Anda di halaman 1dari 24

Makalah Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kesehatan

(APSIK)

Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem


Informasi Retensi di Puskesmas

MUHAMMAD FAJAR
2110110141018

AKADEMI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


(APIKES) IRIS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat

dan Karunia yang di limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan makalah tentang “ Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)

Sistem Informasi Retensi di Puskesmas”.

Dalam pembuatan Makalah ini banyak hambatan penulis hadapi, namun

berkat dorongan semua pihak,makalah ini dapat penulis selesaikan. Maka pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak dr. Hippocrates Kam, Sp.B(K) V selaku Ketua Yayasan APIKES

Iris Padang.

2. Ibu Sayati Mandia, M.Sc selaku Direktur APIKES Iris Padang.

3. Ibu Dewi Oktavia, M.Kes selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis

dan Informasi Kesehatan APIKES Iris Padang.

4. Bapak Yulimardi, M.Kom selaku Doesn pengampu Analisis Dan

Perancangan Sistem Informasi kesehatan

1. Teristimewa kepada keluarga, orang tua tercinta serta saudara yang

selalu memberikan dorongan moril dan materil serta do’a yang tulus

bagi penulis

Padang, November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2

1.4 Manfaaat Penulisan..........................................................................................2

1.4.1 Bagi Penulis................................................................................................2

1.4.2 Bagi Lembaga Kesehatan..........................................................................2

1.4.3 Bagi Penulis selanjutnya............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Puskesmas.........................................................................................................3

2.2 Retensi...............................................................................................................3

2.3 Sistem Informasi...............................................................................................4

2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)...............................................................10

2.5 Pembuatan ERD Sistem Informasi Retensi Puskesmas..............................15

BAB III PENUTUP.........................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18

3.2 Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Simbol-simbol ERD.............................................................................13

Gambar 2. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Retensi

Puskesmas..............................................................................................................15

Gambar 3. Tabel Data Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi

Retensi Puskesmas.................................................................................................16

Gambar 4. Kamus Data Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi

Retensi Puskesmas.................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Setiap pelayanan yang diberikan puskesmas kepada pasien diperlukan sebuah

berkas rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI No. 269, 2008).

Pada proses Retensi rekam medis adalah kegiatan memisahkan dokumen

rekam medis antara yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang sudah

tidak aktif lagi (inaktif).

Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit seperti

puskesmas wajib disimpan. sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua)

tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.Setelah batas waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.

Pada proses retensi ini membutuhkan waktu yang lama untuk memisahkan nya

secara manual .maka pembuatan sistem informasi retensi untuk memudahkan

1
petugas dalam pemindahan dokumen antara dokumen inaktif dengan yang masih

aktif.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana bentuk Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem

Informasi Retensi di Puskesmas?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk merancang sisterm informasi retensi di puskesmas yang dapat

membantu petugas pelayanan kesehatan dalam memisahkan dokumen rekam

medis inaktiuf dan aktif .

1.4 Manfaaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Sebagai pengalaman dalam merancang Entity Relationship Diagram

(ERD) sistem informasi retensi di puskesmas

1.4.2 Bagi Lembaga Kesehatan

Menyediakan peluang untuk kolaborasi dengan pihak terkait seperti

lembaga kesehatan, organisasi pasien, atau penyedia layanan kesehatan, untuk

implementasi dan pengujian sistem di dunia nyata

1.4.3 Bagi Penulis selanjutnya

Makalah ini dapat menyusun panduan praktis untuk pengembangan

sistem informasi kesehatan serupa di masa depan, memberikan landasan bagi

penulisan dan implementasi lebih lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Puskesmas

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut

PUSKESMAS adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu: Sebagai pusat pembangunan kesehatan

masyarakat di wilayahnya. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya

dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. Memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya.

2.2 Retensi

Retensi rekam medis adalah kegiatan memisahkan dokumen rekam medis

antara yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang sudah tidak aktif lagi

(inaktif), dimana dokumen aktif merupakan dokumen yang masih digunakan

untuk pelayanan rumah sakit sedangkan dokumen rekam medis inaktif merupakan

dokumen yang sudah digunakan terhitung setelah lima tahun terakhir pasien

berobat

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penyusutan

dokumen biasanya menimbang kepada hal berikut ini :

3
1. Ketersediaan ruang penyimpanan yang sudah sangat terbatas.

2. Penggunaan dokumen rekam medis yang sudah sangat tinggi, misalkan

untuk penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan maka pada umumnya akan disimpan lebih lama.

3. Dokumen rekam medis yang menyangkut masalah hukum biasanya

tersimpan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun,

seperti kasus pembunuhan dan akibat kriminalitas berat lainnya.

2.3 Sistem Informasi

sistem informasi merupakan kombinasi dari teknologi informasi serta

aktivitas dari orang-orang yang menggunakan teknologi tersebut guna mendukung

operasi serta manajemen. Apabila diartikan secara luas, istilah dari sistem

informasi sering digunakan untuk merujuk pada interaksi yang terjadi di antara

orang, proses algoritmik, teknologi serta data,

sistem informasi dibuat untuk dapat mengubah data-data mentah menjadi

suatu informasi yang berguna serta dapat memberikan pengetahuan relevan guna

proses pengambilan keputusan di suatu organisasi.

Selain tujuan utama dari sistem informasi tersebut, ada pula beberapa fungsi

dari sistem informasi demi kelangsungan suatu bisnis, organisasi atau institusi

bisnis. Berikut penjelasannya.

1. Mengumpulkan data

Fungsi pertama dari sistem informasi ialah menjadi suatu tempat untuk

mengumpulkan data yang telah dimasukan atau diinput oleh seorang pengguna

4
dalam suatu institusi atau organisasi. Input data ini menjadi sumber utama agar

sistem informasi dapat berjalan dan berlangsung dengan baik dalam suatu

organisasi atau institusi secara operasional.

2. Menyimpan data

Selain mengumpulkan data yang telah diinput, sistem informasi juga

memiliki fungsi untuk menyimpan seluruh data mentah di dalam sistem untuk

diproses secara sistematis. Penyimpanan data yang ada pada sistem informasi

berlaku bagi seluruh data, baik data yang relevan atau tidak. Akan tetapi, fungsi

dari sistem informasi ini akan sangat menentukan proses dari pengolahan data

hingga menjadi suatu informasi.

3. Menghasilkan luaran informasi

Setelah semua jenis data telah tersimpan dalam periode tertentu, maka sistem

informasi akan berfungsi untuk dapat menganalisis data hingga menjadi luaran

atau output informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Pengguna dari sistem informasi tentu saja akan memiliki beberapa formula

tertentu untuk dapat memproses pengolahan data, hingga nanti akan dihasilkan

suatu informasi secara relevan untuk kebutuhan.

Sistem informasi memiliki empat ciri-ciri, di antaranya adalah sebagai

berikut:

a) Baru artinya adalah suatu sistem informasi yang didapatkan adalah

informasi yang baru serta segar bagi penerimanya.

5
b) Tambahan merupakan informasi yang ada pada sistem informasi dapat

diperbaharui ataupun memberi tambahan pada informasi yang

sebelumnya telah ada.

c) Kolektif, ciri ketiga ini artinya adalah informasi yang ada dapat

menjadi koreksi dari informasi yang salah yang diinput sebelumnya.

d) Penegas adalah ciri keempat dari sistem informasi yang artinya bahwa

sistem informasi dapat mempertegas informasi yang ada sebelumnya.

Selain keempat ciri-ciri dari sistem informasi tersebut, ada pula beberapa

komponen yang harus ada dalam sistem informasi, tujuannya agar sistem

informasi dapat berjalan dengan baik dan sepenuhnya. Berikut penjelasannya.

1. Perangkat keras komputer

Komponen utama dari sistem informasi ialah adanya perangkat keras berupa

komputer serta perangkat kabel yang lainnya. Pada umumnya, komponen

perangkat keras komputer ini dibangun dengan sistem komputer yang terdistribusi

dengan server pemrosesan paralel.

Keberadaan dari server pemroses paralel yang kuat di dalam sistem informasi

mampu menjangkau integrasi sistem komputer di dalam suatu organisasi atau

institusi.

Hal tersebut nanti akan berperan dengan otomatis guna memproses input data

dari komputer pengguna menuju server utama.

6
Pada mulanya, perangkat keras ini dibebankan oleh penyimpanan dengan

ukuran cukup besar yang bertujuan untuk menunjang pemrosesan dari sistem

informasi.

Akan tetapi saat ini, hal tersebut telah didukung oleh penyimpanan dengan

basis cloud serta dapat diakses dengan jaringan telekomunikasi internal dari

organisasi tersebut atau suatu instansi.

2. Perangkat lunak komputer

Komponen kedua pada sistem informasi adalah perangkat lunak. Perangkat

lunak atau aplikasi berfungsi untuk menjalankan pemrosesan dengan otomatis.

Sistem utama dari sistem informasi berasal dari pengembangan perangkat lunak

atau aplikasi tersebut.

Pada umumnya, perangkat lunak dalam sistem informasi terbagi-bagi untuk

sistem maupun aplikasi. Perangkat lunak yang ada dalam komputer sistem

informasi memiliki tugas untuk mengelola perangkat keras, data program serta

sumber daya sistem yang lain dan menjadi penyedia sarana untuk pengguna agar

dapat mengontrol penggunaan grafis.

Aplikasi di dalam sistem informasi umumnya memiliki bentuk suatu program

yang dirancang guna menangani tugas tertentu untuk pengguna nya. Salah satu

contoh dari perangkat lunak ialah adanya rangkaian aplikasi

dengan spreadsheet untuk program pengolahan tugas yang ada di dalam industri

yang dibangun vertikal contohnya seperti perutean, penjadwalan dan pelacakan

produk.

7
3. Telekomunikasi

Guna menyinkronkan sistem informasi dengan seluruh perangkat komputer

milik organisasi, maka diperlukan adanya suatu integrasi telekomunikasi. Pada

umumnya komponen ini berupa kabel atau portabel seperti koneksi dari internet

loka area atau LAN, sensor identifikasi frekuensi radio serta beberapa perangkat

guna melacak proses produksi ataupun operasional organisasi.

Sistem informasi diperlukan komponen telekomunikasi dikarenakan sifatnya

yang mengumpulkan banyak data serta mengelolanya menjadi informasi.

Informasi tersebut nantinya dapat diakses kembali secara integrasi oleh seluruh

pengguna dari suatu organisasi.

Oleh sebab itu, adanya jaringan eksklusif seperti internet mampu menunjang

kinerja dari sistem informasi serta memperkuat sistem keamanan dari pihak

eksternal organisasi tersebut.

4. Basis data serta penyimpanan

Komponen selanjutnya dari sistem informasi adalah basis data dan

penyimpanan. Sistem informasi memerlukan basis data serta ruang penyimpanan

guna membuat sistem informasi dapat bekerja dengan baik.

Apabila sistem informasi tidak memiliki basis data serta ruang penyimpanan

yang cukup atau baik, informasi yang dihasilkan tidak akan maksimal dan

terbatas.

8
Oleh karena itu, keberadaan basis data adalah kumpulan data yang saling

terkait serta teratur dalam berbagai kriteria, sehingga komponen ini penting untuk

sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.

Basis data dapat dicontohkan dari catatan karyawan yang ada pada suatu

institusi atau organisasi. Contohnya lainnya adalah katalog produk yang pernah

ada di suatu perusahaan.

Database atau basis data dapat digunakan guna mendukung operasional serta

fungsi manajemen dari suatu institusi dari waktu ke waktu. Dengan adanya

database tersebut, basis data dapat digunakan untuk proses evaluasi atas informasi

terbaru dengan data yang sebelumnya telah ada.

5. Sumber daya manusia dan prosedur

Beberapa sistem informasi digunakan oleh institusi untuk proses otomatisasi

produksi maupun operasional dengan basis data yang cukup kuat. Agar dapat

berjalan dengan baik, pemrosesan data memerlukan sumber daya manusia yang

baik sebagai personel teknis untuk mengelola sistem informasi.

Seluruh pekerja di dalam suatu organisasi harus dilatih guna memanfaatkan

sistem informasi dengan maksimal. Hal ini bertujuan agar operasional organisasi

dapat berjalan dengan efisien serta lebih cepat. Oleh sebab itu, diperlukan adanya

prosedur penggunaan maupun operasi sistem informasi oleh pengguna dalam

jumlah banyak.

9
Selain itu, diperlukan pula pemeliharaan sistem informasi yang bertujuan

untuk memproses otomatisasi jadwal penggajian, manajemen surat, produksi atau

lain-lain.

2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD (Entity Relationship Diagram) atau diagram hubungan entitas adalah

diagram yang digunakan untuk perancangan suatu database dan menunjukan relasi

antar objek atau entitas beserta atribut-atributnya secara detail.

ERD biasanya erat kaitannya dengan Data Flow Diagram (DFD) untuk

menampilkan sebuah data store. Tujuannya adalah untuk memvisualisasikan

bagaimana proses data dapat saling terhubung dan dapat mengkonstruksi data

relasional. Berikut ini kami akan memberikan beberapa penjelasan mengenai

istilah dan komponen apa saja yang berada pada ERD.

1. Entitas

Entitas merupakan kumpulan objek yang dapat teridentifikasi secara unik. Di

dalam ERD, entitas dilambangkan dengan bentuk persegi panjang. Kemudian,

entitas lemah akan digambarkan dengan bentuk persegi panjang kecil di dalam

persegi panjang yang besar. Untuk entitas lemah digunakan untuk melambangkan

entitas yang memiliki hubungan dengan entitas lain (tidak unik).

2. Atribut

Untuk setiap entitas sendiri mempunyai atribut yang berfungsi untuk

mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Untuk penggunaan atribut

10
kunci (key) adalah pembeda dari entitas dan atribut yang mana, diwakili dengan

simbol ellips. Berikut merupakan beberapa jenis atribut yang sering digunakan:

a) Atribut Kunci

Merupakan atribut yang digunakan untuk menentukan data yang bersifat

unik. Pada umumnya, data dari atribut key berbentuk angka. Contohnya NIM

(Nomor Induk Mahasiswa), No. KTP, SIM, NPWP, dan lain sebagainya.

b) Atribut Simpel

Yaitu atribut yang tidak dapat dipecah lagi atau atomic dan bernilai tunggal.

Contohnya adalah alamat rumah, kantor, nama penerbit, tahun terbit jurnal, dan

lain – lain.

c) Atribut Multinilai (Multivalue)

Merupakan atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas -nya.

Contoh dari atribut multivalue adalah kumpulan nama pengarang dalam sebuah

novel.

d) Atribut Gabungan (Composite)

Yaitu atribut yang berasal dari susunan atribut yang lebih kecil dalam artian

tertentu. Contohnya adalah data terkait nama lengkap, yang terdiri dari nama

depan, tengah, dan belakang.

11
e) Atribut Derivatif

Merupakan atribut yang berasal dari atribut lain dan tidak bersifat wajib untuk

ditulis pada ERD. Contohnya adalah usia, selisih waktu, kelas atau ruang, dan lain

sebagainya.

3. Relasi

Relasi adalah sebuah hubungan antara beberapa jenis entitas yang berasal dari

himpunan entitas yang berbeda. Bentuk relasi ini akan dilambangkan dengan

bentuk belah ketupat. Terdapat tiga jenis relasi yang digunakan dalam ERD,

diantaranya adalh sebagai berikut:

a) One to One

Yang berarti, setiap entitas hanya boleh memiliki relasi dengan satu entitas

yang lain. Contohnya adalah data mahasiswa dengan data NIM.

b) One to Many

Merupakan hubungan antara satu entitas dengan beberapa entitas, dan begitu

pula sebaliknya. Contoh implementasinya adalah data terkait guru dengan siswa

Sekolah Dasar (SD).

c) Many to Many

Merupakan hubungan antara beberapa entitas yang memiliki lebih dari satu

relasi. Contohnya adalah siswa SMP dengan data terkait ekstrakurikuler yang

tersedia.

12
4. Garis

Garis berfungsi untuk menghubungkan antar atribut sebagai bentuk hubungan

entitas yang model dari diagram ERD itu sendiri.

Berikut bentuk simbol-simbol yang dipakai pada ERD:

Gambar 1. Simbol-simbol ERD

untuk membuat entity relationship diagram Berikut siapkan langkah-

langkah untuk membuat sebuah entity relationship diagram.

1. Lakukan identifikasi dan tentukan seluruh entitas yang akan digunakan

Langkah pertama, yaitu kamu harus melakukan identifikasi untuk

menentukan entitas apa saja yang akan kamu gunakan di dalam diagram.

Kamu dapat memulai langkah ini dengan membuat sebuah persegi

panjang, lalu tuliskan deskripsi singkat mengenai entitas tersebut.

13
2. Identifikasi dan menjelaskan relasi dari entitas

Langkah berikutnya adalah kamu dapat mencari entitas yang

sekiranya memiliki relasi. Kemudian kamu dapat membuat garis yang

menghubungkan kedua entitas tersebut, selain itu kamu juga harus

menentukan relasi antara satu entitas dengan entitas yang lainnya. Kamu

dapat menggunakan simbol belah ketupat untuk mendeskripsikan

hubungan relasinya. Di tahap ini juga kamu dapat menjelaskan jenis

relasi apa yang digunakan oleh suatu entitas, apakah one to one, one to

many, atau many to many.

3. Tambahkan atribut yang diperlukan

Setelah kamu selesai mengidentifikasi dan menjelaskan relasi dari

entitas, berikutnya kamu dapat menambahkan atribut-atribut yang sudah

kamu pelajari pada artikel ini. Pastikan juga kamu menentukan atribut

key pada setiap entitas. Lambangkan atribut key tersebut dengan bentuk

oval dan berikanlah deskripsi pada lambang tersebut, ingat ya untuk

atribut key deskripsi ditulis dengan garis bawah.

4. Lengkapi diagram

Langkah terakhir yang perlu kamu lakukan untuk menyelesaikan

ERD ini adalah melengkapi diagram yang telah kamu buat sesuai dengan

kebutuhan dari sistem atau database yang kamu buat. Pada tahap ini

kamu harus lebih teliti untuk memeriksa setiap komponen, simbol, dan

deskripsi yang salah atau tertukar.

14
2.5 Pembuatan ERD Sistem Informasi Retensi Puskesmas

Gambar 2. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Retensi


Puskesmas

15
Tabel data ERD retensi puskesmas

Gambar 3. Tabel Data Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi


Retensi Puskesmas

16
Kamus data ERD retensi Puskesmas

Gambar 4. Kamus Data Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi


Retensi Puskesmas

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Retensi di puskesmas dirancang untuk memudahkan

manajemen dan pengelolaan data pasien, termasuk informasi terkait rekam medis

dan kegiatan retensi di dalam puskesmas.Entitas utama yang teridentifikasi dalam

ERD meliputi Pasien, Rekam Medis, Dokter, dan Puskesmas. Setiap entitas

memiliki atribut yang merepresentasikan informasi spesifik terkait entitas

tersebut.Hubungan antara entitas menunjukkan keterkaitan dan interaksi di antara

mereka. Contohnya, Pasien memiliki hubungan dengan Rekam Medis, yang dapat

diakses oleh Dokter di dalam konteks Puskesmas.Sistem Informasi ini

memungkinkan integrasi data yang efisien antara entitas, memastikan bahwa

informasi pasien dan rekam medis dapat diakses dengan cepat dan akurat oleh

petugas kesehatan yang berwenang.Keselamatan dan kerahasiaan data pasien

menjadi prioritas, dan desain ERD memperhitungkan mekanisme keamanan yang

diperlukan untuk melindungi informasi sensitif.Desain ERD memberikan

fleksibilitas terhadap perubahan dan peningkatan sistem di masa depan. Ini

memungkinkan penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan

pelayanan kesehatan.Sistem Informasi Retensi ini diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi dan kualitas layanan kesehatan di puskesmas dengan mempermudah

pencatatan, pemantauan, dan analisis data terkait retensi pasien.

18
3.2 Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

Connolly, T., & Begg, C. (2014). Database Systems: A Practical Approach to

Design, Implementation, and Management. Pearson.

Elmasri, R., & Navathe, S. B. (2015). Fundamentals of Database Systems.

Pearson.

Haddad, Z., & Shaout, A. (2019). Database design and modeling for business

professionals. International Journal of Information Management, 47, 26-33.

Peleg, M., Shachak, A., Wang, D., Karnieli-Miller, O., & Goldstein, M. K.

(2016). Factors influencing physicians' decision to share electronic medical

records: A systematic review. Journal of the American Medical Informatics

Association, 23(1), 38-53.

Azzam, T., & Ezzat, M. (2017, September). Towards a conceptual model for

health information systems in primary healthcare. In 2017 IEEE/ACIS 16th

International Conference on Computer and Information Science (ICIS) (pp. 195-

200). IEEE.

World Health Organization. (2013). Health systems strengthening glossary. WHO

Document Production Services.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (20XX). Peraturan tentang Retensi

Rekam Medis di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai