Anda di halaman 1dari 12

Pembahasan

Sejarah
Perang Bali
Topik Yang Akan Dibahas

Proses Perang (+ Tokoh) Latar Belakang

PERANG BALI
Akhir dari Perang
Tokoh
Latar Belakang I
Pemerintah kolonial Belanda menganggap tradisi Hak Tawan
Karang tidak dapat diterima dan mengajukan untuk menghapus
Hak Tawan Karang. Atas bujukan Belanda, raja-raja di Bali
dapat menerima perjanjian untuk menghapus Hukum Tawan
Karang. Namun, sampai tahun 1844 Raja Buleleng dan
Karangasem masih menolak penghapusan tersebut dan masih
menerapkan Hak Tawan Karang.
Latar Belakang II
Akibat Dipaksakannya penghapusan Hak Tawan
Karang kepada kerajaan-kerajaan di Bali, Kerajaan
Buleleng tidak terima atas tuntutan ganti rugi yang
diajukan oleh Belanda karena 2 kapal Belanda yang
karam di perairan Bali diakuisisi oleh Kerajaan
Buleleng.
NOTE, LATAR BELAKANG
Tawan karang (taban karang) adalah
hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali
pada masa lalu, dimana raja akan
menyita kapal-kapal yang terdampar di
wilayah mereka lengkap beserta seluruh
muatannya
Raja Buleleng Raja Karangasem PAHLAWAN. N
I Gusti Anglurah Panji Sakti I Gusti Gede Karangasem I Gusti Ketut Jelantik

Tokoh yang terlibat


Proses Perang I
Fase Awal
Perang Bali diawali dari Pemerintah
Hindia Belanda yang mau menguasai
Bali untuk memperluas wilayahnya.
pada tahun 1844 belanda mengadakan
perjanjian dengan Raja Buleleng .
namun, Belanda terjerat hukum Tawan
Karang yang mengakibatkan kapal
Belanda disita oleh Bali saat itulah
peperangan dimulai.
Proses Perang II
Fase Pertengahan
Belanda datang untuk menyerang Bali
pada pertengahan 1846. Armada
Belanda terdiri dari 1.700 prajurit
gabungan dari Batavia dan Surabaya
dan dipimpin oleh komandan tertinggi
Van Den Bosch. Selama 2 hari, pasukan
dari kerajaan Buleleng, Karangasem
dan Kalungkung bertempur mati-matian
mempertahankan kedaulatan Bali.
Proses Perang III
Fase Pertengahan
Kerajaan Karangasem dan Buleleng menawarkan penyerahan diri dan para
penduduk kembali ke tempat tinggalnya masing-masing. Ketika datang ke
Bali, Gubernur Jenderal Jan Jacob Rochussen menemukan penduduk di
daerah-daerah setempat telah menyerah. Dengan Kerajaan Karangasem dan
Buleleng menyerah, disepakatilah perjanjian baru, dimana kewajiban
terhadap pemerintah Hindia Belanda diselesaikan dengan cepat. Namun
keadaan damai yang dicapai pada tanggal 12 Juli itu pecah kembali.
Pemerintahan Belanda membangun benteng di Buleleng yang dihuni oleh
200 orang dan mengendalikan penduduk setempat serta menjamin
pengawasan kontrak yang dibuat. Pada kenyataannya, tak dapat disangka
bahwa perang kedua justru segera meletus dan serangan kedua menjadi
kenyataan.
Proses Perang IV
Fase Akhir
Belanda telah mengetahui pengingkaran perjanjian damai oleh
Bali pada 1847. Pada tanggal 15 April 1849 semua kekuatan
Belanda dikerahkan untuk menyerang Jagaraga dari 2 sisi, depan
dan belakang. Pertempuran di Jagaraga berlangsung selama 2
hari dan kekuatan dari aliansi kerajaan Bali dapat dilumpuhkan
oleh Belanda. Raja Buleleng dan Ketut Jelantik melarikan diri
menuju Karangasem untuk meminta bantuan dari Raja
Karangasem. Namun, Belanda dan pasukannya tetap mengejar
Raja Buleleng dan Ketut Jelantik. Mereka terbunuh dalam upaya
mempertahankan diri dari Belanda.
Referensi
Sejarah Perang Bali
Kompas.com

Tawan Karang
Wikipedia.com
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai