Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI

“PENANGGULANGAN RASA SAKIT SECARA DARURAT”

Dosen Pengampu : Asriawal, S. SIT, M. MKes

Disusun Oleh :

Kelompok 3/2C

1. Fitri Ramadani PO714261211088


2. Nurul Ain Syahirah PO714261211098
3. Nurul Hawaliyah PO714261211100
4. Reynaldi Wisnu Assidick PO714261211106
5. Suci Fadia Ramadhani PO714261211109
PROGRAM STUDI D4 TERAPI GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022-2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
Astiawal, S. SiT, M. Mkes selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Dalam Keperawatan Gigi yang telah membimbing dan telah memberikan tugas
ini sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Makassar, 11 Januari 2023

Penul
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB I..................................................................................................................4

TRAUMA PADA JARINGAN KERAS GIGI...................................................4

A. PENDAHULUAN....................................................................................4

1. Deskripsi Materi...................................................................................5

2. Tujuan Pembelajaran............................................................................5

3. Kompetensi Khusus..............................................................................5

B. PENYAJIAN............................................................................................6

1. Ciri Rasa Sakit Pada Wajah..................................................................6

2. Cara Penanggulangan Rasa Sakit Secara Darurat................................6

3. Macam Trauma Yang Dapat Terjadi Pada Jaringan Keras Gigi..........8

4. Penanganan Darurat Trauma Jaringan Keras Gigi...............................9

5. Contoh Penyakit Pada Wajah...............................................................9

6. Cara Mengcegah Penyakit Pada Wajah..............................................10

7. Contoh Penyakit Pada Jaringan Keras Gigi........................................10

8. Cara Mencegah Penyakit Pada Jaringan Keras Gigi..........................10

PENUTUP.....................................................................................................12

 Latihan soal.........................................................................................12

 Umpan Balik dan Tindak Lanjut........................................................12

GLOSARIUM...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
BAB I
TRAUMA PADA JARINGAN KERAS GIGI

A. PENDAHULUAN
Gigi merupakan jaringan tubuh yang paling keras dibandingkan dengan
jaringan tubuh yang lainnya. Struktur gigi terdiri dari email yang sangat keras,
dentin (tulang gigi), pulpa yang berisi pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. Gigi juga merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali
mengalami kerusakan (Solikin, 2013).

Kerusakan gigi dapat berupa lesi karies aktif, fraktur gigi karena
trauma, abrasi, atrisi, erosi, dan keadaan abnormal lainnya. Kerusakan pada
gigi anterior dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang, karena gigi anterior
merupakan elemen yang paling menonjol saat seseorang tersenyum atau
tertawa (Zubaidah, 2011; Schied & Weiss, 2013).

Gigi insisif sentral permanen maksila merupakan gigi anterior yang


paling berisiko megalami cedera fraktur gigi karena trauma, dengan persentase
sebesar 64%. Mahkota gigi anterior sering terjadi fraktur gigi kelas I, yaitu
fraktur email tanpa melibatkan dentin dengan persentase sebesar 85% dan kelas
II berupa fraktur email dan dentin tanpa melibatkan pulpa sebesar 15%. Fraktur
gigi kelas I dan II dapat dirawat dengan cara melakukan preparasi gigi dan
selanjutnya dibuatkan restorasi gigi (McDonald et al., 2011; Rini et al., 2013).

Trauma atau patah gigi dapat diartikan sebagai kerusakan yang


mengenai jaringan keras gigi dan atau periodontal karena sebab mekanis.
Trauma pada gigi dapat menyebabkan kerusakan pada pulpa dengan atau tanpa
melibatkan kerusakan mahkota atau akar (Dewi & Nugraheni, 2011; Priyatama
et al., 2013). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa frekuensi
fraktur gigi tertinggi pada usia 17-25 tahun dengan total persentase 53,5%.
Kategori usia menurut Depkes (2009) usia 17-25 tahun termasuk dalam
kategori remaja akhir. Remaja lebih sering terjadi trauma dan akan mengalami
penurunan pada usia lebih dari 30 tahun. Pasien dewasa yang mengalami
fraktur gigi akan konsultasi ke dokter gigi dengan alasan estetika buruk akibat
trauma serta perubahan warna pada gigi, diikuti adanya rasa sakit (Farani &
Nurunnisa, 2018).

1. Deskripsi Materi
Materi ini akan memberikan pengetahuan pada peserta didik tentang
ciri sakit pada wajah, cara penanggulangan rasa sakit secara darurat, macam
terauma yang dapat terjadi pada jaringan keras gigi, penganganan darurat
terauma jaringan keras gigi, contoh penyakit pada wajah, contoh penyakit
pada jaringan keras gigi, cara mencegah penyakit pada wajah dan cara
mencegah penyakit pada jaringan keras gigi.

2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik dapat
mengetahui ciri sakit pada wajah, cara penanggulangan rasa sakit secara
darurat, macam terauma yang dapat terjadi pada jaringan keras gigi,
penganganan darurat terauma jaringan keras gigi, contoh penyakit pada
wajah, contoh penyakit pada jaringan keras gigi, cara mencegah penyakit
pada wajah dan cara mencegah penyakit pada jaringan keras gigi.

3. Kompetensi Khusus
Pada akhir perkuliahan, peserta didik diharapkan mampu :

1. Memahami ciri rasa sakit pada wajah


2. Memahami cara penanggulangan rasa sakit secara darurat
3. Memahami macam trauma yang dapat terjadi pada jaringan keras
gigi
4. Memahami penanganan darurat trauma jaringan keras gigi
5. Memahami dan mengetahui contoh penyakit pada wajah
6. Memahami dan mengetahui contoh penyakit pada jaringan keras
gigi
7. Memahami tatacara mencegah penyakit pada wajah
8. Memahami tatacara mencegah penyakit keras gigi
B. PENYAJIAN

1. Ciri Rasa Sakit Pada Wajah


Neuralgia trigeminal (nyeri wajah) adalah rasa nyeri pada wajah
yang muncul secara tiba-tiba dan berulang. Rasa nyeri ini bisa
didefinisikan sebagai rasa sakit yang tajam atau seperti sengatan listrik
di rahang, gigi, atau gusi. Terjadi neuralgia trigeminal biasanya
berlangsung selama beberapa detik hingga sekitar 2 menit. Nyeri yang
dipicu neuralgia trigeminal bisa berhenti secara tiba-tiba, sama seperti
awal trigeminal neuralgia terjadi.

Tanda dan gejala neuralgia trigeminal (nyeri wajah) Secara


umum, gejala neuralgia trigeminal (nyeri wajah) adalah terjadinya sakit
pada wajah saat seseorang melakukan beberapa aktivitas di bawah ini:

 Senyum
 Berbicara
 Menguyah
 Menggosok gigi
 Menelan
 Sentuhan ringan
 Pergerakan kepala
 Bercukur atau menggunakan riasan
 Getaran, seperti saat berjalan atau bepergian jauh

2. Cara Penanggulangan Rasa Sakit Secara Darurat


Pertolongan pertama (PP) merupakan, pemberian pertolongan
segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar untuk mencegah terjadinya cacat atau bahkan
kehilangan nyawa. pertolongan pertama atau PP memiliki beberapa
tujuan yaitu :

1. Menyelamatkan jiwa penderita atau korban


2. Mecegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman sehingga menunjang proses
penyembuhan

Selanjutnya, dalam pertolongan pertama juga terdapat


komponen sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang harus
kita ketahui teman-teman. Berikut komponen sistem penanggulangan
gawat darurat terpadu:

1. Akses dan komunikasi

Masyarakat harus mengetahui kemana mereka


harus meminta bantuan baik yang umum ataupun yang
khusus ketika terjadi kondisi gawat darurat.

2. Pelayanan pra rumah sakit

Secara umum semua orang merupakan relawan yang


boleh memberikan pertolongan, akan tetapi hal itu terbatas
pada klasifikasi yang dimiliki. Berikut klasifikasi penolong
yang wajib kita pahami,

a. Orang awam, merupakan golongan orang-orang yang


tidak terlatih atau tidak memiliki sedikit pengetahuan
mengenai pertolongan pertama.
b. Penolong pertama, dalam hal ini dicapai oleh KSR
PMI.
c. Kemudian, tenaga khusus atau tenaga terlatih, yaitu
mereka yang dilatih secara khusus untuk
menanggulangi kedaruratan di lapangan
d. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya
e. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
f. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang
terlibat
g. Mempersiapkan penderita untuk dievakuasi.

3. Tindakan umum untuk menjaga diri


a. Mencuci tangan
b. Membersihkan peralatan
c. Menggunakan APD

3. Macam Trauma Yang Dapat Terjadi Pada Jaringan Keras Gigi

Menurut (Scully dkk., 2003; Greenberg, 2008) macam-macam


trauma yang dapat terjadi pada jaringan keras gigi ada dua yaitu

1. Trauma mekanik
Trauma mekanik seperti menggigit bibir, pipi atau
lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras,
gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi
yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang
tajam (Delong & Burkhart, 2008).
Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat
pemasangan gigi tiruan yang tidak stabil, tepi protesa
atau klamer gigi tiruan sebagian lepasan 13 (GTSL), gigi
yang tajam atau gigi yang tidak rata, trauma oleh karena
benda asing seperti penggunaan piranti ortodontik
ataupun sikat gigi yang digunakan dengan teknik yang
salah sehingga membuat erosi jaringan lunak di
sekitarnya, kebiasaan buruk menusuk gingiva atau
mukosa dengan tusuk gigi atau kuku jari, kontak dengan
makanan tajam, tergigitnya mukosa saat mengunyah,
bicara ataupun ketika tidur (Neville dkk., 2002).
2. Trauma kimia
Trauma kimia dapat diakibatkan oleh penggunaan
sejumlah kecil obat misalnya aspirin (chemical burn),
yang kontak langsung dengan mukosa, iritasi akibat
penggunaan pasta gigi, mouthwash, bahan bleaching dan
hidrogen peroksida, yang digunakan untuk mengobati
penyakit gusi, juga mampu menyebabkan nekrosis epitel
(Delong & Burkhart, 2008).
Ada pula ulkus traumatikus yang disebabkan karena
thermal. Luka thermal (suhu) disebabkan oleh karena
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya (Regezi dkk., 2008).

4. Penanganan Darurat Trauma Jaringan Keras Gigi

Prosedur splinting, yaitu teknik yang digunakan untuk


menstabilkan gigi yang terkena trauma dengan merekatkannya dengan
gigi sebelahnya. Prosedur ini akan dilakukan selama beberapa minggu
dan akan dilanjutkan dengan proses perawatan saluran akar gigi.
Sebelum tindakan splinting dilakukan, dokter gigi akan melakukan
serangkaian tes untuk mengetahui tingkat kerusakan pada gigi termasuk
fraktur pada rahang.
Gigi lepas pada orang dewasa, bisa dikembalikan pada posisinya
jika masih utuh dan tidak lebih dari 30 menit sejak gigi lepas. Golden
time pengembalian gigi yang lepas adalah 15 menit. Jika melewati 2
jam, penempatan kembali gigi yang lepas tidak akan bermanfaat.
Berikut cara melakukan pertolongan pertama pada gigi yang lepas
sebagai berikut :
- Temukan gigi yang tanggal, lalu bersihkan dengan air bersih
atau air liur
- Letakkan kembali pada tempatnya tanpa menyentuh bagian
akar.
- Tekan mahkota gigi dengan ibu jari sampai puncak gigi
sama dengan gigi lainnya.
- Gigit kain untuk menstabilkan posisi gigi sampai anda
sampai di dokter gigi
- Jika tidak bisa dikembalikan pada tempatnya, maka bisa
diletakkan dalam wadah yang berisi susu dingin atau air liur
dan membawanya ke dokter gigi
Pada trauma gigi yang tidak dapat dilakukan prosedur seperti
diatas, maka bisa dilakukan tindakan pembuatan gigi palsu, dan
sebagainya.

5. Contoh Penyakit Pada Wajah

a. Jerawat
Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit akibat
peradangan kronis dengan pathogenesis kompleks,
melibatkan kelenjar sebesea, hiperkeratenasi folukular,
kolonisasi bakteri berlebihan, reaksi imun tubuh, dan
peradangan (Madelina dan Sulistyaningsih, 2018)
b. Psoriasis
Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik
dengan karakteristik berupa plak eritomatosa berbatas tegas,
skuama kasar, berlapis, dan berwarnah putih kepekatan
terutama pada kulit kepala, siku, lutut, tangan, kaki, badan,
dan kuku (Wikipedia)
c. Panu
Panu adalah infeksi jamur pada kulit yang terbilang
sangat umum. Pada sebagian besar kasus, panu atau tinea
versicolor lebih sering menyerang remaja dan usia muda.
Meski begitu, orang dewasa juga bisa saja terserang panu,
terutama mereka yang tinggal di iklim subtropics.
d. Eksim
Eksim adalah istilah terkait gangguan pembekakan pada
kulit. Gangguan ini disebut juga dengan dermatitis. Saat
terjadi, reaksi alergi pada kulit dapat ditandai dengan
timbulnya warna kemerahan, ruam, dan rasa gatal. Kondisi
ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta menggangu
penampilan.
6. Cara Mengcegah Penyakit Pada Wajah
Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit pada
wajah :
1. Bersihkan Wajah Secara Rutin

Membersihkan wajah dengan air hangat dan


mengeringkannya, terutama sebelum dan setelah menggunakan
kosmetik. Kamu dianjurkan untuk mencuci wajah secara rutin,
setidaknya 2 kali sehari.

2. Gunakan Tabir Surya

Menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih dan


hindari paparan sinar UV matahari mulai dari jam 10 pagi - 4
sore. Pastikan untuk menggunakan pelindung seperti topi dan
payung saat beraktivitas di luar ruangan.

3. Jaga Kebersihan Kelopak Mata

Menjaga kebersihan kelopak mata dengan


membersihkannya menggunakan air hangat setiap hari dan
hindari pemakaian kosmetik pada area mata.

4. Gunakan Pembersih yang Ringan di Wajah

Ganti pembersih atau losion dengan yang lebih ringan.


Misalkan ganti dengan yang tidak mengandung aroma, minyak
atau bau menyengat untuk mengurangi risiko iritasi kulit.

7. Contoh Penyakit Pada Jaringan Keras Gigi

Berikut beberapa penyakit yang datap terjadi pada jaringan keras gigi :

1. Erosi gigi
Erosi gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang
bersifat progresif dan irreversible, terjadi oleh karena proses
kimia tanpa melibatkan aktifitas bakteri. Pada erosi gigi
terjadi proses demineralisasi email oleh asam, namun bukan
berasal dari asam hasil metabolisme bakteri (Lussi, 2006;
Ren, 2011).
2. Abrasi gigi
Abrasi gigi berasal dari bahasa Latin “abrader” yang
artinya mengikis. Dalam arti lain abrasi gigi merupakan
keausan patologis yang melibatkan jaringan keras gigi
melalui proses mekanik yang disebabkan oleh benda asing
(Hanif dkk,2015). Cara menyikat gigi, frekuensi menyikat
gigi dan tekanan yang diberikan saat menyikat gigi menjadi
faktor yang berhubungan dengan abrasi gigi pada seseorang.
Selain itu tipe dari bulu sikat gigi, kekakuan bulu sikat gigi
dan sifat abrasif pasta gigi yang digunakan juga menjadi
faktor dalam terjadinya abrasi gigi (Meshramkar dkk, 2012).
3. Karies Gigi
Karies gigi berasal dari bahasa latin yang berarti
“Lubang gigi” dan ditandai olehj rusaknya email dan dentin
yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme
plak bakteri (Pitt Fort 1992)

8. Cara Mencegah Penyakit Pada Jaringan Keras Gigi


RANGKUMAN

Neuralgia trigeminal (nyeri wajah) adalah rasa nyeri pada wajah


yang muncul secara tiba-tiba dan berulang. Rasa nyeri ini bisa
didefinisikan sebagai rasa sakit yang tajam atau seperti sengatan listrik
di rahang, gigi, atau gusi. Terjadi neuralgia trigeminal biasanya
berlangsung selama beberapa detik hingga sekitar 2 menit. Nyeri yang
dipicu neuralgia trigeminal bisa berhenti secara tiba-tiba, sama seperti
awal trigeminal neuralgia terjadi.

Pertolongan pertama (PP) merupakan, pemberian pertolongan


segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar untuk mencegah terjadinya cacat atau bahkan
kehilangan nyawa.
PENUTUP

 Latihan soal

 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Diskusikan dalam kelompok dalam hal ini :

1. Pengertian trauma pada jaringan keras gigi


2. Bagaimana penanggulangan rasa sakit secara darurat
3. Sebutkan macam trauma yang dapat terjadi pada jaringan
keras gigi
4. Bagaimana Penanganan Darurat Trauma Jaringan Keras
Gigi
5. Apa saja contoh penyakit pada jaringan keras gigi
6. Apa saja contoh penyakit pada wajah
7. Bagaimana cara mengcegah penyakit pada wajah
8. Bagaimana cara mencegah penyakit pada jaringan keras gigi

GLOSARIUM

1. Protesa gigi
F Wihan menyampaikan bahwa protesa gigi atau gigi tiruan
adalah alat bantu fungsional pengganti gigi yang hilang akibat
proses pencabutan atau trauma. Adapun tujuannya adalah
mengembalikan fungsi gigi, estetika dan rongga mulut serta
mengembalikan kepercayaan diri bagi seseorang.
2. Ulkus traumatikus
Didefinisikan sebagai suatu lesi ulserasif pada mukosa mulut yang
disebabkan oleh treauma (Myers and Curran, 2014). Trauma
merupakan penyebab yang paling sering terjadi pada membrane
mukosa. Ulkus Traumatikus dapat terjadi pada usia berapapun dan jenis
kelamin apapun.
3. Hidrogen peroksida
Adalah senyawa kimia dengan rumus H₂O₂. Dalam bentuk murninya,
ia berupa cairan bening berwarna biru pucat, sedikit lebih kental
daripada air. Hidrogen peroksida adalah peroksida paling sederhana.
H₂O₂ digunakan sebagai oksidator, zat pemutih, dan antiseptik.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai