabrik atau departemen produksi telah bekerja dengan
efisien atau tidak efisien yang bisa disebabkan karena
pengawasan terhadap tenaga kerja secara baik atau kurang
baik.
2) Telah digunakan bahan yang kualitasnya lebih baik atau
lebih jelek dibanding standar, sehingga memerluka waktu
(jam) pengerjaaan yang lebih pendek atau lebih panjang.
C. Analisis Variansi Biaya Overhead
Untuk menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya,
serta membebankannya ke pesanan dan produk, pertama, anggaran
overhead pabrik dibuat, dengan cara mengestimasi setiap pos dari
overhead yang diperkirakan akan terjadi di setiap departemen, pusat biaya,
atau aktivitas, pada tingkat aktivitas tetentu yang telah ditentukan
sebelumnya, biasanya kapasitas normal atau kapasitas actual yang
diperkirakan. Kemudian, anggaran biaya departemen jasa dialokasikan ke
departemen pengguna berdasarkan jumlah jasa yang direncanakan.
Dasar alokasi dapat bervariasi dari satu departemen ke departemen
lain, bergantung pada sifat dari setiap proses produksi. Ada dua
pertimbangan penting dalam pemilihan dasar alokasi yang sesuai. Pertama,
untuk mengalokasikan overhead ke produk dalam jumlah yang berarti,
maka dasar mencerminkan penyebab utama dari biaya overhead tersebut di
departemen itu. Kedua, bahwa ukuran aktivitas yang dipilih harus secara
akurat dipantau untuk setiap unit atau pesanan.
Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead
variabel yang aktual dengan yang dibebankan. Mengukur pengaruh
agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual
variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel
(standard variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah
overhead variabel aktual dibagi dengan jam actual.
Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :

Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR x AH) – (SVOR x AH)


= (AVOR – SVOR) AH

Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama


dengan variansi harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa
perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran overhead variabel dapat
muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah
meningkat atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi
sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel
berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang
digunakan. Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVOR

1. Metode Analisis Variansi Overhead a. Metode Dua Varian


Metode dua varians adalah metode yang paling sering digunakan
dalam praktik, mungkin karena metode ini yang paling mudah
untuk dhitung. Kedua varians yang dimaksudkan adalah varians
terkendali dan varians volume.
Varians terkendali (controllable variance) adalah selisih antara
overhead pabrik actual yang terjadi dengan kelonggaran anggaran
untuk jumlah standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan untuk
produksi actual. Kelonggaran anggaran adalah total jumlah standar
dari overhaead variable yang dianggarkan untuk produksi actual,
plus total overhead pabrik tetap yang dianggarkan. Varians
terkendali adalah tanggung jawab dari manajer departemen ampai
batas di mana mereka mengendalikan biaya overhead yang terjadi.
Varians ini terdiri atas dua elemen:
1) selisih antara overhead pabrik tetap actual dan overhead pabrik
variable standar yang diperbolehkan.
2) selisih antara overhead pabrik tetap actual dan overhead pabrik
tetap yang dianggarkan.
Varians volume adalah perbedaan antara kelonggaran anggaran
yang didasarkan pada jumlah standar dari dasar alokasi yang
diperbolehkan untuk produksi actual dan standar overhead pabrik
yang dapat dibebankan ke barang dalam proses. Varians ini
merupakan tanggung jawab dari manajer jika disebabkan oleh
perubahan efisiensi produksi. Tetapi varians ini akan menjadi
tanggung jawab manajemen eksekutif jika disebabkan oleh
perubahan yang tidak diperkirakan dalam permintaan penjualan.
b. Metode Tiga Varian
Salah satu masalah dengan metode dua varians adalah bahwa
metode tersebut menyembunyikan kelebihan atau kekurangan
penggunaan dari input yang merupakan dasar alokasi overhead.
Metode tiga varians memerlukan perhitungan varians pengeluaran,
varians efisiensi variable, dan varians volume. Varians pengeluaran
adalah selisih antara overhead pabrik actual dan kelonggaran
anggaran berdasarkan tingkat dasar alokasi actual.
Varians efisiensi variable setara dengan tarif overhead dikalikan
dengan selisih antara tingakat dasar alokasi actual dengan jumlah
standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan untuk produksi
actual. Varians ini adalah bagian dari varians efisiensi yang
mengukur berapa banyak penggunaan dasar alokasi yang efisien
atau tidak efisien mempengaruhi biaya overhead pabrik variable.
c. Metode Lainnya
Ada metode-metode lain untuk menguraikan varians overhead
pabrik keseluruhan untuk keperluan analisis. Misalnya, bagian dari
varians pengeluaran atau varians terkendali yang disebabkan oleh
perbedaan antara overhead pabrik tetap yang dianggarkan dengan
yang actual dapat diisolasikan secara terpisah dan disebut sebagai
varians pengeluaran tetap

2. Analisis Selisih Biaya Overhead


Pabrik Selisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya
overhead pabrik standar atau yang seharusnya terjadi di dalam
mengolah produk atau pesanan (Supriyono, 2000: 111). Dalam analisis
selisih biaya overhead pabrik digunakan beberapa metode sebagai
berikut:
a. Metode analisis satu selisih yaitu selisih antara biaya overhead
pabrik standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
b. Metodeanalisis dua selisih, yang meliputi: selisih terkendali dan
selisih volume.
c. Metode analisis tiga selisih, yang meliputi: selisih anggaran, selisih
kapasitas, dan selisih efisiensi.
d. Metode analisis empat selisih, yang meliputi: selisih anggaran,
selisih kapasitas, selisih efisiensi tetap, dan selisih efisiensi
variabel. Analisis varians yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis selisih biaya bahan baku dan analisis selisih biaya
tenaga kerja langsung.

3. Penyebab Selisih Biaya Overhead Pabrik


a. Penyebab Selisih Anggaran
Selisih anggaran terutama disebabkan oleh biaya overhead pabrik
variabel, sebab biaya overhead pabrik tetap pada umumnya tidak
berubah dari yang dianggarkan. Akan tetapi apabila biaya
overhead pabrik tetap yang sesungguhnya berubah, misalnya
karena adanya perubahan tarif (harga) dari paka, asuransi, atau
karena kenaikan penyusutan karena fasilitas pabrik yang dimiliki
bertambah, maka akibatnya mempengaruhi pula selisih anggaran.
b. Penyebab Selisih Kapasitas Penyebab timbulnya selisih kapasitas
umumnya berasal dari luar perusahaan (eksternal) yang umumnya
tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen atau kepala seksi
di mana timbul selisih, maka selisih kapasitas adalah
tanggungjawab dari manajemen atas.
c. Penyebab Selisih Efisiensi Penyebab selisih efisiensi adalah elemen
biaya overhead pabrik tetap dan elemen biaya overhead pabrik
variabel yang menunjukkan perusahaan telah dapat bekerja
dengan efisien atau bekerja dengan tidak efisien

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis varian bisa digambarkan sebagai proses tiga tahap di mana yang pertama
tahap menghitung varians; tahap kedua mengidentifikasi masalah yang telah
dihasilkan varians dan tahap ketiga mengidentifikasi penyebabnya dari
masalahmasalah itu. Ada dua standar dikembangkan untuk biaya bahan baku,
yaitu standar harga bahan baku dan standar kuantitas bahan baku atau standar
penggunaan bahan baku dan standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja
langsung adalah standar tarif, upah atau biaya, dan standar efisiensi, waktu atau
penggunaan. Penyebab Selisih Tarif Upah Langsung Selisih tarif upah langsung
dapat disebabkan karena Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan
tarif upah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu. Untuk
menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, serta
membebankannya ke pesanan dan produk. Penyebab selisih anggaran terutama
disebabkan oleh biaya overhead pabrik variabel, sebab biaya overhead pabrik
tetap pada umumnya tidak berubah dari yang dianggarkan.

B. Saran
Penulis mohon maaf atas segala kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini
dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih
bermanfaat dan lebih berkualitas di masa mendatang

DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Noreen, dan Brewer. 2007. Akuntansi Manajerial. Edisi ke-11. Jakarta :
Salemba Empat.
Luckett, P. F., & Eggleton, I. R. C. (1991). Feedback and management
accounting: A review of research into behavioral consequences.
Accounting, Organizations and Society,16(4), 371-394
Maria Wulansari. (2005). Evaluasi Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya
Produksi (Studi Kasus pada PT. PINDAD).Skripsi Versi Elektronik.
Universitas Widyatama
Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Penerbit Aditya Media.
Yogyakarta
Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya
serta Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. Buku Kedua. BPFE:
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai