Anda di halaman 1dari 1

PERANG BALI I

JALAN NYA PERANG


Sebuah armada dipersiapkan, terdiri atas 23 kapal perang dan 17 kapal lainnya. Angkatan itu terdiri
atas 1.280 serdadu dan dipersenjatai dengan 115 moncong senapan. Pada tanggal 20 Juni 1846
pasukan diberangkatkan di bawah pimpinan LaksDa Engelbertus Batavus van den
Bosch ke Besuki dan seminggu kemudian ke Buleleng. Pasukan ekspedisi dibawa ke kapal dengan
kekuatan 1.700 prajurit, di antaranya terdapat 400 serdadu Eropa dipimpin oleh LetKol. Gerhardus
Bakker. Raja diberi ultimatum 3 kali dalam 24 jam, pada tanggal 17 Juni, hari ketika ekspedisi ke
Buleleng terjadi, berlalu begitu saja. Pada hari berikutnya, pasukan itu tiba di bawah
pimpinan perwira Abraham Johannes de Smit van den Broecke di bawah perlindungan senapan
laut. Lebih dari 10.000 prajurit Bali mencegah pendaratan tersebut namun gagal dan pasukan
penyerang maju ke daerah persawahan yang telah dikelilingi oleh pasukan Buleleng. Angkatan yang
tersedia dibagi tiga di bawah pimpinan May. Cornelis Albert de Brauw, May. Boers dan Kapt. J.F.
Lomon. Semua perlawanan dilakukan dan pada hari berikutnya serdadu Belanda maju ke ibu
kota Singaraja dan menaklukkan kota itu.

Kerajaan Karangasem dan Buleleng menawarkan penyerahan diri dan para penduduk kembali ke
tempat tinggalnya masing-masing. Ketika datang ke Bali, Gubernur Jenderal Jan Jacob
Rochussen menemukan penduduk di daerah-daerah setempat telah menyerah. Dengan Kerajaan
Karangasem dan Buleleng menyerah, disepakatilah perjanjian baru, dimana kewajiban terhadap
pemerintah Hindia Belanda diselesaikan dengan cepat. Namun keadaan damai yang dicapai pada
tanggal 12 Juli itu pecah kembali.
Pemerintahan Belanda membangun benteng di Buleleng yang dihuni oleh 200 orang dan
mengendalikan penduduk setempat serta menjamin pengawasan kontrak yang dibuat. Pada
kenyataannya, tak dapat disangka bahwa perang kedua justru segera meletus dan serangan kedua
menjadi kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai