Disusun Oleh :
Kelompok 3/2C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
Astiawal, S. SiT, M. Mkes selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Dalam Keperawatan Gigi yang telah membimbing dan telah memberikan tugas
ini sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penul
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................4
A. PENDAHULUAN....................................................................................4
1. Deskripsi Materi...................................................................................5
2. Tujuan Pembelajaran............................................................................5
3. Kompetensi Khusus..............................................................................5
B. PENYAJIAN............................................................................................6
PENUTUP.....................................................................................................12
Latihan soal.........................................................................................12
GLOSARIUM...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
BAB I
TRAUMA PADA JARINGAN KERAS GIGI
A. PENDAHULUAN
Gigi merupakan jaringan tubuh yang paling keras dibandingkan dengan
jaringan tubuh yang lainnya. Struktur gigi terdiri dari email yang sangat keras,
dentin (tulang gigi), pulpa yang berisi pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. Gigi juga merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali
mengalami kerusakan (Solikin, 2013).
Kerusakan gigi dapat berupa lesi karies aktif, fraktur gigi karena
trauma, abrasi, atrisi, erosi, dan keadaan abnormal lainnya. Kerusakan pada
gigi anterior dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang, karena gigi anterior
merupakan elemen yang paling menonjol saat seseorang tersenyum atau
tertawa (Zubaidah, 2011; Schied & Weiss, 2013).
1. Deskripsi Materi
Materi ini akan memberikan pengetahuan pada peserta didik tentang
ciri sakit pada wajah, cara penanggulangan rasa sakit secara darurat, macam
terauma yang dapat terjadi pada jaringan keras gigi, penganganan darurat
terauma jaringan keras gigi, contoh penyakit pada wajah, contoh penyakit
pada jaringan keras gigi, cara mencegah penyakit pada wajah dan cara
mencegah penyakit pada jaringan keras gigi.
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik dapat
mengetahui ciri sakit pada wajah, cara penanggulangan rasa sakit secara
darurat, macam terauma yang dapat terjadi pada jaringan keras gigi,
penganganan darurat terauma jaringan keras gigi, contoh penyakit pada
wajah, contoh penyakit pada jaringan keras gigi, cara mencegah penyakit
pada wajah dan cara mencegah penyakit pada jaringan keras gigi.
3. Kompetensi Khusus
Pada akhir perkuliahan, peserta didik diharapkan mampu :
Senyum
Berbicara
Menguyah
Menggosok gigi
Menelan
Sentuhan ringan
Pergerakan kepala
Bercukur atau menggunakan riasan
Getaran, seperti saat berjalan atau bepergian jauh
1. Trauma mekanik
Trauma mekanik seperti menggigit bibir, pipi atau
lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras,
gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi
yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang
tajam (Delong & Burkhart, 2008).
Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat
pemasangan gigi tiruan yang tidak stabil, tepi protesa
atau klamer gigi tiruan sebagian lepasan 13 (GTSL), gigi
yang tajam atau gigi yang tidak rata, trauma oleh karena
benda asing seperti penggunaan piranti ortodontik
ataupun sikat gigi yang digunakan dengan teknik yang
salah sehingga membuat erosi jaringan lunak di
sekitarnya, kebiasaan buruk menusuk gingiva atau
mukosa dengan tusuk gigi atau kuku jari, kontak dengan
makanan tajam, tergigitnya mukosa saat mengunyah,
bicara ataupun ketika tidur (Neville dkk., 2002).
2. Trauma kimia
Trauma kimia dapat diakibatkan oleh penggunaan
sejumlah kecil obat misalnya aspirin (chemical burn),
yang kontak langsung dengan mukosa, iritasi akibat
penggunaan pasta gigi, mouthwash, bahan bleaching dan
hidrogen peroksida, yang digunakan untuk mengobati
penyakit gusi, juga mampu menyebabkan nekrosis epitel
(Delong & Burkhart, 2008).
Ada pula ulkus traumatikus yang disebabkan karena
thermal. Luka thermal (suhu) disebabkan oleh karena
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya (Regezi dkk., 2008).
a. Jerawat
Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit akibat
peradangan kronis dengan pathogenesis kompleks,
melibatkan kelenjar sebesea, hiperkeratenasi folukular,
kolonisasi bakteri berlebihan, reaksi imun tubuh, dan
peradangan (Madelina dan Sulistyaningsih, 2018)
b. Psoriasis
Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik
dengan karakteristik berupa plak eritomatosa berbatas tegas,
skuama kasar, berlapis, dan berwarnah putih kepekatan
terutama pada kulit kepala, siku, lutut, tangan, kaki, badan,
dan kuku (Wikipedia)
c. Panu
Panu adalah infeksi jamur pada kulit yang terbilang
sangat umum. Pada sebagian besar kasus, panu atau tinea
versicolor lebih sering menyerang remaja dan usia muda.
Meski begitu, orang dewasa juga bisa saja terserang panu,
terutama mereka yang tinggal di iklim subtropics.
d. Eksim
Eksim adalah istilah terkait gangguan pembekakan pada
kulit. Gangguan ini disebut juga dengan dermatitis. Saat
terjadi, reaksi alergi pada kulit dapat ditandai dengan
timbulnya warna kemerahan, ruam, dan rasa gatal. Kondisi
ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta menggangu
penampilan.
6. Cara Mengcegah Penyakit Pada Wajah
Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit pada
wajah :
1. Bersihkan Wajah Secara Rutin
Berikut beberapa penyakit yang datap terjadi pada jaringan keras gigi :
1. Erosi gigi
Erosi gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang
bersifat progresif dan irreversible, terjadi oleh karena proses
kimia tanpa melibatkan aktifitas bakteri. Pada erosi gigi
terjadi proses demineralisasi email oleh asam, namun bukan
berasal dari asam hasil metabolisme bakteri (Lussi, 2006;
Ren, 2011).
2. Abrasi gigi
Abrasi gigi berasal dari bahasa Latin “abrader” yang
artinya mengikis. Dalam arti lain abrasi gigi merupakan
keausan patologis yang melibatkan jaringan keras gigi
melalui proses mekanik yang disebabkan oleh benda asing
(Hanif dkk,2015). Cara menyikat gigi, frekuensi menyikat
gigi dan tekanan yang diberikan saat menyikat gigi menjadi
faktor yang berhubungan dengan abrasi gigi pada seseorang.
Selain itu tipe dari bulu sikat gigi, kekakuan bulu sikat gigi
dan sifat abrasif pasta gigi yang digunakan juga menjadi
faktor dalam terjadinya abrasi gigi (Meshramkar dkk, 2012).
3. Karies Gigi
Karies gigi berasal dari bahasa latin yang berarti
“Lubang gigi” dan ditandai olehj rusaknya email dan dentin
yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme
plak bakteri (Pitt Fort 1992)
Latihan soal
GLOSARIUM
1. Protesa gigi
F Wihan menyampaikan bahwa protesa gigi atau gigi tiruan
adalah alat bantu fungsional pengganti gigi yang hilang akibat
proses pencabutan atau trauma. Adapun tujuannya adalah
mengembalikan fungsi gigi, estetika dan rongga mulut serta
mengembalikan kepercayaan diri bagi seseorang.
2. Ulkus traumatikus
Didefinisikan sebagai suatu lesi ulserasif pada mukosa mulut yang
disebabkan oleh treauma (Myers and Curran, 2014). Trauma
merupakan penyebab yang paling sering terjadi pada membrane
mukosa. Ulkus Traumatikus dapat terjadi pada usia berapapun dan jenis
kelamin apapun.
3. Hidrogen peroksida
Adalah senyawa kimia dengan rumus H₂O₂. Dalam bentuk murninya,
ia berupa cairan bening berwarna biru pucat, sedikit lebih kental
daripada air. Hidrogen peroksida adalah peroksida paling sederhana.
H₂O₂ digunakan sebagai oksidator, zat pemutih, dan antiseptik.
DAFTAR PUSTAKA