Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN


PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Jl. Ipik Gandamanah RT. 35 RW. 03


Kelurahan Munjul Jaya Kabupaten Purwakarta 41117
Telepon (0264) 8221191 Fax (0264) 8221193
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI.......................................................................................................................6

BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................................7

BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................11

BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................................................13
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
NOMOR 162 TAHUN 2018

TENTANG
PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN
PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang aman,
berfokus kepada keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
(patient centered care) di Rumah Sakit Umum Amira, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;
b. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi diperlukan upaya profesionalisme, pembinaan
etik dan disiplin tenaga keperawatan melalui wadah Komite
Keperawatan;
c. bahwa berdasarkan kepada pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada butir a dan b tersebut di atas, maka perlu
ditetapkan Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan
pada RSU Amira dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2098, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
4. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis (Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1129);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA
TENTANG PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA.
KESATU : Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU harus digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembinaan etik dan disiplin profesi untuk
perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Amira.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan etik dan displin profesi perawat dan
bidan di Rumah Sakit Umum Amira dilaksanakan oleh Bagian
bersama Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Amira.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dan atau perubahan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 5 Desember 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Sam Askari Soemadipradja, dr., M.Kes


NIK : 09022101
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira
Nomor : 162 Tahun 2018
Tanggal : 5 Desember 2018
Tentang : Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan pada Rumah Sakit Umum
Amira

PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN


PADA RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

BAB I DEFINISI

1) Kode Etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu, umumnya termasuk dalam norma sosial, amun bila ada
kode etik yang memiliki sanksi termasuk ke dalam kategori norma hukum.
2) Kode Etik menrupakan sistem norma,nilai serta aturan profesional secara tertulis yang
dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa yang tidak benar dan juga
tidak baik bagi profesional
3) Kode etik adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di dalam melakukan
suatu kegiatan ataupun suatu pekerjaan. Kode etik berhubungan dengan perilaku
seseorang.
4) Standar Etik keperawatan merupakan panduan perawat dalam berperilaku pada saat
memberikan elayanan keperawatan di rumah sakit,sehingga kejadian pelanggaran etik
dapat dihindarkan.
BAB II RUANG LINGKUP

A. Tujuan
1. Menjaga dan meningkatkan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan secara
professional.
2. Memberikan pedoman umum untuk perilaku professional perawat.
3. Mengingatkan perawat terhadap tanggung jawab khusus yang mereka pikul saat
memberikan asuhan keperawatan.
4. Menetapkan hubungan profesional yang harus dipatuhi, antara:
a. Perawat dengan pasien/klien sebagai advocator.
b. Perawat dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
c. Perawat dengan perawat sebagai contributor.
d. Perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat.
e. Perawat dengan pemerintah, bangsa dan negara.
B. Tanggung Jawab Etik Profesi Keperawatan
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat
dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur keperawatan.
d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan
khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban
bagi kepentingan masyarakat.
2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung Jawab Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Kesehatan Lainnya
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.
4. Tanggung Jawab Terhadap Profesi Keperawatan
a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung Jawab Terhadap Pemerintah, Bangsa dan Negara
a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.
C. Kategori Penyimpangan Etik Profesi Keperawatan
1. Ringan
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan yang dapat menyebabkan klien tidak nyaman dan menimbulkan
kemarahan klien dan keluarga.
b. Tidak mencuci tangan setiap kali selesai kontak dengan pasien atau setelah
melakukan tindakan.
c. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan perawat yang bertugas, dan atau
tidak memberikan informasi pada saat akan melakukan tindakan keperawatan.
d. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menyebabkan kondisi klien
tidak nyaman dan suasana kerja yang tidak kondusif.
2. Sedang
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan yang dapat memperburuk kondisi klien.
b. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai dengan prosedur tetap yang
dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwanya.
c. Tidak melakukan prosedur septik dan antiseptik yang mengakibatkan terjadinya
infeksi.
d. Tidak menjaga lingkungan yang nyaman dan tenang bagi pasien, termasuk
membicarakan hal-hal negatif tentang pasien.
e. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menimbulkan gejala sisa
bagi klien/memperburuk kondisi klien.
3. Berat
a. Tidak memenuhi kebutuhan dasar klien pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan (nutrisi, cairan & elektrolit, oksigenisasi dan sirkulasi kardiovaskuler)
yang dapat menyebabkan kematian bagi klien
b. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai dengan Protap yang dapat
mengakibatkan kefatalan dan kecacatan.
c. Tidak memberikan informasi pada keluarga tentang keadaan kritis yang dialami
pasien, atau memberikan informasi yang tidak benar yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat/henti jantung/henti paru-
paru (kecuali atas keinginan keluarga).
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan, salah
obat, salah tranfusi dan lain-lain).
f. berbuat tidak senonoh pada pasien, baik pasien dalam kondisi sadar ataupun tidak
sadar.
g. Semua bentuk pelanggaranan yang dilakukan oleh perawat yang dapat
menyebabkan suasana kerja yang tidak kondusif diseluruh lingkungan RSU. Amira
dan mencemarkan nama baik profesi keperawatan.
h. Perawat melakukan tindakan di luar kewenangan yang menyebabkan kematian bagi
klien.
BAB III TATA LAKSANA

Dalam melakukan prosedur penanganan penyimpangan etik dan disiplin profesi,


pengambilan keputusannya dilakukan dengan melibatkan organisasi profesi yang ada di RSU
Amira. Adapun jenis sanksi yang dapat diberikan adalah sanksi yang bersifat edukasi dan
moral psikologis, agar perawat tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas dirinya dalam
melaksanakan tugas. Prosedur penanganan penyimpangan etik dan disiplin profesi harus
segera dilakukan, maksimal 2 (dua) minggu setelah seorang perawat melakukan tindakan
penyimpangan etik dan disiplin profesi. Penanganan Masalah Penyimpangan Etik dan
Disiplin Profesi Perawat sesuai kategori pelanggaran adalah sebagai berikut:
A. Pelanggaran Ringan
1. Sub Komite Etik mengumpulkan bukti-bukti bahwa telah terjadi pelanggaran etik dan
disiplin profesi keperawatan.
2. Perawat yang melanggar etik keperawatan dipanggil oleh Kepala Ruang terkait untuk
dimintai keterangan.
3. Kepala Ruang mengadakan pertemuan dengan perawat terkait untuk memecahkan
masalah pelanggaran etik keperawatan.
4. Kepala Ruang melakukan pembinaan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
5. Kepala Ruang bisa memberikan Teguran Lisan maksimal 3 (tiga) kali dan membuat
laporan kepada Sub Komite Etik dan Disiplin Komite Keperawatan.
B. Pelanggaran Etik Sedang
1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik sedang ialah perawat yang melakukan jenis
pelanggaran Kategori Etik Sedang atau Perawat yang telah mendapat Teguran Lisan
maksimal 3 (tiga) kali oleh Kepala Ruang namun tidak ada perubahan perilaku.
2. Tindakan Penanganan Pelanggaran etik sedang ialah perawat tersebut akan diproses dan
ditindaklanjuti oleh Sub.Komite Etik dan Disiplin Komite Keperawatan dan
berkoordinasi dengan Bidang Keperawatan serta PPNI Komisariat RSU Amira.
3. Komite Keperawatan akan mengeluarkan Teguran Tertulis kepada perawat yang
bersangkutan sesuai jenis pelanggaran.
C. Pelanggaran Etik Berat
1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik berat ialah perawat yang melakukan jenis
pelanggaran Kategori Etik berat atau Perawat yang telah mendapat teguran tertulis dari
Komite Keperawatan namun tidak ada perubahan perilaku
2. Tindakan Penanganan Pelanggaran etik berat ialah perawat tersebut akan diproses
Komite Keperawatan ke Direktur.
3. Bila terkait permasalahan hukum, Komite Keperawatan dapat berkoordinasi dan atau
menyerahkannya ke Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.
4. Pembinaan dapat diteruskan ke Bagian SDM yang akan ditindaklanjuti dengan
pemberian pembinaan atau sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Apabila diperlukan pencabutan Kewenangan Klinis Perawat, maka Komite
Keperawatan akan mengajukannya ke Direktur.
6. Bila masalah masih belum terselesaikan juga, maka selanjutnya akan diproses oleh
Direktur dengan berkoordinasi dengan Organisasi Profesi (PPNI) Kabupaten
Purwakarta untuk Masalah Penyimpangan Etik dan Disiplin Profesi Perawat kategori
berat.
Penyimpangan etik ini bisa terjadi kepada siapa saja anggota profesi perawat dan
tidak hanya dilakukan oleh Perawat pelaksana, tetapi bisa juga dilakukan oleh Kepala
Ruang, Kepala Instalasi, Supervisor Keperawatan, Kepala Bidang maupun oleh seluruh
Anggota Komite Keperawatan. Adapun alur penyelesaian masalah etik ini disesuaikan
dengan Struktur Organisasi yang berlaku di RSU Amira.
BAB IV DOKUMENTASI

Adanya kejadian pelanggaran etik dicatat dalam form pembinaan Etik. Laporan Etik
dicatat dalam Notulen Rapat setiap bulannya, saat rapat bulanan Komite Keperawatan.
Pelanggaran etik sedang dan berat yang telah divalidasi kejadiannya, dibuat Kronologis
kejadian dan diarsipkan dalam File Pelanggaran Etik berserta dokumen terkait, seperti Surat
Teguran atau Surat Peringatan.

PENANGANAN MASALAH ETIK DAN DISIPLIN


DIREKTUR RUMAH
PROFESI SAKIT UMUM AMIRA
PERAWAT
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :
11/02/SPO-11.02/RSUA 0/0 1/2
dr. Sam Askari Soemadiprdja
DitetapkanM.Kes
Tanggal Terbit : NIK :Direktur
09022101 RSU Amira
STANDAR
PROSEDUR 5 Desember 2018
OPERASIONAL
dr. Sam AskariSoemadipradja, M.Kes
Tata cara pemberian sanksi dan jenis tindakan yang termasuk pelanggaran
etika dan disiplin profesi Perawat
PENGERTIAN
Perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
dan etika profesi keperawatan
TUJUAN
KEBIJAKAN 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan.
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Umum Sakit Amira Nomor 162
Tahun 2018 Tentang Panduan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan.
PROSEDUR D. PELANGGARAN ETIK RINGAN
1. Kepala Ruangan mengumpulkan bukti-bukti bahwa telah terjadi
pelanggaran etik dan disiplin profesi keperawatan.
2. Perawat yang melanggar etik keperawatan dipanggil oleh Kepala
Ruangan Instalasi terkait untuk dimintai keterangan.
3. Kepala Ruangan mengadakan pertemuan dengan perawat terkait
untuk memecahkan masalah pelanggaran etik keperawatan.
4. Kepala Ruangan melakukan pembinaan sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukan.
5. Kepala Ruangan bisa memberikan Teguran Lisan maksimal 3 (tiga)
kali.
6. Bila permasalahan etik kembali diulangi oleh perawat tersebut, maka
Kepala Ruangan bisa memberikan Teguran Tertulis sebanyak 1
(satu) kali.

KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL PERAWAT

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


11/02/SPO-11.02/RSUA 00 2/2
E. PELANGGARAN ETIK SEDANG
a. Perawat yang melakukan pelanggaran etik sedang ialah
perawat yang melakukan jenis pelanggaran Kategori Etik
Sedang atau Perawat yang telah mendapat Teguran Tertulis
dari Kepala Ruangan namun tidak ada perubahan perilaku.
b. Tindakan Penanganan Pelanggaran etik sedang ialah perawat
tersebut akan diproses dan ditindaklanjuti oleh Sub.Komite
Etik dan Disiplin Komite Keperawatan dan berkoordinasi
dengan Bidang Keperawatan serta PPNI Komisariat RSU
Amira.
c. Komite Keperawatan akan mengeluarkan Teguran Tertulis
kepada perawat yang bersangkutan sesuai jenis pelanggaran.
F. PELANGGARAN ETIK BERAT
1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik berat ialah perawat
yang melakukan jenis pelanggaran Kategori Etik Berat atau
Perawat yang telah mendapat teguran tertulis dari Komite
Keperawatan namun tidak ada perubahan perilaku
2. Tindakan Penanganan Pelanggaran etik berat ialah perawat
tersebut akan diproses Komite Keperawatan ke Direktur.
3. Pembinaan dapat diteruskan sampai ke Direktur yang akan
ditindaklanjuti oleh Kepala Bagian SDM untuk masalah
disiplin pegawai serta diberikan Pembinaan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Apabila diperlukan pencabutan Kewenangan Klinis Perawat,
maka Komite Keperawatan akan mengajukannya ke Direktur.
5. Bila masalah masih belum terselesaikan juga, maka
selanjutnya akan berkoordinasi dengan Komite Etik dan
Hukum serta Organisasi Profesi (PPNI) Kabupaten
Purwakarta melalui Komisariat RSU Amira.

Anda mungkin juga menyukai