Anda di halaman 1dari 126

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA


SMP TRAMPIL JAKARTA

Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar sarjana

NAMA : Firda Widia Lestari


NPM : 201901500185

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Firda Widia Lestari

NPM : 201901500185

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Penggunaan Layanan Informasi Untuk Meningkatkan

Minat Belajar Siswa SMP Trampil Jakarta

Telah diperiksa dan disetujui untuk dinilai

Pembimbing Materi Pembimbing Teknik

(Solihatun, M.Pd., Kons.) (Arief Muda Kusuma, S.E, M.Pd.)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Firda Widia Lestari

NPM : 201901500185

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Judul : Penggunaan Layanan Informasi Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP

Trampil Jakarta

Tim Penilai

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto (…………


………
….)

Sekretaris : Dr. H. Taufik, M. Hum. (.


………
………
……)
Anggota :

No Nama Tanda Tangan

1 Solihatun, M.Pd., Kons.

Arief Muda Kusuma, S.E, M.Pd.


2

ii
3

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Firda Widia Lestari

NPM : 201901500185

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi/ tugas akhir dengan judul

“Penggunaan Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Minat

Belajar Siswa SMP Trampil Jakarta” beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya seni ini sesuai dengan Undang –

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 25 Ayat 2 dan Bab XX Pasal 70.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dimanfaatkan sesuai dengan

keperluan.

Jakarta, Juli 2023


Yang menyatakan,

iii
(Firda Widia Lestari)

iv
ABSTRAK

A. Firda Widia Lestari, NPM : 201901500185

B. Penggunaan Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Siswa SPM Trampil Jakarta. Skripsi: Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan

dan Pengetahuan Sosial: Program Studi Bimbingan dan Konseling:

Universitas Indraprasta PGRI, Juli 2023.

C. Halaman ( xiv + 5 Bab + 113 halaman + lampiran

D. Kata Kunci : Layanan Informasi, Minat Belajar

E. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui “Penggunaan Layanan

Infromasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Trampil Jakarta”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuesioner dimana pada penelitian adalah bertujuan untuk mengetahui

tingkat minat belajar siswa dengan penggunaan layanan informasi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa terdapat

peningkatan yang signifikan layanan informasi terhadap minat belajar siswa

SMP Trampil. Hal ini dapat dilihat jelas bahwa probabilitas Sig. (2-tailed)

Minat Belajar siswa sebesar 0,000 atau probabilitas dibawah alpha 0,05

(0,000 < 0,05) hal ini dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima.

F. Daftar Pustaka : 1. Buku 46

2. Jurnal 3

G. Pembimbing : 1. Solihatun, M.Pd., Kons ( Pembimbing materi)

2. Arief Muda Kusuma, S.E, M.Pd. ( Pembimbing teknik)

v
LEMBAR MOTTO

Hidup kita mulai berakhir ketika kita berdiam diri tentang apapun masalah

yang ada di sekitar

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS. Al Baqarah:286)

“Selalu ada harga dalam sebuah proses. Nikmati saja lelah-lelah itu. Lebarkan lagi

rasa sabar itu. Semua yang kau investasikan untuk menjadikan dirimu serupa yang

kau impikan, mungkin tidak akan selalu berjalan lancer. Tapi, gelombang-

gelombang itu yang nanti bsa kau ceritakan”

(Boy Chandra)

“Tiada lembar yang paling indah


Dalam laporan skripsi ini kecuali lembar persembahan,
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda bukti
Kepada orang tua tercinta, sahabat, pasangan, dan teman-teman
Yang selalu memberi support untuk menyelesaikan skripsi ini”

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sedalam-dalamnya atas

segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian mi dengan judul "Penggunaan

Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP

Trampil Jakarta”, sebagai syarat guna mencapai gelar sarjana di

Universitas Indraprasta PGRI tahun akademik 2022/2023

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa bimbingan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari

berbagai pihak sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Solihatun, M.Pd., Kons. Selaku Dosen Pembimbing Materi

Universitas Indrparasta PGRI.

2. Arief Muda Kusuma, S.E., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Tehnik

dan Dosen Pembimbing Akademik Universitas Indraprasta PGRI.

3. Prof. Dr. H. Sumaryoto, selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.

4. Bapak Dr. H. Taufik, S. Pd., M, Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI.

5. Sabrina Dachmiati, M.Pd., Kons. Selaku Ketua Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Indraprasta PGRI.

6. Anna Rufaidah, M.Pd. Kons. Selaku Wakil Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Indraprasta PGRI.

vii
7. Kepala Sekolah, guru serta staff di SMP Trampil Jakarta yang telah

memberi izin penelitian dan membantu peneliti.

8. Kedua orang tua saya yang saya cintai. Terima kasih atas dukungan

materilnya, doa, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

9. Ahmad doni irawan selaku calon suami penulis terimakasih atas

dukungan, semangat, serta telah menjadi tempat berkeluh kesah,

selalu ada dalam suka maupun duka selama proses penyusunan skripsi

ini.

10. Rahma adilla selaku saudara dan tinggal satu kost yang telah

memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi supaya penulis

dapat menyelesaikan skripsi.

11. Dinda aulia putri, nisrina dira, dan sulthanika azzahra selaku sahabat

yang telah berkontribusi dalam mengerjakan dan memberikan

motivasi penulis.

12. Devi vitria selaku sahabat di kampung yang telah menerima segala

keluh kesah penulis dan memberikan semangat.

13. Terimakasih untuk diri sendiri yang telah sabar melewati semua ujian

sampai dengan detik ini.

Semoga bapak, ibu,serta teman-teman semua diberikan kesehatan

dan umur yang panjang. Serta diberikan kemudahan dalam

menjalankan kebaikan.

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iii
ABSTRAK......................................................................................................... iv
LEMBAR MOTTO........................................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 6
C. Batasan Masalah.......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah....................................................................... 6
E. Identifikasi Masalah.................................................................... 6
F. Batasan Masalah.......................................................................... 7
G. Batasan Masalah.......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS....................................................... 9
A. Landasan Teori................................................................................... 9
1. Layanan Informasi.........................................................................9
2. Minat Belajar.............................................................................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................... 40
C. Kerangka Berpikir.............................................................................. 42
D. Hipotesis Penelitian............................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 45
A. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 45
B. Desain Penelitian......................................................................... 46
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 47
D. Metode Pengumpulan Data......................................................... 49
E. Instrument Penelitian................................................................... 51
F. Teknik Analisis Data................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 62

ix
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian................................................... 62
B. Pengolahan Data Hasil Penelitian/
Pengujian Prasyarat Analisis....................................................... 86
a. Analisis Deskriptif Data............................................................. 86
b. Uji Normalitas..............................................................................87
c. Uji Homogenitas...........................................................................88
d. Uji Linieritas.................................................................................89
C. Pengujian Hipotesis..................................................................... 90
D. Pembahasan/Interpretasi Hasil Penelitian................................... 91
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 98
A. Simpulan.............................................................................................. 98
B. Saran.................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 100
LAMPIRAN....................................................................................................... 104

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kerangka Berpikir.............................................................................. 43


Tabel 2. 2 Pola Desain One Group Pretest-Posttest........................................... 44
Tabel 3. 1 Pola One Group Pretest-Posttest....................................................... 46
Tabel 3. 2 Populasi Siswa SMP Trampil............................................................ 48
Tabel 3. 3 Skor Penilaian Instrument.................................................................. 51
Tabel 3. 4 Klasifikasi Minat Belajar Siswa......................................................... 52
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrument Minat Belajar.................................... 56
Tabel 3. 6 Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar................................................... 57
Tabel 4. 1 Jadwal Pemberian Layanan Informasi................................................ 63
Tabel 4. 2 Gambaran Minat Belajar Pre Test...................................................... 66
Tabel 4. 3 Deskriptif Statistik Pre Test............................................................... 68
Tabel 4. 4 Norma Kategorisasi Intervensi 1........................................................ 68
Tabel 4. 5 Deakriptif Statistik Layanan Informasi.............................................. 70
Tabel 4. 6 Norma Kategorisasi Pertemuan 2....................................................... 70
Tabel 4. 7 Deskriptif Statistik Layanan Informasi.............................................. 72
Tabel 4. 8 Norma Kategorisasi Pertemuan 3....................................................... 72
Tabel 4. 9 Deskriptif Statistik Layanan Informasi.............................................. 74
Tabel 4. 10 Norma Kategorisasi Pertemuan 4..................................................... 74
Tabel 4. 11 Deskriptif Statistik Layanan Informasi............................................ 76
Tabel 4. 12 Norma Kategorisasi Pertemuan 5..................................................... 76
Tabel 4. 13 Deskriptif Statistik Layanan Informasi............................................ 78
Tabel 4. 14 Norma Kategorisasi Pertemuan 6..................................................... 78
Tabel 4. 15 Deskriptif Statistik Layanan Informasi............................................ 80
Tabel 4. 16 Norma Kategorisasi Pertemuan 7..................................................... 80
Tabel 4. 17 Deskriptif Statistik Post Test............................................................ 82
Tabel 4. 18 Norma Kategorisasi Pertemuan 8..................................................... 82
Tabel 4. 19 Gambaran Minat Belajar Post Test................................................... 84
Tabel 4. 20 Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................ 85
Tabel 4. 21 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest............................................... 86

xi
Tabel 4. 22 Uji Homogenitas Data Pretest-Postest............................................. 87
Tabel 4. 23 Uji Linieritas Data Pretest-Postest................................................... 88
Tabel 4. 24 Uji-T Data Pretest-Postest.............................................................. 89

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir.......................................................................... 43


Gambar 2. 2 Pola Desain One Group Pretest-Posttest...................................... 44
Gambar 4. 1Grafik Distribusi Frekuensi Pre Test............................................... 69
Gambar 4. 2 Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi............................. 71
Gambar 4. 3 Grafik Distribusi Frekuensi layanan Informasi............................... 73
Gambar 4. 4 Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi............................. 75
Gambar 4. 5 Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi............................. 77
Gambar 4. 6 Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi............................. 79
Gambar 4. 7 Grafik Distribusi Ftrekuensi Layanan Informasi............................ 81
Gambar 4. 8 Grafik Distribusi Frekuensi Post Test............................................. 83

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan di sekolah berlangsung secara komprehensif.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Setiap siswa pasti ingin mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin akan

tetapi, usaha yang di inginkan untuk itu tidak selalu mudah dan tidak

sedikitnya siswa mengalami berbagai hambatan atau kesulitan pada proses

belajar mereka. Hambatan atau kesulitan belajar tentu saja mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai prestasi yang maksimal. Pengajaran yang banyak

menggunakan verbalisme, tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran

yang lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar atau senang karena

merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Dengan demikian

kegiatan belajar akan lebih efektif.

Seperti tercantum oleh Undang-Undang Republik Indonesia Tentang

Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 yang

menyatakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah

pengembangan kemampuan dan membentuk watak peradapan bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa yang menjadi warga negara yang

1
2

demokratis serta bertanggung jawab.

Belajar yang efektif harus dimulai dari pengalaman langsung atau

pengalaman kongkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.

Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga dalam pengajaran

dari pada tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Agar proses belajar mengajar

dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan

semua alat inderanya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan

(stimulus), yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat

indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, maka

semakin besar kemungkinan informasi tersebut di mengerti dan dapat di

pertahankan dalam ingatan.

Sekolah merupakan lembaga atau saran dalam melaksanakan

pelayanan belajar atau proses pendidikan. Menurut Damsar (2015:72)

“Sekolah dalam arti yang luas didalamnya mencakup mulai dari kelompok

bermain (playgroup/PG), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),

sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sampai

perguruan tinggi merupakan salah satu agen sosialisasi yang penting dalam

kehidupan manusia”. Sekolah perlahan menjadi agen pengganti terhadap apa

yang dilakukan oleh keluarga, seiring dengan intensifnya anak memasuki

ruang sosial dari ruang siswa, baik permasalahan yang berasal dari dalam

dirinya (eksternal). Oleh sebab itu guru BK harus mengetahui permasalahan

apa yang sedang mengganggu atau dihadapi oleh siswa.

Dengan rendahnya minat belajar siswa, maka akan menimbulkan


3

dampak negatif seperti: prestasi belajarnya menurun, siswa menjadi kurang

motivasi untuk belajar, siswa menjadi kurang disiplin, dsb. Mengingat

beberapa dampak negatif yang dapat terjadi apabila minat belajar siswa

menurun, maka sangat di perlukan adanya upaya yang dapat meningkatkan

minat belajar siswa.

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam

proses belajar. Guru dituntut agar menggunakan alat-alat yang dapat

disediakan oleh sekolah, tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru harus dapat

menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja

tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang

diharapkan.

Pelayanan Informasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru

dimasuki konseli,untuk mempermudah dan memperlancar berperannya

konseli di lingkungan yang baru. Tujuan pelayanan informasi ditujukan untuk

siswa yang baru dan untuk pihak lain (terutama orang tua siswa ) guna

memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa)

terhadap sekolah yang baru dimasuki.

Minat berkaitan erat dengan perasaan individu, objek, dan aktivitas.

Ada dua hal yang di perhatikan kaitannya dengan minat, yaitu: minat

sebagai dorongan dan minat sebagai kebutuhan. Minat adalah kecenderungan


4

dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai

keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih

lanjut. Minat belajar adalah suatu dorongan atau keinginan individu dalam hal

ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang dilakukan.

Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses

belajar hanya menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan

kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar.

Minat belajar pada siswa ada yang bersifat sementara (jangka pendek)

dan bersifat menetap (jangka panjang). Beberapa hal yang dapat diusahakan

untuk membangkitkan minat belajar siswa secara menetap (jangka panjang)

yaitu, pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak, menciptakan

kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan,

menterjemahkan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan

siswa, dan materi disampaikan dalam bentuk siswa aktif, anak banyak terlibat

dalam proses belajar. Minat belajar selalu berkaitan erat dengan motivasi

Secara umum, minat siswa terhadap pelajaran dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor yang mempengaruhi

minat belajar adalah faktor internal meliputi perhatian, disiplin, bakat, serta

kemampuan, dan faktor eksternal meliputi sarana prasaran, guru serta orang

tua. Oleh karena itu, agar kegiatan belajar berjalan efektif, guru perlu

memperhatikan minat siswa dalam belajar dan mengetahui faktor- faktor yang

memengaruhi minat belajar siswa.

Berdasarkan penelitian sebelumnya Adela, A., Saptono, A., &


5

Pratama, A. (2022) pada judul “Pengaruh Efektivitas Pemanfaatan E-

Learning Madrasah Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Siswa Madrasah Aliyah Negeri Jakarta Timur” Berdasarkan hasil pengujian

pada table, dapat diketahui bahwa nilai Sig. Deviation for Linearity sebesar

0.141, yang berarti p-value > 0.05, yang menunjukkan bahwa Minat Belajar

memiliki hubungan yang linear dengan Prestasi Belajar Ekonomi. Dengan

demikian, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka perlu diupayakan

peningkatan minat belajar. Hasil penelitian ini sesuai sesuai dengan teori

Technology acceptance model (TAM) yang menjelaskan bahwa seseorang

dalam melakukan sesuatu didorong oleh dua faktor yaitu behavior beliefs dan

normatif beliefs. Faktor tersebut kemudian mendorong seseorang untuk

memiliki outcome evaluation dan motivation to comply. Dalam hal ini, dapat

dikatakan bahwa prestasi belajar bisa timbul jika siswa memiliki minat

belajar yang tinggi. Selain itu, hasil penelitian juga sesuai dengan Bloom’s

Taxonomy Theory (BTT) yang mengasumsikan bahwa prestasi siswa

dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik di dalam maupun di luar

lingkungan sekolah yang mempengaruhi cara belajar siswa.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMP Trampil Jakarta, dari hasil

wawancara penulis dengan guru BK masih terdapat beberapa siswa yang

rendah minat belajarnya. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang minat

belajarnya rendah, kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan

pelajaran di depan kelas, masih ada siswa yang tidak mengikuti proses belajar,

masih ada siswa yang memiliki prestasi belajar menurun. Oleh karena
6

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan

penggunaan layanan informasi untuk meningkatkan minat belajar siswa SMP

Trampil.

B. Identifikasi Masalah

a. Masih ada siswa yang minat belajarnya rendah.

b. Kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan di depan kelas.

c. Masih ada siswa yang memiliki prestasi belajar menurun.

C. Batasan Masalah

Suatu masalah yang akan di teliti perlu dibatasi agar lebih mudah

terperinci dan jelas serta mengarahkan pandangan pada pembatasan. Peneliti

akan membatasi peneliti ini dengan hanya mengkaji pada Penggunaan

Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Trampil.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran minat belajar siswa di SMP Trampil?

b. Bagaimana gambaran layanan informasi guna meningkatkan minat belajar


siswa?

c. Apakah ada peningkatan minat belajar siswa setelah diberikan layanan


informasi oleh guru BK ?
E. Identifikasi Masalah

a. Masih ada siswa yang minat belajarnya rendah.

b. Kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan di depan kelas.


7

c. Masih ada siswa yang memiliki prestasi belajar menurun.

F. Batasan Masalah
a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

ilmu pengetahuan khususnya peran guru BK dalam meningkatkan minat

belajar siswa dan dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya.

b. Secara Praktis

a. Bagi siswa, untuk memotivasi siswa meningkatkan minat belajarnya

sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal di sekolah.

b. Bagi guru, sebagai informasi dalam rangka meningkatkan minat

belajar melalui layanan informasi.

c. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk mewawancarai dan mengobservasi guru BK secara langsung

terkait minat belajar siswa.

G. Batasan Masalah

Sistematika pembahasan disusun secara sistematis, tujuannya agar

pembaca mudah memahami karya tulis ini, adapun sistematika tersebut dibagi

dalam bab per bab meliputi:

Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum yang berupa

pola dasar penulisan skripsi ini meliputi penegasan judul, latar

belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, sistematika pembahasan.


8

Bab II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang grand teori layanan

informasi, minat bakat belajar siswa, faktor yang mempengaruhi

minat belajar siswa upaya meningkatkan minat belajar, pengertian

layanan informasi, tujuan layanan informasi, jenis-jenis layanan

informasi, hasil penelitian yang relevan serta kerangka berpikir.

Bab III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian, teknik

penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik

pencatatan data, dan teknik analisis data.

Bab IV : HASIL Dan PEMBAHASAN

Bagian ini mencakup hasil-hasil penelitan, dan diikuti dengan

pembahasan penelitian.

Bab V : SIMPULAN Dan SARAN

Bagian ini mencakup simpulan dan saran dari hasil penelitian. daftar

pustaka, lampiran, biodata peneliti, dan indeks


BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Layanan Informasi

a. Pengertian Layanan Informasi

Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan dan konseling. dikenal

istilah layanan dan kegiatan pendukung. Layanan adalah kegiatan

utama yang menjadi tangggung jawab guru bimbingan dan konseling

sedangkan kegiatan pedukung adalah kegiatan guru untuk membantu

mensukseskan layanan yang telah dilaksanakan. Sampai saat ini sesuai

dengan bimbingan dan konseling pola 17 plus yang disebutkan

layanan dalam bimbingan dan konseling itu ada sepuluh jenis,

sedangkan kegiatan pendukung ada enam jenis. Salah satu dari

sepuluh jenis layanan dalam bimbingan dan konseling adalah layanan

informasi.

Layanan informasi menurut Prayitno & Amti (2013: 259-260)

“kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-


individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki."
Layanan bimbingan dan konseling menurut Sukardi, (2010:16)

yaitu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta

9
10

didik dan pihak-pihak lain untuk memberikan informasi yang sudah

diketahui atau belum diketahui sehingga dapat memberikan pengaruh

yang besar kepada peserta didik dan pihak lain dalam menerima dan

memahami informasi-informasi yang telah disajikan dan dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelajar. anggota

keluarga, dan masyarakat.

Pelayanan informasi dalam rangka program bimbingan dan

konseling menurut Purwoko (2008:52) ialah kegiatan membantu siswa

dalam mengenali lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan sekolah,

lingkungan teman sebaya, lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat dimana peserta didik setiap harinya berada di dalam

lingkungan tersebut terutama tentang kesempatan-kesempatan yang

ada di dalamnya, yang diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan

informasi dengan baik dan digunakan untuk masa sekarang maupun

masa yang akan datang. Pelayanan informasi itu bertujun untuk

memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peserta didik sehingga

peserta didik dapat menggunakan informasi tersebut dengan baik

untuk mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapi peserta didik,

serta untuk membuat perencanaan kehidupan di masa depan.

Perencanaan kehidupan ini mencakup, kehidupan dalam

pendidikannya, dalam karirnya, maupun dalam membina keluarga

nantinya.
11

Layanan Informasi menurut Zainal Aqib (2012:80) yaitu

layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan untuk kepentingan peserta didik.

Layanan informasi menurut Yusuf dan Nurihsan, (2012:21)

adalah layanan bimbingan dan konseling yang menyajikan informasi

mengenai berbagai aspek kehidupan dari berbagai bidangbimbingan

yang diperlukan individu, seperti bidang bimbingan pribadi

menyangkut karakteristik dan tugas-tugas perkembanganya

pribadinya, bimbingan belajar menyangkut gaya belajar peserta didik,

kiat-kiat belajar yang efektif, bimbingan karir sekolah- sekolah

lanjutan. dunia kerja dan bimbingan sosial menyangkut tata tertib

sekolah dan pentingnya menyesuaikan diri dengan agama dan nilai

moral yang dijunjung tinggi masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas layanan informasi adalah salah

satu layanan bimbingan dan konseling yang menyajikan informasi

mengenai berbagai aspek kehidupan dari berbagai bidang bimbingan

yang diperlukan individu, agar peserta didik mendapatkan

pengetahuan atau informasi mengenai suatu hal yang sudah diketahui

maupun belum diketahui. Layanan informasi dapat memperluas

wawasan pengetahuan dan pengalaman peserta didik, mengenali diri

sendiri dan yang diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan


12

informasi dengan baik

dan digunakan untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

b. Tujuan Layanan Informasi

Menurut Nursalim (2015:22) “Layanan informasi bertujuan

untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan

pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,

merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar,

anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui

layanan informasi digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan

kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,

menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil

keputusan”.

Menurut Winkel (2006:316) Layanan pemberian informasi

diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang

data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan

bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar

tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan

merencanakan kehidupannya sendiri. Layanan informasi juga

memiliki tujuan khusus yang terkait dengan fungsi-fungsi

konseling.

Menurut Prayitno (2004:2) “Fungsi pemahaman paling

dominan dan paling di emban oleh layanan informasi”. Adapun yang


13

dimaksud dengan fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh

pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan

peserta didik. Melalui layanan informasi peserta didik juga dapat

mencegah timbulnya masalah, memecahkan masalah,

memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam

mengatualisasikan hak-haknya serta mengembangkan dan

memelihara potensi yang ada.

Menurut Tohirin (2011:147-148), "layanan informasi

bertujuan agar siswa menguasai informasi agar dapat dimanfaatkan

untuk kehidupan sehari-harinya dan perkembangan dirinya. Selain

itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi

bertujuan agar siswa dapat memahami berbagai informasi

dengan sangat detail".

Menurut Prayitno & Erman Amti (2008:260-261) ada dua

alasan utama mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.

a) Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan

tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan,

jabatan, maupun sosial budaya.

b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya

“kemana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan

arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang


14

harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan

dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah agar individu

mampu memahami serta memanfaatkan informasi yang diberikan

sehingga individu dapat mengambil keputusan secara tepat tentang

sesuatu dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Serta

mendapatkan informasi yang relevan dalam rangka memilih dan

mengambil keputusan secara tepat agar mencapai tujuan yaitu

pengembangan diri secara optimal.

c. Jenis-jenis Layanan Informasi

Pada dasarnya dalam pemberian layanan informasi, jenis dan

jumlah informasi tidak terbatas akan tetapi topik yang dipilih oleh

konselor umumnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Namun,

menurut Prayitno & Erman Amti (2004: 261-268) khusunya dalam

rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan

tiga jenis informasi, yaitu (1) informasi pendidikan, (2) informasi

pekerjaan dan (3) informasi sosial budaya.

1) Informasi pendidikan

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang dihadapkan

dengan masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan

tersebut berhubungan dengan pemilihan program studi, pemilihan

pendidikan lanjutan, penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah


15

dan program, studi yang dipilih, penyesuaian diri dengan belajar, dan

putus sekolah

2) Informasi jabatan

Saat-saat masa peralihan dari dunia pendidikan kedunia kerja

merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda.

Kesulitan awal terletak dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang

cocok dengan kepribadian atau minat individu, tetapi individu juga

mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja

yang baru dimasuki dan pengembangan karir selanjutnya.

3) Informasi sosial budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian informasi

sosial budaya yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat

istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi- potensi daerah dan

kekhususan masyarakat atau daerah tertentu. Yang membutuhkan

adanya informasi yang berguna untuk membuat pilihan dan

keputusan yang bijaksana.

Menurut Budi Purwoko (2008:35) juga menjelaskan, jenis

jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masih sekolah,

misalnya informasi tentang:

a) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas sarana dan prasarana

yang tersedia, pendidik/guru,karyawan sekolah, tata

usaha, dan sebagainya.

b) Sekolahnya, kurikulum yang digunakan disekolah.


16

c) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang

bersumber dari para pembimbingnya.

d) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang

bersumber dari dokter, para perawat kesehatan, organisasi

esktrakulikuler PMR.

Menurut Mukhlishah (2012:35) mengungkapkan bahwa

materi yang diangkat melalui layanan informasi, diantaranya sebagai

berikut :

a) Informasi pengembangan diri, contohnya layanan informasi tentang

potensi diri, bakat dan minat, dan pengenalan kepribadiannya.

b) Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar, materinya berisi

informasi tentang kegiatan belajar mengajar, kurikulum serta aturan-

aturan yang ada di sekolah.

c) Informasi pendidikan tinggi, contohnya seperti informasi studi

lanjut, jalur masuk, pengenalan jurusan yang ingin diminati,

informasi beasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

d) Informasi jabatan, contohnya seperti informasi lowongan pekerjaan

dan informasi profesi jabatan seperti polisi, guru, kedokteran, tentara

dan informasi jabatan lainnya.

e) Informasi kehidupan keluarga, sosial- kemasyarakatan, sosial budaya

dan lingkungan, contohnya informasi tentang membina hubungan

pergaulan yang baik atau hubungan sosial, pelatihan anti-bullying,

informasi bahaya narkotika, informasi budaya daerah dan lain


17

sebagainya.

Menurut Winkel & Sri Hastuti (2006:318) memberikan gambaran

bahwa data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi

biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu:

a) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data

mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan

prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan

penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.

b) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data

mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai

gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan

tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan.

c) Mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil

masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.

d) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta

pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data

dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan

hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik

antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai

lingkungan masyarakat.

e) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta

pemahaman terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri

dan orang lain, pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan


18

teman sebaya, pendidikan seks, fase-fase dalam kehidupan manusia

dewasa, pemahaman dan penyesuain diri terhadap kondisi dalam

lingkungan keluarga dan perawatan kesehatan jasmani dan

penampilan diri

Menurut Tohirin (2007:152) Informasi yang menjadi isi layanan

harus mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling.

Informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling adalah:

1) Informasi tentang perkembangan diri, contohnya layanan informasi

tentang potensi diri, bakat dan minat, dan pengenalan

kepribadiannya.

2) Informasi tentang hubungan antar pribadi, sosial, nilai-nilai dan

moral, contohnya informasi tentang membina hubungan pergaulan

yang baik atau hubungan sosial, pelatihan anti- bullying,

informasi bahaya narkotika, pergaulan bebas, dan lain

sebagainya.

3) Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar, ilmu pengetahuan

dan teknologi, contonya informasi tentang permasalahan belajar,

informasi tentang cara belajar seperti quntum learning, speet

reading, mind mapping, informasi teknologi dan lain-lain.

4) Informasi tentang dunia karir dan ekonomi, contohnya informasi

jabatan dan informasi lowongan pekerjaan.

5) Informasi tentang sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan,

contohnya informasi
19

6) kebudayaan daerah, informasi tentang kewarganegaraan Indonesia

dan lain-lain.

7) Informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk

beluknya. contohnya informasi tentang tata cara beribadah,

informasi kehidupan beragama dan menghargai antar umat

beragama.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi

layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Dalam pelaksanan

layanan bimbingan dan konseling, khususnya layanan informasi dapat

diberikan kepada peserta didik dari berbagai bidang pengembangan diri

yaitu informasi dalam bidang pribadi, belajar, sosial dan karir. Namun

demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi layanan

informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan

layanan informasi itu sendiri dan sesuai dengan kebutuhan peserta

layanan.

d. Pelaksanaan Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004: 260-261), menyatakan bahwa ada

tiga alasan utama mengapa layanan informasi di

selenggarakan :

1) Untuk bekal individu dengan berbagai pengetahuan tentang

lingkungan agar dapat memecahkan permasalahan yang

2) Dihadapi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, pendidikan

jabatan, maupun sosial budaya.


20

3) Agar individu dapat menentukan arah hidupnya. Syarat

menentukan arah hidup adalah mengetahui informasi yang harus

dilakukan ketika mendapatkan masalah kemudian bagaimana

bertindak berdasarkan informasi yang didapatkan.

4) Setiap individu adalah unik., ketiga point tersebut penyelenggaraan

layanan informasi berguna untuk membekali seseorang tentang

pengetahuan lingkungannya. Layanan informasi membantu agar

siswa dapat mengambil keputusan apa yang akan diambil dan

layanan informasi akan memberitahukan bahwa manusia

adalah unik akan setiap perbedaannya.

Menurut Winkel (2006:126) menjelaskan bahwa ada tiga

alasan mengapa layanan informasi adalah usaha vital dalam

keseluruhan program bimbingan yang telah direncanakan dan

diorganisasikan:

a) Siswa membutuhkan informasi yang relevan untuk mengambil

ketentuan pendidikan selanjutnya sebagai persiapan untuk di

masyarakat.

b) Pengetahuan yang tepat membantu siswa berfikir lebih rasional

tentang perencanaan kedepannya dan tuntutan penyesuaian diri

dari pada mengikuti sembarang keinginan tanpa

memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan hidupnya.

c) Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan

siswa akan hal yang tetap dan stabil, juga hal yang berubah
21

karena bertambahnya umur dan pengalaman.

Menurut Dewa Ketut (2004:56-60) adapun langkah-langkah

pelaksanaan layanan informasi sebagai berikut:

1) Langkah Persiapan

a) Menetapkan tujuan dan isi informasi

termasuk alasan-alasannya

b) Mengidentifikasi sasaran atau peserta didik

yang akan menerima informasi

c) Mengetahui sumber-sumber informasi

d) Menetapkan teknik penyampaian informasi

e) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan

f) Menetapkan ukuran keberhasilan

2) Langkah Pelaksanaan

a) Usaha menarik minat perhatian para peserta didik

b) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga isi

dan manfaatnya jelas

c) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan

peserta didik sehari-hari

d) Apabila memberikan satu metode pada peserta didik seperti

karyawisata atau pemberian tugas, harus dipersiapkan sebaik

mungkin sehingga peserta didik

e) Mengetahui apa yang harus dipersiapkan, apa yang harus

dicatat, dan apa yang harus dilakukan.


22

3) Langkah Evaluasi

a) Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi

b) Pembimbing mengetahui efektifitas suatu teknik

c) Pembimbing mengetahui apahkah persiapannya sudah cukup

matang atau masih banyak kurangnya

d) Pembimbing mengetahui kebutuhan peserta didik akan

informasi lain atau informasi yang sejenis

e) Apabila dalam evaluasi siswa merasa perlu memperhatikan

dengan serius bukan sambil melamun. Dengan demikian akan

timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang

diterima nya.

Penyelenggaraan layanan informasi adalah karena siswa

membutuhkan informasi yang relevan sebagai bekal dalam menghadapi

berbagai macam dinamika kehidupan secara positif dan rasional, untuk

membekali siswa dengan berbagai macam pengetahuan tentang

lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

e. Teknik -Teknik Penyampaian Layanan Informasi

Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan

terbuka oleh guru pembimbing kepada seluruh peserta didik di

sekolah dan madrasah. Berbagai teknik dan media yang bervariasi

serta dapat digunakan melalui format klasikal dan kelompok. Format

yang digunakan tentu tergantung jenis informasi dan karakteristik

peserta layanan.
23

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:8) bahwa "cara

penyampaian informasi yang paling biasa dipakai dalam layanan

adalah ceramah, yang diikuti dengan tanya jawab". Untuk mendalami

informasi tersebut dapat dilakukan diskusi antara para peserta layanan.

Menurut Winkel (2005:322) ada beberapa bentuk dalam

penyampaian layanan informasi yaitu:

1) Lisan bahan informasi dalam bentuk lisan disajikan melalui

ceramah umum, secara tanya jawab, diskusi dan wawancara

2) Tertulis bentuk tertulis biasanya mendapat tempat utama dan

mengenal banyak ragam, seperti deskripsi jawaban. karangan

dalam majalah profesional atau majalah popular, buku pedoman

atau buku khusus yang menguraikan tentang yang akan diberikan

3) Audio visual bentuk audio visual berupa penggunaan video kaset,

video compact disc (VCD), slides, dan film sebagai perangkat

lunak

4) Disket program komputer bentuk program kompuer

memungkinkan siswa meminta informasi dari komputer mengenai

dunia pekerjaan dan program variasi, program pendidikan atau

mengadakan interaksi dengan komputer dalam rangka pengambilan

keputusan tentang masa depan.

Menurut Tohirin (2008:149) menyebutkan bahwa teknik

yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah Pertama,

ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum


24

digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan

termasuk layanan bimbingan dan konseling. Kedua, melalui Media.

Penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tertentu

seperti alat peraga, media tertulis, media gambar. poster dan media

elektronik seperti tape recorder, film, televisi, internet, dan lain-

lain. Ketiga, acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini

dilakukan berkenaan dengan acara khusus di sekolah atau

madrasah; misalnya hari tanpa asap rokok, hari kebersihan

lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Keempat, narasumber.

Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta layanan

dengan mengundang nara sumber (manusia sumber). Misalnya

informasi tentang obat-obatan terlarang, psikotropika dan narkoba

mengundang nara sumber dari Dinas Kesehatan, Kepolisian atau

dari instansi lain yang terkait.

Menurut Prayitno (2012:56) pendekatan strategi dan teknik

dapat dilakukan dengan diantaranya:

1) Format, Format yang dilakukan dalam layanan informasi

adalah layanan klasikal. Format yang dilaksanakan peneliti

menggunakan layanan klasikal dengan format satu kelas.

2) Teknik, Teknik kegiatan layanan informasi dapat dilaksanakan

secara ceramah tanya jawab, diskusi dan media.

3) Narasumber, Narasumber dalam hal layanan informasi yang

dilakukan tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan


25

narasumber yang dimaksudkan dalam materi layanan informasi

yang jelas.

4) Waktu dan tempat Penyelenggaraan, waktu dan tempat

pelayanan informasi disesuaikan oleh format da nisi layanan

yang disampaikan.

5) Program elektronik, Layanan informasi dapat juga

menggunakan komputer untuk menunjang menariknya materi

layanan informasi yang disampaikan.

Dari beberapa pendapat tersebut maka layanan informasi dapat

dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya ceramah diikuti tanya

jawab, diskusi, wawancara, karya wisata alat-alat peraga dan alat-alat

bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar karier dan sosiodrama.

Secara umum terbagi menjadi empat bentuk yaitu lisan, tertulis, audio

visual dan disket komputer. Dalam penelitian ini peneliti memberikan

layanan informasi menggunakan metode wawancara dengan guru

bimbingan dan konseling dan peserta didik.

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar


Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong

manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap

suatu objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang

lebih besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak
26

menimbulkan rasa senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat

atas objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau

rasa senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi

rendahnya minat seseorang tersebut.

Menurut Syah (2008:152) bahwa “minat merupakan

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa

seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan menampakkan

kegairahan dan keinginan yang tinggi dan menimbulkan kecenderungan

perasaan senang sehingga perhatiannya hanya tertuju pada hal tersebut.

Orang yang mempunyai minat biasanya mempunyai keinginan yang

kuat dimana keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk

meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya

baik itu yang membahagiakan ataupun menakutkan. Dorongan itu

merupakan motivasi dalam diri seseorang.

Menurut Djali (2008:121) menjelaskan bahwa “minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”. Jadi minat seseorang

berhubungan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang

didorong oleh gaya gerak didalam tubuh kita karena adanya rangsangan

dari kegiatan tersebut. Seseorang melakukan sesuatu pasti karena

adanya rasa suka dan ketertarikan terhadap suatu objek sehingga


27

melakukannya tanpa ada paksaan. Belajar merupakan proses kegiatan

yang dilakukan untuk menambah ilmu dan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan tingkah laku.

Menurut Slameto (2013:2) belajar adalah “Suatu pross usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”. Melalui belajarlah seseorang

memperoleh pengetahuan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada

diri individu (peserta didik). Sejalan dengan itu sebenarnya minat

belajar berasal dari dua kata yaitu minat dan belajar. Minat belajar

adalah kecenderungan dan keinginan yang kuat terhadap aktifitas

belajar yang ditandai dengan adanya perhatian yang kuat terhadap

belajar, ketertarikan terhadap suatu mata mata pelajaran, antusias dalam

mendengarkan penjelasan guru dan aktif dalam proses belajar mengajar

berlangsung.

Menurut Adam (2013:8) minat belajar adalah aspek psikologi

seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti

gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan

tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari

pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu

adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap

belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan

dalam belajar.
28

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa minat

belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam

beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk

melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan

yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain,

minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang

(siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui

keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari

pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa

yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,

kecakapan, dan pengalaman belajar.

b. Ciri-ciri Minat Belajar

Minat belajar dapat timbul dari berbagai sumber antara lain

perkembangan insting, hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh

lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.

Sebagai seorang guru hendaknya harus mengetahui ciri-ciri minat yang

ada pada siswa, guru dapat membedakan mana siswa yang berminat

dalam belajar dan mana siswa yang tidak berminat dalam belajar.

adapun ciri minat tersebut adalah mempunyai rasa suka dan senang

terhadap sesuatu, terikat pada aktivitas yang sama, dan ada kebanggaan

dan kepuasan terhadap objek yang diminati.

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


29

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan


dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati.
4) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya.
6) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Menurut Ahmad Susanto (2012:122) ciri-ciri minat belajar

adalah sebagai berikut:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.


Minat disemua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan
mental.
2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. kesiapan
belajar merupakan salah satu penyebab meningkatkan
minat seseorang.
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar.
4) Minat dipengaruhi oleh budaya.
5) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan
perasaan, maksudnya bila suatu obyek dihayati sebagai
sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul
perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.

Menurut Abdul Hadis ( 2008:44), siswa yang berminat dalam

belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa memiliki sifat ingin tahu dan berantusias belajar lebih aktif

2) Siswa senang dan bergairah dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung.

3) Siswa memiliki perhatian yang lebih besar terhadap


30

pembelajaran

4) Siswa memiliki sikap kreatif dan ingin lebih maju dalam belajar

5) Siswa tidak mengenal lelah dalam belajar

6) Siswa tidak cepat bosan dalam belajar

7) Siswa menganggap aktifitas belajar sebagai hobi dan bagian dari

hidup.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa orang

yang berminat untuk belajar di tampakkan dengan ciri yaitu mempunyai

kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang

sesuatu yang dipelajari secara terus menerus artinya semua hal

difokuskan pada satu tujuan belajar, ada rasa suka dan senang pada

sesuatu yang diminati artinya ada kebahagiaan tersendiri untuk belajar.

Selanjutnya ciri-ciri minat belajar itu seperti suatu keadaan dimana

seseorang mempunyai suatu perhatian dan ketertarikan terhadap sesuatu

yang disertai rasa ingin tahu dan ingin mempelajarinya.

c. Macam-macam Minat Belajar

Menurut Mustofa dan Roniwijaya (2013: 211)

macam- macam minat yaitu:

1) Expresed Interest (minat yang diekspresikan), yaitu minat yang

diungkapkan dengan kata-kata tertentu atau diekspresikan

pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih menyukai sesuatu hal

dari pada hal lain.

2) Manifest Interest (minat yang diwujudkan), yaitu mint yang


31

diwujudkan dengan tindakan, perbuatan dan ikut serta berperan aktif

dalam aktivitas tertentu.

3) Inventoried Interest (minat yang diinventarisasikan), yaitu minat

yang dapat diukur dan dinilai melalui kegiatan menjawab sejumlah

pernyataan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas

tertentu.

Menurut Setiani dan Priansa (2015:61-64) mengkategorikan

minat peserta didik menjadi tiga dimensi besar yaitu:

1) Minat personal, berkaitan dengan sikap dan motivasi peserta

didik terhadap materi pelajaran, apakah mereka tertarik atau tidak.

senang atau tidak, dan mempunyai dorongan keras dari dalam

dirinya untuk menguasai materi tersebut. Minat personal peserta

didik identik dengan minat intrinsik yang mengarah pada minat

khusus terhadap materi tertentu.

2) Minat situasional, minat ini menjurus pada minat peserta didik

yang tidak stabil dan relatif berganti-ganti tergantung kepada faktor

rangsangan dari luar dirinya, seperti suasana kelas, cara guru

mengajar, dorongan keluarga.

3) Minat psikologikal, minat ini berkaitan dengan interaksi antara

minat personal dan minat situasional yang saling

berkesinambungan. Jika peserta didik memiliki

4) Pengetahuan yang cukup tentang materi tertentu, dan dia memiliki

cukup peluang untuk mendalaminya dalam aktivitas yang


32

terstruktur (kelas) atau pribadi (di luar kelas).

Menurut Khairani (2013:140) bentuk-bentuk minat

belajar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

1) Minat primitif disebut juga minat yang bersifat biologis, yaitu minat

yang tidak disadari atau asli, seperti kebutuhan makanan, minuman,

bebas bergaul. Jadi minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan

yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan

organisme.

2) Minat kultural disebut juga dengan minat sosial, yaitu minat yang

berasal dari proses belajar. Jadi minat kultural ini lebih tinggi

tingkatannya daripada minat primitif.

Menurut Ahmad Susanto (2013:61) macam-macam minat

belajar yaitu :

1) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-

pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang, dan

tumbuhan.

2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian

dengan mesin-mesin atau alat mekanik.

3) Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang

membutuhkan perhitungan.

4) Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan

fakta-fakta baru dan pemecahan problem.


33

5) Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan

dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.

6) Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yng berhubungan

dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.

7) Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-

masalah membaca dan menulis sebagai karangan.

8) Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik, seperti

menonton konser dan memainkan alat-alat musik.

9) Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan

pekerjaan untuk membantu orang lain.

10) Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan

administratif.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa macam- macam

minat belajar beragam dan minat sangat penting untuk dikembangkan

secara terus menerus untuk mencapai keinginan yang diharapkan.

Macam-macam minat belajar mempunyai kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara

terus menerus artinya semua hal difokuskan pada satu tujuan belajar,

ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati artinya ada

kebahagiaan tersendiri untuk belajar

d. Indikator Minat Belajar

Menurut Slameto dalam Nurhasanah (2010:9) Minat belajar

dapat diukur melalui 4 indikator yaitu ketertarikan untuk belajar,


34

perhatian dalam belajar, motivasi belajar dan pengetahuan.

1) Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat

terhadap suatu pelajaran maka ia akan bersemangat ketika belajar.

2) Memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan

rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan

dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh

antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya.

3) Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang

terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan

mengesampingkan hal lain daripada itu. Jadi siswa akan mempunyai

perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan

apa yang ia pelajari.

4) Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan

secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan

perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan

dalam situasi interaksi belajar.

5) Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap

suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas

tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Safari (2003:60) ada beberapa indikator peserta didik

yang memiliki minat belajar tinggi. Hal ini dapat dikenali melalui

proses belajar baik di kelas maupun di rumah, yaitu:


35

1) Perasaan senang, peserta didik yang memiliki rasa senang atau suka

terhadap materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran makin

mempelajarinya.

2) Ketertarikan peserta didik, berhubungan dengan daya gerak yang

mendoning peserta didik cenderung merasa tertarik pada sesuatu hal

atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirasakan oleh kegiatan itu

sendiri. Perhatian dalam belajar, adanya perhatian juga menadi salah

satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atan aktivitas

jiwa kita terhadap pengamatan. Seseorang yang memiliki minat pada

objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan

objek tersebut.

3) Keterlibatan peserta didik, ketertarikan seseorang akan sesuatu objek

yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk

melakukan atau mengerjakan kegiatan tersebut. Misalnya, media

pembelajaran yang digunakan sangat menarik sesuai dengan materi

ajarnya sehingga peserta didik dalam proses pembelajaran aktif

terlibat.

Menurut Lestari dan Mokhammad (2017:93-94) indikator dari

minat belajar adalah: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan untuk belajar,

3) menunjukkan perhatian saat belajar, 4) keterlibatan dalam belajar.

Indikator minat belajar menurut Darmadi (2017:322) adalah:

1) adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek

terhadap pembelajaran karena adanya ketertarikan, 2) adanya perasaan


36

senang terhadap pembelajaran, 3) adanya kemauan dan kecenderungan

pada diri subjek untuk terlihat aktif dalam pembelajaran serta untuk

mendapat hasil yang terbaik.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

indikator minat belajar adalah ketertarikan untuk belajar artinya apabila

peserta didik memiliki minat pada suatu pelajaran maka dia akan

berusaha untuk mendalami mata pelajaran tersebut dengan baik dan hal

ini dibuktikan dengan cara menyediakan buku pelajaran yang berkaitan

dengan mata pelajaran tersebut, mencari tahu sendiri bidang studi

tersebut yang berguna untuk menambah pengetahuan dan menunjukkan

dengan cara tetap berada didalam kelas meskipun cara guru

menjelaskan materi kurang menarik dan membosankan.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu

berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada

sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang

mempengaruhi minat itu. Minat yang dimiliki individu disebabkan

adanya motif untuk berhubungan dengan objek yang menarik, yang

memberikan rasa puas dan rasa senang sesuai dengan kebutuhannya.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya minat pada diri seseorang yaitu

adanya daya tarik yang dimunculkan oleh objek minat tersebut, baik

yang bersumber dari luar diri atau dalam diri seseorang.

Menurut Sumadi dan Suryabrata (2010:22) faktor – faktor yang


37

mempengaruhi minat belajar adalah :

1) Faktor Internal, yang meliputi:

a) Kesehatan, Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar

pengaruhnya terhadap kemampuan belajar,bila seseorang

kesehatannya terganggu, dapat mengakibatkan lelah,tidak

bergairah, dan tidak semangat untuk belajar.

b) Perhatian perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju

kepada suatu objek. Bisa juga diartikan banyak sedikitnya

kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Agar

siswa berminat dalam belajar, guru berusaha memberikan bahan

atau materi pelajaran yang menarik perhatian. Salah satu usaha

tersebut adalah dengan menggunakan variasi gaya mengajar

yang sesuai dan tepat dengan materi pelajaran.

c) Kesiapan, kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan

respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang

dan juga berhubungan dengan kematangan. Karena kematangan

berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini

perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar.

d) Bakat atau Intelegensi Bakat adalah kemampuan potensial

yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

akan datang. Kemampuan itu baru akan teralisasikan menjadi


38

kecakapan yang nyata sesudah belajar.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Keluarga, Minat belajar siswa juga bisa dipengaruhi oleh

keluarga. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam faktor

keluarga: Cara orang tua mendidik anak sangat berpengaruh

terhadap belajar anak. Mendidik anak tidak baik jika terlalu

dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras.

Suasana rumah adalah situasi atau kejadian yang sering terjadi di

dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasan rumah

yang gaduh dan ramai tidak memberikan ketenangan pada anak

yang belajar. Keadaan ekonomi keluarga, dalam kegiatan belajar

seorang anak akan memerlukan sarana dan prasrana atau fasilias

yang menunjang seperti buku, alat tulis, dan sebagainya. Jadi

keadaan ekonomi keluaraga juga menjadi faktor yang

mempengaruhi minat anak dalam belajar.

b) Faktor sekolah dan kurikulum , faktor sekolah mempengaruhi

minat belajar siswa mencakup hal-hal sebaga berikut: Metode

mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam

mengajar. Metode mengajar juga merupakan faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru

kurang baik, dalam artian guru kurang menguasai materi

pelajaran, kurang persiapan, atau guru tidak menggunakan variasi

dalam menyampaikan pelajaran (monoton), semua ini bisa


39

berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Oleh karena

itu untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru hendaknya

menggunakan metode mengajar yang tepat dan efektif, yakni

dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan

materi. Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kagiatan

yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah

menyajikan bahan pelajaran. Kurikulum bisa dianggap tidak baik

jika kurikulum tersebut terlalu padat, diatas kemampuan siswa,

dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian. Pekerjaan

rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada siswa

untuk dikerjakan dirumah merupakan momok penghambat dalam

kegiatan belajar karena membuat siswa cepat bosan dan siswa

tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan lain.

c) Faktor masyarakat sangat berpengaruh terhadap minat belajar

siswa, berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhinya:

kegiatan dalam masyarakat, disamping belajar anak juga

mempunyai kegiatan lain diluar sekolah. Kegiatan diluar sekolah

juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Bila kegiatan

dilakukan terlalu berlebihan bisa menurunkan minat belajar siswa

kerena siswa terlanjur senang dengan kegiatan di masyarakat

tersebut. Teman bergaul berpengaruh lebih cepat masuk dalam

jiwa anak. Jika teman bergaulnya baikmaka akan berpengaruh

baik terhadap diri anak. Begitu juga sebaliknya. Sebaiknya orang


40

tua memperhatikan pergaulan anak.

Menurut Reber (2010:133) “minat tidak termasuk istilah

populer dalam psikologi karena kebergantungan yang banyak pada

faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”. Namun terlepas dari masalah

populer atau tidak,minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang

selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang

menaruh minat yang besar terhadap matematika akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya.

Menurut Syah (2009:152) faktor -faktor yang mempengaruhi

minat belajar dalam diri siswa adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal, Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa

berminat yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal

tersebut antara lain:

a) Pemusatan perhatian
b) Keingintahuan
c) Motivasi
d) Kebutuhan
2) Faktor Eksternal, Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat

siswa yang datangnya dari luar diri, faktor eksternal antara lain:

a) Dorongan dari guru


b) Prasarana dan sarana atau fasilitas
c) Keadaan lingkungan
Berdasarakan dari pendapatan ahli diatas bahwasannya terdapat
41

dua faktor yang kuat mempengaruhi minat belajar siswa dalm belajar

yakni faktor internal dan eksternal. Keduanya memiliki peran yang

sangat penting tergantung kearah mana seseorang akan lebih condong

dalam mempengaruhi minatnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan adalah penelitian penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan

masukan bagi pemula dan untuk membandingkan antara penelitian yang satu

dengan yang lain. Penelitian relevan yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Djahra Fataruba (2016), dengan judul penelitian Penerapan Layanan

Informasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Menengah

Atas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler.

Hasil penelitian tersebut bahwa dengan menggunakan media berlayanan

informasi dalam kegiatan belajar mengajar, menunjukkan bahwa aktivitas,

motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas XII IPS. 3, mengalami

peningkatan Sehingga dapat ditegaskan bahwa dengan penggunaan

layanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar memiliki dampak

positif terhadap belajar siswa, sebab umumnya siswa kelas XII lebih

senang melihat layanan informasi dari pada memperhatikan tulisan yang

belum guru dan sekolah dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan

konseling dapat memberikan dukungan siswa dalam meningkatkan

semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik.


42

b. Sri Ningsih (2021), dengan judul penelitian Efektivitas Layanan Informasi

Untuk Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MT's Negeri 3

Medan Tahun Ajaran 2019/2020 Penelitian ini dilakukan kepada

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara Penelitian ini

merupakan tindakan layanan dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif dengan subjek kelas IX di MTs N 3 Medan dan objek penelitian

sebanyak lima orang siswa yang memiliki masalah kurang termotivasi

untuk belajar Dengan proses pengambilan data dilakukan selama empat

minggu, dengan teknik pengumpulan data, observasi dan wawancara.

Teknis analisis data yang digunakan ialah merudiksi data, memaparkan

data dan menarik kesimpulan. Setelah dilaksanakannya layanan informasi

dengan dua kali pertemuan,motivasi belajar siswa meningkat.

c. Rini Hardiyanti (2017), dengan judul penelitian Pemanfaatan Layanan

Informasi dalam Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA NEGERI

1 Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis penelitian yang digunakan

adalah kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru BK,

dan siswa. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumenter.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk

merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel


43

penelitian, dimana setelah variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk.

Dalam layanan informasi terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru

BK.

Dimana guru BK sebagai sumber untuk menyampaikan informasi

kepada peserta didik sebagai penerima informasi. Setelah bertambahnya

informasi yang didapat oleh peserta didik itu sendiri, sesuai dengan indikator-

indikator minat belajar menurut Slameto yaitu perasaan senang/suka,

perhatian, ketertarikan, dan partisipasi peserta didik dalam pembelajar. Dalam

proses untuk meningkatkan minat belajar peneliti menggunakan layanan

informasi, karena mempunyai banyak manfaat seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Untuk lebih memahami kerangka berfikir dapat dilihat pada

bagan berikut:

Minat Belajar

Indikator :
1. Ketertarikan terhadap
belajar
2.Perhatian terhadap
belajar
3. Motivasi belajar
4. Pengetahuan

Layanan Informasi
44

Terdapat Peningkatan Tidak Terdapat Peningkatan

Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir
Berdasarkan bagan kerangka pikir tersebut dapat disimpulkan

bahwa layanan informasi sangat rendah di SMP Trampil, sehingga hasil

belajar juga rendah. Oleh sebab pelaksanan layanan harus

memperhatikan penyebab terjadinya kesulitan belajar peserta didik. Hal

ini yang menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Layanan

informasi yang aktif dari guru akan mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Jadi, cara guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik adalah pemberian layanan informasi kepada peserta didik.

Hasil belajar akan meningkat apabila diketahui penyebab

terjadinya kesulitan belajar, karena hasil belajar adalah kecederungan

hati dan jiwa terhadap suatu yang dapat dipelajari dan dianggap penting

dan berguna sehingga sesuatu tersebut dapat di perlukan dan

diperhatikan kemudian diikuti dengan perasaan senang.

D. Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis yang ilmiah hendaknya dilakukan dengan cermat,

teliti, terarah, secara logis dan dapat diuji yaitu:

X1 : Pemberian layanan informasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa SMP Trampil.

X2 : Pemberian layanan informasi tidak dapat meningkatkan


45

hasil belajar siswa SMP Trampil.

X1 O X2

Gambar 2. 2
Pola Desain One Group Pretest-Posttest

Keterangan :

X1 = Nilai pre test sebelum diberi perlakuan

O = Intervensi (pemberian layanan )

X2 = Nilai post test setelah diberi perlakuan


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

No Kegiatan 2022 (bulan ke-) 2023 (bulan ke-)


Sept Ok Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
t
1. Pengajuan
judul dan
ACC
2. Bab I
3. Bab II
4. Bab III
5. Pembuatan
instrument
6. Sidang
seminar
proposal
7. Judgment
Ahli
8. Penyebaran
kuisioner uji
coba
9. Uji validitas
dan
reliabilitas
10. Penelitian
11. Pengolahan
data
12. Penyusunan
Bab IV
13. Penyusunan
Bab V
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2022 sampai bulan

mei 2023 (penelitian) kurang lebih 6 bulan dengan perincian sebagai

berikut:

46
47

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP TRAMPIL yang

berlokasi di Jl. Olah Raga II, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur 13640.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian

dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

Design One Group Pretest-posttest Design karena penelitian ini tanpa

menggunakan kelompok control dan desain ini terdapat pretest (test awal)

sebelum diberikan perlakuan dan diakhir pembelajaran sampel diberi posttest

(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai tujuan yang hendak dicapai yaitu

ingin mengetahui tingkat minat belajar siswa di SMP TRAMPIL Cililitan,

Jakarta Timur. Rancangan pra-eksperimen berupaya untuk mengungkapkan

hubungan sebab akibat hanya dengan cara melibatkan suatu kelompok

subyek, sehingga tidak ada control yang ketat terhadap variable ekstra.

X1 O X2

Tabel 3. 1
Pola One Group Pretest-Posttest
Keterangan :

X1 = Nilai pra test sebelum perlakuan


O = Intervensi (Pemberian layanan)
X2 = Nilai post tes setelah diberi perlakuan

1. Prosedur Penelitian
48

Prosedur penelitian yang dapat penulis uraikan adalah sebagai

berikut: Persiapan penelitian yaitu mengadakan pendekatan dan konsultasi

kepada guru pembimbing dan kepala sekolah tentang rencana penelitian

yang akan dilakukan di sekolah serta menentukan kelas.

2. Membuat jadwal atau perencanaan penelitian yang meliputi pembuatan

instrumen, analisis hasil skala untuk dijawab responden serta

menganalisis uji instrumen sebagai alat ukur variabel.

3. Mempersiapkan instrumen alat pengumpul data termasuk membuat

kisi- kisi pengembangan instrumen peserta analisis instrumen yang

sesuai dengan aspek yang akan diungkap serta perhitungan skornya.

menentukan variabel yang akan diteliti, menyusun dan mengadakan

instrumen untuk selanjutnya disampaikan responden. Pelaksanaan

penelitian adalah mempersiapkan instrumen guna mengadakan

instrumen penelitian alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

angket penelitian yang telah disediakan, untuk diisi oleh siswa.

4. Memberikan angket pre-test dan mengelola hasilnya, lalu memberikan

treatment pada kelas eksperimen, kemudian memberikan angket post-

test dan terakhir mengelola hasil menggunakan rumus uji t dengan

aplikasi Microsoft Excel. Setelah itu menganalisis hasil angket dari

kelas yang dijadikan sampel penelitian, dengan membuktikan apakah

layanan informasi efektif sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
49

Suatu penelitian tentu memerlukan suatu objek yang akan

dijadikan sebagai sasaran penelitian, yang sering disebut sebagai objek

penelitian, oleh karena itu sebelum penelitian dilaksanakan maka penulis

perlu untuk menetapkan terlebih dahulu objek penelitiannya yang disebut

dengan istilah populasi dan sampel. Populasi menurut Sukardi (2009:53)

pada prinsipnya adalah “semua anggota kelompok manusia, binatang,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa SMP

Trampil yang berjumlah 87 siswa yang terbagi dalam 3 ruang belajar.

Tabel 3. 2
Populasi Siswa SMP Trampil

No Kelas Jumlah

1. IX 33 Siswa

2. VIII 27 Siswa

3. VII 27 Siswa

JUMLAH 87 Siswa

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:125) sampel adalah “sebagian dari

populasi itu”. Jadi yang dimaksud dengan sampel penelitian adalah bagian

dari jumlah populasi yang menjadi sasaran penelitian untuk memperoleh

data penelitian. Pengambilan sampel menggunakan cara ini dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu, Adapun sampel dalam penelitian ini


50

berjumlah 87 siswa. Dalam penelitian ini prosedur dalam pengambilan

sampel didasarkan pada kriteria tertentu, yaitu proses penjaringan untuk

mengambil sampel dalam penelitian ini adalah hasil rekomendasi guru BK

melalui wawancara yang menyarankan untuk melaksanakan layanan

informasi di SMP Trampil.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam peneltian ini penulis

menggunakan teknik purvosive sampling. Noor (2011:155) menyatakan

bahwa purposive sampling merupakan “teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel”. Berdasarkan

kutipan di atas purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel atau

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, dengan melihat

sampel berdasarkan kriteria tertentu yang tergolong dalam variabel yang

akan diteliti olehn peneliti yaitu siswa yang memiliki minat belajar yang

rendah. Dalam penelitian ini yang menjadi sampelnya adalah seluruh

siswa SMP TRAMPIL dimana pada kali ini mempunyai minat belajar

paling rendah.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan

semaksimal mungkin agar bisa mendapatkan data yang valid, maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :


51

1. Angket atau Kuisioner

Angket atau kuisioner (questionnaire) merupakan suatu teknik

atau cara pengumpulan data secara tidak langsung ( peneliti tidak langsung

bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau alat pengumpulan

datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan

yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Adapun jenis angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, dimana

jawaban-jawabannya sudah tersedia sedangkan responden tinggal

memilih. Angket dapat digunakan untuk mengukur minat belajar siswa.

Untuk memudahkan peneliti dalam menyusun instrumen penelitian

maka terlebih dahulu peneliti harus merancang instrumen yang dikenal

dengan istilah kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis dalam

membuat soal penelitian. Kisi- kisi yang peniliti buat berdasarkan

pengertian minat belajar. Menurut Adam (2013:8) “minat belajar adalah

aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,

seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses

perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari

pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu adalah

perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang


52

ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar”.

Minat belajar yang peneliti maksud adalah seseorang yang

menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti gairah, keinginan,

perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui

berbagai yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman dan mencari

perubahan hidup yang ditunjukkan melalui antusias, pastisipasi dan aktif

dalam proses pembelajaran.

Untuk respon jawaban, alat ini dijabarkan dalam bentuk kuesioner

menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu SS

( Sangat Setuju), S ( Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak

Setuju). Skala likert berisi sejumlah pernyataan seputar minat belajar

siswa. Sebelum data diolah maka masing-masing item jawaban dari skala

diberi bobot atau skor terlebih dahulu, baik untuk pernyataan positif

maupun pernyataan negatif.

Tabel 3. 3
Skor Penilaian nstrument

Skor
No Pilihan Jawaban Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
1. Sangat Sesuai (SS) 4 1
2. Sesuai (S) 3 2
3. Tidak Sesuai (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

E. Instrument Penelitian

Instrument diperlukan agar pekerjaan yang dilakukan lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
53

sehingga data lebih mudah diolah. Instrument atau alat yang digunakan dalam

penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menyelediki

pendapat subjek mengenai suatu hal atau untuk mengungkapkan kepada

responden.

Menurut Suharsimi Arikunton (2002:128) menyatakan bahwa angket

atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang digunakan

untuk memperoleh informasi sampel dalam arti laporan pribadinya, atau hal-

hal yang ia ketahui.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Skala Likert. Menurut

Hadi Sutrisno (2015:19) juga mengemukakan Skala Likert merupakan

skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden

terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi

jawaban yang disediakan.

Maka dalam penelitian ini dengan menggunakan empat alternatif

jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS). Responden dapat memilih salah satu dari empat alternatif

jawaban yang disesuaikan keadaan subjek. Skor untuk setiap alternatif

jawaban pada pertanyaan positif (+) dan pertanyaan negatif (-). Adapun kisi-

kisi instrumentasi yang digunakan pada penelitian ni sebagai berikut :

Tabel 3. 4
Klasifikasi Minat Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator No aitem Jumlah

Fav Unfav
54

Minat (Internal) 9 2 2
Belajar a) Kemampuan
a. Kesehatan untuk
jasmani dan bersemangat
rohani ketika belajar
terhadap b) Kemampuan
kemampuan untuk mengelola 25 18 2
daya stamina
belajar.
tubuh supaya
tidak merasa
lelah ketika
belajar

b. Perhatian a) Konsentrasi saat 3 12 2


dalam belajar mengikuti
siswa agar pelajaran
27 22 2
konsentrasi
saat b) Konsentrasi saat
mengikuti mengulang
pelajaran pelajaran

c. Kesiapan a) kesediaan untuk 5 4 2


dalam memberikan
mengikuti respon atau reaksi
proses
b) berantusias 21 14 2
belajar
terhadap
pelajaran yang
diikuti

d. Bakat atau a) mempunyai 7 6 2


intelegensi keinginan untuk
bakat menggali lebih
dalam potensial
yang ada didalam
diri
23 20 2
b) mempunyai
55

keinginan untuk
menggali lebih
dalam potensial
yang ada didalam
diri

(eksternal) b) Kemampuan 1 8 2
orang tua dalam
a. Faktor
mendidik anak
Keluarga
11
c) Kemampuan 10 2
orang tua dalam
menghidupkan
suasana didalam
rumah

b. Faktor
sekolah a) Kemampuan guru 13 16 2
dan dalam
kurikul memberikan
um metode mengajar
dan Antusias
siswa dalam
mengikuti 19 30 2
kegiatan sesuai
kurikulum

b) Fasilitas / sarana
dan prasarana
didalam sekolah

c. Faktor a) Mampu 15, 24 2


masyarakat membatasi
kegiatan yang ada
di masyarakat
17,2 26,28
b) Mampu 4
9
menyeimbangkan
antara kegiatan
56

masyarakat dan
kegiatan belajar

30
Total

a. Validitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008:121) mengatakan bahwa “suatu instrumen

di katakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang

hendak diukur”. Berdasarkan pendapat di atas validitas ialah suatu alat

ukur dinyatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur dan

mengungkapkan data yang tepat dari suatu yang diteliti. Instrumen yang

peneliti buat untuk mengukur minat belajar siswa dikatakan valid jika

benar- benar dapat mengukur minat belajar tersebut.

a) Validitas Isi

Menurut Sukardi (2008:123) menyatakan bahwa Validitas isi ialah

“derajat dimana tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur”.

Validitas isi mencakup khususnya hal-hal yang berkaitan dengan apakah

item-item itu menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin

diukur. Berdasarkan kutipan diatas, skala dalam penelitian ini dikatakan

mempunyai validitas isi apabila pernyataan skala untuk mengukur

perubahan pada minat belajar siswa benar-benar menggambarkan apa yang

ingin diukur validitasnya.

b) Validitas Konstruk

Menurut Sukardi (2009:123) menyatakan bahwa Validitas konstruk


57

merupakan “derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah

konstruk sementara atau hypothetical construct”. Konstruk secara

merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat

merasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indra kita. Skala minat

belajar dalam penelitian ini dikatakan valid konstruknya apabila indikator

skala yang digunakan selaras dengan variabel dan sub variabel.

Berdasarkan pengalaman di lapangan selesai, maka diteruskan dengan

pengambilan data langsung ke lapangan. Hasil uji validitas instrument

skala minta belajar dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3. 5
Hasil Uji Validitas Instrument Minat Belajar

Butir Soal r hitung r tabel Keterangan


1 0,544 0,254 Valid
2 0,408 0,254 Valid
3 0,422 0,254 Valid
4 0,594 0,254 Valid
5 0,539 0,254 Valid
6 0,449 0,254 Valid
7 0,507 0,254 Valid
8 0,582 0,254 Valid
9 0,336 0,254 Valid
10 0,517 0,254 Valid
11 0,588 0,254 Valid
12 0,446 0,254 Valid
13 0,116 0,254 Tidak Valid
14 0,507 0,254 Valid
15 0,155 0,254 Tidak Valid
16 0,296 0,254 Valid
17 0,-297 0,254 Tidak Valid
18 0,445 0,254 Valid
19 0,485 0,254 Valid
20 0,484 0,254 Valid
21 0.341 0,254 Valid
22 0,411 0,254 Valid
23 0,619 0,254 Valid
58

24 0,119 0,254 Tidak Valid


25 0,646 0,254 Valid
26 0,622 0,254 Valid
27 0,535 0,254 Valid
28 0,634 0,254 Valid
29 0,588 0,254 Valid
30 0,397 0,254 Valid

b. Reliabilitas

Menurut Hanafi (2015:71) realiabilitas adalah “suatu instrumen

cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan atau dapat dipercaya. Setelah dilakukan uji validitas maka

dilakukan uji reliabilitas untuk melihat apakah instrumen yang digunakan

layak dan dapat dipercaya untuk mengukur minat belajar siswa SMP

Trampil. Uji reliabel dalam penelitian ini dilakukan dengan IBM SPSS

statistics for windows versi 25.0. Adapun hasil uji reliabel dengan

menggunakan spss 25 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. 6
Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar

Reliabillity Statistics
Cronbach’ Alpha N of Items
,383 30

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa hasil

perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 25 adalah 0,383. Hal ini

berarti bahwa instrument tersebut reliabel dan terpercaya sebagai alat

pengumpul data penelitian. Langkah-langkah yang penulis lakukan


59

untuk validasi instrument adalah validasi isi, dengan cara memvalidasi

instrument kepada validator. Hasil validasi dengan validator untuk

instrument manajemen waktu yang terdiri dari 30 item pernyataan

terdapat 4 pernyataan yang tidak valid.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013:244) menganilisis data adalah “Proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami diri sendiri dan orang lain”. Berdasarkan kutipan di atas

menganilisis data adalah proses yang dilakukan untuk mencari dan

menyusun data yang diperoleh dengan cara mengorganisasi data,

menjabarkan ke dalam unit-unit serta memilih mana yang penting dan

membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.

Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah data

sehingga bisa dipahami dan juga untuk membuat kesimpulan atau menarik

kesimpulan mengenai karakteristik populasi berdasarkan data yang dari

sampel, yang biasanya ini dibuat dengan dasar pendugaan dan pengujian

hipotesis.

a. Analisis Deskriptif Data

Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk


60

mendeskripsikan masing-masing variable. Dalam analisis deskriptif

perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor

jawaban dari masing- masing variable. Hasil dari pengumpulan data

diperoleh sejumlah data yang akan memberikan jawaban terhadap

problematik penelitian.

Dalam pengolahan data dilakukan beberapa langkah kegiatan

mengolah data yang berkaitan dengan tabulasi, menghitung dan

menafsirkan data. Sedangkan untuk mempermudah proses data digunakan

program IBM SPSS statistics for windows versi 25.0. Hal ini dikarenakan

mampu melihat interaksi antara responden dan item sekaligus. Dalam

SPSS 25, sebuah nilai tidak dilihat berdasarkan skor mentah, melainkan

nilai logit yang mencerminkan probabilitas keterpilihan suatu item pada

sekelompok responden.

b. Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji prasayarat analisis yang dilakukan yaitu uji

normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya sebaran data yang dianalisis. Uji statistik yang digunakan untuk

menguji normalitas data adalah menggunakan Kolmogorov Smirnov. Data

dikatakan berdistribusi normal jika p > 0.05. Uji statistik dilakukan dengan

bantuan komputer program IBM SPSS statistics for windows versi 25.0.

c. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah varians dari rata

rata dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Dasar


61

pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah jika nilai

signifikansi ≥ 0,05, maka dapat dikatakam bahwa varians dari dua atau

lebih kelompok adalah sama sebaliknya jika nilai signifikansi ≤ 0.05.

maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi

data adalah tidak sama. Uji Homogenitas sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Pengajian ini dibantu dengan program IBM

SPSS statistics for windows versi 25.0

d. Uji Linieritas

Menurut asumsi hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat merupakan hubungan linier, maka harus diadakan pengujian

linieritas. Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

dengan variabel terikat memiliki hubungan yang linier atau tidak. Dengan

menggunakan uji linearitas persamaan regresi sederhana, jika signifikasi >

0.05 maka hubungan kedua variabel adalah linier, sedangkan signifikasi <

0.05 maka hubungan kedua variabel tidak linier. Perhitungan uji linearitas

dalam penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPSS. statistics for

windows versi 25.0.

e. Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan hipotesis statistik

dengan X1 (pemberian layanan informasi dapat meningkatkan minat

belajar). X2 ( pemberian layanan informasi tidak dapat meningkatkan

minat belajar). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini akan diuji

dengan menggunakan Regresi Linear Sederhana. Untuk mempermudah


62

dalam proses perhitungan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

program komputer IBM SPSS. statistics for windows versi 25.0. dengan

kriteria pengambilan keputusan : Bila nilai signifikasi yang diperoleh uji t

< 0.05 atau bila nilai t hitung > 0.05 artinya bisa disimpulkan bahwa variabel

bebas (X) berpengaruh positif dan signifikasi terhadap variabel terikat (Y).

Bila nilai signifikasi yang diperoleh uji t > 0.05 atau bila nilai t hitung < 0.05

artinya bisa disimpulkan bahwa variabel bebas (X) tidak berpengaruh

positif dan signifikasi terhadap variabel terikat (Y).


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Trampil Jakarta dengan sampel

sebanyak 88 siswa terdiri dari kelas VII sebanyak 27 siswa, kelas VIII

sebanyak 27 siswa, dan kelas IX sebanyak 33 siswa. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Design One Group

Prettest-posttest, artinya dalam penelitian ini tanpa menggunakan kelompok

kontrol dan desain ini terdapat pretest (tes awal) sebelum diberi perlakuan

dan diakhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini

digunakan sesuai tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui tingkat

minat belajar siswa. Rancangan pra-eksperimen berupaya untuk

mengungkapkan hubungan sebab akibat hanya dengan cara melibatkan suatu

kelompok subyek, sehingga tidak ada kontrol yang ketat terhadap variable

ekstra.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar dari

layanan informasi siswa SMP Trampil Jakarta. Perlakuan yang digunakan

yaitu layanan informasi melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan

menggunakan media power point kemudian data pre test dan post test diolah

menggunakan SPSS versi 25.0.

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan April sampai bulan juni

2023 di SMP Trampil Jakarta. Data yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah data hasil angket minat belajar siswa sebelum diberikan perlakuan

63
64

(pre-test) dan sesudah diberikan perlakuan (post-test), hal ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan minat belajar terhadap siswa.

Sebelum instrumen angket digunakan sebagai alat pengumpulan data.

instrumen terlebih dahulu diuji agar peneliti mendapatkan instrumen yang

valid atau sahih dan reliabel atau terpercaya. Namun sebelum uji coba

instrumen, peneliti harus menentukan sampel penelitian terlebih dahulu.

Sampel untuk penelitian ini diambil sebanyak 87 orang. Hal ini dimaksudkan

agar uji coba instrumen dapat dilakukan pada populasi penelitian diluar

sampel penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data hasil angket

minat belajar siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah

diberikan perlakuan (posttest). Model alternatif jawaban yang digunakan

dalam penelitian ini adalah skala likert dengan skala 1-4. Dalam skala ini,

responden diminta untuk menjawab pernyataan dengan alternatif pilihan

jawaban adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju(STS). Pernyataan sikap yang digunakan yaitu pernyataan yang

favorable (mendukung atau memihak pada objek sikap) dengan nilai secara

berurutan 4, 3, 2, 1 dan pernyataan yang unfavorable (tidak mendukung objek

sikap) dengan nilai secara berurutan 1, 2, 3, 4. Peneliti mengategorikan hasil

angket menjadi empat kategori, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan

sangat tinggi.

Tabel 4. 1
Jadwal Pemberian Layanan Informasi

Pertemuan Hari/Tanggal Waktu Materi Media


65

Pre-Test Senin/22 Mei 09.00 – Instrument Angket/


2023 09.40 Minat Belajar Kuesioner
Kegiatan Selasa/23 07.40 – Cara Powerpoint,
Layanan Mei 2023 09.00 Menciptakan handphone,
Informasi Suasana spidol, absensi
Belajar Yang siswa, ceramah
Menyenangk
an
Kegiatan Kamis/25 08.20 – Konsentrasi Powerpoint,
Layanan Mei 2023 09.40 Belajar handphone,
Informasi spidol, absensi
siswa, ceramah
Kegiatan Senin/29 Mei 11.10 – Tips Menjadi Powerpoint,
Layanan 2023 12.20 Orang Sukses handphone,
Informasi spidol, absensi
siswa, ceramah
Kegiatan Selasa/30 07.00 – Pentingnya Powerpoint,
Layanan Mei 2023 08.20 Memahami handphone,
Informasi Pelajaran spidol, absensi
siswa, ceramah
Kegiatan Rabu/31 Mei 10.00 – Peran Powerpoint,
Layanan 2023 11.10 Orangtua handphone,
Informasi Dalam spidol, absensi
Mendidik siswa, ceramah
Anak
Kegiatan Selasa/06 Juni 11.10 - Metode Guru Powerpoint,
Layanan 2023 12.20 Yang Baik handphone,

Informasi Dalam spidol, absensi


Mengajar
siswa, ceramah
Serta
66

Kemampuan
Siswa Dalam
Membatasi
Kegiatan
Post-test Rabu/07 Juni 08.20 – Instrument Angket/
2023 09.00 Minat Belajar kuesioner

Berdasarkan tabel jadwal kegiatan di atas, pemberian layanan

informasi melalui media ceramah pada kelompok eksperimen diberikan

sebanyak 6 kali. Proses pemberian layanan ini diawali dengan pemberian

angket untuk mengetahui ukuran minat belajar siswa , setelah penulis

memberikan layanan informasi melalui metode ceramah terkait materi yang

akan disampaikan.

Pada materi treatment pertama tentang cara menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan dan didalamnya dibahas tentang pengertian

suasana belajar yang menyenangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa, cara menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa, pemberian materi ini

bertujuan agar siswa mampu mengenal lebih baik tentang suasana belajar

yang menyenangkan, agar siswa memahami dampak apa saja yang terjadi jika

siswa tidak mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

sehingga siswa mau merubah pola suasana belajar yang menyenangkan.

Pemberian materi kedua tentang konsentrasi belajar, yang didalamnya

dibahas tentang pengertian konsentrasi belajar, pentingnya konsentrasi

belajar, hal-hal yang sering menganggu dalam konsentrasi belajar, dan kiat

meningkatkan konsentrasi belajar. Terkait materi yang disampaikan bertujuan


67

supaya siswa mampu berkonsentrasi belajar secara baik. Pemberian materi

ketiga tentang tips menjadi orang sukses, yang didalamnya dibahas mengenai

pengertian sukses, Cara menjadi orang sukses untuk mendapatkan

kesuksesan, dan Tips cara meraih kesuksesan. Adapun tujuan dari materi

yang disampaikan adalah agar siswa bisa termotivasi untuk semangat belajar

supaya bisa meraih kesuksesan. Pemberian materi ke empat mengenai

pentingnya memahami pelajaran, penyebab sulit memahami pelajaran, trik

cepat memahami pelajaran. Dalam hal ini bertujuan agar siswa mampu

mengetahui pentingnya memahami pelajaran supaya dapat menambah

wawasan dan pengetahuan siswa.

Pemberian materi kelima yaitu tentang peran orang tua dalam

mendidik anak, peran orang tua dalam memotivasi anak dan sikap orang tua

yang mempengaruhi perkembangan anak. Adapun tujuan dari materi ini ialah

agar orang tua memahami perannya dalam mendidik anaknya dengan baik.

Pemberian materi keenam adalah metode guru yang baik dalam mengajar,

yang didalamnya juga dibahas karakteristik guru, karakteristik guru yang

efektif, serta karakteristik guru yang baik. Tujuan pemberian layanan ini

supaya siswa bisa menilai karakter guru yang baik didalam metode

mengajarnya.

Adapun gambaran minat belajar pre test, post test, dan hasil analisis

data intervensi (perlakuan) selama proses penelitian agar bisa melihat

peningkatan setiap diberi intervensi, di sajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. 2
68

Gambaran Minat Belajar Pre Test

No Aspek SKOR
Ideal Ma Mi Jmlh Mea % SD Ket
x n n
1. Kesehatan jasmani 20 15 4 924 10,62 72 1,85 KB
dan rohani pada
kemampuan belajar
siswa (4)
2. Perhatian dalam 20 14 4 880 10,11 75 1,08 TB
belajar siswa agar
konsentrasi saat
mengikuti
pelajaran(4)
3. Kesiapan dalam 20 11 5 777 8,93 55 4,05 TB
mengikuti proses
belajar (4)
4. Bakat atau 20 14 4 649 0,45 62 2,38 TB
intelegensi bakat
(4)
5. Faktor keluarga (4) 20 15 4 883 10,14 71 2,17 KB
6. Faktor sekolah dan 15 8 3 392 4,5 92 1,45 TB
kurikulum(3)
7. Faktor Masyarakat 15 12 4 584 6,72 67 1,79 KB
(3)
Keseluruhan (26) 1300 89 28 509 51,47 92 14,77 TB
0

Berdasarkan tabel diatas, keterangan KB (Kurang Baik), dan TB

(Tidak Baik), secara keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa minat

belajar siswa berada pada kategori tidak baik. Dilihat pada aspek terdapat tiga

aspek yang berada pada mutu kurang baik yaitu faktor masyarakat sebesar

67%, faktor keluarga sebesar 7%, dan faktor kesehatan jasmani dan rohani

pada kemampuan belajar sebesar 72%. Sedangkan pada mutu kategori tidak

baik pada aspek kesiapan dalam mengikuti proses belajar sebesar 55%, aspek

bakat atau intelegensi bakat sebesar 62%, aspek perhatian dalam belajar siswa

agar konsentrasi saat mengikuti pelajaran sebesar 75%, dan aspek faktor
69

sekolah dan kurikulum sebesar 92%.

a. Minat Belajar Intervensi 1 (Pre test)

Siswa terlebih dahulu diberikan angket minat belajar sebelum

diberikan perlakuan (pre test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran

awal tingkat minat belajar siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian

tentang minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi

1 yakni diberikan angket pre test di dapat skor terendah (min) 39, skor

tertinggi (max) 52, nilai median 45, modus 48, simpangan baku 3,2, dan

variansi sampel 10,57.

Tabel 4. 3
Deskriptif Statistik Pre Test
Column1

Mean 44,712644
Standard Error 0,3487129
Median 45
Mode 48
Standard
Deviation 3,252577
Sample
Variance 10,579257
Kurtosis -0,684292
Skewness -0,209812
Range 13
Minimum 39
Maximum 52
Sum 3890
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 1 (pre test)

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 4
70

Norma Kategorisasi Pertemuan 1

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 55-58 ≥104% 0 0

Baik 51-54 97-104% 0 0

Cukup Baik 47-50 89-96% 0 0

Kurang Baik 43-46 81-88% 18 21

Tidak Baik 39-42 ≤80% 69 79

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Pre Test
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 1
Grafik Distribusi Frekuensi Pre Test
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan sebelum

diberi perlakuan (pre test) berada pada kategori sangat baik sebanyak 0,

kategori baik sebanyak 0, kategori cukup baik sebanyak 0, kategori

kurang baik sebanyak 36 siswa (41%), dan kategori tidak baik sebanyak
71

51 siswa (59%). Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 1 (pre test) berada

dalam kategori “Tidak Baik”.

b. Minat Belajar Intervensi 2 (Cara Menciptakan Suasana Belajar Yang

Menyenangkan)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan perlakuan

(post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat minat belajar

siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang minat belajar siswa

di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 2 yakni diberikan layanan

informasi di dapat skor terendah (min) 39, skor tertinggi (max) 65, nilai

median 55, modus 65, simpangan baku 8,84, dan variansi sampel 78,29.

Tabel 4. 5
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 55,58621
Standard Error 0,948634
Median 55
Mode 65
Standard
Deviation 8,848271
Sample
Variance 78,2919
Kurtosis -1,08596
Skewness -0,37758
Range 26
Minimum 39
Maximum 65
Sum 4836
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 2 (cara


72

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan) disajikan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4. 6
Norma Kategorisasi Pertemuan 2

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 63-68 ≥96% 0 0

Baik 57-62 87-95% 0 0

Cukup Baik 51-56 78-86% 0 0

Kurang Baik 45-50 67-77% 53 61

Tidak Baik 39-44 ≤68% 34 39

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Intervensi 2
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 2
Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak


73

0, kategori baik sebanyak 0, kategori cukup baik sebanyak 0, kategori

kurang baik sebanyak 53 siswa (61%), dan kategori tidak baik sebanyak

34 siswa (39%). Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 2 (cara menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan) berada dalam kategori “Kurang

Baik”.

c. Minat Belajar Intervensi 3 (Konsentrasi Belajar)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan perlakuan

(post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat minat belajar

siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang minat belajar

siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 3 yakni diberikan

layanan informasi di dapat skor terendah (min) 39, skor tertinggi (max)

110, nilai median 48, modus 110, simpangan baku 33,90, dan variansi

sampel 1149,44.

Tabel 4. 7
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 74,35632
Standard Error 3,634827
Median 48
Mode 110
Standard
Deviation 33,90341
Sample
Variance 1149,441
Kurtosis -2,02204
Skewness 0,106917
Range 71
Minimum 39
Maximum 110
Sum 6469
74

Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 3 (konsentasi

belajar) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 8
Norma Kategorisasi Pertemuan 3

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 99-113 ≥90% 0 0

Baik 84-98 76-89% 0 0

Cukup Baik 69-83 63-75% 60 69

Kurang Baik 54-68 49-62% 27 31

Tidak Baik 39-53 ≤48% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Intervensi 3
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase
75

Gambar 4. 3
Grafik Distribusi Frekuensi layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

0, kategori baik sebanyak 0, kategori cukup baik sebanyak 60 siswa

(69%), kategori kurang baik sebanyak 27 siswa (31%), dan kategori tidak

baik sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 3 (konsentrasi

belajar) berada dalam kategori “Cukup Baik”.

d. Minat Belajar Intervensi 4 (Tips Menjadi Orang Sukses)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan

perlakuan (post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat

minat belajar siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang

minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 4

yakni diberikan layanan informasi di dapat skor terendah (min) 55, skor

tertinggi (max) 110, nilai median 90, modus 90, simpangan baku 15,31,

dan variansi sampel 234,42.

Tabel 4. 9
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 89,13793
Standard Error 1,641497
Median 90
Mode 90
Standard
Deviation 15,31087
76

Sample
Variance 234,4226
Kurtosis -0,46144
Skewness -0,16142
Range 55
Minimum 55
Maximum 110
Sum 7755
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 4 (tips menjadi

orang sukses) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 10
Norma Kategorisasi Pertemuan 4

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 103-114 ≥94% 0 0

Baik 91-102 83-93% 0 0

Cukup Baik 79-90 72-82% 64 74

Kurang Baik 67-78 61-71% 23 26

Tidak Baik 55-66 ≤60% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:
77

Minat Belajar
Intervensi 4

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 4
Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

0, kategori baik sebanyak 0, kategori cukup baik sebanyak 64 siswa

(74%), kategori kurang baik sebanyak 23 siswa (26%), dan kategori tidak

baik sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 4 (tips menjadi orang

sukses) berada dalam kategori “Cukup Baik”.

e. Minat Belajar Intervensi 5 (Pentingnya Memahami Pelajaran)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan perlakuan

(post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat minat belajar

siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang minat belajar

siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 4 yakni diberikan

layanan informasi di dapat skor terendah (min) 80, skor tertinggi (max)

110, nilai median 110, modus 110, simpangan baku 12,98, dan variansi
78

sampel 168,67.

Tabel 4. 11
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 101,8391
Standard Error 1,392391
Median 110
Mode 110
Standard
Deviation 12,98736
Sample
Variance 168,6715
Kurtosis -0,79768
Skewness -1,06798
Range 30
Minimum 80
Maximum 110
Sum 8860
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 5 (pentingnya

memhami pelajaran) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 12
Norma Kategorisasi Pertemuan 5

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 108-114 ≥98% 0 0

Baik 101-107 92-97% 0 0

Cukup Baik 94-100 86-91% 64 74

Kurang Baik 87-93 78-85% 23 26

Tidak Baik 80-86 ≤78% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat


79

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Intervensi 5
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 5
Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

0, kategori baik sebanyak 0, kategori cukup baik sebanyak 70 siswa

(80%), kategori kurang baik sebanyak 17 siswa (20%), dan kategori tidak

baik sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 5 (pentingnya

memahami pelajaran) berada dalam kategori “Cukup Baik”.

f. Minat Belajar Intervensi 6 (Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan perlakuan

(post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat minat belajar

siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang minat belajar


80

siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 6 yakni diberikan

layanan informasi di dapat skor terendah (min) 60, skor tertinggi (max)

120, nilai median 120, modus 120, simpangan baku 7,34, dan variansi

sampel 53,99.

Tabel 4. 13
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 117,4713
Standard Error 0,787811
Median 120
Mode 120
Standard
Deviation 7,348215
Sample
Variance 53,99626
Kurtosis 43,77102
Skewness -5,86008
Range 60
Minimum 60
Maximum 120
Sum 10220
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 6 (peran orang

tua dalam mendidik anak) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 14
Norma Kategorisasi Pertemuan 6

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 113-125 ≥94% 0 0

Baik 100-112 84-93% 71 82

Cukup Baik 86-99 72-83% 12 14

Kurang Baik 73-85 61-71% 4 5


81

Tidak Baik 60-72 ≤60% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Intervensi 6
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 6
Grafik Distribusi Frekuensi Layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

0, kategori baik sebanyak 71 siswa (82%), kategori cukup baik sebanyak

12 siswa (14%), kategori kurang baik sebanyak 4 siswa (5%), dan

kategori tidak baik sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat

disimpulkan minat belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 6

(peran orang tua dalam mendidik anak) berada dalam kategori “ Baik”.

g. Minat Belajar Intervensi 7 (Metode Guru Yang Baik Dalam Mengajar


82

Serta Kemampuan Siswa Dalam Membatasi Kegiatan)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan

perlakuan (post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat

minat belajar siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang

minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 7

yakni diberikan layanan informasi di dapat skor terendah (min) 70, skor

tertinggi (max) 120, nilai median 120, modus 120, simpangan baku 9,78,

dan variansi sampel 95,69..

Tabel 4. 15
Deskriptif Statistik Layanan Informasi
Column1

Mean 115,4713
Standard Error 1,048776
Median 120
Mode 120
Standard
Deviation 9,782328
Sample
Variance 95,69393
Kurtosis 5,404292
Skewness -2,31548
Range 50
Minimum 70
Maximum 120
Sum 10046
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 7 (metode

guru yang baik dalam mengajar serta kemampuan siswa dalam

membatasi kegiatan) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 16
Norma Kategorisasi Pertemuan 7
83

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 114-124 ≥95% 0 0

Baik 103-113 86-94% 77 89

Cukup Baik 92-102 77-85% 10 11

Kurang Baik 81-91 68-76% 0 0

Tidak Baik 70-80 ≤67% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Intervensi 7
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 7
Grafik Distribusi Ftrekuensi Layanan Informasi
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

0, kategori baik sebanyak 77 siswa (89%), kategori cukup baik sebanyak

10 siswa (11%), kategori kurang baik sebanyak 0, dan kategori tidak baik
84

sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 7 (metode guru yang

baik dama mengajar serta kemampuan siswa dalam membatasi kegiatan)

berada dalam kategori “ Baik”.

h. Minat Belajar Intervensi 8 (Post Test)

Siswa diberikan angket minat belajar setelah diberikan perlakuan

(post test), hal ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat minat belajar

siswa. Deskriptif statistik data hasil penelitian tentang minat belajar

siswa di SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 8 yakni diberikan

angket post test di dapat skor terendah (min) 101, skor tertinggi (max)

125, nilai median 125, modus 125, simpangan baku 7,49, dan variansi

sampel 56,23.

Tabel 4. 17
Deskriptif Statistik Post Test
Column1

Mean 120,7471
Standard Error 0,803996
Median 125
Mode 125
Standard
Deviation 7,499176
Sample
Variance 56,23764
Kurtosis 2,952933
Skewness -2,06266
Range 24
Minimum 101
Maximum 125
Sum 10505
Count 87

Apabila ditampilkan dalam bentuk norma kategori tingkat minat


85

belajar siswa SMP Trampil Jakarta berdasarkan intervensi 8 (post test)

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 18
Norma Kategorisasi Pertemuan 8

Kategori Interval % Interval Frekuensi %

Sangat Baik 125-130 ≥100% 82 94

Baik 119-124 95-99% 5 6

Cukup Baik 113-118 91-94% 0 0

Kurang Baik 107-112 86-90% 0 0

Tidak Baik 101-106 ≤85% 0 0

Total 87 100

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel diatas, tingkat minat

belajar di SMP Trampil Jakarta dapat disajikan pada gambar grafik

sebagai berikut:

Minat Belajar
Post Test
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Frekuensi Persentase

Gambar 4. 8
Grafik Distribusi Frekuensi Post Test
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat di deskripsikan setelah
86

diberikan layanan informasi berada pada kategori sangat baik sebanyak

82 siswa (94%), kategori baik sebanyak 5 siswa (6%), kategori cukup

baik sebanyak 0, kategori kurang baik sebanyak 0, dan kategori tidak

baik sebanyak 0. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta pada intervensi 8 (post test) berada

dalam kategori “ Sangat Baik”.

Dari hasil intervensi terdapat persentase peningkatan setiap

pertemuan. Intervensi 1 yaitu diberikan angket pre test sebesar 59%,

intervensi 2 yaitu diberikan layanan informasi berupa cara menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan sebesar 61%, intervensi 3 yaitu

diberikan layanan informasi berupa konsentrasi belajar sebesar 69%,

intervensi 4 yaitu diberikan layanan informasi berupa tips menjadi orang

sukses sebesar 74%, intervensi 5 yaitu diberikan layanan informasi

berupa pentingnya memhami pelajaran sebesar 79%, intervensi 6 yaitu

diberikan layanan informasi berupa peran orang tua dalam mendidik anak

sebesar 82%, intervensi 7 diberikan layanan informasi berupa metode

guru yang baik dalam mengajar sebesar 89%, dan intervensi 8 yaitu

diberikan angket post test sebesar 94%.

Peningkatan dari setiap pertemuan yakni dari pertemuan 1

diberikan angket pre test (59%) dan pertemuan 2 diberikan layanan

informasi (61%) meningkat sebesar 2%, pertemuan ke 3 (69%)

meningkat sebesar 8%, pertemuan 4 (74%) meningkat sebesar 5%,

pertemuan 5 (79%) meingkat sebesar 5%, pertemuan 6 (82%) meningkat


87

sebesar 3%, pertemuan 7 (89%) meningkat sebesar 7%, dan pertemuan 8

(94%) meningkat sebesar 5%.

Adapun tabel gambaran minat belajar post test siswa dapat dilihat

di bawah ini:

Tabel 4. 19
Gambaran Minat Belajar Post Test

No Aspek SKOR
Ideal Ma Mi Jmlh Mea % SD Ket
x n n
1. Kesehatan jasmani 20 16 6 131 15,09 84 2,36 CB
dan rohani pada 3
kemampuan belajar
siswa (4)
2. Perhatian dalam 20 16 5 123 14,24 82 2,69 CB
belajar siswa agar 9
konsentrasi saat
mengikuti
pelajaran(4)
3. Kesiapan dalam 20 16 4 116 13,42 85 2,09 CB
mengikuti proses 8
belajar (4)
4. Bakat atau 20 16 5 125 14,4 77 2,68 CB
intelegensi bakat 3
(4)
5. Faktor keluarga (4) 20 16 5 128 14,73 80 2,35 CB
2
6. Faktor sekolah dan 15 15 3 952 10,95 55 2,13 B
kurikulum(3)
7. Faktor Masyarakat 15 12 3 931 10,7 77 2,28 CB
(3)
Keseluruhan (26) 130 107 31 813 93,51 85 16,58 CB
7

Berdasarkan tabel diatas, keterangan CB (Cukup Baik), dan B

(Baik), maka dapat disimpulkan secara keseluruhan skor capaian

responden untuk minat belajar siswa berada pada kategori cukup baik.

Dilihat dari aspek, terdapat satu aspek yang berada pada mutu baik yaitu
88

aspek faktor sekolah dan kurikulum sebesar 55%, sedangkan pada mutu

cukup baik yaitu aspek kesiapan dalam mengikuti proses belajar sebesar

85%, aspek kesehatan jasmani dan rohani pada kemampuan belajar siswa

sebesar 84%, aspek perhatian dalam belajar siswa agar konsentrasi saat

mengikuti pelajaran sebesar 82%, aspek bakat atau intelegensi bakat

sebesar 77%, aspek faktor masyarakat sebesar 77%.

B. Pengolahan Data Hasil Penelitian/Pengujian Prasyarat Analisis

a. Analisis Deskriptif Data

Pengukuran statistic deskriptif variabel ini perlu dilakukan untuk

melihat gambaran data secara umum seperti nilai rata-rata (Mean),

tertinggi (Max), terendah (Min), dan standar deviasi dari masing-masing

variabel yaitu Pretest (X1) dan Postest (X2). Mengenai hasil Uji Statistk

Deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4. 20
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 88 59.00 79.00 68.4432 4.74852
Postest 88 74.00 104.00 96.7159 5.14603
Valid N (listwise) 88

Berdasarkan Hasil Uji Deskriptif diatas, dapat kita gambarkan

distribusi data yang didapat oleh peneliti adalah variabel pretest (X1) dari

data tersebut bisa dideskripsikan bahwa nilai minimum 59 sedangkan

nilai maximum sebesar 79 dan nilai rata-rata pretest sebesar 68,4432.

Standar deviation data pretest adalah 4,74852. Variabel postest (X2) dari
89

data tersebut dapat di deskripsikan bahwa nilai minimum 74 sedangkan

nilai maximum sebesar 104, nilai rata-rata postest sebesar 96,7159 dan

standar deviation data postest adalah 5,14603.

b. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah tiap variabel

memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program

IMB SPSS statistics for windows versi 25.0. hasil uji normalitas

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. 21
Uji Normalitas Data Pretest-Posttest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 88
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 3.02609339
Most Extreme Differences Absolute .112
Positive .087
Negative -.112
Test Statistic .112
Asymp. Sig. (2-tailed) .009c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, nilai signifikanya sebesar

0,009. Nilai tersebut lebih besar dari 0,005 (0,009 > 0,005), sehingga
90

residu data berdistribusi normal. Dengan demikian semua data pada

penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sebaran.

c. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

homogen pada penelitian. uji homogenitas pada penelitian ini dengan

bantuan IBM SPSS statistic for windows versi 25.0. hasil uji homogenitas

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. 22
Uji Homogenitas Data Pretest-Postest
Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2/ Sig.
Hasil Minat Belajar Based on Mean .116 1 173 .734
Based on Median .289 1 173 .591
Based on Median .289 1 162.038 .591
and with adjusted
df
Based on .233 1 173 .630
trimmed mean

Berdasarkan hasil uji homogenitas di atas, nilainya sebesar 0,630

lebih besar dari nilai 0,05 (0,630 > 0,05), sehingga data homogen. Kedua

kelompok bersifat homogen sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan

uji T.

d. Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

dengan variabel terikat memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji
91

linieritas pada penelitian ini dengan bantuan IBM SPSS statistic for

windows versi 25.0. Hasil uji linieritas ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4. 23
Uji Linieritas Data Pretest-Postest

ANOVA Table
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Postes Between (Combined) 344.660 20 17.233 .589 .907
t* Groups Linearity 1.178 1 1.178 .040 .842
Pretest Deviation 343.482 19 18.078 .618 .879
from
Linearity
Within Groups 1959.237 67 29.242
Total 2303.898 87

Berdasarkan nilai signifikasi, diketahui dari output uji linieritas

sebesar 0,879 lebih besar dari 0,05 (0,879 > 0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier signifikan antara pre

test dengan post test.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t,

karena pada penelitian ini menguji dua sampel yang tidak berpasangan.

Uji ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan penggunaan layanan

informasi sebelum diberi perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan

terhadap minat belajar siswa. Untuk membuat keputusan apakah

hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka didefinisikan sebagai

berikut :
92

Ho : Tidak terdapat pengaruh layanan informasi yang signifikan

terhadap minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta

Hi : Terdapat pengaruh layanan informasi yang signifikan

terhadap minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta

Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis dengan cara

membandingkan nilai probabilitas (p) dengan α = 5%. Kriteria

keputusannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 24
Uji-T Data Pretest-Posttest

Paired Samples Test

Sig. (2-
Paired Differences tailed)
Std. 95% Confidence Interval of the

Dev Std. Difference

Me iatio Error

an n Mean Lower Upper t Df


Pai Pretest - 6.9 .73797 -29.73952 - - 87 .000
r1 Minat 28. 227 26.80593 38.3
Belajar 272 7 11
- 73
Postte
s Minat
Belajar
Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai p yang didapatkan pada tabel

diatas adalah sebesar 0,000. Nilai tersebut ternyata < 0,05, dengan

demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Hₗ diterima, yang berarti hipotesis dalam penelitian

diterima yang menyatakan adanya perbedaan yang signifikan dari


93

pemberian layanan informasi terhadap minat belajar siswa SMP Trampil

Jakarta.

D. Pembahasan/Interpretasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian “Penggunaan Layanan Informasi Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Trampil Jakarta”. Adanya

perbedaan yang signifikan terlihat dari hasil angket pre test yang lebih

kecil daripada hasil post test. Pada penelitian ini perubahan minat belajar

yang dinilai dengan menggunakan angket yang dilakukan sebelum diberi

perlakuan dengan layanan informasi (pre test) dan setelah diberi

perlakuan pada layanan informasi (post test).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya layanan

informasi dalam meningkatkan minat belajar siswa SMP Trampil Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari analisis uji-t

menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,000. Hasil uji itu

menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada perbedaan yang

signifikan pada layanan informasi terhadap minat belajar siswa. Hipotesis

diterima bahwa ada peningkatan layanan informasi terhadap minat

belajar siswa SMP Trampil Jakarta.

Peningkatan dari setiap pertemuan yakni dari pertemuan 1

diberikan angket pre test (59%) dan pertemuan 2 diberikan layanan

informasi (61%) meningkat sebesar 2%, pertemuan ke 3 (69%)

meningkat sebesar 8%, pertemuan 4 (74%) meningkat sebesar 5%,

pertemuan 5 (79%) meingkat sebesar 5%, pertemuan 6 (82%) meningkat


94

sebesar 3%, pertemuan 7 (89%) meningkat sebesar 7%, dan pertemuan 8

(94%) meningkat sebesar 5%.

Adapun pemberian perlakuan minat belajar siswa ,berikut

rinciannya:

1. Pada tanggal 22 mei 2023 dilakukan pengisian angket sebelum diberi

perlakuan. Diberikan waktu 70 menit untuk pengisian angket yakni

pukul 10.00 – 11.10. Masing-masing kelas yakni kelas 7, kelas 8,

dan kelas 9 diberikan waktu 35 menit. Pada pertemuan pertama ini

peneliti belum memberikan layanan informasi,jadi hanya

memberikan angket pre test saja.

2. Pada tanggal 23 mei 2023 dilakukan treatment dengan memberikan

layanan informasi berupa cara menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dengan waktu 35 menit di kelas 7, kelas 8, dan kelas

9. Kemudian setelah memberi layanan peneliti memberikan angket

untuk dianalisis guna melihat peningkatan minat belajar.

3. Pada tanggal 24 mei 2023 dilakukan treatment pertemuan ke tiga

dengan memberikan layanan informasi tema konsentrasi belajar.

Waktu masing-masing kelas yakni 35 menit di kelas 7, kelas 8, dan

kelas 9. Setelah diberi perlakuan peneliti kembali menyebar angket

untuk analisis hasil peningkatan minat belajar.

4. Pada tanggal 26 mei 2023 dilakukan treatment pertemuan ke empat

dengan memberikan layanan informasi tema tips menjadi orang

sukses. Waktu masing-masing kelas yakni 35 menit dikelas 7, kelas


95

8, dan kelas 9. Setelah diberi perlakuan peneliti kembali menyebar

angket untuk analisis hasil peningkatan minat belajar.

5. Pada tanggal 29 mei 2023 dilakukan treatment pertemuan ke lima

dengan memberikan layanan informasi tema pentingnya memahami

pelajaran. Waktu masing-masing kelas yakni 35 menit dikelas 7,

kelas 8, dan kelas 9. Setelah diberi perlakuan peneliti kembali

menyebar angket untuk analisis hasil peningkatan minat belajar.

6. Pada tanggal 31 mei 2023 dilakukan treatment pertemuan ke enam

dengan memberikan layanan informasi tema peran orang tua dalam

mendidik anak. Waktu masing-masing kelas yakni 35 menit dikelas

7, kelas 8, dan kelas 9. Setelah diberi perlakuan peneliti kembali

menyebar angket untuk analisis hasil peningkatan minat belajar.

7. Pada tanggal 05 juni 2023 dilakukan treatment pertemuan ke tujuh

dengan memberikan layanan informasi tema metode guru yang baik

dalam mengajar. Waktu masing-masing kelas yakni 35 menit di

kelas 7, kelas 8, dan kelas 9. Siswa sangat berantusias dalam

mengikuti kegiatan ini, kemudian peneliti menyebar angket untuk

analisis hasil peningkatan minat belajar.

8. Pada tanggal 07 juni 2023 pertemuan terakhir dengan memberikan

angket post test untuk dianalisis hasil peningkatan minat belajar

siswa. Diberikan waktu 70 menit untuk pengisian angket yakni

pukul 08.20 – 09.40. Masing-masing kelas yakni kelas 7, kelas 8,

dan kelas 9 diberikan waktu 35 menit.


96

Berdasarkan hasil diatas dipahami bahwa siswa SMP Trampil

Jakarta khususnya yang menjadi subyek penulis telah dapat

memanfaatkan layanan informasi dalam meningkatkan minat belajar

yang rendah, tetapi karena telah diberikan layanan informasi yang berisi

tentang materi-materi yang dapat menumbuhkan minat belajar maka

minat belajar siswa menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan maka dapat dipahami

bahwa layanan informasi dapat mempengaruhi minat belajar peserta

didik karena layanan informasi berusaha memberikan informasi baru

bagaimana cara untuk meningkatkan minat belajar sehingga dapat

mempengaruhi hasil belajar peserta didik tersebut. Setelah penulis

melakukan layanan informasi, minat belajar siswa meningkat dilihat dari

setiap indikatornya. Pada hasil pretest dan posttest terdapat peningkatan

setiap aspeknya. Pada aspek pertama terjadi peningkatan sebesar 76%,

pada aspek kedua terjadi peningkatan sebesar 83%, pada aspek ketiga

terjadi peningkatan sebesar 88%, pada aspek keempat terjadi peningkatan

sebesar 63%, pada aspek kelima terjadi peningkatan sebesar 80%, pada

aspek ke enam terjadi peningkatan sebesar 85%, dan pada aspek ke tujuh

terjadi peningkatan sebesar 77%. Artinya layanan informasi bisa

mengatasi masalah belajar yang salah satunya adalah minat belajar yang

rendah. Hal ini membuktikan bahwa pemberian layanan informasi

berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa SMP Trampil

Jakarta.
97

Menurut pendapat ahli Adela, Ari Saptono, dan Aditya Pratama

(2022:141-159) bahwa Efektivitas Pemanfaatan E-Learning Madrasah

berpengaruh langsung terhadap Prestasi Belajar Ekonomi dengan

kontribusi yang positif. Artinya. Semakin baik kebermanfaatan e-learning

madrasah, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. Besarnya

kontribusi langsung Efektivitas Pemanfaatan E-Learning Madrasah

terhadap Prestasi Belajar adalah sebesar 2,43%. Minat Belajar

berpengaruh langsung terhadap Prestasi Belajar Ekonomi dengan

kontribusi yang positif. Artinya, semakin tinggi minat belajar siswa,

maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. Besarnya kontribusi

langsung Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi adalah

sebesar 7,45%. Efektivitas Pemanfaatan E-Learning Madrasah

berpengaruh langsung terhadap Minat Belajar dengan kontribusi yang

positif. Artinya tinggi rendahnya Minat Belajar mampu dijelaskan oleh

E-Learning Madrasah. Kebermanfaatan E-Learning Madrasah akan

meningkatkan Minat Belajar. Besarnya kontribusi langsung Efektivitas

Pemanfaatan E-Learning Madrasah terhadap Minat Belajar adalah

sebesar 20,8%. Efektivitas Pemanfaatan E-Learning Madrasah

berpengaruh tidak langsung terhadap Prestasi Belajar Ekonomi melalui

Minat Belajar. Artinya, Minat Belajar mampu memediasi pengaruh E-

Learning Madrasah terhadap Prestasi Belajar.

Simpulan hasil temuan di lapangan dan menurut pendapat ahli

Adela, Ari Saptono, dan Aditya Pratama (2022:141-156) bahwa adanya


98

perbedaan yang signifikan terlihat dari hasil angket pre test yang lebih

kecil daripada hasil post test. Pada hasil temuan di lapangan ini

perubahan minat belajar yang dinilai dengan menggunakan angket yang

dilakukan sebelum diberi perlakuan dengan layanan informasi (pre test)

dan setelah diberi perlakuan pada layanan informasi (post test).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya layanan informasi

dalam meningkatkan minat belajar siswa SMP Trampil Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari analisis uji-t

menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil

temuan di lapangan maka dapat dipahami bahwa layanan informasi dapat

mempengaruhi minat belajar peserta didik karena layanan informasi

berusaha memberikan informasi baru bagaimana cara untuk

meningkatkan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar

peserta didik tersebut. Pada hasil pretest dan posttest terdapat

peningkatan setiap indikatornya. Besarnya kontribusi langsung

Efektivitas Pemanfaatan E-Learning Madrasah terhadap Prestasi Belajar

adalah sebesar 2,43%. Minat Belajar berpengaruh langsung terhadap

Prestasi Belajar Ekonomi dengan kontribusi yang positif. Semakin baik

kebermanfaatan E-Learning Madrasah maka akan mendorong

meningkatnya Minat Belajar siswa, sehingga dapat pula meningkatkan

Prestasi Belajarnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

a. Gambaran minat belajar siswa di SMP Trampil Jakarta sebelum diberi

perlakuan rendah, kemudian peneliti memberikan perlakuan berupa

layanan informasi guna meningkatkan minat belajar yang rendah tersebut.

b. Gambaran layanan informasi guna meningkatkan minat belajar siswa

berjalan dengan lancar, siswa bisa mengikuti arahan dari peneliti untuk

melakukan layanan informasi tersebut supaya siswa mendapat motivasi

untuk meningkatkan minat belajarnya.

c. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat

belajar setelah dilaksanakan layanan informasi. Peningkatan dari setiap

pertemuan yakni dari pertemuan 1 diberikan angket pre test (59%) dan

pertemuan 2 diberikan layanan informasi (61%) meningkat sebesar 2%,

pertemuan ke 3 (69%) meningkat sebesar 8%, pertemuan 4 (74%)

meningkat sebesar 5%, pertemuan 5 (79%) meingkat sebesar 5%,

pertemuan 6 (82%) meningkat sebesar 3%, pertemuan 7 (89%) meningkat

sebesar 7%, dan pertemuan 8 (94%) meningkat sebesar 5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang

telah dikemukakan oleh penulis, ada beberapa saran yang dapat diajukan

sebagai bahan tindak lanjut dari penelitian ini. Beberapa saran yang

diajukan adalah sebagai berikut:

99
100

1. Kepala Sekolah

Diharapkan untuk lebih dapat bekerjasama, mengawasi, dan memfasilitasi

layanan bimbingan dan konseling disekolah khususnya layanan informasi

dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah. agar siswa dapat

mencapai tugas perkembangannya dengan baik.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling dapat mengaplikasikan layanan informasi

dalam rancangan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif di

sekolah guna untuk memberikan pelayanan kepada siswa dengan

maksimal serta membantu siswa untuk memiliki kompetensi tertentu.

3. Siswa

Dari pengalaman kegiatan pemberian layanan informasi yang telah

dilakukan, diharapkan siswa mendapatkan pemahaman dan informasi yang

diperoleh terkait minat dalam belajarnya, adapun respon positif yang

timbul pada saat pelaksanaan pemberian layanan, yaitu siswa terlihat lebih

tertarik dengan materi yang disampaikan sehingga siswa lebih fokus pada

saat belajar, dan banyak bertanya tentang kesulitan yang dialaminya

tentang disiplin belajarnya serta siswa dapat meningkatkan kesadaran

dirinya terkait minat dalam belajarnya yang masih rendah agar siswa dapat

memaksimalkan minat belajarnya sehingga dapat mengoptimalkan

keberhasilan dalam belajarnya.

4. Peneliti selanjutnya

Pada penelitian kuantitatif quasi eksperimen, apabila berminat untuk


101

melakukan atau ingin melanjutkan penelitian tentang penggunaan layanan

informasi untuk meningkatkan minat belajar siswa dimungkinkan terbuka

lebar. Mengingat penelitian ini masih terbatas bahkan jauh dari kata

sempurna, baik dari ruang ligkup yang diteliti, maupun dalam kaitannya

dengan aspek lain, maka kiranya perlu adanya penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam. (2013). Hubungan Antara Fasilitas Sekolah, Minat Belajar, Dan Kebiasaan
Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk Se-Kecamatan Mojosari. Jurnal BK
UNES, 67.
Arikunto,S. (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Adela, A.,& Saptono, A., & Pratama, A. (2022). Pengaruh Efektivitas
102

Pemanfaatan E-Learning Madrasah Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi


Belajar Ekonomi Siswa Madrasah Aliyah Negeri Jakarta Timur. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(21), 141-156.
Erman,.A & Prayitno. (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Erman,.A & Prayitno. (2013). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2012). IKHTISAR BIMBINGAN & KONSELING : Memuat Beberapa
Aspek Kegiatan dan Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah.
Bandung: Yrama Widya.
Darmadi,. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Djali,. (2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadis, A. (2008). Psikologi pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hanafi,. (2015). Metodologi Penelitian kepandidikan. Batusangkar: STAIN
Batusangkar.
Hastuti,. S.,& Winkel (2006). Bimbingan dan Konseling di Industri Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Ketut, D. (2004). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Khairani. (2013). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Mokhammad, L. (2017). Peneltian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika
Aditama.
Muhibbin, S. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Muhibbin, S. (2009). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukhlishah. (2012). Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling di
Sekolah. Surabaya: Dwiputra Pustaka.
Noor. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Nurihsan, & Yusuf. (2012). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nursalim. (2015). Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling. Jakarta:
Erlangga.
103

Prayitno. (2012). Spektrum Pelayanan Konseling. Padang: UNP Press.


Priansa, & Setiani. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Purwoko. (2008). Organisasi dan Managemen Bimbingan dan Konseling.
Surabaya: Unesa Univercity Press.
Reber. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Safari. (2003). Indikator Minat Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan(Kompetensi dan Praktiknya).


Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. (2010). Pengantar Program Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, A. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini :Pengantar dalam Berbagai
Aspek. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Sutrisno, H. (2015). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan konseling disekolah Madrasah (pekanbaru:.
Pekan Baru: Raja Grafindo Persada.
Tohirin. (2008). Bimbingan Dan Konseling Di Seklah Dan Madrasah (Berbasis
104

Integral). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


Winkel. (2005). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Media Abadi.
Winkel. (2006). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
105

LAMPIRAN 1
106

LAMPIRAN 2
1. Tabulasi Uji Instrumen

2. Uji Validitas

107
108

0.002 0.975 0.037 0.019 0.045 0.148 0.005 0.121 0.502 0.000 0.948 0.001 0.000 0.446 0.003 0.000

58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
0.254 -0.002 -0.034 -0.101 0.225 .366** 0.138 0.125 -0.139 .377** 0.119 .399** .468** .584** .380** 1 -0.214

0.055 0.990 0.800 0.449 0.089 0.005 0.300 0.351 0.297 0.003 0.374 0.002 0.000 0.000 0.003 0.106

58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
-.386** 0.063 -.413** 0.252 -0.045 -0.102 -.341** 0.072 .331* -0.140 0.010 -0.049 -.285* -0.122 -.443** -0.214 1

0.003 0.641 0.001 0.056 0.738 0.445 0.009 0.592 0.011 0.295 0.938 0.717 0.030 0.360 0.000 0.106

58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
0.057 0.021 0.174 -0.039 0.039 -0.200 0.190 0.025 0.103 0.077 0.137 -0.066 -0.029 -0.167 -0.007 -0.045 -0.114

0.673 0.876 0.191 0.773 0.771 0.133 0.154 0.854 0.440 0.563 0.306 0.621 0.827 0.211 0.960 0.737 0.393

58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
109

3 3 3 1 4 2 3 1 3 1 4 2 3 3 1 4 4 1 4 110 130 85 Kurang Baik


2 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 4 110 130 85 Kurang Baik
4 1 4 1 3 1 3 1 4 2 2 3 4 1 4 1 4 4 2 110 130 85 Kurang Baik
1 4 1 1 3 3 2 1 4 3 3 2 3 3 2 2 4 1 1 110 130 85 Kurang Baik
110
111

Anda mungkin juga menyukai