Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERANG BALI

DISUSUN OLEH:

•DENDRA

•GURUH

SMAN 1 LEMAHABANG KARAWANG

Tahun Ajaran

2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya
kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Perang Bali’. Meskipun banyak rintangan
dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan baik.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

A. Perang Bali.......................................................................................................................

B. Latar Belakang Terjadinya Peperangan Bali.......................................................................

C. Kronologi Perang Bali……..............................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................................

B. DaftarPustaka………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, kita telah menikmati kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang
tidak diperoleh secara cuma-cuma. Melainkan melalui proses perjuangan yang panjang dan
dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Bali, telah terjadi beberapa kali proses perjuangan
melawan penjajah di beberapa tempat. Antara lain perang Jagaraga, perang Puputan, perang
Margarana, dan lain sebagainya.

Di dalam Indonesia kesadaran masyarakatnya akan sejarah negaranya sendiri masih terbilang
rendah, seakan melupakan petuah dari Presiden Indonesia yang pertama kita yaitu Ir. Soekarno, ia
mengatakan "Jas Merah" Jangan sekali sekali melupakan sejarah. Disamping itu pula sangat
dirasakan bahwa penulisan sejarah yang ada kebanyakan masih merupakan hasil penulisan orang-
orang asing terutama Belanda. Disadari bahwa Indonesia ini tumbuh dari kebinekaan sifat, corak,
bentuk, budayanya yang tercermin jelas pada bentuk geografisnya dan suku-suku bangsa yang ada,
dan masing-masing dari suku itu dengan caranya sendiri didalam perjuangan melawan penjajahan
Belanda telah menunjukkan bentuknya dengan satu tujuan adalah bebas dari belenggu penjajahan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perang Bali

Perang Bali merupakan perang yang terjadi antara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger dengan
Kerajaan Bali pada tahun 1849. Pada tanggal 8Juni1848, Belanda mulai mengadakan serangan
terhadap daerah Jagaraga dengan menghujankan tembakan-tembakan meriam dari pantai Sangsit.
Bagi Belanda pantai Sangsit harus dikuasai dan dipertahankan sebab Sangsit merupakan salah satu
pantai yang masih bisa digunakan sebagai penghubung antara Bali dengan Batavia. Disamping itu
penduduk Sangsit dengan mudah dapat dibina agar membantu pemerintah Belanda. Dalam
ekspedisi Belanda yang kedua ini, Belanda telah mempersiapkan pasukannya secara matang.
Dalam ekspedisi ini, pasukan militer Belanda diangkut oleh kapal-kapal perang sebanyak 22 buah
seperti : kapal perang Merapi, Agro, Etna, Hekla, Anna, A.R. Falck, Ambonia dan Galen dan
sebagainya. Masing-masing kapal perang itu dilengkapi dengan persenjataan yang berupa meriam
dan persenjataan lainnya.

Kekalahan Belanda dalam ekspedisinya yang pertama ke Bali benar-benar di luar dugaan, Belanda
menjadi marah dengan diundurkannya serangan balasan pada tahun 1848. Seorang perwira
Belanda bernama Rochussen menulis kepada Jenderal Van der Wijck, bahwa jika ia diharuskan
menjabat terus pangkatnya yang sekarang, ia tidak mau beristirahat sebelum dapat memusnahkan
Jagaraga.

Dengan gugurnya Patih Jelantik maka berhenti pulalah perlawanan Jagaraga terhadap pasukan
Belanda. Dalam serangan ini, dengan mengadakan pertempuran selama sehari, Belanda telah
berhasil memukul hancur pusat pertahanan dari laskar Jagaraga, sehingga secara politis benteng
Jagaraga secara keseluruhan telah jatuh ke tangan pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 19
April 1849, dengan jumlah korban di pihak Jagaraga kurang lebih sekitar 2200 orang, termasuk 38
orang pedanda dan pemangku, lebih 80 orang Gusti, serta 83 pemekel, sedang di pihak Belanda
menderita korban sebanyak kurang lebih 264 orang serdadu bawahan maupun tingkat yang lebih
tinggi.
B. Latar Belakang Terjadinya Peperangan Bali

Di Bali terdapat hukum tawan karang. Yaitu hukum yang memberikan hak kepada kerajaan di Bali
untuk merampas kapal-kapal yang terdampar di perairan Bali dan seluruh isinya termasuk anak
buah kapal sebagai asset mereka. Hukum Tawan Karang tetap saja dilakukan oleh rakyat Buleleng
sepanjang pesisir. Bahkan sering mengganggu pelayaran Belanda.

Pada tahun 1841, Belanda mengdakan suatu perjanjian dengan raja Buleleng dimana hukum
Tawan Karang tersebut tidak berlaku kepada kapal-kapal Belanda. Pada tahun 1844 perjanjian
tersebut dijalankan. Pada tahun itu juga, ketika sebuah kapal milik Belanda terdampar di Bali,
kapal itu dirompak dan protes atas perlakuan itu diabaikan, yang berarti penguasa Bali melanggar
kesepakatan, sehingga pemerintah colonial Belanda di Jawa tak bisa lagi mentoleransi dan
melancarkan ekspedisi.

Latar belakang dari kerajaan Buleleng adalah Patih Jelantik tetap pada pendiriannya semula yaitu
bertekad mengusir Belanda dari wilayah kerajaan Buleleng. Untuk mewujudkan keinginan ini,
Patih Jelantik mempersiapkan Desa Jagaraga sebagai pusat kegiatan untuk mencapai maksudnya.
Namun tindakan-tindakan serdadu Belanda merampas ibukotanya merampok rumah-rumah rakyat
menimbulkan dendam pada rakyat Buleleng. Maka Patih Jelantik secara rahasia telah
mengirimkan mata-mata untuk mengetahui kegiatan serdadu Belanda di Pabean dan kemudian
mengambil kesimpulan bahwa Belanda telah mempersiapkan suatu penyerangan besar-besaran
terhadap Jagaraga. Karena itu Patih Jelantik memutuskan memperkuat Jagaraga dalam system
perbentengan, kekuatan lascar, dan persenjataan.
C. Kronologi Perang Bali

Perang Bali I

 Maret 1848: Sebelum Belanda melakukan penyerbuan secara langsung, pemerintah


Belanda mengirim utusan ke Buleleng.
 27 April 1848: Pemerintah Belanda dengan resmi mengumumkan perang terhadap raja
Buleleng.
 6 Juni 1848: Armada ekspedisi Belanda yang kedua sudah merapat di pantai Sangsit.
Ekspedisi ini diangkut oleh suatu kapal armada perang yang terdiri atas 22 buah kapal
perang. Masing-masing kapal dilengkapi meriam-meriam dan persenjataan lainnya.
 8 Juni 1848: Serdadu Belanda mendarat di desa Sangsit dan terus melakukan serbuan-
serbuan di bawah perlindungan tembakan meriam dari atas kapal. Serdadu Belanda terbagi
atas 4 divisi. Akhirnya terjadi pertempuran sengit di desa Bungkulan dan sekitarrnya.
 9 Juni 1848: Mayor Sorg berusaha menguasai Bungkulan menuju desa Jagaraga dan
bermaksud memukul langsung pusat pertahanan Patih Jelantik. Sore harinya, sisa-sisa
serdadu Belanda berhasil mencapai pantai desa Sangsit dan langsung menuju ke kapal.
 20 Juni 1848: Seluruh ekspedisi Belanda kembali ke Jawa. Kemenangan mutlak berada di
tangan laskar Jagaraga berkat kepemimpinan Patih Jelantik dan bersatunya lakar dengan
rakyat.

Perang Bali II

 14 April 1849: Armada perang Belanda sudah mendarat di tepi pantai desa Sangsit.
 15 April 1849: Pagi-pagi buta, Patih Jelantik dengan diikuti oleh laskarnya sekitar 10.000
orang berangkat ke Singaraja, pura-pura untuk berunding dengan Jenderal Michiels.
Selanjutnya lambung barat benteng induk Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, dengan
korban yang besar di pihak lascar Jagaraga.
 16 April 1849: Benteng induk Jagaraga jatuh ke tangan serdadu Belanda yang berada di
bawah pimpinan Letnan Kolonel C.A. de Brauw, dengan korban besar di pihak Jagaraga.
 24 Mei 1849: benteng Kusamba diserang oleh pasukan belanda yang bergerak dari
pelabuhan padangbai.
 25 Mei 1849: malam hari menjelang pagi tiba tiba perkemahan belanda diserang oleh
pasukan istemewa yang sengaja dikirim dari kelungkung.Dalam pernyebuan ini laskar
kelungkung berhasil menembak jendral Michiels.Letnan Kolonel Van Swieten
memerintahkan seluruh armada kembali ke Jawa.Kematian sang Jendral merupakan
kemenangan yang gemilang bagi kerajaan Kelungkung karena sekaligus mengusir Belanda
dari wilayah kerajaan kelungkung.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ditinju dari kedatangan orang-orang Belanda pertama kali di Bali yang dilakukan oleh sebuah
ekspedisi dibawah pimpinan Cornelis de Houtmanpada tahun1597, ternyata kunjungan yang
pertama itu memperlihatkan sifat-sifat persahabatan yang saling hormat menghormati.

Kemudian barulah dilanjutkan dengan hubungan yang bersifat politik yang datang dari pihak
Belanda, seperti yang terjadi pada tahun 1826, dimana Belanda secara licik dengan tekanan-
tekanan berat telah mengadakan ikatan perjanjian dengan raja-raja di Bali yang bersifat
mengurangi kekuasaan Belanda di Bali.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang_Bali_I

Anda mungkin juga menyukai