PKL IP4T Dan SIP
PKL IP4T Dan SIP
A. Pendahuluan
Praktik Kerja Lapangan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah dan Sistem Informasi Pertanahan (PKL IP4T DAN SIP) dilaksanakan di
Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. PKL P4T dan SIP pada dasarnya adalah melakukan pengumpulan
(inventarisasi) data Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah di
wilayah lokasi PKL serta mengelola data tersebut dalam sebuah Sistem Informasi
Pertanahan sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk manajemen
pertanahan.
Desa Bangunjiwo terdiri dari 19 Dusun. Namun demikian mengingat waktu
pelaksanaan PKL hanya 11 hari dengan jumlah Taruna 82 orang, maka Invetarisasi data
P4T hanya akan dilaksanakan pada 3 dusun atau kurang lebih sebanyak 3000-4000 bidang.
Peserta PKL dibagi menjadi 15 kelompok, sehingga tiap kelompok mengumpulkan data
P4T sesuai dengan pembagian wilayah yang terdiri dari 1-2 RT.
Pada PKL ini, pada dasarnya taruna yang terbagi dalam kelompok harus mampu
melakukan pengumpulan (inventarisasi) data P4T yang kemudian disajikan dalam
informasi sebaran P4T, Struktur Pemilikan dan Penguasaan Tanah, serta Analisis
Ketimpangan Penguasaan Tanah melalui Sistem Informasi Pertanahan
Semua hasil kegiatan PKL yang dilakukan baik berupa peta-peta maupun deskripsi
wilayah harus sudah selesai dalam bentuk softcopy sebelum hari terakhir pelaksanaan
PKL di lapangan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi penyuluhan, penyiapan peta bidang tanah, pendataan P4T,
pengumpulan data potensi desa/dusun, pengolahan/tabulasi data P4T, penggabungan
(merging) data spasial dan tekstual, analisa data P4T, serta kontrol kualitas
a. Penyuluhan dilaksanakan oleh tim yang ditunjukoleh Prodi DIV dan diberikan
Surat Tugas oleh Ketua STPN. Materi penyuluhan meiliputi gambaran kegiatan
PKL P4T dan Sistem Informasi Pertanahan mencakup latar belakang, tujuan
dan tahapan pelaksanaan PKL
b. Penyiapan peta bidang tanah dilakukan oleh Koordinator Data Spasial dari
Taruna yang ditunjuk oeh Koordinator PKL.
c. Pendataan atau survei P4T dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Taruna dibimbing
oleh Instruktur masing-masing. Formulir Isian survei inventarisasi P4T
menggunakan formulir pada Lampiran 3.
C. Landasan Teori Inventarisasi P4T dan Sistem Informasi Pertanahan (Sistem Informasi
P4T)
1. Konsep dan Pengertian
Salah satu kelemahan dalam melaksanakan manajemen pertanahan secara
nasional saat ini adalah rendahnya data dan informasi bidang tanah baik secara kualitas
dan kuantitas. Tap MPR Nomor IX tahun 2001 tentang PPAN khususnya pasal 5 ayat (1.c)
menyatakan bahwa untuk menentukan arah kebijakan Pembaruan Agraria perlu
diselenggarakan pendataan pertanahan melalui inventarisasi dan registrasi Penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dan sistematis
dalam pelaksanaan landreform.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi maka proses
pendataan/inventarisasi data P4T sampai dengan penyajian informasi P4T dalam bentuk
tabulasi P4T dan pemetaan P4T dapat dilakukan dengan menggunakan sisitem informasi.
Sistem informasi yang digunakan untuk mengelola data pertanahan dengan satuan data
terkecil adalah bidang tanah atau sering disebut juga Sistem Informasi Geospasia Berbasis
Bidang (Parcel Based Geo-Information System) dikenal sebagai Sistem Informasi
Pertanahan atau Land informastion System. Proses pengumpulan /inventarisasi P4T,
tabulasi data, analisis data, sampai penyajiannya dalam format data tekstual mauupun
dalam bentuk peta-peta dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan.
Untuk memudahkan pemahaman dan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi P4T,
berikut ini dipaparkan beberapa pengertian yang berkaitan dengan kegiatan IP4T serta
pengelolaanya dalam Sistem Informasi Pertanahan :
a. Desa/Kelurahan yang merupakan lokasi tanah obyek landreform (TOL) sesuai SK. TOL
Lama atau SK. Kepala Inspeksi Agraria (Kinag) yang belum teridentifikasi secara tepat
bidang-bidang Tanah dimaksud dalam SK.
b. Desa/kelurahan yang memiliki potensi Tanah Negara dengan penggunaan tanah
pertanian maupun non pertanian sebagai potensi Tanah Obyek Landreform. c.
Desa/kelurahan yang terdapat tanah pertanian atau tanah pertanian dalam rangka LP2B;
d. Desa/kelurahan yang masih terdapat indikasi banyak terjadinya kegiatan pemanfaatan
tanah bersama (seperti bagi hasil, sewa, dan gadai) dan atau terdapat indikasi tanah
kelebihan maksimal dan atau absentee.
e. Desa/Kelurahan dengan kategori IDT/miskin/jumlah penduduk miskin/penerima BLT
relatif banyak;
1) Gambaran Umum Kegiatan IP4T yang mencakup: latar belakang, tujuan, tahapan. 2)
Kewajiban masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan IP4T antara lain : ikut
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan informasi tentang P4T (terhadap bidang
tanahnya masing-masing), serta menetapkan dan memasang batas-batas bidang
tanahnya.
b. Pembuatan Peta Bidang Tanah dan Pendataan P4T
Peta bidang tanah adalah gambaran umum bidang-bidang tanah dalam satu
Desa/Kelurahan atau satu Dusun untuk memastikan posisi relatif tiap-tiap bidang tanah
yang terdapat dalam satu desa/kelurahan atau dusun lokasi IP4T. Penyiapan data spasial
Buku Panduan PKL IP4T dan SIP Tahun 2016 | 10
bidang tanah dapat dibuat dengan menggunakan data/peta yang bersumber dari peta
PBB, peta garis, citra satelit, foto udara, google earthmap dan data/peta lainnya. Sket
bidang-bidang tanah dibuat sebelum melakukan pendataan P4T yang digunakan sebagai
peta kerja kegiatan IP4T.
Pendataan data primer P4T dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi
setiap bidang tanah yang ada di dusun baik sudah bersertipikat maupun yang belum
bersertipikat mengenai penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,
serta informasi lain sesuai.
Penyediaan data spasial bidang tanah dalam PKL ini dilakukan dengan mengolah
peta pendaftaran utnuk Dusun Ngentak, Dusun Lemahdadi, Dusun Salakan dengan
melakukan clean up dan membangun topologi bidang tanah.
Data spasial dapat dilekati informasi tekstual apabila bidang atau feature
geometri tersebut sudah dibangun topologinya. Topologi dapat dilakukan jika feature
geometri tersebut bebas dari kesalahan plotting/penggambaran seperti overshoot,
undershoot, dangling, pseudonode, duplikasi, sliver, dan sebagainya. Proses pembersihan
dilakukan dengan Clean-Up menggunakan software AutoCad Map atau FASAS mapun
GeoKKP.
c. Inventarisasi/Pendataan data P4T bidang tanah
Inventarisasi dilakukan dengan mewawancarai anggota masyarakat yang pada saat
ini menguasai atau memiliki bidang tanah, sekaligus mengidentifikasi penggunaan dan
pemanfaatan tanahpada bidang tanah tersebut. Hasil wawancara ersebut diisikan pada
Formulir Data Primer P4T sebagaimana terlampir di Lampiran 3 Panduan ini.
Integrasi Data Spasial dan Data Tesktual merupakan kegiatan penggabungan antara
Peta Bidang-bidang Tanah dengan Data P4T hasil pendataan dengan menggunakan field
kunci, yaitu NIB atau nomor identitas lain, sepanjang dukomen itu bisa
dipertanggungjawabkan. Penggabungan data dilaksanakan dengan menggunakan software
ArcGIS/Quantum GIS 2.7 Chugiak
h. Analisa Data P4T Per Desa/Kelurahan
Buku Hasil Kegiatan IP4T Provinsi tidak dapat ditetapkan sebagai output PKL IP4T
dan Sistem Informasi Pertanahan ini, karena pendataan atau inventarisasi P4T di PKL
ini hanya akan dilaksanakan di 3 Dusun, untuk bidang tanah yang sudah terdaftar.
C. Penutup