Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG MODEL PEMBELAJARAN GERLACH DAN

ELY

O
L
E
H
AMELIA LOBAIN (20311022)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIAN


PEMBANGGUNAN INDESIA (STKIP-PI) MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan sebuah karya seni yang memberikan fungsi pada bahasa sebagai
medianya. Bahasa sastra adalah bahasa yang memiliki simbol yang bermakna, bahasa
mempunyai peran yaitu bahan dalam lingkungannya dengan sastra, sudah memiliki aturan
dan norma tertentu yang tidak lepas dari bahasa dan artinya. Sastra memiliki norma sendiri
selain yang dimiliki oleh norma bahasa. Oleh sebab itu, jadi tergolong wajar jika norma
karya dan sastra tersebut dianggap sebagai karya sastra tambahan, yaitu norma yang
dielaborasikan kepada norma bahasa. agar dapat membedakan maksud dari bahasa dan
maksud sastra digunakan istilah arti (meaning) untuk bahasa dan makna (significance)
untuk sastra.
Sastra adalah sebuah karya seni yang dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik. faktor tersebut adalah satu kesatuan yang membentuk struktur karyasastra.
Kemunculan faktor tersebut selalu bersamaan dalam setiap karya sastra.Unsur instrinsik
antara lain; tema, plot, penokohan, latar, amanat, dan pusat pengisahan, adapun faktor
ekstrinsik, yaitu sisi yang mempengaruhi sebuah cipta seni itu yang berasal dari luar serta
asal usul terciptanya karya sastra, misalnya, faktor sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
sejarah.

Dalam hubungannya dengan pembelajaran, maka sastra memiliki tempat yang strategis
dengan dimuatnya dalam kurikulum tentang pembelajaran sastra. Mata pelajaran bahasa
Indonesia yang tercantum dalam kurikulm (K-13) menuntut siswa agar mampu
menumbuhkan sikap apresiasitif terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Penumbuhan
sikap apresiastif bagi siswa dapat dilakukan dengan lebih meningkatkan pembelajaran
sastra sehingga kemampuan siswa berpikir logis dan bernalar, serta kepekaan perasaan
semakin meningkat. Sesuai dengan standar kompetensi tersebut, maka siswa diharapkan
mampu mengapresiasi karya sastra, baik prosa, puisi, maupun drama melalui pembelajaran
sastra di sekolah. Pembelajaran sastra di sekolah merupakan suatu tindakan atau kegiatan
yang harus dilakukan secara terencana. Pembelajaran drama dapat mencapai hasil atau
paling tidak dapat mendekati arah dan tujuan apabila faktor-faktor yang menjadi
penghambat pembelajaran drama dapat diatasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pembelajaran sastra khususnya drama disebabkan oleh media pembelajaran yang kurang
inovatif.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah
ini yaitu,
1. Apakah dalam penyusunan RPP Guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Muhammadiyah
1 Unismuh Makassar telah tercermin model Pembelajaran Gerlach dan Ely?

2. Apakah guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar


dalam melaksanakan pembelajaran mengapresiasi sudah menerapkan model
Pembelajaran Gerlach dan Ely?
3. Apakah alat evaluasi yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran
mengapresiasi drama kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar telah
mencerminkan model Pembelajaran Gerlach dan Ely ?
BAB II

TINJAUAN PUSKATA

A. TEORI MODEL PEMBELAJARAN

Penelitian relevan yang pertama ditemukan oleh penulis adalah penelitian yang dituliskan ke
dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa” yang ditulis oleh Elsa Nopita Sitorus dan
Martina Mutiara Purba Mahasiswa Universitas Medan. Penelitian ini menggunakan
eksperimen dengan Pretest-posttest control grup. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMK Sandhy Putra 2 Medan. Sampel diambil dengan teknik simple random
sampling sejumlah 1 Kelas. model pembelajaran Gerlach dan Ely mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematika sebesar 82,34% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Hubungan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Penulis ini adalah kesamaan
penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Gerlach dan Ely
serta jenjang sekolah yang dijadikan subjek penelitian, sehingga peneliti tertarik untuk
menjadikan rujukan untuk membantu proses pengerjaan penelitian yang dilakukan oleh
penulis.

Penelitian Relevan yang kedua berjudul “Desain Model Pembelajaran Gerlach dan Ely yang
Berciri Nilai-nilai Ke-Islaman untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis”
yang ditulis oleh Reza Setiawati dkk. berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka dapat
disimpulkan bahwa desain model Gerlach dan Ely yang berciri nilai-nilai keislaman dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Reza Setiawati dkk, adalah persamaan
model yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan pada kemampuan dalam proses
belajar mengajar materi tertentu.

Penelitian relevan yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hasnur Ruslan
Pascasarjana Unismuh Makassar. Penelitiannya bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang penerapan model pembelajaran Gerlach dan Ely dalam pembelajaran mengapresiasi
drama siswa SMA. Jenis desain penelitian ini adalah eksprimen one group pretest dan posttest
design yang bersifat deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Pinrang tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
penerapan model penbelajaran metode Gerlach dan Ely dalam pembelajaran
mengapresiasikan isi drama sisiwa kelas XI SMA Negeri 1 Pinrang dikategorikan cukup
dibandingkan dengan metode normaonal atau penugasan
Hubungan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Penulis ini adalah kesamaan
penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Gerlach dan
Ely serta jenjang sekolah yang dijadikan subjek penelitian, sehingga peneliti tertarik untuk
menjadikan.

1. Model Pembelajaran Gerlach dan Ely


Model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan, salah satunya adalah model
pembelajaran Gerlach dan Ely yang dikembangkan tahun 1971. Gerlach dan Elly mendesain
sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk
pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok
digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan. Disamping itu,
model Gerlach dan Ely menetapkan pemakaian produk teknologi pendidikan sebagai media
dalam menyampaikan materi.

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gerlach dan Ely

a. Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Objectives)


Pada tahap ini, penentuan tujuan pembelajaran sangat penting dan harus bersifat jelas atau
tidak terlalu luas dan mudah diukur. hal ini bertujuan agar pencapaian dalam kegiatan belajar
mengajar menjadi terarah.
b. Menentukan isi materi (Specification of Content)
Pada tahap ini, isi bahan ajar harus relevan dengan tujuan perumusan pembelajaran yang
terurai pada tahap pertama.
c. Penilaian kemampuan pada tingkat awal siswa (Assessment of Entering Behaviors)
Penilaian awal pada siswa ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa dan mempertimbangkan pemberian materi yang terlalu tinggi serta pemberian porsi
materi yang berlebihan. sehingga dengan mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal
pelajaran, maka guru dapat mengetahui potensi siswa yang dihadapinya. penilaian pada tahap
ini dapat berupa pretest dan portofolio siswa.
d. Menentukan strategi (Determination of Strategy)
Tahap ini, guru mengatur cara penyampaian materi yang akan diberikan kepada siswa. banyak
cara/strategi yang dapat dilakukan. misalnya dengan menggunakan ceramah, tanya jawab,
diskusi, atau dengan cara demonstrasi.
e. Pengelompokan belajar (Organization of Groups)
Setelah strategi sudah disusun, langkah berikutnya adalah guru mulai merencanakan
bagaimana pengaturan pada pengelompokan belajar. dalam hal ini, guru hanya membagi siswa
dalam ke beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang ada.
f. Pembagian waktu (Allocation of Time)
Guru dapat mengatur kegiatannya dalam pembelajaran. yang perlu diperhatikan, waktu untuk
materi diharapkan lebih banyak dari pada pemberian waktu untuk kegiatan yang lain.

g. Menentukan ruangan (Allocation of Space)


Guru dapat mengatur sesuai dengan tingkat kebutuhan pada proses pembelajaran.
h. Memilih media (Allocation of Resources)
Peran media dalam pembelajaran untuk membangkitkan minat belajar siswa perlu disiasati.
banyak media yang dapat digunkan sebagai stimulus, yaitu bisa berupa benda nyata, media
visual proyeksi, media audio, media cetak, gambar dan lain sebagainya.

i. Evaluasi hasil belajar (Evaluation of Permance)


Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh dan mengukur serta untuk mengetahui tingkat
pencapaian siswa dari hasil kegiatan belajarnya.
j. Menganalisis umpan balik (Analysis of Feedback)
Pada tahap ini, peninjauan kembali atas kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan
perbaikan atau tidak, merupakan sebuah umpan balik dalam upaya untuk mengetahui
penggunaan model ini. tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai atau tidak,
maka perlu umpan balik sebagai analisis selanjutnya.

B. MATERI PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY.

 Penyajian dan Strategi Pengajaran Drama di Sekolah

Djumingin memaparkan tentang penahapan penyajian drama sebagai berikut:

a. Pelacakan Pendahuluan
b. Penentuan Sikap Praktis
c. Introduksi dan Penyajian

1. Setiap siswa diberi teks agar ia dapat mempelajari


2. Diajukan pertanyaan-pertanyaan sekilas isi drama untuk mengetahui pemahaman siswa
akan isi drama dan memancing mereka untuk secara tidak langsung membaca drama
secara berulang-ulang.
3. Mendiskusikan fakta lewat pertanyaan-pertanyaan.
4. Memilih salah seorang siswa sebagai sutradara yang tidak hanya memahami alur cerita,
tetapi juga dapat membaca arah penampilan panggun dan bila perlu dapat
menggambarkan situasi serta memberi komentar spontan dan jelas.

C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI / Genap

Tahun Pelajaran : 2020/2020

Materi Pokok : Drama

Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran @ 45 Menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator.

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


3.18. Mengidentifikasi alur cerita, babak demi 4.18. Mempertunjukkan salah satu tokoh
babak, dan konflik dalam drama yang dalam drama yang dibaca atau
dibaca atau ditonton ditonton secara lisan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.18.1. Mendata, alur, konfliks, penokohan, 4.18.1. Memberi tanggapan, serta memperbaiki
dan hal yang menarik dalam drama hasil kerja dalam diskusi kelas.
yang dipentaskan.
3.18.2. Memerankan salah satu tokoh dalam naskah
drama yang dibaca sesuai dengan watak
tokoh tersebut

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran sintesis pedagoge
genre, problem based learning dan CLIL, peserta didik dapat mendata, alur, konfliks,
penokohan, dan hal yang menarik dalam drama yang dipentaskan, memerankan salah satu
tokoh dalam naskah drama yang dibaca sesuai dengan watak tokoh tersebut, mengidentifikasi
isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton, merancang pementasan dan
mendemonstrasikan drama sebagai seni pertunjukan dengan memperhatikan tata panggung,
kostum, tata musik, dan sebagainya, memberikan tanggapan terhadap pementasan drama
kelompok lain dengan rasa syukur, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap
bersahabat/ komunikatif, serta dapat bekerja sama.
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit


 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu : unsur kebahasaan proposal
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
KEGIATAN INTI 60 menit
 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
yang berkaitan dengan video dan gambar yang disajikan melalui pembelajaran e learningdan akan dijawab
melalui kegiatan belajar
 Peserta didik mengamati dengan seksama yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang terkait dengan video pandemic covid 19 dengan literasi
 menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan
membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan video dan gambar yang sedang dipelajari
 Peserta didik membuat naskah drama terkait narasi literasi di masa pandemic covid 19
 Peserta didik mempresentasikan naskah drama tersebut dalam bentuk video kemudian dikirim ke tutorial e
learning.
 Guru menilai video siswa yang masuk di e leraning
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
 Menyampaikan hasil materi tentang materi drama yang terkait dengan literasi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran drama yang terkait dengan literasi yang baru dilakukan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran drama yang terkait dengan literasi kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
D. PROSES PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA MELALUI APLIKASI ZOOM
E. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan RPP Guru bahasa Indonesia Kelas XI SMA Muhammadiyah 1

Unismuh Makassar belum sepenuhnya mencerminkan model Gerlach dan Ely

berdasarkan indikator yang terdapat dalam model tersebut.

2. Penerapan model Gerlach dan Ely oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA

Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar belum maksimal diterapkan karena masih ada

komponen dari model itu belum terlaksana dengan baik.

3. Alat evaluasi yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia Kelas XI SMA

Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar telah tercerminkan model Gerlach dan Ely.

Anda mungkin juga menyukai