Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM AMIRA


NOMOR .. TAHUN 2022

TENTANG
PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI PERAWAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang aman,
berfokus kepada keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
(patient centered care) di Rumah Sakit Umum Amira, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;
b. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi diperlukan upaya profesionalisme, pembinaan
etik dan disiplin tenaga keperawatan melalui wadah Komite
Keperawatan;
c. bahwa berdasarkan kepada pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada butir a dan b tersebut di atas, maka perlu
ditetapkan Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan
pada Rumah Sakit Umum Amira dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2098, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
4. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis (Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1129).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
TENTANG PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA.

Pasal 1
Tujuan dari etika keperawatan pada dasarnya adalah agar para
perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai
dan menghormati martabat manusia.

Pasal 2

(1) Panduan etik disusun bertujuan untuk:


a. Menjaga dan meningkatkan mutu dalam pemberian asuhan
keperawatan secara profesional;
b. Memberikan pedoman umum untuk perilaku profesional
perawat;
c. Mengingatkan perawat terhadap tanggung jawab khusus yang
mereka pikul saat memberikan asuhan keperawatan;
d. Menetapkan hubungan profesional yang harus dipatuhi.

(1) Hubungan profesional sebagaimana yang disebutkan dalam ayat


(1) adalah:
a. Perawat dengan pasien/klien sebagai advokator
b. Perawat dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan
c. Perawat dengan perawat sebagai kontributor
d. Perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat
e. Perawat dengan pemerintah, bangsa dan negara.

Pasal 3
Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah dan 5
(lima) pokok etik yaitu:
a. Hubungan kerja perawat dengan pasien
b. Perawat dan Praktek
c. Perawat dan Masyarakat
d. Perawat dan Teman Sejawat
e. Perawat dan Profesi

Pasal 4
Prinsip moral yang sering digunakan dalam keperawatan yaitu:
Otonomi, beneficience, justice/keadilan, veracity, avoiding killing
dan fidelity.

Pasal 5

Tanggung Jawab Etik Profesi Keperawatan meliputi :

a. Tanggung Jawab Terhadap Tugas


b. Tanggung Jawab Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Kesehatan Lainnya
c. Tanggung Jawab Terhadap Profesi Keperawatan
d. Tanggung Jawab Terhadap Pemerintah, Bangsa dan Negara

Pasal 6
Kategori pelanggaran etik meliputi:
a. Pelanggaran ringan
b. Pelanggaran sedang
c. Pelanggaran berat

Pasal 7

Pada saat Peraturan Direktur ini berlaku, Keputusan Direktur Rumah


Sakit Umum Amira Nomor 162 Tahun 2018 tentang Panduan Etik dan
Disiplin Profesi Keperawatan Pada Sakit Umum Amira dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 8
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwakarta

Pada Tanggal : ...

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Lastri Swastanita

NIK. 21062737
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira
Nomor : ... Tahun 2022
Tanggal : ...
Tentang : Panduan Etik dan Disiplin Profesi Perawat pada Rumah
Sakit Umum Amira

PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI PERAWAT


PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

BAB I
DEFINISI

1) Etika adalah moralitas, pengakuan kewenangan, kepatuhan pada peraturan, etika


sosial, loyal pada rekan kerja serta bertanggung jawab dan mempunyai sifat
kemanusiaan.
2) Kode etik adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di dalam
melakukan suatu kegiatan ataupun suatu pekerjaan. Kode etik berhubungan dengan
perilaku seseorang.
3) Kode Etik Profesi adalah sistem norma, nilai serta aturan profesional secara tertulis
yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa yang tidak benar
dan juga tidak baik bagi profesional.
4) Standar Etik keperawatan adalah panduan perawat dalam berperilaku pada saat
memberikan elayanan keperawatan di rumah sakit,sehingga kejadian pelanggaran
etik dapat dihindarkan.
5) Etika Keperawatan adalah standar acuan untuk mengatasi segala macam masalah
yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang tidak
mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013).
6) Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
7) Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan
BAB II
RUANG LINGKUP

A. KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN

1. Tujuan Kode Etik Keperawatan


Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang
menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang
konsekuen dan absolut.
Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah
upaya agar
perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat
menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan
oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap
profesional keperawatan
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan.

2. Fungsi Etika Keperawatan


Etika keperawatan juga memiliki fungsi penting bagi perawat dan seluruh
individu yang menikmati pelayanan keperawatan. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
a. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan.
b. Mendorong para perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan
serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan
keperawatan.
c. Mendorong para perawat agar dapat berperan serta secara aktif dalam
mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak
hanya di rumah sakit tetapi di luar rumah sakit.
d. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus
menerus untuk meningkatkan kemampuan profesional, integritas dan
loyalitasnya bagi masyarakat luas.
e. Mendorong para perawat agar dapat memelihara dan mengembangkan
kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam
melaksanakan profesinya.
f. Mendorong para perawat menjadi anggota masyarakat yang responsif,
produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi ke masa
depan sesuai dengan perannya.

B. HAK DAN KEWAJIBAN DALAM ETIKA KEPERAWATAN

1. Dasar Hak & Kewajiban dalam Etika Keperawatan


Dalam etika keperawatan, secara sederhana hak dapat dimaknai sebagai tuntutan
seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan
keadilan, moralitas dan legalitas. Hal tersebut melekat secara mutlak dalam profesi
keperawatan dan dilindungi oleh peraturan perundang- undangan (legalitas).
Pasien juga memiliki hak yang melekat secara mutlak dan harus dipenuhi oleh
perawat, atau rumah sakit tempat ia mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewajiban adalah sesuatu yang wajib
untuk dilaksanakan. Kewajiban dalam etika keperawatan adalah sebuah tanggung
jawab baik dari seorang perawat maupun pasien untuk melakukan sesuatu
yang memang harus dilaksanakan agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan hak-haknya. Kewajiban dapat juga dikatakan sebagai “pintu muncul”nya
hak yang artinya seorang perawat atau pasien tidak akan mendapatkan haknya jika
ia belum melakukan kewajibannya sebagai seorang perawat atau pasien.

2. Hak dan Kewajiban Perawat


a. Hak Perawat
Berikut merupakan beberapa hak dari perawat:
1) Perawat memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan
profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar
Prosedur Operasional (SPO);
2) Perawat berhak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien
dan atau keluarganya agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal;
3) Perawat berhak melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
otonomi profesi;
4) Perawat berhak mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi,
dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan;
5) Perawat berhak memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko
kerja yang berkaitan dengan tugasnya; menerima imbalan jasa profesi
yang proporsional sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.

b. Kewajiban Perawat
Dalam melaksanakan praktek keperawatan perawat berkewajiban untuk :
1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi,
standar praktek keperawatan, kode etik dan SPO serta kebutuhan klien atau
pasien; menghormati hak pasien;
2) Merujuk klien atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau tindakan;
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau
pasien, kecuali untuk kepentingan hukum;
4) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
5) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme;
6) Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang dilakukan;
7) Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis.

Dalam prinsip etika keperawatan, hak perawat dan pasien memiliki beberapa
peranan atau manfaat yang sangat penting dalam dunia keperawatan. Berikut
adalah peranan hak dan kewajiban dalam prinsip etika keperawatan:
1) Mencegah konflik antara perawat dan pasien. Artinya dengan adanya
hak dan kewajiban yang dilindungi oleh ketentuan hukum termasuk juga
etika keperawatan maka perawat dan pasien tidak bisa berbuat semaunya
sendiri. Ada hak-hak dan kewajiban yang harus diperhatikan dan
dilaksanakan oleh setiap pihak. Dan, hak dan kewajiban tersebut dilindungi
oleh hukum yang berlaku.
2) Pembenaran pada suatu tindakan. Maksudnya, hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh perawat maupun pasien sebenarnya membenarkan tindakan
yang telah dilakukan sebelumnya (kewajiban). Misalnya, ketika seorang
perawat mengobati pasien dengan baik dan benar sesuai dengan keahlian
yang dimilikinya hingga pasien tersebut sembuh dari sakitnya, maka tentu
hak perawat tersebut adalah mendapatkan penghargaan.

C. KODE ETIK PPNI


Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah dan 5 pokok etik yaitu:
1) Hubungan kerja perawat dengan pasien
Pasien adalah focus dari upaya asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan. Hubungan perawat dan pasien
adalah hubungan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk pancapaian tujuan klien. Dalam hubungan itu, perawat
menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang
efektif. Dasar hubungan antara perawat dengan pasien adalah hubungan yang
saling menguntungkan (mutual huminity).
2) Perawat dan Praktek
Sebagai seorang Perawat tentunya kita harus selalu berupaya meningkatkan
kemampuan. Berikut diri sebagai perawat agar mampu memberikan yang
terbaik bagi pasien. ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai
seorang perawat terhadap praktek keperawatan.
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang
keperawatan melalui belajar terus-menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

3) Perawat dan Masyarakat


Perawat adalah bagian dari masyarakat artinya perawat bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat di sekitarnya, menjadi pemrakarsa untuk kegiatan-kegiatan
di masyarakat serta mendukung upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Contoh peran perawat di masyarakat misalnya memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan, pelaksanaan Posyandu Lansia, Pelaksanaan
Posyandu Balita, melakukan Pelatihan Kader kesehatan dan sebagainya.

4) Perawat dan Teman Sejawat


Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis.
5) Perawat dan Profesi
Perawat perlu meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dengan
menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Perawat harus selalu ter-update dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang keperawatan.
Perawat juga harus selalu berupaya untuk mengembangkan profesi dengan
berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Perawat mempunyai
peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
dengan:
a. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
b. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu.

D. PRINSIP MORAL DALAM ETIKA KEPERAWATAN


Prinsip moral merupakan standar umum dalam melakukan sesuatu sehingga
membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk menilai secara spesifik
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam suatu keadaan.
Prinsip moral yang sering digunakan dalam keperawatan yaitu: Otonomi,
beneficience, justice/keadilan, veracity, avoiding killing dan fidelity (John Stone,
1989; Baird et.al, 1991).
a. Prinsip Otonomi (Autonomy)
Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk menentukan sendiri
atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia yang mempunyai
harga diri dan martabat. Contoh kasusnya adalah: Klien berhak menolak
tindakan invasif yang dilakukan oleh perawat. Perawat tidak boleh memaksakan
kehendak untuk melakukannya atas pertimbangan bahwa klien memiliki hak
otonomi dan otoritas bagi dirinya. Perawat berkewajiban untuk memberikan
penjelasan yang sejelas-sejelasnya bagi klien dalam berbagai rencana tindakan
dari segi manfaat tindakan, urgensi dan sebagainya, sehingga diharapkan
klien dapat mengambil keputusan bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas
dasar kesadaran dan pemahaman.
b. Prinsip Kebaikan (Beneficience)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien,
tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien. Kasus yang
berhubungan dengan hal ini seperti klien yang mengalami kelemahan fisik
secara umum tidak boleh dipaksakan untuk berjalan ke ruang pemeriksaan,
sebaiknya klien didorong menggunakan kursi roda.
c. Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai
dengan kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada
pasien total care, maka perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama
tanpa membeda-bedakan klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu
mandi sendiri maka perawat tidak perlu memandikannya lagi.
d. Prinsip Kejujuran (Veracity)
Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan
tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam membina
hubungan saling percaya. Kasus yang berhubungan dengan prinsip
ini seperti klien yang menderita HIV/AIDS menanyakan tentang
diagnosa penyakitnya. Perawat perlu memberitahukan apa adanya meskipun
perawat tetap mempertimbangkan kondisi kesiapan mental klien untuk
diberitahukan diagnosanya.
e. Prinsip mencegah pembunuhan (Avoiding Killing)
Perawat menghargai kehidupan manusia dengan tidak membunuh. Sumber
pertimbangan adalah moral agama/kepercayaan dan kultur/norma-norma
tertentu. Contoh kasus yang dihadapi perawat seperti ketika seorang suami
menginginkan tindakan euthanasia bagi istrinya atas pertimbangan ketiadaan
biaya sementara istrinya diyakininya tidak mungkin sembuh, perawat perlu
mempertimbangkan untuk tidak melakukan tindakan euthanasia atas
pertimbangan kultur/norma bangsa Indonesia yang agamais dan ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, selain dasar UU RI memang belum ada tentang legalitas
tindakan euthanasia.
f. Prinsip Kesetiaan (Fidelity)
Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya, menepati
janji, menyimpan rahasia, caring terhadap klien/keluarga. Kasus yang sering
dihadapi misalnya perawat telah menyepakati bersama klien untuk
mendampingi klien pada saat tindakan PA maka perawat harus mendampingi
klien.

E. TANGGUNG JAWAB ETIK PROFESI KEPERAWATAN

e. Tanggung Jawab Terhadap Tugas


a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.

f. Tanggung Jawab Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Kesehatan Lainnya


a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.

g. Tanggung Jawab Terhadap Profesi Keperawatan


a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara
sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

h. Tanggung Jawab Terhadap Pemerintah, Bangsa dan Negara


a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan
yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.

F. KATEGORI PENYIMPANGAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


KEPERAWATAN
1. Ringan
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan yang dapat menyebabkan klien tidak nyaman dan menimbulkan
kemarahan klien dan keluarga
b. Tidak mencuci tangan setiap kali selesai kontak dengan pasien atau setelah
melakukan tindakan
c. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan perawat yang bertugas, dan atau
tidak memberikan informasi pada saat akan melakukan tindakan keperawatan
d. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menyebabkan kondisi
klien tidak nyaman dan suasana kerja yang tidak kondusif.
2. Sedang
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan yang dapat memperburuk kondisi klien.
b. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai dengan prosedur tetap yang
dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwanya.
c. Tidak melakukan prosedur septik dan antiseptik yang mengakibatkan terjadinya
infeksi.
d. Tidak menjaga lingkungan yang nyaman dan tenang bagi pasien, termasuk
membicarakan hal-hal negatif tentang pasien.
e. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menimbulkan gejala sisa
bagi klien/memperburuk kondisi klien.
3. Berat
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan (nutrisi, cairan & elektrolit, oksigenisasi dan sirkulasi
kardiovaskuler) yang dapat menyebabkan kematian bagi klien.
b. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai dengan Protap yang dapat
mengakibatkan kefatalan dan kecacatan.
c. Tidak memberikan informasi pada keluarga tentang keadaan kritis yang
dialami pasien, atau memberikan informasi yang tidak benar yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat/henti jantung/henti
paru-paru (kecuali atas keinginan keluarga).
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan,
salah obat, salah tranfusi dan lain-lain).
f. Berbuat tidak senonoh pada pasien, baik pasien dalam kondisi sadar ataupun
tidak sadar.
g. Semua bentuk pelanggaranan yang dilakukan oleh perawat yang dapat
menyebabkan suasana kerja yang tidak kondusif diseluruh lingkungan Rumah
Sakit Umum Amira dan mencemarkan nama baik profesi keperawatan.
h. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menyebabkan kematian
bagi klien.
BAB III
TATA LAKSANA

Dalam melakukan prosedur penanganan penyimpangan etik dan disiplin profesi,


pengambilan keputusannya dilakukan dengan melibatkan organisasi profesi yang ada di
RSU Amira. Adapun jenis sanksi yang dapat diberikan adalah sanksi yang bersifat edukasi
dan moral psikologis, agar perawat tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas dirinya
dalam melaksanakan tugas.
Prosedur penanganan penyimpangan etik dan disiplin profesi harus segera dilakukan,
maksimal 2 (dua) minggu setelah seorang perawat melakukan tindakan penyimpangan etik
dan disiplin profesi. Penanganan masalah penyimpangan etik dan disiplin profesi perawat
sesuai kategori pelanggaran adalah sebagai berikut:

A. Pelanggaran Ringan
1. Sub Komite Etik mengumpulkan bukti-bukti bahwa telah terjadi pelanggaran
etik dan disiplin profesi keperawatan.
2. Perawat yang melanggar etik keperawatan dipanggil oleh Kepala Unit terkait
untuk dimintai keterangan.
3. Kepala Unit mengadakan pertemuan dengan perawat terkait untuk memecahkan
masalah pelanggaran etik keperawatan.
4. Kepala Unit melakukan pembinaan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
5. Kepala Unit bisa memberikan Teguran Lisan maksimal 3 (tiga) kali dan
membuat laporan kepada Sub Komite Etik dan Disiplin Komite Keperawatan.

B. Pelanggaran Etik Sedang


1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik sedang ialah perawat yang
melakukan jenis pelanggaran Kategori Etik Sedang atau Perawat yang telah
mendapat Teguran Lisan maksimal 3 (tiga) kali oleh Kepala Ruang namun tidak
ada perubahan perilaku.
2. Tindakan Penanganan Pelanggaran etik sedang ialah perawat tersebut akan
diproses dan ditindaklanjuti oleh Sub.Komite Etik dan Disiplin Komite
Keperawatan dan berkoordinasi dengan Bidang Keperawatan serta PPNI
Komisariat Rumah Sakit Umum Amira.
3. Komite Keperawatan akan mengeluarkan teguran tertulis kepada perawat yang
bersangkutan sesuai jenis pelanggaran.

C. Pelanggaran Etik Berat


1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik berat ialah perawat yang melakukan
jenis pelanggaran kategori etik berat atau perawat yang telah mendapat teguran
tertulis dari Komite Keperawatan namun tidak ada perubahan perilaku.
2. Tindakan penanganan pelanggaran etik berat ialah perawat tersebut akan
diproses Komite Keperawatan ke Direktur.
3. Bila terkait permasalahan hukum, Komite Keperawatan dapat berkoordinasi
dan atau menyerahkannya ke Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.
4. Pembinaan dapat diteruskan ke Bagian SDM yang akan ditindaklanjuti dengan
pemberian pembinaan atau sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Apabila diperlukan pencabutan Kewenangan Klinis Perawat, maka Komite
Keperawatan akan mengajukannya ke Direktur.
6. Bila masalah masih belum terselesaikan juga, maka selanjutnya akan diproses
oleh Direktur dengan berkoordinasi dengan Organisasi Profesi (PPNI)
Kabupaten Purwakarta untuk Masalah Penyimpangan Etik dan Disiplin Profesi
Perawat kategori berat.

Penyimpangan etik ini bisa terjadi kepada siapa saja anggota profesi perawat dan tidak
hanya dilakukan oleh Perawat pelaksana, tetapi bisa juga dilakukan oleh Kepala Unit,
Kepala Instalasi, Supervisor Keperawatan, Kepala Bidang maupun oleh seluruh
Anggota Komite Keperawatan. Adapun alur penyelesaian masalah etik ini disesuaikan
dengan Struktur Organisasi yang berlaku di Rumah Sakit Umum Amira.
BAB IV
DOKUMENTASI

Adanya kejadian pelanggaran etik dicatat dalam form pembinaan Etik. Laporan
Etik dicatat dalam Notulen Rapat saat rapat bulanan Komite Keperawatan. Pelanggaran
etik sedang dan berat yang telah divalidasi kejadiannya, dibuat Kronologis kejadian dan
diarsipkan dalam File Pelanggaran Etik berserta dokumen terkait, seperti Surat Teguran
atau Surat Peringatan.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Lastri Swastanita
NIK : 21062737
21

Anda mungkin juga menyukai