Suami wajib memberi nafkah untuk istrinya dan anak-anaknya, baik istrinya itu
kaya atau miskin, maupun Muslim atau Nasrani/Yahudi.
Penjelasan :
a. Menurut Imam Syafii, suami yang kaya wajib membayarkan nafkah untuk
seorang istri dua cupak beras tiap hari, suami yang miskin secupak beras dan
suami yang menengah secupak setengah, serta lauk pauknya.
b. Menurut madzhab yang lain, nafkah itu tidak ditentukan kadarnya,melainkan
sekedar mencukupi untuk istri
Dalam ayat diatas dijelaskan, bahwa nafkah itu ditentukan menurut keadaan suami, bukan
menurut keadaan istri.
Menurut Hanafi dan Maliki, nafkah itu ditentukan menurut keadaan istri. Kalau
istrinya kaya, maka wajib nafkah orang kaya dan kalau istri miskin, maka wajib nafkah
orang miskin. Begitu pula kalau menengah.
Dalilnya kata Nabi saw kepada Hindun ; Ambilah (nafkah) itu sekedar mencukupi
engkau dan anak engkau menurut yang ma'ruf. Maka dalam hadits ini ditentukan nafkah
sekedar mencukupi istrinya dan anak-anaknya, bukan dengan mengingat keadaan suami.
Apalagi nafkah itu untuk kebutuhan istri, sebab itu harus ditentukan menurut keadaan istri
itu, bukan menurut keadaan suami.
Menurut Hanbali, nafkah itu ditentukan menurut keadaan kedua suami istri. Kalau
keduanya kaya, maka wajib nafkah orang kaya ; kalau keduanya mskin, maka wajib
nafkah orang miskin . kalau salah seorang kaya dan yang lain miskin, maka wajib nafkah
orang menengah. Alasannya ialah menghimpun antara keduanya.