Anda di halaman 1dari 4

Mata Pelajaran : Sejarah Musik – Periode Barok Dan Rokoko (II)

Kelas : XI

15. PERIODE BAROK DAN ROKOKO (II)

3. Perasaan, Fikiran, dan Proses Kreasi

Perkembangan pola pikir dan perasaan manusia sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang
terjadi dilingkungan tempat dimana manusia itu tinggal. Masyarakat Barok memandang
bahwa perbedaan itu harus ada. Mereka masih mempertahankan sistem golongan lama yang
terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Raja
b. Kaum bangsawan
c. Penduduk kota dan petani yang dianggap sebagai penduduk desa

Sistem ini (sistem masyarakat abad pertengahan) dianggap sebagai sistem yang sudah
diatur oleh Tuhan, yang hanya dapat dipertahankan melalui kekuasaan. Raja menganggap diri
sebagai dewa yang dibantu oleh kaum bangsawan, rohaniawan, dan tentara. Kota dianggap
sebagai tempatnya orang kaya dan terdidik sedangkan pedalaman dianggap sebagai tempat
orang miskin . Lebih dari separuh jumlah penduduk adalah masyarakat yang buta huruf. Hal
ini dapat dibuktikan dengan lenyapnya sebagian besar musik rakyat. Yang tertulis hanya
karya dari masyarakat atas. Musik dipandang sebagai barang yang sangat mewah dan hanya
dipentaskan dikalangan atas saja.
Dalam bermusik, orang Barok berusaha keras untuk menambah kesan mewah dan
berlimpah-limpah. Mereka tidak segan-segan untuk memperluas batas realita dengan
khayalan-khayalan yang fantastis. Hal ini jelas bertolak belakang dengan zaman Renaisans
yang berpatokan pada seni Yunani Klasik yang jelas dan sederhana. Orang Barok justru
mencita-citakan sesuatu yang tidak jelas, berbelit-belit, namun hidup dan penuh perasaan.
Dunia Barok sangat teratur, harmonis, dan rasional. Orang Barok percaya bahwa dunia
diselenggarakan oleh Tuhan. Irama seperti terbit dan tenggelamnya matahari, siklus
pergantian musim, siklus kelahiran dan kematian manusia. Semua hal itu dianggap sebagai
ungkapan keabadian Tuhan yang tercermin dalam irama musik yang konstan.
Reformasi Gereja dan perebutan kekuasaan dianggap sebagai sesuatu yang merusak
harmoni yang sudah lama terbangun. Kerinduan pada perdamaian dan kesadaran bahwa nafsu
hanya dapat diatur dengan peraturan yang rasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam

1
Sejarah Musik – Periode Barok
Dan Rokoko (II)
kehidupan umum maupun dalam berkesenian, manusia akan selalu mencari pegangan. Hal
tersebut melahirkan kesadaran diri yang baru, bahwa bukan tradisi dan iman yang
menentukan hubungan, namun pengalaman hidup dan sikap kritis, serta keyakinan bahwa
semuanya merupakan kesatuan yang harmonis.
Dalam dunia Barok, seniman Barok melalui daya fantasinya berusaha menciptakan
ruang seni yang terpisah dari alam dunia dan realita hidup. Salah satu contohnya dapat dilihat
dari atap gereja yang dihias dengan lukisan tentang surga. Istana yang dihias dengan lukisan
pemandangan alam yang fantastis. Tari pergaulan dirubah mejadi tari seni, dan diciptakannya
opera yang berlangsung selama berjam-jam.
Cita-cita dari seni Barok adalah karya seni yang menyeluruh dengan tujuan untuk
memikat manusia melalui panca inderanya. Dalam seni Barok, dunia dipandang sebagai
teater raksasa, manusia tinggal menikmati penyajiannya yang disatu pihak indah dan
mengesankan, sedangkan dipihak lain penuh arti simbolis yang mendalam.
Seni rupa Barok mengungkapkan segala hal tentang manusia, sedangkan seni musik
mengungkapkan emosi dan perasaannya. Manusia Barok belum sadar akan kepribadiannya
sebagai individu. Ia melihat dirinya sebagai kesatuan yang utuh dalam kesatuan seluruh
dunia. Maka dari itu, musik Barok tidak melukiskan perasaan yang dialami sendiri oleh
komponisnya, sehingga perasaan dan emosi ditingkatkan dalam gaya yang tak jarang bersifat
kaku, karena bukan cerminan dari perasaan melainkan gambaran dari kesempurnaan diluar
pribadinya.
Para seniman Barok tidak hanya menirukan alam seperti seniman Reanisans, tetapi
mereka berkarya secara kreatif sebagai jenius dengan perasaan dan pikiranya. Setiap bentuk
ciptaan manusia merupakan suatu langkah untuk mengatur alam semesta, sehingga
kecenderungannya nampak dibuat-buat dan kurang wajar. Mulai dari cara menghormati
orang, kebiasaan memakai rambut palsu, sopan santun yang kaku, serta kastrasi yang
bertujuan untuk mempetahankan suara anak pada para pria dewasa.
Dunia dipandang sebagai panggung sandiwara dengan pemeran, sutradara, dan musik.
Manusia menjadi kritis dibidang agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan yang diwujudkan
dalam dunia kongkrit.
Secara umum sikap baru tersebut melahirkan hal-hal yang baru juga, antara lain:
a. Nicolaus Copernicus, Galilleo Galillei, dan Johanes Kepler yang membuktikan bahwa
bumi bukan pusat dunia.

2
Sejarah Musik – Periode Barok
Dan Rokoko (II)
b. Rene Descartes, Blaise Pascal, dan Baruch Spinoza yang mengajarkan ilmu etika dan
moral yang dapat dialami dan dibenarkan secara moral.
c. Didirikannya akademi dan pusat kesenian untuk meningkatkan mutu dan ketrampilan
teknis seni.
d. Ilmu pasti mendapat kedudukan penting karena angka-angka yang menentukan alam
semesta maupun segala detailnya.
e. Harmoni bintang-bintang dianggap sebagai musik angkasa, dan musik dipandang
sebagai cermin dari dunia alam semesta.

B. Karakteristik Musik Barok


Dalam musik periode Barok teori Pythagoras kembali dijunjung tinggi. Pada abad
pertengahan banyangan antik tentang teori musik ini telah ditinggalkan, sehingga perbedaan
karakteristik antara seni perode Renaisans dan periode Barok dapat disimpulkan sebagai
berikut:
 Karya Seni Renaissance
1. Mencerminkan sifat keseimbangan, rasional, dan matematis yang dinyatakan dalam
bentuk lahir yang sangat sempurna. Hal ini menimbulkan kesan tentang sesuatu yang
statis.
2. Musik polifoni Renaisans selalu `menggunakan tema baru pada setiap teks baru.

 Karya Seni Barok


1. Mencerminkan sifat yang kurang seimbang, emosional , dan tidak matematis. Hal ini
dinyatakan dalam bentuk lahir yang seolah-olah terus bergerak dan menimbulkan
kesan dinamis.
2. Musik polifoni Barok hanya menggunakan satu tema saja pada seluruh komposisi
dengan melahirkan pembaharuan-pembaharuan, terutama penggunaan suara bass
dengan menggunakan akord-akord (figure bass).

Menurut Heinrich Wollfin (1864-1945), kedua jaman tersebut diumpamakan dalam


sebuah garis. Garis vertikal adalah garis khas abad pertengahan (Renaisans), sedangkan garis
diagonal bahkan cenderung asimetris sebagai garis khas periode Barok dan Rokoko.

3
Sejarah Musik – Periode Barok
Dan Rokoko (II)
Pada periode Barok, perkembangan musik secara teknis melahirkan hal-hal baru dan
istimewa. Hal tersebut pada akhirnya menjadi ciri dan sifat dari musik Barok itu sendiri,
yaitu:
1. Huggo Riemman (1849-1919) menganggap jaman ini sebagai jaman dari suara Bass
yang sangat umum (Das General Bass Zeiteilter).
2. Suara bass yang sangat umum melahirkan musik yang menjadi sangat motoris
(bergerak terus).
3. Penggunakannya nada hias (ornament) yang sangat umum. Dapat dikatakan tidak
pernah ada periode lain dalam dunia musik yang menjadikan nada hias dalam
kedudukan yang sangat penting dan esensial. Berbeda dengan musik periode
Renaisans yang dalam penggunaan nada hias belum umum, dan belum sistematis.
Pada periode Barok nada hias dipakai secara sengaja dengan dua metode yang
berbeda yaitu:
a. Metode pertama, nada hias bersifat improvisasi bebas, tidak dicatat, dan
berlebih-lebihan, atau dimainkan menurut kehendak pemain. Karena kebebasan
berimprovisasi tersebut akhirnya justru merugikan penyanyi sendiri. Metode ini
banyak dipakai oleh penyanyi-penyanyi dari opera Napels. Metode seperti ini
telah menjadi gaya dari pertunjukan opera.
b. Metode kedua, nada hias dicatat dengan lengkap dan teliti, agar dapat
dimainkan sesuai kehendak komponis. Tetapi metode kedua ini secara umum
sangat jarang digunakan karena komponis Barok biasanya menuliskan nada
hias dengan singkat, dan antar komponis yang satu dengan yang lain sangatlah
berbeda.
Di berbagai tempat (negara), penyebutan nada hias berbeda-beda, yaitu:
a. Italia : Fioretti yang artinya bunga-bunga kecil.
b. Perancis : Agriments yang artinya hiasan-hiasan.
c. Jerman : Ornament/ manieren yang artinya hiasan-hiasan.
d. Inggris : Graces
Seperti telah diterangkan diatas bahwa pengunaan nada hias sangat dihargai pada
periode Barok, terutama pada gaya Rokoko. Sehingga untuk mendapatkan keterangan yang
lebih jelas tentang penggunaan nada hias dapat kita lihat pada negara pusat perkembangan
musik Rokoko yaitu Perancis.

4
Sejarah Musik – Periode Barok
Dan Rokoko (II)

Anda mungkin juga menyukai