Anda di halaman 1dari 50

(Periode 28 Juli s/d 1 Agustus 2023)

LAPORAN AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN TERATOMA OVARIUM DI RUANG
THURSINA 1 RSUDZA KOTA BANDA ACEH

Oleh :
Mulia Nasari, S.Kep
2212501010201

Pembimbing :
Ns. Inda Mariana Harahap,
MNS NIP. 19840908201932018

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR


BAGIAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN TERATOME OVARIUM

A. DEFINISI

Teratoma berasal dari bahasa yunani yaitu terato yang berarti

‘monster’ dan onkoma yang menunjukkan ‘suatu pembengkakan atau massa’.

Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa

jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal (endoderm,

mesoderm, dan ekktoderm) (Lintong, 2011).

Teratoma merupakan jenis tumor kongenital yang jarang dan memiliki

predileksi di daerah konus medularis. Tumor ini mengandung jaringan kulit

dan elemen dermal seperti rambut dan tulang rawan (komponen mesodermal

dan endodermal). Tumor ini cenderung mengalami degenerasi kearah

keganasan (maligna) metastasis sistemik (Satyanegara, 2013). Teratoma

dapat berupa lesi kistik jinak berdiferensiasi baik (teratoma matur), lesi

dengan potensi menengah (teratoma imatur) atau sebagai teratoma ganas

(biasanya bercampur dengan komponen tumor sel benih lainnya seperti tumor

sinus endodermal) (Kumar, Frcpath, Abbas & Aster, 2019).

B. ETIOLOGI

Beragam teori yang membahas terjadinya teratoma telah sering

dikemukakan, namun terbanyak disebutkan karena diferensiasi tidak normal

dari sel-sel germinal fetus yang berasal dari yolk sac. Migrasi normal dari sel-

sel germinal primordial ini menimbulkan tumor pada gonad sedangkan

migrasi tidak normal menyebabkan terjadinya tumor ekstragonad. Secara

khas
teratoma tumbuh pada gonad atau garis midline tubuh. Frekuensinya sebagai

berikut : sakrokoksigeal 40%, ovarium 25%, testis 12%, otak 5%, dan lain-

lain termasuk leher dan mediastinum 1% (Lintong, 2011).

C. KLASIFIKASI

Grading teratoma berdasarkan temuan hispatologis oleh Gonzales-

Crussi (Niryana & Ariyanta, 2022) :

Grade Persentase Jaringan Imatur


Grade 0 Tidak ada jaringan imatur
Grade I < 10% jaringan imatur
Grade II 10-50% jaringan imatur
Grade III > 50% jaringan imatur

D. MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Cahyani, Sriwidyani, Mahastuti, & Saputra, 2022), gejala

teratoma tergantung pada tempat dan ukurantumor yang berkembang. Namun

gejala-gejala yang mungkin muncul pada teratoma ovarium adalah:

1. Nyeri perut, biasanya konstan dan berkisar dari ringan sampai sedang.

Torsi dan ruptur akut biasanya akan menyebabkan nyeri yang hebat.

2. Teraba adanya massa atau pembengkakan.

3. Perdarahan uterus abnormal. Diduga karena gangguan produksi hormon

,namun belum ada bukti histologis yang mendukung.

4. Gejala pada kandung kemih, gangguan pencernaan, dan sakit punggung.


E. PATOFISOLOGI

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Peningkatan serum alpha-fetoprotein (AFP) dan beta-human chorionic

gonadotropin (HCG) untuk mendeteksi keganasan.

2. CT Scan abdomen dan pelvis

Untuk mendiagnosa teratoma ovarium dan dapat mendeteksi keterlibatan

hepar dan kelenjar limfe dalam kasus maligna.

3. MRI

Untuk membedakan kepadatan lipid dengan cairan lain dan darah

sehingga dapat menjadi pemeriksaan tambahan yang berguna untuk

diagnosis teratoma ovariu dengan akurasi 99%. CT Scan dan MRI lebih

lanjut dapat
menggambarkan batas- batas massa mediastinum, keterlibatan pembuluh

darah yang potensial.

4. Echocardiography

Dapat digunakan untuk menggambarkan efek fisiologis dari massa

mediastinum, seperti temponade atau stenosis pulmonal, dan dapat

digunakan untuk memandu needle biopsy. 5. Histologi Untuk melihat

jenis jaringan yang melapisinya (Ekawati, dkk, 2022).

G. PENATALKSANAAN

1. Pembedahan

Laparoskopi adalah metode pilihan untuk penatalaksanaan teratoma

ovarium karena memiliki risiko kehilangan darah intraoperatif yang lebih

sedikit, nyeri pasca operasi yang lebih rendah, masa tinggal di rumah sakit

yang lebih singkat, lebih sedikit adhesi pasca operasi, hasil kosmetik yang

lebih baik, dan morbiditas yang lebih rendah.

2. Teratoma matur

Pengobatan kista dermoid dilakukan dengan pembedahan konservatif.

Ooforektomi unilateral merupakan pilihan pengobatan. Pada kista dermoid

bilateral tidak direkomendasikan biopsi ovarium kontralateral, karena

ditakutkan terjadinya komplikasi.

3. Teratoma imatur

Pengobatan teratoma imatur terdiri atas pembedahan dan pemberian

kombinasi kemoterapi. Salpingo-oforektomi unilateral diikuti oleh

kemoterapi merupakan pilihan pengobatan (Lintong, 2011).


DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, K. C. D., Sriwidyani, N. P., Mahastuti, N. M., & Saputra, H. (2022).


Karakteristik Klinikopatologi pada Pasien Tumor Ovarium pada Anak
Tahun 2015-2019 di RSUP Sanglah Denpasar, Jurnal Medika Udayana,
11(1), 67-71.

Ekawati, dkk. (2022). Immature Teratoma Ovarium in Young Women: Two Case
Reports and Literature Reviews, Gaceta Medica de Caracas Journal, 130,
7-14.

Kumar, V., Frcpath, Abbas, A. K., & Aster, J. (2019). Buku Ajar Patologi Robbins.
Elsevier Health Sciences.

Lintong, P. M. (2011). Keanekaragaman Teratoma Ovarium, Jurnal Biomedik, 3(1),


31-42.

Niryana, I. W., & Ariyanta, K. D. (2022). Laoran Kasus: Teratoma Menyerupai


Lipomieokel, Jurnal Bedah Nasional, 6(2), 64-69.

Satyanegara. (2013). Ilmu Bedah Saraf. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Edisi 1, Cetakan III. Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). Edisi 1, Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI). Edisi 1, Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
LAPORAN
PASIEN
KELOLAA
N
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Mahasiswa : Mulia Nasari, S.Kep
NPM 2212501010201
Tempat Praktek : Ruang Thursina 1
Tanggal Praktek : 28 Juli s/d 1 Agustus
2023

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Anak : An. EZA
Tempat / Tgl Lahir : Banda Aceh/30 April 2008
Alamat : Kuta Alam, Banda Aceh
Nama ayah / ibu : Didit Sugianto/Idawati Arsyad
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Pendidikan ayah : S3
Pendidikan ibu : S2 Geofisikan
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol darah : O+
Tanggal Pengkajian : 29 Juli 2023

II. KELUHAN UTAMA :


Ibu pasien mengatakan, pasien mengeluh sariawan di seluruh bibir, nafsu makan pasien
menurun sehingga mengalami penurunan berat badan yang drastis, pasien juga sering mual
dan muntah setelah diberikan obat kemoterapi.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Pasien terdiagnosa penyakit Teratoma Ovarium, sudah dilakukan tindakan
pembedahan/operasi sebanyak 2 kali dan sudah dilakukan kemoterapi sebanyak 3 siklus.

IV. RIWAYAT MASA LALU


Penyakit waktu kecil : Demam Berdarah Dengue (DBD)
Riwayat perawatan RS : RSUDZA, operasi kista
ovarium Obat-obatan yang digunakan : Paracetamol dan Domperidon
Riwayat operasi / tindakan : 2x Operasi kista ovarium, Kemoterapi sikuls ke
3 Riwayat alergi : Tidak ada
Kecelakaan : Tidak ada
Imunisasi : BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, PCV,
Rotavirus, dan Campak
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (Beserta dengan genogram keluarga)

Keterangan :

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meninggal

= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki atau perempuan yang sakit

--------- = Tinggal Serumah

Riwayat kesehatan keluarga: Ibu kandung pasien pernah menderita mioma uteri dan sudah
dilakukan tindakan operasi

VI. RIWAYAT SOSIAL


Yang mengasuh anak : Orang tua (ayah dan ibu kandung)
Hubungan anggota keluarga : Baik, orang tua sangat peduli terhadap
kondisi anak
Hubungan dengan teman sebaya : Baik dan mudah bergaul dengan teman
Pembawaan secara umum : Kurang bersemangat semenjak sakit
Lingkungan rumah : Bersih, terdapat 4 kamar, WC didalam
kamar
rumah, air PDAM, tersedia tempat pembuangan
sampah.
VII. KEBUTUHAN DASAR
Makanan yang disukai/tidak disukai : Pasien menyukai sayur, ayam, dan buah-buahan
ketika kondisi sehat
Selera makan : Nafsu makan menurun
Alat makan yang dipakai : Piring dan sendok
Pola makan / jam : Tidak teratur
Pola tidur (siang dan malam) : ± 7 jam
Kebiasaan sebelum tidur : Membaca webtoon di Hp
Mandi / Personal Hygiene : Dibantu oleh orang tua
Aktivitas bermain : Tidak mampu bermain diluar
Eliminasi (BAB dan BAK) : Lancar dan normal

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


Diagnosa medis : Teratoma Ovarium
Tindakan operasi : Laparoskopi
Status nutrisi : Gizi Kurang
Status cairan : NaCL 0,9%
Obat-obatan : Ceftazidime, Leukogen, Ca Glukonas,
Nystatin drop, Metamizole
Aktivitas : Bedrest dan bermain Hp
Tindakan keperawatan : Perawatan sirkulasi, Manajemen nutrisi,
Perawatan integritas kulit, manajemen mual
dan muntah

IX. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Lemah
Tanda vital : TD: 113/79 mmHg, HR: 101 x/menit
RR: 20x/menit, T: 36,3ºC
TB/BB (persentile) : 147 cm/ 36 kg
Lingkar kepala : 52 cm
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), pupil konstriksi,
palpebra tidak udema
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, polip (-), sinus (-)
Mulut : Stomatiti (+), Glositis (+) bibir kering dan pecah-
pecah, sianosis
Telinga : Simetris dan tidak ada serumen
Dada : Simteris, tidak ada retraksi dinding dada, jejas (-)
Jantung : Terdengar suara redup, BJ 1>BJ2
Paru : Vesikuler
Perut : Asites (-), tidak ada nyeri tekan
Punggung : Simetris, tidak ada lesi
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT > 3 detik, kekuatan
otot 5
Kulit : Kulit kering, bersisik dan menggelap
pasca kemoterapi
Genetalia : Keputihan (-), gatal-gatal (-)
X. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal: 28-07-2023

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin 8,8* 12,0 – 15,0 g/dL
Hematokrit 27* 37 - 47 %
Eritrosit 3,1* 4,2 – 5,4 106/mm3
Trombosit 263 150 – 450 103/mm3
Leukosit 8,2 4,5 – 10,5 103/mm3
MCV 85 80 – 100 fL
MCH 28 27 – 31 pg
MCHC 33 32 – 36 %
RDW 16,8* 11,5 – 14,5 %
MPV 10,7 7,2 – 11,1 fL
PDW 12,1 fL
Hitung Jenis:
Eosinofil 1 0–6 %
Basophil 1 0–2 %
Netrofil batang -1 2–6 %
Netrofil segmen 62 50 – 70 %
Limfosit 26 20 – 40 %
Monosit 11* 2–8 %
KIMIA KLINIK
HATI & EMPEDU
AST/SGOT 19 <35 U/L
ALT/SGPT 6 <45 U/L
Albumin 3,70 3,5 – 5,2 g/dL
ELEKTROLIT
Kalsium (Ca) 9,1 8,6 – 10,3 mg/dL
Magnesium (Mg) 1,2* 1,6 - 2,6 mg/dL
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum 26 13 – 43 mg/dL
Kreatinin 0,70 0,67 – 1,17 mg/dL
ELEKTROLIT – Serum
Natrium (Na) 140 132 – 146 mmol/L
Kalium (K) 4,80 3,7 – 5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 113* 98 – 106 mmol/L
XI. DAFTAR OBAT

Cara
No Nama Obat Kegunaan
Pemberian
1 Bleomycin 13mg Bolus Jenis antibiotik yang memiliki efek antitumor,
sehingga digunakan untuk mengatasi kanker.
Bleomycin akan bekerja dengan cara
membentuk radikal bebas yang dapat merusak
DNA sel kanker. Dengan demikian, penyebaran
sel kanker
dalam tubuh dapat terhambat.
2 Etoposide 130mg/5x Drip Antineoplastik yang bekerja dengan cara
mencegah, membunuh, atau menghambat
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Etoposid biasa digunakan sebagai terapi
pengobatan penyakit kanker testis, kanker paru,
kanker ovarium, dan leukimia. yang dapat
mengakibatkan perdarahan dan infeksi
3 Cisplatin 26mg/5x Drip Obat ini dapat digunakan sebagai pengobatan
tunggal atau dikombinasikan dengan obat-obatan
antikanker lain. Cisplatin adalah obat kemoterapi
yang mengandung platinum
4 Furosemide 20mg IV Obat golongan loop diuretik atau diuretik kuat.
Diuretik merupakan kelompok obat yang akan
meningkatkan jumlah urin yang keluar dari
ginjal. Obat ini bekerja pada glomerulus ginjal
dengan menghambat penyerapan kembali zat
natrium oleh sel tubulus ginjal, sehingga terjadi
peningkatan pengeluaran air, natrium, klorida,
dan kalium tanpa mempengaruhi tekanan darah
normal.
5 Ondansetron 6mg/8 IV Obat yang digunakan untuk mencegah serta
jam mengobati mual dan muntah yang bisa
disebabkan oleh efek samping kemoterapi,
radioterapi, atau operasi
6 Dexamethason IV Obat yang digunakan untuk meredakan
6mg/8 jam peradangan pada beberapa kondisi, seperti reaksi
alergi, penyakit autoimun, atau radang sendi.
XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT SCAN ABDOMEN CT SCAN PELVIS

Hasil pemeriksaan

1. CT SCAN ABDOMEN
a. Tampak lesi berdensitas dominan kistik, dinding solid, septated, batas tegas, tepi
lobulated ukuran ± 22 x 14 x 30 cm(ukuran sebelumnya ± 20.5 x 10.5x 26.2 cm)
ai cavum paivis meluas hingga cavum abdomen, yang menyebabkan pendesakan
organ di sekitarnya, tak tampax massa/nooui
b. Hepar ukuran normal, densitas normai, tak tampak pelebaran, porta/nepatica
normal.
c. Ren kanan ukuran normal, densitas parenkim normal, tak tampak ektasis
pelviocalyceal system, taktampak massa/batu/kista
d. Ren kiri ukuran normal, densitas parenkim normal, tak tampak ektasis
peiviocalyceal system, tak tampak massa/batu/kista
e. Bull terisi cukup cairan, tak tampak penebalan dinding/batu/massa
f. Prostat ukuran normal, densitas parenkim normal, tak tampak massa/kalsifikasi
g. Tak tampak densitas cairan bebas extraluminal pada cavum abdomen dan cavum
pleura kanan kiri
h. Tak tampak pembesaran KGB locoregional
i. Tak tampak proses osteolitik/osteoblastik
2. CT SCAN PELVIS
a. Dominan cystic mass di cavum pelvis hingga abdomen ukuran ± 22 x 14 x 30 cm
(ukuran sebelumnya 20.5x 10.5 x 28.2 cm) mengarah pada gambaran malignant
ovarian mass
b. Tak tampak gambaran asaltas
c. Hepar basal paru kanan kiri tulang tak tampak kelainan

XIII. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Penurunan Perfusi perifer
Ibu pasien mengatakan konsentrasi tidak afektif
“kulit anak saya pucat dan terlihat lemas” hemoglobin

DO :
– KU : lemas
– Nilai HB: 8,8 g/dl
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Nadi perifer menurun
– Warna kulit pucat
– Turgor kulit menurun
– Bibir sianosis
– Konjungtiva anemis
– Anak tampak lemas dan bedrest di
tempat tidur
DS : Faktor Piskologis Defisit nutrisi
Ibu pasien mengatakan (keengganan untuk
“berat badan anak turun drastis sejak sakit makan)
yaitu +/- 20 kg selama 1 tahun terakhir dan 1
minggu yang lalu terjadi penurunan 2 kg”
“semenjak sakit, anak tidak mau makan
karena banyak sariawan di mulut dan lidah
berplak kuning”

DO :
– KU : lemas
– Kesadaran: compos mentis
– TB : 147 cm
– BB : 36 kg
– IMT : 16,6 (kurus)
– Stomatitis (+)
– Glositis (+)
– Pasien tidak makan makanan yang
diberikan dari RS
DS : Efek samping Gangguan
Ibu pasien mengatakan “setelah kemoterapi, kemoterapi integritas kulit
kulit anak mulai kering dan menghitam”

DO :
– KU : lemas
– Akral teraba hangat
– Kulit pasien tampak kering dan
bersisik
– Kulit menghitam (hiperpigmentasi)
DS : Proses perjalanan Nausea
Ibu pasien mengatakan “setelah kemoterapi, tumor terlokalisasi
anak sering sekali mual dan muntah”

DO :
– KU : lemas
– Hasil TTV
 TD: 113/79 mmHg
 Nadi: 101x/menit
 T: 36,3 ºC
 RR: 20x/menit
– Mual muntah lebih 2x sehari
– Terapi yang didapat : Ondansetron

XIV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perfusi perifer berhubungan dengan Penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor Piskologis (keengganan untuk makan)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek samping kemoterapi
4. Nausea berhubungan dengan proses perjalanan penyakit (tumor terlokalisasi)
XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
(SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI (SIKI)
HASIL (SLKI)
Perfusi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079)
perifer tidak keperawatan 5x24 jam Observasi
efektif diharapkan perfusi 1. Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi perifer,
(D. 0009) meningkat (L.02011) edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
teratasi dengan kriteria hasil : ankle-brachial index)
– Pengisian kapiler 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
membaik bengkak pada ekstremitas
– Akral membaik Terapeutik
– Warna kulit pucat 3. Hindari pemasangan infus, atau
menurun pengambilan darah di area keterbatasan
– Turgor kulit membaik perfusi
4. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
5. Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cidera
6. Lakukan pencegahan infeksi
7. Lakukan perawatan kaki dan kuku
8. Lakukan hidrasi
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian produk darah
Defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)
nutrisi keperawatan 5x24 jam Observasi
(D.0019) diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
baik (L.03030) teratasi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria hasil : makanan
– Sariawan menurun 3. Identifikasi makanan yang disukai
– Porsi makananan yang 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
dihabiskan meningkat nutrien
– Berat badan meningkat 5. Monitor asupan makanan
– Nafsu makan membaik 6. Monitor berat badan
Terapeutik
7. Berikan makanan tinggi kalori dan
protein
8. Berikan suplemen makanan
Edukasi
9. Anjurkan posisi duduk jika mampu
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika diperlukan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
integritas keperawatan diharapkan Observasi
kulit integritas kulit membaik 1. Identifikasi penyebab gangguan
(D. 0129) (L.14125) dengan kriteria integritas kulit (mis: perubahan sirkulasi,
hasil: perubahan status nutrisi, penurunan
– Perfusi jaringan kelembaban, suhu lingkungan ekstrim,
penurunan mobilitas)
meningkat
Terapeutik
– Kerusakan lapisan 2. Gunakan produk berbahan petroleum
kulit menurun atau minyak pada kulit kering
– Nyeri menurun 3. Gunakan produk berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada kulit sensitive
4. Hindari produk berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
Edukasi
5. Anjurkan menggunakan pelembab (mis:
lotion, serum)
6. Anjurkan minum air yang cukup
7. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
8. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
9. Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
10. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
11. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
Nausea Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual (I.03117)
(D. 0076) asuhan keperawatan selama Observasi
5x24 diharapkan tingkat 1. Identifikasi pengalaman mual
nausea (L.08065) menurun 2. Identifikasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan (mis: bayi, anak-anak,
dengan kriteria hasil:
dan mereka yang tidak dapat
– Nafsu makan berkomunikasi secara efektif)
meningkat 3. Identifikasi dampak mual terhadap
– Keluhan mual kualitas hidup (mis: nafsu makan,
menurun aktivitas, kinerja, tanggung jawab
– Perasaan ingin peran, dan tidur)
muntah menurun 4. Identifikasi faktor penyebab mual (mis:
pengobatan dan prosedur)
– Diaphoresis menurun
5. Monitor mual (mis: frekuensi, durasi, dan
– Pucat membaik tingkat keparahan)
Terapeutik
6. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis: bau tidak sedap,
suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
7. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis: kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
8. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
9. Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau, dan tidak berwarna, jika
perlu
Edukasi
10. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
11. Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
12. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan
rendah lemak
13. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologis untuk mengatasi mual (mis:
biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi
musik, akupresur)
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian obat antiemetik,
jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Sabtu/ 29 Juli 1 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“kulit anak saya pucat dan terlihat lemas”

O:
– KU : lemas
– Nilai HB: 8,8 g/dl
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Nadi perifer menurun
– Warna kulit pucat
– Turgor kulit menurun
– Bibir sianosis
– Konjungtiva anemis
– Anak tampak lemas dan bedrest di tempat tidur

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-brachial index)
2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
pada ekstremitas
3. Hindari pemasangan infus, atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
4. Kolaborasi pemberian produk darah

I:
Jam 15.00
1. Memeriksa sirkulasi perifer
2. Memonitor adanya panas, kemerahan, nyeri dan
bengkak pada ekstremitas→tidak terdapat tanda
dan gejala pada pasien

Jam 17.00
1. Mengkolaborasi transfuse PRC 250 cc

E:
1. CRT > 3 detik
2. Pasien masih tampak pucat
3. Konjungtiva anemis
Sabtu/ 29 Juli 2 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“berat badan anak turun drastis sejak sakit yaitu +/- 20
kg selama 1 tahun terakhir dan 1 minggu yang lalu terjadi
penurunan 2 kg”
“semenjak sakit, anak tidak mau makan karena banyak
sariawan di mulut, dan lidah berplak kuning”

O:
– KU : sedang
– Kesadaran: compos mentis
– TB : 147 cm
– BB : 36 kg
– IMT : 16,6 (kurus)
– Stomatitis (+)
– Bibir pecah-pecah
– Glositis (+) Lidah berplak kuning
– Pasien tidak makan makanan yang diberikan dari
RS

A: Defisit Nutrisi

P:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor asupan makanan
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

I:
Jam 14.30
1. Mengidentifikasi status nutrisi pasien
2. Menanyakan asupan makanan terakhir dan pola
makan pasien
3. Menanyakan apakah pasien ada alergi makanan dan
intoleransi kengganan untuk makan
Jam 16.00
4. Memonitor asupan makanan yang dikonsumsi pasien
5. Memberikan obat Nystatin drop

E:
1. Status nutrisi pasien: gizi kurang
2. Pasien hanya minum susu dan tidak mau makanan
yang disediakan RS
3. Pasien tidak nafsu makan karena sariawan di mulut
4. Pasien baru mendapatkan obat
kemoterapi (bleomycin)
Sabtu/ 29 Juli 3 S:
2023 Ibu pasien mengatakan “setelah kemoterapi, kulit anak
mulai kering dan menghitam”

O:
– KU : sedang
– Akral teraba hangat
– Kulit pasien tampak kering dan bersisik
– Kulit menghitam (hiperpigmentasi)

A: Gangguan integritas kulit

P:
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
2. Gunakan produk berbahan petroleum atau
minyak pada kulit kering
3. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
4. Anjurkan minum air yang cukup

I:
Jam 15.15
1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
kulit→ibu pasien mengatakan kulit mulai
berubah setelah kemoterapi
2. Mengedukasi keluarga untuk
mengoleskan oil/minyak zaitun pada kulit
kering pasien
Jam 16.50
3. Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada
pasien
4. Mengedukasi pasien dan keluarga untuk minum
air yang cukup

E:
1. Kulit pasien kering dan bersisik
2. Warna kulit hiperpigmentasi
Sabtu/ 29 Juli 4 S:
2023 Ibu pasien mengatakan “setelah kemoterapi, anak sering
sekali mual dan muntah”

O:
– KU : sedang
– Hasil TTV
 TD: 113/79 mmHg
 Nadi: 101x/menit
 T: 36,3 ºC
 RR: 20x/menit
– Mual muntah lebih 2x sehari
– Terapi yang didapat : Ondansetron
A: Nausea

P:
1. Identifikasi faktor penyebab mual dan muntah
2. Monitor mual dan muntah
3. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Berikan dukungan fisik saat muntah
5. Berikan kenyamanan selama muntah
6. Anjurkan perbanyak istirahat
7. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

I:
Jam 15.30
1. Menanyakan faktor penyebab mual dan muntah
2. Menganjurkan istirahat ketika mual muntah

Jam 16.00
3. Memonitor frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan
mual dan muntah
4. Memonitor keseimbangan cairan pasien

E:
1. Pasien sering mual muntah setelah diberikan obat
kemoterapi
2. Frekuensi mual 4x/hari, muntah 2x/hari
3. Pasien tampak lemas setelah muntah
4. Pasien meraya tidak nyaman saat mual
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Minggu/ 30 Juli 1 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“kulit anak masih tampak pucat, lemas sudah berkurang”

O:
– KU : sedang
– TTV:
 TD: 100/70
 N: 88x/menit
 RR: 21x/menit
 T: 36,0ºC
– Nilai HB: 8,8 g/dl
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Warna kulit masih pucat
– Turgor kulit menurun
– Bibir masih sianosis
– Konjungtiva anemis
– Anak bedrest di tempat tidur

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
3. Hindari pemasangan infus, atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
4. Observasi post transfusi PRC

I:
Jam 14.20
1. Memeriksa sirkulasi perifer→nadi 86x/menit, tidak
ada edema, warna kulit pucat

Jam 17.00
1. Memonitor area ekstremitas yang keterbatasan
perfusi untuk pengecekan darah rutin dan
pengukuran tekanan darah

E:
1. Nadi 86x/menit
2. CRT > 3 detik
3. Pasien masih tampak pucat
4. Konjungtiva anemis
Minggu/ 30 Juli 2 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“anak masih belum nafsu makan, anak hanya minum
susu"

O:
– KU : sedang
– Kesadaran: compos mentis
– BB : 36 kg
– IMT : 16,6 (kurus)
– Stomatitis (+)
– Bibir pecah-pecah
– Glositis (+) Lidah masih berplak kuning
– Pasien masih tidak mau makan makanan yang
diberikan dari RS

A: Defisit Nutrisi

P:
1. Identifikasi makanan yang disukai
2. Monitor asupan makanan
3. Anjurkan posisi duduk jika mampu untuk makan
4. Edukasi makanan yang tinggi kalori dan protein
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
I:
Jam 14.50
1. Menanyakan makanan yang disukai pasien
2. Memonitor asupan makanan terakhir pasien
Jam 16.00
1. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang makanan
yang tinggi kalori dan protein serta posisi ketika
makan
2. Memberikan obat Nystatin drop

E:
1. Pasien suka minum susu
2. Pasien dan keluarga mampu memahami edukasi dari
perawat
3. Pasien ada pantangan makan ayam dan kacang-
kacangan
Minggu/ 30 Juli 3 S:-
2023
O:
– KU : sedang
– Akral teraba hangat
– Kulit pasien tampak kering dan bersisik
– Kulit menghitam (hiperpigmentasi)
– Turgor kulit menurun

A: Gangguan integritas kulit

P:
1. Gunakan produk berbahan petroleum atau
minyak pada kulit kering
2. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
3. Anjurkan minum air yang cukup
4. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun yang cukup

I:
Jam 15.15
1. Mengajari keluarga cara mengoleskan oil/minyak
zaitun pada kulit pasien

Jam 16.50
2. Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada
pasien
3. Mengedukasi pasien dan keluarga untuk minum
air yang cukup
4. Menganjurkan pasien untuk mandi dan
menggunakan sabun

E:
1. Keluarga terlihat mengoleskan
minyak zaitun/hanbody pada kulit
pasien
2. Kulit pasien masih kering dan bersisik
3. Warna kulit hiperpigmentasi
4. Turgor kulit menurun
Minggu/ 30 Juli 4 S:
2023 “Hari ini sudah 2x muntah dan mual masih ada”

O:
– KU : sedang
– Hasil TTV
 TD: 100/70 mmHg
 N: 88x/menit
 RR: 21x/menit
 T: 36,0ºC
 Mual muntah sudah 2x
– Masih menerima terapi obat Ondansetron

A: Nausea

P:
1. Identifikasi dampak mual
2. Monitor mual dan muntah
3. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
4. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

I:
Jam 17.30
1. Mengidentifikasi dampak mual
2. Memonitor durasi dan frekuensi mual

Jam 18.00
3. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
4. Memberikan terapi ondansetron 6mg IV

E:
1. Dampak mual adalah pasien tidak mau makan
2. Frekuensi mual 2x/hari, muntah tidak ada
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KETIGA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Senin/ 31 Juli 1 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“kulit anak masih tampak pucat, anak sudah tidak lemas
lagi”

O:
– KU : baik
– TTV:
 TD: 110/80 mmHg
 N: 90x/menit
 RR: 22x/menit
 T: 36,6ºC
– Nilai HB: 10,2 g/dl
– Pengisian kapiler (CRT) < 3 detik
– Warna kulit masih pucat
– Sianosis berkurang
– Konjungtiva anemis
– Anak sudah tampak beraktivitas

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Kolaborasi pemberian transfusi PRC
3. Lakukan hidrasi

I:
Jam 14.20
1. Memeriksa sirkulasi perifer→nadi 88x/menit, tidak
ada edema, warna kulit pucat

Jam 17.00
2. Melakukan pemberian transfuse PRC 250 cc

E:
1. Nadi 88x/menit
2. CRT < 3 detik
3. Pasien masih tampak pucat
4. Konjungtiva anemis
5. Pasien post transfusi PRC 250 cc
6. Pasien post kemoterapi cisplatin
Senin/ 31 Juli 2 S:
2023 “Tidak nafsu makan karena masih sakit sariawan”

O:
– KU : baik
– BB : 36 kg
– IMT : 16,6 (kurus)
– Stomatitis (+)
– Bibir pecah-pecah sudah berkurang
– Glositis (+) Lidah masih berplak kuning
– Pasien masih tidak mau makan makanan yang
diberikan dari RS

A: Defisit Nutrisi

P:
1. Monitor asupan makanan
2. Anjurkan memberi makan sedikit tapi sering
3. Beri terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri sariawan
4. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

I:
Jam 14.50
1. Memonitor asupan makanan terakhir pasien

Jam 16.00
3. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan
sedikit tapi sering
4. Membantu keluarga untuk memberikan suplemen
madu untuk mengurangi sariawan
5. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri sariawan
6. Memberikan obat Nystatin drop 1 cc/6 jam

E:
1. Pasien sudah makan tapi sedikit
2. Pasien mengonsumsi susu dan madu
3. Sariawan belum berkurang

Senin/ 31 Juli 3 S:-


2023
O:
– KU : baik
– Akral teraba hangat
– Kulit kering dan bersisik sudah berkurang
– Kulit menghitam (hiperpigmentasi)
– Turgor kulit menurun

A: Gangguan integritas kulit

P:
1. Anjurkan minum air yang cukup
2. Anjurkan menggunakan pelembab kulit

I:
Jam 15.15
1. Tetap menganjurkan pasien untuk minum air
yang cukup
2. Tetap menganjurkan keluarga untuk megoleskan
pelembab seperti lotion atau minyak zaitun di kulit
pasien

E:
1. Kulit kering berkurang
2. Intervensi dihentikan, intervensi dilanjutkan
sendiri oleh pasien dan keluarga
Senin/ 31 Juli 4 S:
2023 “Mual muntah sudah berkurang”
“Hari ini tidak mual dan muntah lagi”

O:
– KU : baik
– Hasil TTV
 TD: 110/80 mmHg
 N: 86x/menit
 RR: 21x/menit
 T: 36,0ºC
 Mual muntah tidak ada
– Masih menerima terapi obat Ondansetron

A: Nausea teratasi sebagian

P:
1. Anjurkan pasien untuk membersihkan mulut
2. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
I:
Jam 17.30
1. Menganjurkan pasien untuk membersihkan mulut,
sikat gigi
2. Menganjurkan pasien teknik nonfarmakologis
(terapi musik) jika masih mual

E:
1. Pasien tidak mengeluh mual dan muntah
2. Frekunesi mual 0x/hari
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEEMPAT

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Selasa/ 01 1 S:
Agustus 2023 Ibu pasien mengatakan
“wajah anak masih tampak sedikit pucat”

O:
– KU : baik
– TTV:
 TD: 100/80 mmHg
 N: 86x/menit
 RR: 20x/menit
 T: 36,5ºC
– Pengisian kapiler (CRT) < 3 detik
– Wajah tampak pucat sedikit
– Sianosis berkurang
– Konjungtiva anemis
– Anak sudah mampu beraktivitas

A: Perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau
bengkak apada ekstremitas
3. Hindari pengambilan sampel darah di area
keterbatasan perfusi

I:
Jam 14.30
1. Memeriksa sirkulasi perifer→nadi 88x/menit, tidak
ada edema, wajah tampak pucat sedikit
2. Memonitor panas, kemerahan, nyeri dan
bengkak pada ekstremitas→tidak terdapat gejala

Jam 17.00
3. Menghindari ambil sampel darah di ekstremitas
yang terinfus dan keterbatasan perfusi

E:
1. Nadi 88x/menit
2. CRT < 3 detik
3. Pucat pasien berkurang
4. Melanjutkan terapi sesuai FDO
Selasa/ 01 2 S:
Agustus 2023 “Sudah makan, tapi sedikit aja”

O:
– KU : baik
– BB : 36,5 kg
– Stomatitis (+)
– Bibir pecah-pecah berkurang
– Glositis berkurang
– Mulut pasien bersih
– Gigi bersih dna tidak berlobang
– Pasien makan makanan sendiri dari rumah

A: Defisit Nutrisi

P:
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor berat badan
3. Berikan suplemen makanan

I:
Jam 14.50
1. Memonitor asupan makanan terakhir pasien
2. Menimbang berat badan pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
suplemen makanan kepada anak

E:
1. BB pasien: 36,5 kg
2. Sariawan belum berkurang
3. Keluarga mampu memahami edukasi perawat

Selasa/ 01 4 S:
Agustus 2023 “Mual muntah tidak ada lagi”

O:
– KU : baik
– Hasil TTV
 TD: 100/80 mmHg
 N: 86x/menit
 RR: 20x/menit
 T: 36,5ºC
 Mual muntah tidak ada
A: Nausea teratasi
P:
1. Anjurkan istirahat yang cukup
2. Anjurkan pasien untuk membersihkan mulut

I:
Jam 17.30
1. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
2. Menganjurkan pasien untuk membersihkan mulut,
sikat gigi

E:
1. Pasien tidak mengeluh mual dan muntah
2. Frekunesi mual 0x/hari
LAPORAN
PASIEN RESUME
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Mahasiswa : Mulia Nasari, S.Kep
NPM 2212501010201
Tempat Praktek : Ruang Thursina 1
Tanggal Praktek : 28 Juli s/d 1 Agustus
2023

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Anak : An. AA
Tempat / Tgl Lahir : Aceh Selatan/13 Oktober 2021
Alamat : Mata Le, Pasie Raja, Aceh Selatan
Nama ayah / ibu : Ali/Irma
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan ibu : SMP
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol darah : O+
Tanggal Pengkajian : 29 Juli 2023

II. KELUHAN UTAMA :


Ibu mengeluh anak demam, terdapat benjolan di dalam perutnya sehingga perut anak teraba
keras dan membesar, ibu juga mengatakan anak terlihat pucat dan susah BAB. BAB anak
keras dan membuat perut anak sakit.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Pasien menderita penyakit Thalasemia yang sudah diketahui sejak usia 4 bulan, dan sudah
dilakukan transfusi darah rutin sebanyak 11 kolf.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN (untuk pasien balita)


Prenatal : Ibu mengalami lemas dan sakit perut sebelah kiri
selama mengandung pasien
Intranatal : Pasien lahir secara SC dengan usia kandungan aterm
Postnatal : Imunisasi dasar pasien lengkap
V. RIWAYAT MASA LALU
Penyakit waktu kecil : Thalasemia B Mayor
Riwayat perawatan RS : Dirawat untuk transfusi
darah Obat-obatan yang digunakan : Furosemide, Paracetamol
Riwayat operasi / tindakan : Tidak ada
Riwayat alergi : Tidak ada
Kecelakaan : Tidak ada
Imunisasi : Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, IPV, dan Campak

VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (Beserta dengan genogram keluarga)

Keterangan :

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meninggal

= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki atau perempuan yang sakit

--------- = Tinggal Serumah

Riwayat kesehatan keluarga:


 Ayah dari orang tua perempuan mengalami penyakit Hipertensi dan DM
 Ibu kandung pasien mengalami penyakit Hipertensi
 Adik perempuan dari ibu pasien mengalami penyakit Tiroid

VII. RIWAYAT SOSIAL


Yang mengasuh anak : Orang tua (ayah dan ibu kandung)
Hubungan anggota keluarga : Baik, orang tua sangat peduli terhadap kondisi
anak
Hubungan dengan teman sebaya : Tidak dapat dikaji
Pembawaan secara umum : Kurang bersemangat semenjak
sakit Lingkungan rumah : Tidak dikaji

VIII. KEBUTUHAN DASAR


Makanan yang disukai/tidak disukai : Jagung
Selera makan : Nafsu makan menurun
Alat makan yang dipakai : Piring
Pola makan / jam : Teratur 3 kali sehari (pagi, siang, malam)
Pola tidur (siang dan malam) : ± 8 jam
Kebiasaan sebelum tidur : Minum ASI
Mandi / Personal Hygiene : Dibantu oleh orang tua
Aktivitas bermain : Anak senang bermain
Eliminasi (BAB dan BAK) : BAK lancar dan normal, BAB keras dan sulit
dikeluarkan

IX. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


Diagnosa medis : Thalasemia B mayor
Tindakan operasi :-
Status nutrisi : Gizi baik
Status cairan : Nazl 0,9%
Obat-obatan : Furosemide & Paracetamol
Aktivitas : Bedrest dan bermain
Tindakan keperawatan : Perawatan Sirkulasi, Manajemen Konstipasi, dan
Manejemen nutrisi

X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Tanda vital : TD: 100/70 mmHg, HR: 92 x/menit RR:
24x/menit, T: 36,6ºC
TB/BB (persentile) : 75 cm/ 8,2 kg
Lingkar kepala : 43 cm
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), palpebra tidak
udema, sklera tidak ikterik
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, polip (-), sinus (-)
Mulut : Bibir pucat, sianosis (-)
Telinga : Simetris dan tidak ada serumen
Dada : Simteris, tidak ada retraksi dinding dada, jejas (-)
Jantung : BJ 1>BJ2
Paru : Vesikuler
Perut : Teraba kerasa dan membesar
Punggung : Simetris, tidak ada lesi
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 3 detik, kekuatan
otot 4
Kulit : terlihat pucat
Genetalia : Tidak dikaji
XI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (dengan KPSP atau DDST II)
Kemandirian dalam bergaul : Anak mampu melakukan cuci tangan dan
mengeringkan tangan, menggosok gigi dengan
bantuan ibu, dan mampu memakai baju. Namun
selama dirawat di rumah sakit, aktivitas anak
dibantu orang tua
Motorik halus : Anak mampu bermain menyusun kubus
Motorik kasar : Anak mampu melempar bola ke atas
Kognitif dalam Bahasa : Anak mampu berbicara 4 kata, menunjuk 2
gambar pada buku, mampu kombinasi kata dan
menyebut 1 gambar, mampu menunjuk bagian
badan yang disebutkan, menunjuk 4 gambar pada
buku, dan bicara sebagian dimengerti

XII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin 5,3* 12,0 – 15,0 g/dL
Hematokrit 18* 37 - 47 %
Eritrosit 2,3* 4,2 – 5,4 106/mm3
Trombosit 70* 150 – 450 103/mm3
Leukosit 8,84 4,5 – 10,5 103/mm3
MCV 80 80 – 100 fL
MCH 23* 27 – 31 pg
MCHC 29* 32 – 36 %
RDW 21,8* 11,5 – 14,5 %
LED 1 7,2 – 11,1 fL
Hitung Jenis:
Eosinofil 1 0–6 %
Basophil 3* 0–2 %
Netrofil batang 1* 2–6 %
Netrofil segmen 29* 50 – 70 %
Limfosit 43* 20 – 40 %
Monosit 23* 2–8 %
MORFOLOGI DARAH
TEPI
 Eritrosit Hipokrom Mikrositer
Anisopoikilositosis: Target cell, Teardrop cell,
Fragmentocyte cell, Dimorphic cell
 Leukosit Jumlah cukup, bentuk normal
 Trombosit Jumlah kurang,bentuk normal,sebaran tidak rata
 Kesimpulan Anemia Hipokrom Mikrositer
Trombositopenia
Hb – Elektroforesis
 Hb F 42,6 %
 Hb A 54,3 %
 HB A2 3,1 %
 Kesan Beta
 Ferritin Thalasemia ng/mL
366,80*

XIII. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Penurunan Perfusi perifer
Ibu pasien mengatakan konsentrasi tidak afektif
“anak tampak pucat sejak seminggu yang lalu hemoglobin
dan terlihat lemas”

DO :
– KU : lemas
– Nilai HB: 5,3 g/dl
– Hasil TTV:
 TD : 100/60 mmHg
 HR : 82x/menit
 RR : 24x/menit
 T : 36,9℃
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Nadi perifer menurun
– Warna kulit pucat
– Turgor kulit menurun
– Konjungtiva anemis
– Anak terdiagnosa thalasemia
DS : Penurunan Konstipasi
Ibu pasien mengatakan Motilitas
“anak saya tidak BAB sejak 3 hari yang lalu, Gastrointestinal
BAB anak keras”

DO :
– KU : lemas
– Kesadaran: compos mentis
– Perut tampak membesar dan teraba
keras
– Bising usus 5x/menit
DS : Ketidakmampuan Resiko defisit
Ibu pasien mengatakan “nafsu makan anak Mencerna nutrisi
menurun, makan sedikit dan jarang” Makanan

DO :
– KU : lemas
– Antropometri :
 BB : 8,2 kg
 TB : 75 cm
 LILA : 12 cm
 LK : 43 cm
– Perut tampak membesar dan teraba
keras
– Anak menghabiskan ½ porsi makanan

XIV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Konstipasi b.d Penurunan Motilitas Gastrointestinal
3. Risiko Defisit Nutrsi b.d Ketidakmampuan Mencerna Makanan

XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
(SDKI) KRITERIA HASIL (SIKI)
(SLKI)
Perfusi Perifer Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
Tidak Efektif b.d tindakan asuhan Observasi
Penurunan keperawatan selama 1. Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi
Konsentrasi Hb 3x24 jam diharapkan perifer, edema, pengisian kapiler,
perfusi perifer warna, suhu, ankle-brachial index)
meningkat dengan 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
kriteria hasil: bengkak pada ekstremitas
– Warna kulit pucat Terapeutik
menurun 3. Hindari pengukuran tekanan darah pada
– Pengisian kapiler ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
membaik 4. Lakukan pencegahan infeksi
– Akral membaik 5. Lakukan hidrasi
– Turgor kulit
membaik Manajemen Hipovolemia
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
(mis: frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
Terapeutik
2. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
3. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis: NaCL, RL
5. Kolaborasi pemberian produk darah
Konstipasi Setelah dilakukan
b.d Manajemen Konstipasi
Penurunan tindakan asuhan Observasi
Motilitas keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
Gastrointestinal 3x24 jam diharapkan 2. Periksa pergerakan usus, karakteristik
konstipasi membaik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan
dengan kriteria hasil: warna)
– Kontrol Terapeutik
pengeluaran feses 3. Anjurkan diet tinggi serat
meningkat 4. Lakukan masase abdomen, jika perlu
– Keluhan defekasi Edukasi
lama dan sulit 5. Anjurkan peningkatan asupan cairan,
menurun jika tidak ada kontraindikasi
– Mengejan saat 6. Latih buang air besar secara teratur
defekasi menurun
– Konsistensi feses
membaik
– Frekuensi BAB
membaik
Risiko Defisit Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Nutrsi b.d tindakan asuhan Observasi
Ketidakmampuan keperawatan selama 1. Identifikasi alergi dan intoleransi
Mencerna 3x24 jam diharapkan makanan
Makanan status nutrisi membaik 2. Monitor asupan makanan
dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat badan
– Porsi makan yang Terapeutik
dihabiskan 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
meningkat mencegah konstipasi
– Berat badan 5. Berikan makanan tinggi kalori dan
membaik tinggi protein
– IMT membaik
CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Sabtu/ 29 Juli 1 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“anak tampak pucat sejak seminggu yang lalu dan
terlihat lemas”

O:
– KU : lemas
– Nilai HB: 5,3 g/dl
– Hasil TTV:
 TD : 100/60 mmHg
 HR : 82x/menit
 RR : 24x/menit
 T : 36,9℃
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Nadi perifer menurun
– Warna kulit pucat
– Turgor kulit menurun
– Konjungtiva anemis
– Anak terdiagnosa thalasemia

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Monitor panas, kemerahan nyeri, atau bengkak pada
ektremitas
3. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas
dengan keterbatasan perfusi
4. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
5. Berikan asupan cairan oral
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
7. Kolaborasi pemberian cairan
8. Kolaborasi pemberian produk darah

I:
Jam 14.40
1. Melakukan pemeriksaan TTV
2. Melakukan pemeriksaan CRT dan turgor kulit
Jam 16.00
3. Melakukan terapi aktivitas bermain bersama anak
menggunakan buku dan balon
4. Menganjurkan ibu untuk dapat memberikan air putih
yang cukup pada anak
E:
- TTV dalam batas normal
- CRT >3 detik
- Anak senang dibacakan buku dan menyukai
permainan balon
- Ibu memahami apa yang disampaikan mahasiswa dan
akan menerapkannya
Sabtu/ 29 Juli 2 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“anak saya tidak BAB sejak 3 hari yang lalu, BAB anak
keras”

O:
– KU : lemas
– Kesadaran: compos mentis
– Perut tampak membesar dan teraba keras
Bising usus 5x/menit

A: Konstipasi

P:
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
2. Periksa pergerakan usus
3. Anjurkan diet tinggi serat
4. Lakukan masase abdomen
5. Anjurkan peningkatan asupan cairan
6. Latih BAB secara teratur

I:
Jam 16.30
1. Melakukan pemeriksaan nyeri tekan abdomen
2. Mendengarkan suara bising usus
3. Memberikan edukasi kepada ibu tentang anjuran
mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur-
sayuran untuk anak
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan asupan cairan
yang cukup pada anak

E:
- Terdapat nyeri tekan abdomen
- Suara bising usus 6x/menit
- Ibu memahami apa yang disampaikan mahasiswa
dan akan menerapkannya
Sabtu/ 29 Juli 3 S:
2023 Ibu pasien mengatakan “nafsu makan anak menurun,
makan sedikit dan jarang”

O:
– KU : lemas
– Antropometri :
 BB : 8,2 kg
 TB : 75 cm
 LILA : 12 cm
 LK : 43 cm
– Perut tampak membesar dan teraba keras
– Anak menghabiskan ½ porsi makanan

A: Resiko defisit nutrisi

P:
1. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Berikan makanan tinggi serat tinggi kalori, dan tinggi
protein
5. Berikan suplemen makanan

I:
Jam 16.30
1. Menanyakan riwayat alergi dan kemampuan makan
anak
2. Menanyakan makanan yang disukai anak
3. Melakukan pemeriksaan antropometri
4. Menganjukan ibu untuk memberikan sayur-sayuran,
makanan tinggi kalori dan protein.

E:
1. Anak tidak memiliki riwayat alergi makanan
2. Anak menyukai makan jagung
3. Ibu memahami apa yang telah disampaikan

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Minggu/ 30 1 S:
Juli 2023 Ibu pasien mengatakan
“anak masih terlihat pucat”

O:
– KU : lemas
– Nilai HB: 5,3 g/dl
– Hasil TTV:
 TD : 95/60 mmHg
 HR : 80x/menit
 RR : 24x/menit
 T : 36,6℃
– Pengisian kapiler (CRT) > 3 detik
– Warna kulit pucat
– Konjungtiva anemis

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas
dengan keterbatasan perfusi
3. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
5. Kolaborasi pemberian cairan
6. Kolaborasi pemberian produk darah

I:
Jam 16.40
1. Melakukan pemeriksaan TTV
2. Melakukan pemeriksaan CRT dan turgor kulit
3. Menganjurkan ibu untuk dapat memberikan air putih
yang cukup pada anak
4. Memberikan transfuse darah PRC

E:
- TTV dalam batas normal
- CRT >3 detik
- Ibu memahami apa yang disampaikan mahasiswa dan
akan menerapkannya
Minggu/ 30 2 S:
Juli 2023 Ibu pasien mengatakan
“hari ini anak belum BAB”

O:
– KU : lemas
– Kesadaran: compos mentis
– Perut tampak membesar dan teraba keras
– Bising usus 8x/menit
A: Konstipasi

P:
1. Periksa pergerakan usus
2. Anjurkan diet tinggi serat
3. Lakukan masase abdomen
4. Anjurkan peningkatan asupan cairan

I:
Jam 16.30
1. Melakukan pemeriksaan nyeri tekan abdomen
2. Mendengarkan suara bising usus
3. Memberikan edukasi kepada ibu tentang anjuran
mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur-
sayuran untuk anak

E:
- Terdapat nyeri tekan abdomen
- Suara bising usus 8x/menit
- Anak masih belum BAB
Minggu/ 30 3 S:
Juli 2023 Ibu pasien mengatakan “nafsu makan anak menurun,
makan sedikit dan jarang”
“anak hanya menghabiskan ½ porsi makanan

O:
– KU : lemas
– Antropometri :
 BB : 8,2 kg
 TB : 75 cm
 LILA : 12 cm
 LK : 43 cm
– Perut tampak membesar dan teraba keras
– Anak menghabiskan ½ porsi makanan
A: Resiko defisit nutrisi

P:
1.
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Berikan makanan tinggi serat tinggi kalori, dan tinggi
protein
5. Berikan suplemen makanan

I:
Jam 16.15
1. Menanyakan riwayat alergi dan kemampuan makan
anak
2. Menganjukan ibu untuk memberikan sayur-sayuran,
makanan tinggi kalori dan protein.

E:
1. Nafsu makan anak masih menurun, anak belum
mampu menghabiskan 1 porsi makanan
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KETIGA

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Senin/ 31 Juli 1 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“anak tidak lemas lagi, pucat sudah berkurang”

O:
– KU : sedang
– Nilai HB: 10,2 g/dl
– Hasil TTV:
 TD : 90/60 mmHg
 HR : 90x/menit
 RR : 30x/menit
 T : 37,2℃
– Warna kulit pucat sudah berkurang
– Konjungtiva anemis
– CRT< 3 detik

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas
dengan keterbatasan perfusi
3. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
4. Beirikan asupan cairan oral

I:
Jam 15.15
1. Melakukan pemeriksaan TTV
2. Melakukan pemeriksaan CRT dan turgor kulit
3. Memonitor adanya udema pada area ekstremitas
4. Menganjurkan ibu untuk dapat memberikan air putih
yang cukup pada anak

E:
- TTV dalam batas normal
- Keadaan anak sudah mulai membaik
- Anak sudah aktif bermain
- CRT <3 detik
Senin/ 31 Juli 2 S:
2023 Ibu pasien mengatakan
“hari ini anak sudah BAB, namun sedikit dan keras”

O:
– KU : sedang
– Perut tampak membesar sudah berkurang
– Feses keras
– Bising usus 10x/menit

A: Konstipasi

P:
1. Periksa bising usus
2. Anjurkan diet tinggi serat
3. Lakukan masase abdomen
4. Latihan BAB secara teratur

I:
Jam 15.30
1. Melakukan pemeriksaan nyeri tekan abdomen
2. Mendengarkan suara bising usus
3. Mengajarkan ibu cara latihan BAB secara teratur

E:
- Nyeri tekan abdomen berkurang
- Suara bising usus 10x/menit
- Anak sudah BAB 1x
Senin/ 31 Juli 3 S:
2023 Ibu pasien mengatakan “anak sudah mau makan, namun
sedikit”

O:
– KU : sedang
– Antropometri :
 BB : 8,2 kg
 TB : 75 cm
 LILA : 12 cm
 LK : 43 cm
– Anak menghabiskan 1 porsi makanan secara
perlahan
A: Resiko defisit nutrisi

P:
1. Monitor berat badan
2. Berikan makanan tinggi serat tinggi kalori, dan tinggi
protein
3. Berikan suplemen makanan

I:
Jam 16.15
1. Menimbang berat badan anak
2. Edukasi orang tua untuk monitor status makan anak
E:
1. BB anak masih sama
2. Anak sudah mau makan tapi sedikit

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEEMPAT

Hari/Tanggal No.Dx Evaluasi

Selasa/ 01 1 S:
Agustus 2023 Ibu pasien mengatakan
“anak tidak pucat, sudah mau bermain”

O:
– KU : baik
– Nilai HB: 10,2 g/dl
– Hasil TTV:
 TD : 95/60 mmHg
 HR : 84x/menit
 RR : 24x/menit
 T : 37,5℃Warna kulit pucat
sudah berkurang
– Konjungtiva anemis
– CRT< 3 detik

A: Perfusi perifer tidak efektif

P:
1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
2. Beirikan asupan cairan oral

I:
Jam 15.15
5. Melakukan pemeriksaan TTV
1. Tetap menganjurkan ibu untuk dapat memberikan air
putih yang cukup pada anak

E:
- TTV dalam batas normal
- Keadaan anak sudah baik
- Anak sudah aktif bermain
- CRT <3 detik
Selasa/ 01 2 S:
Agustus 2023 Ibu pasien mengatakan
“hari ini anak sudah BAB, namun masih sedikit”

O:
– KU : baik
– Perut tidak keras
– Feses keras
– Bising usus 10x/menit

A: Konstipasi

P:
1. Periksa bising usus
2. Anjurkan diet tinggi serat
3. Latihan BAB secara teratur

I:
Jam 15.30
1. Mendengarkan suara bising usus
2. Mengajarkan ibu cara latihan BAB secara teratur
3. Tetap edukasi ibu untuk memberi asupan sayur-
sayuran pada anak

E:
- Nyeri tekan abdomen tidak ada
- Suara bising usus 10x/menit
- Anak sudah BAB
Selasa/ 01 3 S:
Agustus 2023 Ibu pasien mengatakan “anak sudah mau makan namun
pelan pelan”

O:
– KU : baik
– Anak menghabiskan 1 porsi makanan secara
perlahan

A: Resiko defisit nutrisi

P:
1. Monitor berat badan
2. Berikan makanan tinggi serat tinggi kalori, dan tinggi
protein

I:
Jam 16.15
1. Menimbang berat badan anak
2. Edukasi orang tua untuk monitor status makan anak

E:
1. Anak sudah mau makan tapi pelam-pelan dan perlu
distraksi

Anda mungkin juga menyukai