Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang ilmu kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat dialam dapat berupa campuran. Untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran , kita harus melakukan suatu pemisahan. Berbagai
teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran .Seiring dengan
kemajuan zaman yang semakin pesat di negara-negara berkermbangakan selalu diikuti
pula dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin marak di bidang teknologi. Salah
satu diantaranya adalah pengembangan di bidang Biologi Molekuler.Bidang ilmu
pengetahuan Biologi Molekuler ini telah dimulai pada akhir abad ke 19, setelah rnetode
elektroforesis ditemukan dan dipakai untuk menganalisa berbagai kegiatan penelitian di
bidang Kimia, Biologi (Genetika, Taksonomi dan Bio-sistematik). Ringkasnya metode
elektroforesis ini mulai berkembang akhir abad ke 19 setelah ditemukan penelitian yang
menunjukkan adanya efek dari listrik terhadap partikel-partikel atau molekul-
molekulyang bermuatan listrik, dalam ha1 ini termasuk juga protein (Pornet, Quincke,
Hardy. dalamRichardson dkk, 1986). menurut passteur dkk. (1988) elektroforesis berasal
dari bahasaJunani yang mempunyai arti transport atau perpindahan melalui partikel-
partikel listrik.
Pemisahan elektroforesis pertama diterbitkan pada tahun 1930 oleh ilmuwan
SwediaArne Tiselius, ia memisahkan protein serum sesuai dengan change mereka dalam
tabung berbentuk u diisi dengan buffer. untuk ini dan lainnya accomplishments.Tiselius
dianugerahi hadiah nobel pada tahun 1948. Hari elektroforesis terbentuk baik pada gel
slab atau slab gelelektroforesis dikembangkan pada tahun 1950 dan sejak itu menjadi
teknik standar yang digunakan di laboratorium biokimia. elektroforesis Capilary
dikembangkan lebih baru pada1980-an. CE dapat dengan mudah otomatis dan sekarang
merupakan metode yang berkembang sangat cepat dalam dunia akademis dan industri .
banyak modus yang berbedaelektroforesis telah dikembangkan untuk dilakukan baik
dalam gel dan capilaries. fokus disini adalah set pada teknik yang sering digunakan
untuk analisis DNA dan protein.
B. Tujuan
a. Mengetahui definisi teori elektroforesis
b. Mengetahui Jenis-Jenis Elektroforesis
c. Mengetahui medium pendukung dari Elektroforesis
d. Mengetahui komponen alat elekroforesis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion atau
partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif,
biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik (Harvey
2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi
partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current).
Umumnya teknik dari cikal-bakal elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan
dari suatu koloid (Patnaik 2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular
ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada
spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk
konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga
memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari
suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya.
Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat
dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:

F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan
listrik.

Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan


memurnikan fragmen DNA.
Pergerakan molekul terutama tergantung di muatan yang ada pada permukaan
partikel, tanda dan besarnya muatan pembawa oleh variasi group ionogenik.
Tergantung kepada kekuatan molekul listrik dan pH dari medium dalam
mengkateristik, sehingga pemisahan molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan
medium yang sesuai.

 Prinsip kerja Elektrofoesis


Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan komponen bermuatan
positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen bermuatan negatif (-) pada kutub
positif (+). Pegerakan yang terjadi disebut "elektrokinetik" . Hasil yang
didapatkan dari elektroforesis adalaha elektroforegram yang memberikan
informasi mengenai seberapa cepat perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut
kecepatan migrasi. Besaran yang digunakan sama dengan pada proses
kromatografi.

Skema Elektroforesis

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa komponen yang bermuatan


positif akan bergerak searah dengan medan listrik menuju kutub negatif.
Apabila dalam campuran terdapat dua jenis komponen, yakni (1) komponen
negatif (-), dan (2) komponen netral (N), maka komponen negatif akan
bergerak menuju kutub positif (+) sedangkan komponen netral (N) akan tetap
diam. Skema alat elektroforesis secara sederhana dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. Pada gambar tersebut dapat dilihat komponen yang bermuatan
positif akan mengalir ke arah kutub negatif, sedangkan komponen bermuatan
negatif akan mengalir ke arah kutub positif.
B. Macam elektroforesis
1. Elektroforesis kertas

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah
ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi
sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada
muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan,
konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.

Sesuai dengan perkembangan ilmu bahan, elektroforesis kertas menjadi fasa


pertama dari perkembangan elektroforesis zona. Dengan menggunakan medium
kertas, pemisahan dan analisis terhadap asam amino, peptida, nukleotida, dan ion-
ion logam yang kecil dapat dilakukan.
Kelemahan penggunaan kertas selulosa asetat adalah: adanya gangguan yang
disebabkan oleh adanya gugus OH- yang terdapat pada selulosa yang dapat
berinteraksi dengan molekul polar sehingga daya migrasi molekul tersebut
terganggu dan menjadi lebih rendah (Harjadi 1993). Kelemahan ini dapat diatasi
dengan cara asetilasi gugus hidroksil dengan menggunakan kertas selulosa asetat
yang tidak polar. Hal ini menyebabkan migrasi molekul polar tidak terganggu,
resolusi lebih baik, dan proses pemisahan berlangsung lebih cepat.
Keuntungan penggunaan kertas selulosa asetat adalah:
 proses migrasi lebih cepat
 pemisahan spot menjadi lebih kecil
 mudah memisahkan sampel dengan spektrofotometri
 mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah sedikit.
Pada elektroforesis kertas selulosa asetat, kertas selulosa asetat harus
dibersihkan dengan cara kering dalam percobaan ini. Cara kering lebih baik
resolusinya dan spotnya lebih kecil daripada cara basah. Oleh karena itu,
percobaan ini menggunakan medium selulosa asetat.

2. Elektroforesis gel
Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase
diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan
dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang
lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang
dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
Dalam elektroforesis gel terdapat dua material dasar yang disebut fase diam
dan fase bergerak (eluen). Fase diam berfungsi "menyaring" objek yang akan
dipisah, sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan dipisah.
Sering kali ditambahkan larutan penyangga pada fase bergerak untuk menjaga
kestabilan objek elektroforesis gel. Elektroda positif dan negatif diletakkan pada
masing-masing ujung aparat elektroforesis gel.
Zat yang akan dielektroforesis dimuat pada kolom (disebut well) pada sisi
elektroda negatif. Apabila aliran listrik diberikan, terjadi aliran elektron dan zat
objek akan bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif.
Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul
DNA. Kisi-kisi gel berfungsi sebagai pemisah. Objek yang berberat molekul lebih
besar akan lebih lambat berpindah.
Gambar Prosedur Kerja Elektroforesis Gel

3. Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan
resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini

mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940 untuk aplikasi dalam
berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau
elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik,
koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel.
Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik
karena menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.

Elektroforesis kapiler (CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis kapiler, dapat
digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan
kekuatan dan radius hidrodinamika. Elektroforesis , bermuatan listrik bergerak
analit dalam konduktif cairan menengah bawah pengaruh suatu medan listrik .
Diperkenalkan pada tahun 1960-an, teknik elektroforesis kapiler (CE) dirancang
untuk spesies terpisah berdasarkan ukuran mereka untuk mengisi rasio dalam
interior sebuah kapiler kecil penuh dengan elektrolit.

C. Medium pendukung
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan medium pendukung untuk
mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan.
Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan medium pendukung yang banyak dipakai
untuk separasi protein dan asam nukleat. Efek penguapan juga dapat diturunkan
minimal jika elektroforesis dilakukan di medium pendukung yang dicelupkan dengan
larutan buffer. Pemisahan sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona
tertentu.
Meskipun medium pendukung relatif stabil (inert), komposisinya mungkin akan
menyebabkan penyerapan, migrasi elektron (elektro osmosis) atau penyaringan
berdasarkan ukuran molekulnya, yang kesemuanya mempengaruhi kecepatan gerak
senyawa.
1. Cellulose asetat
2. Larutan Buffer
Larutan buffer (penyangga) ini menstabilkan pH medium pendukung. Buffer juga
dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena beberapa hal, yaitu :
a. Komposisi
Buffer harus tidak mengikat senyawa yang dipisahkan karena akan
mempengaruhi kecepatan gerak. Buffer borat dipakai untuk memisahkan
karbohidrat, karena dapat membentuk gabungan yang bermuatan listrik
dengan karbohidrat.
b. Konsentrasi
Dengan naiknya kekuatan ion buffer, jumlah arus listrik yang terbawa
meningkat dan bagian aliran yang dibawa sampel menurun, sehingga
memperlambat geraknya. Kekuatan ion tinggi dalam buffer akan
meningkatkan arus keseluruhan sehingga panas juga meningkat, biasanya
dipilih 0,05 -0,10M.
c. pH
Tingkat ionisasi asam-asam organik akan bertambah apabila pH bertambah,
sebaliknya untuk basa-basa organik,oleh sebab itu tingkat kecepatan geraknya
juga terpengaruh oleh pH. Kedua pengaruh dapat terjadi pada senyawa seperti
asam aminoyang memiliki sifat asam dan basa.
3. Medan elektrik
Apabila voltase diberikan diantara dua elektroda, arus ditentukan oleh tahanan
dalam medium.
a. Voltase
Apabila jarak antara dua elektroda adalah 1 meter dan perbedaan potensial
antara keduanya adalah V volt sehingga gradient potensialnya adalah V/1m.
Kenaikan gradient potensial akan menyebabkan kecepatan gerak ion.
b. Aliran listrik
Arus aliran listrik dalam larutan antara dua elektroda disebabkan umumnya
oleh ion buffer dan sedikit oleh ion dalam sampel. Kenaikan voltase akan
meningkatkan jumlah muatan yang dipindahkan setiap detik kearah elektroda.
Jarak yang ditempuh ion akan sebanding dengan waktunya.
c. Tahanan
Medium elektroforesa menimbulkan pada aliran ion sebanding dengan jenis
medium, jenis buffer dan konsentrasinya. Tahanan akan meningkat dengan
bertambahnya jarak antara elektroda, namun berkurang dengan bertambahnya
luas permukaan elektroda dan konsentrasi ion dalam buffer.

D. Komponen utama alat


1. Larutan elektrolit: larutan pembawa komponen umumnya buffer dengan pH
tertentu.
2. Zat pendukung: tempat pemisahan terjadi. Biasanya berupa kertas(selulosa asetat,
selulosa nitrat), gel kanji, gel polikrilamid, busa poliuretan, agar-agar.
3. Elektroda: dengan anoda dan katoda yang dihubungkan arus listrik.

Rangkaian Alat Elektroforesis

Berdasarkan bentuk alat, elektroforesis dibagi menjadi dua:


1. Elektroforesis Planar
2. Elektroforesis Kolom
Pemisahan pada elektroforesis, selain disebabkan oleh fenomena
elektrokinetik, juga dapat disebabkan karena adanya filtrasi, yakni interaksi
dengan fasa diam. Pemisahan yang disebabkan karena interaksi tersebut tidak
disebut elektroforesis, melainkan "elektrokromatografi". Arus yang digunakan
pada elektroforesis adalah arus DC dengan nilai tegangan kurang dari 1000 volt.
Apabila digunakan lebih dari 1000 volt maka akan terjadi efek pemanasan pada
media gel. Efek pemanasan tersebut disebut "efek Joule" yang disebabkan karena
adanya tumbukan partikel elektron. Efek pemanasan dapat dihilangkan dengan
dua cara, yakni:
1. Pendinginan
2. Efek Konveksi. Efek konveksi adalah suatu cara untuk membebaskan panas
dengan mengganti bentuk planar menjadi bentuk kolom atau kapiler. Kapiler
yang digunakan dibuat dari silika yang bermuatan netral atau negatif. Bagian
luar kapiler dilapisi dengan polimer agar bersifat lentur.

Electro Osmotic Flow (EOF)


Jika kapiler pada elektroforesis diberi tegangan, maka akan terjadi perpindahan
muatan ke arah kutub negatif (-). Perpindahan yang terjadi disebut "electroosmotic
flow (EOF)". Pergerakan elektrolit yang tidak dipengaruhi oleh EOF disebut
"elektroforetik". Prinsip kerja EOF dapat dilihat pada gambar berikut.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terjadi pemisahan anatara muatan
positif dengan muatan negatif akibat adanya lapis rangkap listrik. Lapis rangkap
listrik terjadi akibat pemberian tegangan yang sangat tinggi pada dinding pipa
kapiler. Sebelum diberi tegangan, permukaan kapiler akan bermuatan netral,
setelah diberi tegangan, maka ion negatif akan menempel pada permukaan sebagai
lapis pertama. Ion positif akan mengikuti ion negatif membentuk lapisan pada
permukaan, dalam hal ini ion positif akan membentuk lapisan kedua. Sistem ini
disebut lapis rangkap listrik.
Kecepatan migrasi elektroforesis dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, serta
muatan dari masing-masing komponen. Kecepatan migrasi yang tinggi akan
terjadi jika komponen memiliki muatan tinggi dan ukuran rendah, dengan kata
lain memiliki densitas muatan yang tinggi. Densitas muatan sendiri adalah
perbandingan anatara muatan dengan ukuran yang dimiliki oleh suatu komponen.

E. Manfaat
Elektroforesis gel secara luas digunakan untuk memperkirakan ukuran fragmen
DNA , misalnya dalam pemetaan pembatasan DNA kloning. Metode ini juga
digunakan dalam diagnosis genetika molekuler atau sidik jari genetik melalui analisis
PCR. Elektroforesis gel agarosa juga digunakan untuk menyelesaikan DNA melingkar
dengan perbedaan superkoil topologi, dan untuk menyelesaikan fragmen yang
berbeda karena sintesis DNA. Selain menyediakan media yang tepat untuk analisis
ukuran fragmen, gel memungkinkan pemurnian fragmen DNA.

F. Prosedur kerja elektroforesis DNA


Adapun prosedur kerja dalam melakukan elektroforesis DNA menggunakan
teknik elektroforesis gel agarosa sebagai berikut :
Bahan dan Alat

1. DNA marker, misalnya DNA λ yang dipotong dengan HindIII


2. Sampel DNA, misalnya :
3. DNA kromosom bakteri,
4. DNA plasmid hasil isolasi (uncut)
5. DNA plasmid hasil restriksi (cut)
6. Agarosa
7. Larutan buffer TAE 50x (242 g tris-base; 57,1 g asam asetat glacial; 100 ml
EDTA 0,5 M pH 8; dilarutkan dalam akuades hingga 1000 ml)
8. Akuades
9. Gelas Ukur 1000 ml
10. Labu Erlenmeyer 50 ml
11. Tabung mikrosentrifuga
12. Sarung tangan
13. Seperangkat mikropipet beserta tipnya (Bio-Rad dan Axygen Scientific)
14. Kertas parafilm
15. seperangkat alat elektroforesis
16. Loading dye 6x (0,25% bromophenol blue; 0,25% xylene cyalol; 15% ficoll tipe
4000; EDTA 120 mM)
17. larutan Etidium Bromid (EtBr)
18. UV transluminator
19. Kaca mata UV
20. kamera digital

Cara Kerja

1. Buat 250 ml larutan buffer TAE 1x dengan cara mencampurkan 5 ml TAE 50x ke
dalam 245 ml akuades.
2. Buat gel agarosa 1% dengan cara menimbang agarosa 0,2 g untuk dilarutkan ke
dalam bufer TAE 1x hingga volume 20 ml. Larutan agarosa dididihkan hingga
larut sempurna.
3. Siapkan baki gel agarosa, lekatkan selotip di tiap ujung baki gel agarosa (pastikan
bahwa selotip melekat kuat dan tidak ada lubang pada masing-masing ujung baki)
4. Pasang sisir elektroforesis di salah satu ujung baki gel agarosa dengan posisi
hampir menyentuh dasar baki
5. Periksalah suhu larutan agarosa dengan cara menempelkan erlenmeyer ke tangan,
jika suhunya sudah turun hingga sekitar 50-60 0C, tambahkan 1 µl etidium bromid
(PERINGATAN KERAS!!, gunakan sarung tangan karena bersifat karsinogenik).
6. Larutan agarosa dihomogenkan sebentar, kemudian tuangkan larutan ke dalam
baki gel agarosa, biarkan hingga larutan berubah menjadi gel yang padat.
7. ambil sisir dengan hati-hati, lepaskan selotip dari ujung-ujung baki.
8. masukkan baki yang telah berisi gel agarosa ke dalam tangki elektroforesis yang
telah diisi dengan larutan bufer TAE 1x (pastikan bahwa gel terendam seluruhnya
dalam TAE).
9. siapkan sekitar 5 cm kertas parafilm di dekat tangki elektroforesis.
10. masukkan 10 µl sampel DNA dan 2 µl loading dye 6x ke dalam sumuran gel
agarosa dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut terlebih dahulu secara
merata pada kertas parafilm menggunakan mikropipet.
11. buatlah catatan mengenai nomor sumuran dan jenis sampel DNA yang
dimasukkan.
12. hubungkan kabel dari sumber arus ke tangki elektroforesis (pastikan bahwa kabel
yang tersambung ke kutub negatif berada di dekat sumuran; jika tidak demikian,
ubahlah posisi baki/gel ke arah sebaliknya).
13. nyalakan sumber arus, aturlah volatase dan waktu running hingga diperoleh angka
70 V dan 45 menit dengan cara menekan tombol yang sesuai pada sumber arus.
14. jalankan elektroforesis (lakukan running) dengan cara menekan tombol run pada
sumber arus.
15. elektroforesis akan berhenti apabila waktu yang ditetapkan sudah habis, yang
ditandai oleh adanya bunyi alarm. Matikan sumber arus dan angkatlah baki dari
tangki elektroforesis.
16. keluarkan gel dan letakkan di atas UV transluminator (letakkan selubung kaca
hitam di atas UV transluminator).
17. nyalakan UV transluminator, amati pita-pita DNA yang tervisualisasi.

Hasil

Pita-pita DNA hasil elektroforesis dengan nomor sumuran dan jenis


sampelnya. Perkirakan ukuran masing-masing fragmen/pita dengan
membandingkannya dengan posisi migrasi pada DNA marker. Metode ini didasarkan
pada pergerakan molekul bermuatan dalam media penyangga matriks stabil, di bawah
pengaruh medan listrik. Media yang umum digunakan adalah sel agarosa atau
poliakrilamid. Elektroforesis gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA
yang berukuran lebih besar dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan
elektroforesis poliakrilamid dapat memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertical.
Elektroforesis poliakrilamid biasanya digunakan untuk menentukan DNA
(sekuensing).

Larutan yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-sumur yang


terdapat pada gel agarosa dan diletakkan di kutub negatif, apabila dialiri arus listrik
dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai maka DNA akan bergerak ke kutub
positif. Laju migrasi DNA dalam medan listrik berbanding terbalik dengan massa
DNA. Migrasi DNA terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk DNA.
Fragmen DNA yang berukuran kecil akan bermigrasi lebih cepat dibandingkan yang
berukuran besar, sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen DNA
berdasarkan ukuran panjangnya. Untuk visualisasi maka ditambahkan larutan etidium
bromida yang akan masuk diantara ikatan hydrogen pada DNA, sehingga pita
fragmen DNA akan kelihatan dibawah lammpu UV. Panjang amplikon bisa
diperkirakan dengan membandingkannya dengan pita DNA standar.

Karena pita-pita atau puncak-puncak protein terlalu rapat cenderung saling


tumpah-tindih, metode pemisahan satu dimensi, seperti elektroforesis gel
poliakrilamida SDS atau kromatografi, hanya mampu menguraikan protein dalam
jumlah yang relatif kecil (umumnya kurang dari 50). Sehingga digunakan
elektroforesis gel dua dimensi yang menggabungkan dua prosedur pemisahan yang
berbeda. metode ini dapat menguraikan lebih dari 1000 macam protein melalui
pemetaan dua dimensi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul


bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel
yang akan dipisahkan. Secara umum, elektroforesis digunakan untuk
memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Adapun jenis elektroforesis adalah elektroforesis kertas dan elektroforesis
gel.elektroforesis kapiler.

B. Saran

 Dalam praktikum setidaknya penjelasan demi penjelasan harus diperhatikan,


karna bagi kita dalam praktikum ini masih banyak yang belum dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/06/elektroforesis.html
http://majalahkimia.blogspot.com/2011/12/elektroforesis.html

https://www.scribd.com/doc/183737663/Elektroforesis-adalah-teknik-pemisahan-komponen-
atau-molekul-bermuatan-berdasarkan-perbedaan-tingkat-migrasinya-docx

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/elektroforesis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroforesis

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac=8&ved=0CBwQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fdownload.fa.itb.ac.id%2Ffilenya%2FHandout%2520Kuliah%2FAnalisis
%2520Senyawa%2520Aktif%2FEle

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CEIQFjAG&url=http
%3A%2F%2Fkrishnapcandra.files.wordpress.com%2F2011%2F06%2Fpertemuan-ke-14-
dan-15_color.pdf&ei=hYwsVLq3OsWpuwTN4oLYDA&usg=AFQjCNFnRvYLpwMP-
30osiIuKXS6oZ5HIg&sig2=0j2IrFakZu8xGqt2itoh6Q&bvm=bv.76477589,d.c2E

http://helensonitahabibie.blogspot.com/2012/05/teori-elektrophoresis-kapiler.html

http://blog.ub.ac.id/fathulmubin/

Anda mungkin juga menyukai