Anda di halaman 1dari 4

SMARANA

Di pagi hari Senin yang cerah, pada pukul 06.45 dengan suasana yang ramai
terdapat siswa tinggi badan 154 cm serta berat badan 42 kilogram dengan jalan
yang menunduk dan berpakaian rapi sedang berangkat sekolah (SMPN 1
Angkasa) yang bernama Jevin Aariz.
1 menit saat memasuki gerbang terdapat dua temannya yang
menyapa.“Selamat pagi Jevin.” Suara Ilona dan Alzena di tengah suasana yang
cukup ramai karena jam inilah tiba waktunya anak-anak berangkat
sekolah.”Pagi.” Suara Jevin membalas sapaan tersebut. Saat didalam kelas
pukul 11.00 Jevin mengikuti pembelajaran dengan tenang dan penuh kesunyian.
Dia sedang menulis materi dengan buku tulis dan pulpen serba hitamnya.
Setelah 1 jam 30 menit waktu pembelajaran berjalan, bel istirahat pun berbunyi.
Kemudian, Jevin keluar dari kelas seorang diri berniat pergi ke kantin. Saat
berjalan menuju kantin di halaman kelas “Heh, sini lo.” Suara Rasya memanggil
Jevin. Jevin mengabaikan panggilan tersebut dan tetap memilih berjalan menuju
kantin, tetapi “ Belagu ya lo. Denger dia bilang apa?”(sambil menunjuk Rasya.
Suara Zale karena Jevin mengabaikan panggilan Rasya. Kemudian, Jevin
berhenti berjalan. Rasya dan Zale pun menghampiri Jevin sambil membawa
satu sapu. “ Lo ini harus dikasih pelajaran.”(sambil mencambuk dan menendang
Jevin) Suara dan tindakan Rasya memecahkan suasana tegang ini. “Rasain tuh
siapa suruh ga dengerin omongan gue sama Rasya.” Balas Zale dengan sinis
karena sudah kehilangan kesabaran.
Setelah mengikuti proses pembelajaran, tepat pukul 15.00 Jevin pulang
kerumah yang beralamat di desa Limbangan RT 7 RW 04 Kecamatan Kutasari,
Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah dan langsung memasuki kamar
dengan pintu yang dibiarkan terbuka karena pak Amram Aariz dan ibu Ruth
Aariz yang merupakan orang tuanya sedang pergi ke luar kota bertujuan
mengurus usaha buahnya. Anak tunggal dari keluarga Aariz kelahiran
Limbangan 8 Juli 2007 tersebut, menyendiri memasuki kamar yang lampunya
dimatikan sehingga sangat gelap dan suasana yang sunyi, dengan amarah yang
meluap-luap. Jevin kemudian melampiaskan dengan membanting gelas dan
menarik telapak meja sehingga alat tulis seperti buku dan pulpen yang ada di
atas meja berjatuhan ke lantai kamar. Kemudian meluruhkan dirinya di dinding
dengan suasana hati yang buruk berusaha menenangkan dirinya sendiri.

1
1 tahun kemudian
Di pagi hari yang cerah pada pukul 06.45 dengan suasana yang ramai terdapat
siswa dengan tinggi badan 157 cm serta berat badan 50 kilogram dengan jalan
yang menunduk dan berpakaian berantakan sedang berangkat sekolah (SMAN 1
Kutasari) yang bernama Jevin Aariz.
1 menit saat memasuki gerbang terdapat dua temannya yang
menyapa.“Selamat pagi Jevin.” Suara Rain dan Alindya di tengah suasana yang
cukup ramai karena jam inilah tiba waktunya anak-anak berangkat sekolah.
Tetapi, Jevin mengabaikan sapaan Rain dan Alindya dan memutuskan untuk
tetap berjalan.
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan suasana yang tenang dan
sunyi, Jevin keluar kelas tepatnya pada pukul 12:30. Jevin keluar dari kelas
dengan berjalan seorang diri. Sesampainya di kantin dengan suasana yang rame,
Jevin seketika berhenti berjalan. Kemudian, mulai menghadang setiap anak
yang lewat di depannya. “Heh Lo, bagi duit sini!” Ucap Jevin dengan penuh
paksaan. “Enak aja main minta-minta, miskin lo?” (Menatap Jevin dengan sinis)
Ucap Rasya dengan menentang Jevin. Dialah anak tunggal pasangan dari Pak
Adelard Nauza dan Ibu Mika Nauza yang mempunyai nama lengkap Rasya
Nauza. Satu-satunya Remaja kelahiran 25 Juni 2007 yang memiliki tinggi badan
165 cm serta berat badan 60 kilogram dan beralamat di desa Candiwulan RT 06
RW 03 Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah yang
berani melawan Jevin. Rasya memiliki keluarga yang harmonis.
“Oh...berani ngelawan lo ya!” Sambung Jevin. Jevin yang sudah geram pun
menepuk tangan dan memanggil anggota gengnya. “ Harus dikasih pelajaran lo
ya” Ucap Jevin dengan emosi yang meluap-luap. “ Lo pikir gue takut?” Balas
Rasya dengan menentang
Sore hari, tepatnya pukul 15.30 WIB masuk sebuah pesan dari grup gengnya
yang mengabarkan bahwa Rasya masuk rumah sakit akibat ulah Jevin dan
gengnya yang dilakukan kemarin tepatnya di kantin. Setelah mendapat pesan
tersebut terdapat seorang siswa yang melaporkan kejadian siang tadi. Sehingga,
pada hari berikutnya Jevin dan gengnya pun dipanggil oleh guru BK.
Malam hari tepatnya pada pukul 23.00 WIB Jevin terbangun dari mimpi
buruknya yang mengenang masa lalu dengan berkucuran keringat dingin di
pelipis Jevin.
=The End=

2
3
4

Anda mungkin juga menyukai