Anda di halaman 1dari 2

Syair

8 bahasa
• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Sunting
• Sunting sumber
• Lihat riwayat
Perkakas













Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Syair adalah salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh kebudayaan
Arab.[1] Syair termasuk salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke
dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia.[2] Jumlah
baris pada syair adalah empat baris dengan jumlah suku kata antara delapan hingga
sepuluh suku kata. Bagian syair secara keseluruhan hanya memuat isi dan tidak
memiliki sampiran. Rima yang digunakan pada syair berpola a-a-a-a.[1] Isi syair dapat
berupa kisah romantis, peristiwa sejarah, ajaran agama. Syair juga dapat
berisi kiasan atau saduran.[3]

Asal istilah[sunting | sunting sumber]


Kata Syair berasal dari bahasa Arab Syu'ur yang berarti perasaan.
Kata Syu'ur berkembang menjadi kata Syi'ru yang berarti puisi. Dalam
perkembangannya syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain
sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi. Dalam perkembangannya di Asia
Tenggara, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi
khas melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri arab. Penyair yang
berperan besar dalam membentuk syair khas melayu adalah Hamzah Fansuri dengan
karyanya, antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair
Sidang Fakir.[4]
Syair dikenal berdasarkan ajaran tasawuf yang berkembang di Nusantara. Syair
berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu
nisan Sultan Malik al-Shaleh di Pasee, Aceh, tertanggal 1297 M (696/97 MI).
Sedangkan syair berbahasa Melayu yang tertua adalah syair pada prasasti Minye
Tujoh, Aceh, tertulis tahun 1380 M (781/82 AH).[5] Kata syair yang terekam pada batu
nisan Sultan Malik al-Saleh:

Ini kubur adalah kepunyaan almarhum hamba yang, dihormati, yang diampuni,
yang taqwa, yang menjadi penasehat, yang terkenal, yang berketurunan, yang
mulia, yang kuat beribadah, penakluk, yang bergelar dengan Sultan Malik As-
Salih (Tanggal wafat, bulan Ramadhan tahun 696 Hijrah / 1297 Masehi).[5]

Anda mungkin juga menyukai