i)
Hal tersebut juga terjadi di Bali, Hak Tawan Karang yang telah berlaku sebelum Belanda datang
diusik eksistensinya oleh Belanda.
Hak Tawan Karang adalah tradisi Bali yang menyebutkan bahwa kapal beserta isinya yang
karam dan terdampar di pesisir Bali adalah hak milik raja setempat.
Jalannya perlawan
Belanda datang untuk menyerang Bali pada pertengahan 1846.
Armada Belanda terdiri dari 1.700 prajurit gabungan dari Batavia dan Surabaya dan dipimpin
oleh komandan tertinggi Van Den Bosch.
Selama 2 hari, pasukan dari kerajaan Buleleng, Karangasem dan Kalungkung bertempur mati-
matian mempertahankan kedaulatan Bali. Namun, karena persenjataan Belanda yg lebih
lengkap dan modern, maka para pejuang mengalami kekalahan.Kekalahan tersebut
menyebabkan raja Buleleng I Gusti Ngurah Made dan Ketut Jelantik mundur ke daerah
Jagaraga.
Pihak Bali juga terpaksa menandatangani perjanjian damai pada 6 Juli 1846. Penandatanganan
perjanjian oleh pihak Bali merupakan salah satu siasat untuk membangun kembali kekuatan
demi melawan Belanda pada periode berikutnya.
Akhir perlawanan
Belanda telah mengetahui pengingkaran perjanjian damai oleh Bali pada 1847. Pada tanggal 15
April 1849 semua kekuatan Belanda dikerahkan untuk menyerang Jagaraga dari 2 sisi, depan
dan belakang.Pertempuran di Jagaraga berlangsung selama 2 hari dan kekuatan dari aliansi
kerajaan Bali dapat dilumpuhkan oleh Belanda. Raja Buleleng dan Ketut Jelantik melarikan diri
menuju Karangasem untuk meminta bantuan dari Raja Karangasem.