Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan diklat Bedah I (PARR) 09 Nov 2023

Anastesi memiliki trias anastesi yaitu:

Analgesia (mengurangi nyeri) : Fentanyl, Pethidin, Morfin, relaksan (pelemah otot :


Atracurium, Rocuronium)

hipnosis (mengurangi kesadaran) : Propofol, Midazolam, Ketamin

Reves (Pencegahan Aspirasi) : Neostigmine, Atrofin Sulfate

Anastesi Spinal

Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi setengah badan ke dalam ruang intratekal
yang menghasilkan analgesia. Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal atau
ruang subaraknoid di regio lumbal. anastesi spinal disuntikan pada lumbal 4-5 untuk
memblok torakal 4-6. Obat yang digunakan adalah golongan buvipacain hingga
menggunakan katapres jika durasi durasi anastesi butuh lebih panjang. Posisi spinal dapat
dilakukan dengan cara duduk (kepala menunduk dengan kaki bersila, lurus maupun kebawah)
dan tidur (miring dengan kepala menunduk dan kaki dilipat ke bagian atas)

Spinal Dibagi menjadi 2, yaitu ada :

1. Spinal Biasa : penusukan di lumbal 4-5


2. Spinal Epidural : penusukan di epidural (tidak membebankan pasien)

Efek dari anastesi spinal adalah turunnya tekanan darah, mual, muntah, pusing, lemas, nadi
menurun (bradikardi) dan menggigil. Jika muncul efek bradikardi, maka tatalaksananya
adalah

1. Loading cairan
2. Penggunaan epedrin
3. Penggunanan sa untuk meningkatkan nadi

jika muncul gejala menggigil, tatalaksanannya adalah penggunaan selimut dan laoding nacl
hangat.

Anastesi Umum

mempunyai prinsip STATICS:

S (scoope) : stetoskop, laringoskop, sungkup

T (tube) : ETT dan LMA

A (air way) : Goedel, OPA


T (tape) : fiksomul, micropor, plester

I (Introduce) : mandrin, stilen, magile forceps

C (conector) : circuit, jackson ring,

S (suction) : mesin suction, selang suction

Tahapan:

 Premedikasi untuk mempersiapkan pasien dalam anastesi seperti penggunaan ondan


untuk mencegah mual dan SA untuk mengurangi sekret
 SIGN IN untuk validasi tindakan, konfirmasi riwayat penyakit, jenis pembiusan serta
resiko dalam pembiusan
 Memposisikan pasien, posisi kepala ekstensi untuk membuka jalan nafas atau jika
 Lakukan anastesi
 Observasi keberhasilan anastesi, contohnya auskultasi paru dari basal kanan ke basal
kiri lalu di mid axila
 Fiksasi alat anastesi seperti penggunaan harnet dalam anastesi yang menggunakan
sungkup

Mesin Anastesi

dalam melakukan anastesi, perlu diperhatikan fungsi mesin anastesi seperti cek kembali
apakah mesin dapat digunakan dengan cara cek kebocoran dan kalibrasi. Komponen anastesi
terdiri dari 3 komponen:

1. Sumber Gas: flow meter, favoprezer


2. Sirkuit nafas, Sistem lingkar
3. Sungkup, ETT, LMA

(O 2+ NO 2)x 1000 x waktu (m) x sevo(%) x 1


cara penrhitungan sevo:
183

cara perhitungan cairan pengganti puasa

1. Dewasa : Maintenence (2cc/kgBB/jam x lama operasi/jam) X lama puasa


2. Anak : 4cc x 10kg/bbx 1 jam pertama

1 jam pertama : 1/2 pengganti cairan puasa+ maintanance + stress operasi

stress operasi:

 Operasi Berat 8 x BB
 Operasi Sedang 6 x BB
 Operasi Ringan 4 x BB
balance cairan ibu hamil: 10 x BB per 24 Jam (BB= BB awal - BB post op (berat bayi,
plasenta dan ketuban)

EKG (Elektrokardiogram)

Pemasangan EKG di lakukan untuk mengetahui :

1. Mengetahui kelainan irama jantung pasien

2. Mengetahui kelainan Miokardium

3. Mengetahui Efek penggunaan obat jantung

4. Mengetahui terjadinya gangguan elektrolit pada pasien

5. Mengetahui infeksi lapisan jantung

Pemasangan EKG dilakukan jika pasien diatas 35 tahun dan lakukan persiapan yang akan di
lakukan dari alat dan cara pemasangan EKG.

Anda mungkin juga menyukai