disebut barocco artinya mutiara. Abad XVIII kesenian musik tidak dinilai positif tetapi
justru negatif, dianggap kehilangan bentuk normal, berlebihan, kurang bermutu, harmoni
banyak disonan, melodi sulit dan kaku.
• Tujuan
Setelah mempelajari model ini, peserta didik dapat
1. Menjelaskan wawasan tentang zaman Barok secara jelas dan tepat.
Seniman Barok berkarya secara kreatif, berbeda dengan seniman pada masa
Renaissance yang hanya menirukan alam semesta dan dituangkan dalam
karya musik maupun seni lain.
Proses kreativitas seniman Barok kadang dianggap melawan alam. Maka
banyak bentuk Barok yang nampak dibuat-buat, kurang wajar, sampai
kebiasaan memakai rambut palsu. Dunia dianggap panggung sandiwara.
Namun karena manusia semakin kritis dalam agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan, maka pengertian terhadap hubungan dengan Tuhan tidak utuh
lagi. Pada abad pertengahan segala kehidupan diatur oleh hubungan dengan
Tuhan. Hal ini tampak pada bangunan katedral, secara auditif pada
cantusfirmus mendapat tempat yang sentral dalam karya motet. Pada zaman
Barok hubungan dengan Tuhan diwujudkan dalam dunia konkrit, Nampak
secara visual dalam istana dan gereja yang indah dan mewah, secara auditif
dalam bentuk konser di mana pribadi solis sangat ditonjolkan.
Di Inggris mulai terjadi gerakan baru yaitu liberalisme, sehingga
mengakibatkan meletusnya revolusi Perancis dan mendatangkan
bentuk masyarakat baru. Walaupun demikian, zaman Barok masih
mempertahankan sistem politik feodalisme-absolutisme secara gigih
dengan karya J.S. Bach sebagai benda kuno dan ketinggalan zaman
di masyarakat yang berpikir baru. Masyarakat zaman Barok tetap
mempertahankan sistem golongan lama; Raja, kaum ningrat, kaum
rohaniawan, penduduk kota, dan petani. Hal ini hanya dapat
dipertahankan memakai kekuasaan Raja Louis XIV.
Di perkotaan banyak orang terdidik, namun penduduk di
pedalaman semakin miskin, masyarakat Eropa banyak yang buta
huruf, buktinya lagu dan tarian Barok sebagian besar lenyap
karena diwariskan secara lisan. Hanya musik yang dipakai
kalangan atas saja yang bisa diwariskan, karena peninggalan
tertulis.
Karya musik yang diciptakan dan diputarkan atas pesanan di kalangan istana
dipentaskan di gereja atas sponsor uskup sebagai pimpinan gereja lokal. Dengan
demikian kehidupan seniman tergantung kepada orang kaya dan yayasan swasta.
Gaya Barok berpusat di Italia, tahun 1568 di Roma dibangun gereja il Gesu sebagai
peringatan akan St. Ignasius dari Loyola yang dimakamkan di dalam gereja. El Greco
dan Tintoretto menghias gereja dengan lukisan yang sangat indah. Maka selanjutnya
gaya baru ini ditiru di tempat lain, terutama di gereja Sri Paus di Roma St. Petrus
(1644). Dari situ musik Barok mulai meluas di Eropa, terutama karya opera.
• Musik rakyat
Biola sederhana (oktavgeige), drehleier (alat gesek), gitar, dulcimer
(semacam sitar), krummhorn (alat musik tiup kayu), genderang,
castagnet, dan xilofon
•
Harmonik Mayor-Minor dan Basso Continuo
Barok memberikan perubahan dalam sistem tangga nada, tangga nada Yunani,
dan kontrapung. Kontrapung dipandang sebagai hal kuno sehingga diganti
dengan akor/trinada. Berkaitan dengan hal ini, sedikit-demi sedikit tangga nada
mayor dan minor menggeser tangga nada lain. Tahun 1722 ph. Rameau
mengembangkan ilmu harmoni dengan memanfaatkan peran fungsi akor dalam
kadins. Harmoni merupakan dasar penggarapan basso continuo. Continu
berarti berjalan terus, berupa nada bass dengan angka, yang menyarankan
harmoni/jenis akor pada tiap saat. Interval nada di atas nada bass ditulis
dengan angka (misalnya, 2= second, 3=terbs, 4=kuart, 5=kwint) untuk tanda
nada #/b dibelakang angka menunjuk pada nada kromatis. Salah satu
penerapan dan kebebasan nampak dalam monodi suara tunggal dibawakan,
dengan di iringi basso continuo diantaranya juga terdapat pada lagu berjudul
Aria (lagu berbait) dan Madrigal.