TENTANG
DISUSUN OLEH :
1. RENI ANGGRIANI
2. NUR HIDAYATUL USFATUN
MAN 1 BIMA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, kita telah menikmati kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan yang kita
nikmati sekarang tidak diperoleh secara cuma-Cuma. Melainkan melalui proses
perjuangan yang panjang dan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Bali, telah
terjadi beberapa kali proses perjuangan melawan penjajah di beberapa tempat. Antara
lain perang Jagaraga, perang Puputan, perang Margarana, dan lain sebagainya.
Di dalam Indonesia kesadaran masyarakatnya akan sejarah negaranya sendiri
masih terbilang rendah, seakan melupakan petuah dari Presiden Indonesia yang pertama
kita yaitu Ir. Soekarno, ia mengatakan "Jas Merah" Jangan sekali sekali melupakan
sejarah. Disamping itu pula sangat dirasakan bahwa penulisan sejarah yang ada
kebanyakan masih merupakan hasil penulisan orang-orang asing terutama Belanda.
Disadari bahwa Indonesia ini tumbuh dari kebinekaan sifat, corak, bentuk, budayanya
yang tercermin jelas pada bentuk geografisnya dan suku-suku bangsa yang ada, dan
masing-masing dari suku itu dengan caranya sendiri didalam perjuangan melawan
penjajahan Belanda telah menunjukkan bentuknya dengan satu tujuan adalah bebas dari
belenggu penjajahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perlawanan Rakyat Bali ?
2. Bagaimana Sejarah Perang Bali 1846-1849 ?
3. Bagaimana Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Penjajahan Belanda ?
4. Bagaimana Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda (1846–1905) ?
5. Bagaimana Perlawanan Di Bali ?
BAB II
PEMBAHASAN
E. Perlawanan Di Bali
Bali adalah sebuah pulau kecil yang terkenal di Indonesia. Pada abad ke 19 bali
belum banyak menarik perhatian orang-orang. Baru tahun 1830
pemerintahan Hindia Belanda aktif menanamkan pengaruhnya. Perkembangan dominasi
belanda menyulut api perlawanan rakyat bali “perang puputan”.
Mengapa terjadi perang puputan di bali? Abad ke 19 bali sudah berkembang
kerajaan-kerajaan berdaulat.
Contohnya Kerajan Buleleng dll. Pada masa Gubernur Jenderal Daendels ada
kontak dengan kerajaan bali menyangkut hubungan dagang dan sewa.
Tapi Hindia Belanda ingin menanamkan pengaruh dan berkuasa di bali. Pertama
G.A Granpre moliere misi ekonomi, kedua huskus koopman misi politik. Misi ekonomi
jauh lebih berhasil dari pada misi politik namun terus di usahakan dan di capai perjanjian
antara raja bali dan belanda.perjanjian kontrak antara raja-raja bali dengan belanda
seputar hukum tawan karang agar di hapuskan.
Karena kelihaian belanda raja-raja bali dapat menerima perjanjian untuk
meratifikasi penghapusan hukum tawan karang.tahun 1844 raja Buleleng dan Karang
Asem belum melaksanakan perjanjian tersebut dibuktikan dengan perampasan atas isi 2
kapal belanda yang terdampar dipantai sangsit (Buleleng) dan Jembrana (buleleng ) .
belnda memaksa raja Buleleng untuk melaksanakan perjanjian tersebut,benda juga
memaksa untuk membayar ganti rugi antas kapal belanda. Pihak buleleng menolak
dengan tegas tuntutan tersebut yang menyebabkan perang terjadi. Pati Ktut Jelantik
mempersiapkan pos-pos dan prajurit.
Buleleng juga mendapat dukungan dari kerajaan karang asem dan klungkung.
Tanggal 27 juli 1846 1.700 pasukan barat menyerbu kampung-kampung tepi pantai ada
juga pasukan laut dengan kapal selam. Karena persenjataan belanda lebih lengkap dan
modern pejuang buleleng demakin terdesak dan jebol . ibu kota singaraja dikuasai
belanda. Kemudian belanda mendesak untuk menandatangani perjanjian tanggal 6 juli
1846 yang isinya 1.dalam waktu 3 bulan,raja buleleng harus menghancurkan semua
benteng buleleng yang pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng baru,
2.raja buleleng harus membayar ganti rugi dari biaya perang yang telah dikeluarkan
belanda,sejumlah 75.000 gulden,dan raja harus menyerahkan I Gusti Ktut Jelantik
kepada pemerintah belanda,3. Belanda diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.
Tipu daya dilakukan oleh rakyat bali untuk berpura-pura menerima isi perjanjian
itu. Tapi dibalik itu raja dan patih ketut jelantik memperkuat pasukannya. Di Jagaraga
dibangun pertahanan yang kuat bagaikan gelar-supit urang. Rakyat juga
mempertahankan hukum tawan karang. Tahun 1847 kapal-kapal asing terdampar
dipantai kusumba Klungkung,dirampas oleh kerajaan, hal itu menimbulkan
amarah Belanda.belanda memaksa untuk melaksanakannya tapi raja-raja bali tidak
menghiraukan rakyat justru dipersiapkan untuk berperang.
Tanggal 7 dan 8 juni 1848 mendarat bala bantuan belanda. Tanggal 8 juni
serangan di jagaraga dimulai. Sebagai pemimpin tentara belanda J.van Swieten, Letkol
Sutherland benteng jagaraga dimulai namun dengan pertahanan gelar-supit urang
berhasil menjebak Belanda. Pasukan Belanda ditarik mundur. Kekalahan itu
menyakitkan perasaan pimpinan belanda, kemudian terjadi serangan balasan awal april
1849 datang serdadu belanda dalam jumlah belanda besar. Tanggal 15 april 1849
seranggan Belanda dimulai di jagaraga ,tanggal 16 April Jagaraga berhasil dilumpuhkan
belanda.
Terbunuhnya raja buleleng dan Patih Ketut Jelantik jatuhlah Kerajaan Buleleng.
Menyusul karang asem yang ditakhlukan 18 mei 1849. Pertempuran terus terjadi. Tahun
1906 perang puputan terjadi di Bandung, tahun 1908 perang Puputan di Klungkung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditinju dari kedatangan orang-orang Belanda pertama kali di Bali yang dilakukan
oleh sebuah ekspedisi dibawah pimpinan Cornelis de Houtmanpada tahun1597, ternyata
kunjungan yang pertama itu memperlihatkan sifat-sifat persahabatan yang saling hormat
menghormati.
Kemudian barulah dilanjutkan dengan hubungan yang bersifat politik yang dating
dari pihakBelanda, seperti yang terjadi pada tahun 1826, dimana Belanda secara licik
dengan tekanan-tekanan berat telah mengadakan ikatan perjanjian dengan raja-raja di
Bali yang bersifat mengurangi kekuasaan Belanda di Bali.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.dosenpendidikan.co.id/perlawanan-rakyat-bali/
Marwati Djoened Poesponegoro.Sejarah Nasional Indonesia III.Balai Pustaka:Jakarta,2008
Drs.Supardiono.sejarah untuk SMP/MTs.CV.Gema Nusa.2010
Kemala Ekspresi. SPd.Buku ajar sejarah.SMAN 1 Kec. Harau.2012
Sumber : http://sejarah-perang-bali.com/