Anda di halaman 1dari 9

Ath-Thabathaba’i dan kitab Tafsir al- Namun tentu kita tahu bahwa kandungan Al-

Mizan Qur’an bukan hanya menjadi pedoman bagi


manusia, akan tetapi kandungan Al-Quran
(studi kitab Tafsir kalangan Syi’ah)
melahirkan berbagai ilmu yang menantang
Oleh : Fitriyah Syam’un, S’ud, M.Ag bagi siapa saja untuk dikaji, baik orang Islam
sendiri maupun non muslim. Al-Quran tidak
hanya untuk dikaji tapi juga untuk diamalkan
Abstrak
dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk
Kitab suci Al-Qur’an menjadi kajian yang memahami kandungannya, diperlukan
tidak akan pernah habisnya dari masa ke penafsiran dalam memudahkan kita untuk
masa, al-Qur’an akan selalu menjadi lebih mengenal dan memahami maksud dari
petunjuk pada setiap Problem Solver pada ayat-ayat Al-Quran. Oleh karena itu
kehidupan manusia. Hal itu terbukti dengan penulis akan sedikit mengkaji tentang
lahirnya beragam tafsir yang ditulis oleh para penafsiran dari salah satu mufassir ternama
kalangan mufassir dari masa klasik, dikalangan syiah yaitu Allamah ath-
pertengahan dan modern. Thabathaba’i dalam karya tafsirnya “Al-
Mizan.”
Sepanjang perjalanannya, corak dalam
penasiran al-Qur’an itupun menjadi beragam Apakah penafsiran al-Qur’an ini sangat
karena masalah yang dihadapi manusia dari condong dengan paham Mufassirnya?
masa ke masa pun juga berbeda, namun tidak Bagaimana gambaran umum tentang tafsir al-
juga menghilangkan makna sebenarnya Al- Mizan? Dalam artikel ini penulis mencoba
Qur’an itu sendiri. Meski begitu tidak sedikit mengkaji lebih dalam terkait Riwayat hidup
juga para penafsir Al-Qur’an yang ath-Thabathaba’I dan karya tafsirnya, penulis
menafsirkan Al-Qur’an sesuai dengan mencoba menjawab permasalahan yang ada
kehendak nafsunya sendiri, artinya melalui studi data dokumen atau
penafsiran itu justru condong terhadap kepustakaan (library resarch), yaitu dengan
pemahamannya sendiri. Sebut saja Ketika mengumpulkan sejumlah buku-buku yang
kalangan Mu’tazilah atau Syi’ah menafsirkan masih ada kaitannya dengan objek penelitian
al-Qur’an, maka tidak menutup kemungkinan dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan
hasil penafsirannya akan sangat menjurus dengan objek pembahasan yang dibahas,
sekali dengan kedua paham teolog tersebut. sebagai acuan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tafsir Al-Qur’an al-Karim adalah sumber hidayah
al-Mizan bisa dikatakan sebagai kitab tafsir bagi manusia, ia menjadi pusat kebahagian
Syi’ah ternama dan komprehensif, yang abadi manusia dan merupakan sumber
terlahir setelah kitab Majma’ al-Bayan (Imam hukum pertama bagi umat ini. Dari al-Qur’an
al-Thabarsi). Al-Mizan juga merupakan kitab umat ini mencari bimbingan dalam
tafsir yang concern dalam membahas menempuh kehidupan dunia dan akhirat,
persoalan-persoalan kekinian, dengan dengannya mereka mencari petunjuk, di atas
berpedoman kepada kaidah Tafsir al-Qur’an hidayahnya mereka berjalan, dengannya
bi al-Qur’an. mereka selamat dari berbagai kerusakan dan
mendapatkan hidayah menuju jalan yang
lurus.
Keywords : al-Thabathaba’I, Tafsir, al-
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu kurang
Mizan, Syiah.
lebih 23 tahun, yang mana diturunkan secara
berangsur-angsur dan isinya meliputi
beragam aspek kehidupan. Meskipun al-
Qur’an diturunkan dengan kandungannya
yang mujmal atau global, akan tetapi hal ini
tidak mengurangi keistimewaannya serta
kesempurnaan kandungannya. Studi tentang
al-Qur’an melahirkan suatu kesimpulan
bahwa al-Qur’an memiliki keunikan dalam
objek kajiannya, serta tidak akan habis untuk
dibicarakan dan dikaji. Kandungan al-Qur’an
melahirkan berbagai ilmu yang menantang
bagi siapa saja untuk dikaji, baik orang Islam
sendiri maupun non muslim.

BIOGRAFI ATH-THABATHABA’I

PENDAHULUAN Muhammad Husain ath-Thabathaba’i adalah


putra dari as-Sayid Muhammad bin as-Sayid
Muhammad Husain ath-Thabathaba’I, Nama
lengkapnya adalah Muhammad Husein yurisprudensi Syi’ah dan prinsip-prinsip
Thabathaba'i. ia adalah seorang mufassir, dasar yurisprudensi, namun juga dalam
syekh di bidang syariat islam dan ilmu semua studi Islam. Pendapat-pendapat yang
esoteris, hakim, filsuf, dan ulama-pemikir mereka paparkan dan teori yang mereka
modernis yang lahir di Tabriz Iran tahun 1903 kemukakan, diikuti oleh semua ulama setelah
dan wafat pada tahun 1981, ia dilahirkan mereka.
dalam suatu keluarga keturunan Nabi
Ath-Thabathaba’I banyak
Muhammad saw yang selama empat belas
dipengaruhi oleh dua guru ini, (khususnya
generasi telah melahirkan sarjana-sarjana
oleh Ishfahani) dalam perkembangan
terkemuka dan telah menekuni bahasa Parsi,
pemikiran dan pengetahuannya. Segenap
bahasa Arab, tata bahasa, sastra dan berbagai
pengaruh itu berada dalam diri ath-
ilmu sejak masa kecilnya.
Thabathaba’i untuk menciptakan dalam
Ath-Thabathaba’i tumbuh besar di Tabriz, dirinya sebuah personalitas akademis dan
dan setelah menyelesaikan pendidikan spiritual yang berimbang sempurna. Seorang
keagamaan di sana, sekitar 1341 (1923) ia otoritas terpandang di bidang studi-studi
pergi ke an-Najaf al-Asyraf (Irak), pusat keagamaan seperti fiqih dan prinsip-prinsip
paling penting untuk pendidikan keagamaan dasarnya; seorang filosof yang pandangan-
Islam. pandanganya independen dan memiliki
beragam teori baru; sebuah model
Di an-Najaf al-Asyraf, dia mengawali studi-
kesempurnaan etika dan spiritual yang
studi lebih tingginya bersama ulama-ulama
bersemangat, yang bukan saja mengajarkan
termasyhur seperti asy-Syaikh (Al-Mirza)
moralitas namun juga mengamalkannya. 2
Muhammad Husain Na’ini al-Gharawi dan
asy-Syaikh Muhammad Husain Ishfahani.1 At-Thabataba’i adalah seorang ulama
Keduanya ini bersama asy-Syaikh yang mempelajari filsafat materialisme dan
Dhiyauddin sangat dihormati di dunia Syi’ah. komunisme, lalu mengkritik dan memberikan
Mereka termasuk di antara ulama-ulama jawaban yang mendasar sebagai seorang
paling menonjol bukan saja di bidang-bidang mufassir besar Filosof sekaligus sufi, ia telah

1
Syaikh Isfahani adalah seorang filosof yang adalah seorang yang jenius yang prestasi-prestasinya
tak tertandingi pada zamannya, seorang penulis dan membuat orang memandang dirinya sebagai ideal.
2
seorang penyair Arab dan Persia yang paiwai, dia Sayid Muhammad Thabathabai, Terjemah
Tafsir al-Mizan, Hlm. 12-13.
mencetak murid-muridnya menjadi ulama Islam, Syiar dar Islam, dan Usul al-
yang intelektual seperti Murtadha Mutahhari Falsafah wa Rawis-i Rialism.
guru besar di Universitas Teheran dan Sayyid
Selain itu At-Thabataba’i juga aktif
Jalaluddin Asytiyani guru besar di
menulis berbagai artikel, makalah, dan aktif
Universitas Masyhad. 3
membawakan diskusi. Dalam majalah shaut
Setelah menempuh waktu yang cukup al-Ummah mengungkapakan bahwa
lama dalam mencari ilmu, Ath-Thabathaba’I keseluruhan karya-karya Thabathabai
mulai mengajarkan ilmunya kepada ribuan mencapai lima puluh buah dan hal ini
murid-muridnya yang dibagi dalam tiga merupakan jumlah yang cukup besar bagi
kelompok : Pertama, Sejumlah besar murid intelek sepertinya.
yang terpilih dan layak mendalami
Perlu dipahami Bersama bahwa ath-
pengetahuan tentang tasawuf dan makrifat.
Thabathaba’i adalah seorang ulama Syi'ah
Kedua, Murid tradisional di Qum dan
terkemuka, hal itu tentu berdampak pada
sekitarnya. Ketiga, Kaum terpelajar modern
pemikiran dan karya-karyanya yang
dan non-Persia di Teheran.
diwarnai oleh ideologi kesyi'ahan.
Disamping aktifitasnya dalam Kesyi'ahan dan keteguhan pada ideologi
menyampaikan dan mengajarkan berbagai aliran imam At-Thabataba’i sangat nampak
macam ilmu, At-Thabataba’i ketika ia mengeluarkan karyanya yang
juga disibukkan dengan kegiatan tulis- bejudul Islam Syi'ah.
menulis. Adapun karangan-karangannya
ath-Thabathaba’i wafat pada hari
yang kemudian dianggap sangat penting di
minggu 18 Muharram 1402 H, kira-kira pada
dunia pemikiran dan intelektual islam antara
jam 9 pagi pada usia 81 tahun, dan
lain: Hasyiyyah bar Asfar, Musahabat ba
dikuburkan di Masjid Al-Asr Haram Hadrat
Ustaz Korbin, Risalah dar Hukumat-I
Maksumah Ra.
Islami, Hasyiyyah-i Kifayah, Ali wa al-
Falsafah al-Ilahiyyah, Quran dar TAFSIR AL-MIZAN

Allamah Thabataba’i, Tafsir al-Mizan


3

(mengupas ayat-ayat Ruh dan Alam Barzakh), Hlm 4.


Tafsir al-Mizan diterbitkan pertama kali oleh Kitab tafsir ini disebut dengan al-
Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, pada Mizan, karena di dalamnya at-Thabataba’i
tahun 1375 H, kemudian dicetak lagi tahun menampilkan banyak pendapat, baik dari
1389 H dan cetakan ketiga tahun 1392 H. mufassir maupun pakar keilmuan lainnya
Lalu diterbitkan oleh Mu’assasah al-A’lami, seperti ahli hadis, sejarah dan lain-lain, yang
beirut, tahun 1393 H. Tafsir al-Mizan bisa kemudian dikritisi dan dianalisa dengan
dibilang sebagai kitab tafsir Syi’ah ternama cukup mendalam.
dan komprehensif, yang terlahir setelah kitab
Beberapa kitab-kitab tafsir yang
Majma’ al-Bayan (Imam al-Thabarsi). Al-
menjadi rujukan at-Thabataba’I dalam
Mizan juga merupakan kitab tafsir yang
tafsirnya adalah Jami’ al-bayan (al-Thabari),
concern dalam membahas persoalan-
Al-Kasyaf (al-Zamakhsyari), Majma’ al-
persoalan kekinian, dengan berpedoman
Bayan (al-Thabrasi), Mafatih al-Ghaib
kepada kaidah Tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an.4
(Fakhruddin al-Razi), Anwar al-Tanzil
Lahirnya tafsir al-Mizan bermula Ketika ath- (Baidhawi), Ruh al-Ma’ani (al-Alusi), dan
Thabathaba’I tiba pada perjalanan lain-lain. Sedangkan dalam dalam persoalan
pertamanya di Qum dan memberikan kuliah- kebahasaan, at-Thabataba’I mendasarkan
kuliah mengenai berbagai cabang keilmuan pada beberapa kitab, antara lain al-Mufradat
Islam. Salah satu topik kajian nya di (al-Ragib al-Isfahani), al-Shihah (al-Jauhari),
lingkungan Hauzah Ilmiyah di Qum adalah Lisan al-Arab (Ibn al-Manzhur), Qamus al-
tentang penafsiran al-Qur’an, yang Muhith (al-Fairuzzabadi).
melibatkan banyak sarjana dan pelajar. ath-
Metode yang digunakan dalam tafsir
Thabathaba’i juga melakukan dialog
al-Mizan adalah metode Tahlili, dengan
interaktif dengan seorang sarjana Perancis,
menggunakan dua pendekatan sekaligus
Profesor Henry Cobyn, yang juga dihadiri
yaitu Bi al-Matsur dan Bi al-Ra’yi. Adapun
para ilmuan lainnya, terkait ajaran-ajaran
menurut ‘Ali al-Usi dan al-Iyazi jenis bi al-
mistik dalam agama-agama besar dunia dan
Matsur nya al-Mizan adalah dengan cara
Filsafat.
Maudhu’i. Namun jenis bi al-Matsur nya
tafsir al-Mizan berbeda, misalnya dengan

4
A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedia
Kitab-kitab Tafsir, (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an,
2013), cet. I, Hlm 187
tafsir al-Thabari. Hal ini karena al-Mizan Perhatikan, bagaimana al-Qur’an
sebagai kitab tafsir yang bercorak Syi’ah, memperkenalkan dirirnya sendiri dengan
juga didasarkan kepada pendapat para Imam kalimat Hudan li al-Muttaqin, Nur Mubin,
yang diyakini sebagai orang orang yang Tibyan likulli Syai’. Artinya al-Qur’an
maksum. Bahkan, at-Thabataba’i juga memberi petunjuk kepada yang lain dan
menggunakan rasio untuk memahami ayat, menyinarinya.”
teurtama ayat-ayat yang menuntutnya untuk
Kemudian at-Thabataba’i
dijelaskan secara filosofis dan logis, seperti
menegaskan kembali bahwa metode yang
masalah Tauhid. ‘Ishmah, keadilan tuhan,
paling tepat untuk memahami al-Qur’an
perbuatan manusia antara Jabr dan Qadr.
adalah dengan membiarkan al-Qur’an
Sebelum memulai menafsirkan, menjelaskannya sendiri. Tugas kita hanya
terlebih dahulu dijelaskan beberapa corak menganalisa untuk memperoleh pemahaman
Tafsir dan Mazhab para mufassir, juga yang bersifat Qur’ani, sambil diperkuat
perbedaan pendapat di kalangan Mufassir, dengan hadis dan riwayat dari ahli bait yang
menyangkut riwayat, kalam, filsafat, secara konsisten senantiasa menapaki jejak
tasawuf, teori-teori Ilmiah, baru kemudian beliau.
beliau menjelaskan dengan manhaj yang
Tafsir al-Mizan menggunakan Tafsir
diyakininya sebagai yang paling tepat. Dalam
al-Qur’an bi al-Qur’an, konsisten termasuk
hal ini at-Thabataba’i berkata:
menyangkut masalah akidah dan kisah-kisah.
“jika anda merenungkan berbagai Dalam pandangan al-Thabathaba’i,
macam manhaj tafsir yang sudah ada, maka menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an
anda akan melihat bahwa mereka adalah metode penafsiran yang paling valid
sesungguhnya telah berserikat dalam (ahsan al-Turuq). Bagaimana mungkin al-
kekurangan. Mereka telah membawa kepada Qur’an akan menjadi penjelas bagi segala
pembahasan ilmiah dan filsafat yang jauh sesuatu dan menjadi petunjuk serta penjelas
dari apa yang ditunjukkan oleh ayat. Pada bagi setiap permasalahan, Jika kemudian ayat
tataran penerapan mereka terkadang al-Qur’an masih menyimpan makna yang
mengubahnya jika tidak sesuai dengan misteri, tidak bisa ditangkap atau diungkap
manhajnya, sehinga makna-makna hakiki maksudnya. Dengan kata lain dikatakan
sengaja diubah menjadi makna majazi. bahwa pada hakikatnya tidak ada ayat yang
samar (Mutasyabih) dalam al-Qur’an, sebab lain, baik yang bersumber dari para Imam
kesamaran makna al-Qur’an telah dijelaskan Syi’ah Imamiyah, maupun dari kalangan
oleh ayat al-Qur’an lainnya. Memang benar ulama Sunni. Ini dimaksudkan untuk
dalam al-Qur’an menegaskan terdapat 2 ayat menyingkap sisi-sisi pembahasan yang
yaitu ayat Muhkam dan ayat Mutasyabih. dikehendaki oleh tema tersebut dan menjaga
Namun Muhkam dalam pandangan at- kejujuran pandangannya terhadap masalah
Thabataba’i adalah induk dan menjadi yang dibahas.
rujukan dari ayat-ayat yang dianggap samar
Misalnya tentang kedudukan
atau Mutasyabih.
Basmalah, baik dalam surat al-Fatihah, dan
Pemahaman al-Thabathaba’i tentang surat-surat yang lain, Thabataba’i mengambil
Muhkam dan Mutasyabih berdasarkan pada beberapa riwayat dari para Imam, di
beberapa landasan normatif yaitu pertama, antaranya: “dari Amir al-Mu’min (Ali bin Abi
sabda Nabi Muhammad SAW, yang Thalib) as. Bahwasanya basmalah termasuk
mengatakan bahwa adanya kemustahilan dari surat al-Fatihah, dan Rasulullah SAW
saling mendustakannya antara ayat al- selalu membacanya, serta menganggapnya
Qur’an. kedua, perkataan Imam Ali ibn sebagai bagian darinya. Beliau juga
Thalib yang berkeyakinan bahwa antara ayat- bersabda: ‘surat al-Fatihah adalah al-Sab’
ayat al-Qur’an saling mengokohkan dan al-Matsani,”
saling mengisi di antara sesama ayat al-
Hadis tersebut menyatakan bahwa
Qur’an. dan ketiga, pandangan Imam Rida
basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-
yang menegaskan bahwa barangsiapa yang
Fatihah. Sementara dalam beberapa riwayat
mengembalikan ayat Mutshabih kepada ayat
yang lain menyatakan bahwa basmalah juga
Muhkam, maka ia telah ditunjukan pada jalan
termasuk salah satu ayat dari semua surat
yang lurus.5
dalam al-Qur’an, kecuali surat al-Bara’ah,
Dalam tafsirnya, al-Thabathaba’I dan ini tidak ada perselisihan pendapat di
Ketika menjelaskan ayat berpedoman kepada antara mereka.
pendapat para pakar dari berbagai disiplin
Selanjutnya al-Thabtaba’i juga
Ilmu, seperti tafsir, hadis, tarikh, dan lain-
mengambil beberapa riwayat dari ulama

5
Musolli, Sunni Syiah Studies: Membongkar
Ideologis dalam Penafsiran al-Qur’an, Hlm 75-76
Sunni, diantaranya adalah riwayat Muslim, dicetak berulang-ulang diberbagai negara,
al-Daruquthni, dan Abu daud. Misalnya antara lain, Iran, Beirut, dan Pakistan.
dalam riwayat Muslim: “dari Anas ra,
KOMENTAR PARA ULAMA
rasulullah SAW bersabda: baru saja turun
kepadaku satu surat, lalu beliau membaca Berkaitan dengan al-Mizan. ‘Ali al-

Bsmillahirrahmanirahim Inna A’toyna kal usi berkomentar; “Thabataba’i telah

Kautsar.” mengumpulkan berbagai macam persoalan


penting yang dipengaruhi oleh kebangkitan
Berdasarkan kedua hadis di atas, al-
modern dalam dunia penafsiran. Beliau
Thabtaba’i menyimpulkan bahwa basmalah,
melakukan perlawanan dengan musuh-
baik di kalangan Syiah maupun Sunni (sesuai
musuh Islam yang secara sengaja
dengan hadis riwayat Muslim diatas), bukan
membelokkan pemahaman keislaman yang
hanya bagian dari surat al-Fatihah saja, tetapi
benar, yang dilandasi atas jiwa
ia juga termasuk salah satu ayat dari seluruh
kemasyarakatan yang terlahir dari al-Qur’an
surat dalam al-Qur’an, selain al-Bara’ah.
itu sendiri. Di dalamnya terdapat sepuluh
Sementara dikalangan Sunni terdapat
pembahasan yang cukup penting.”
perbedaan pendapat tentang hukum basmalah
ini, yang terbagi dalam tiga pendapat: Fahmi al-Rumi berkomentar: “ketika
pertama, Basmalah termasuk salah satu ayat membaca Tafsir ini secara sekilas
dari al-Fatihah dan surat-surat yang lain. memunculkan sebuah kesan bahwa tafsir ini
Kedua, Basmalah bukan termasuk bagian memang tidak untuk orang awam tetapi
dari ayat, baik al-Fatihah maupun surat untuk level ulama. Hal ini ditunjukkan pada
lainnya. Ketiga, Basmalah termasuk salah pembahasan-pembahasannya yang sangat
satu ayat al-Qur’an, yang berfungsi untuk mendalam. Sebagai mana tafsir al-Kasyaf,
memisahkan antara surat satu dengan surat yang dianggap oleh para pengkaji tafsir
lainnya, dan bukan termasuk salah satu ayat sebagai kitab tafsir terbaik, seandainya tidak
dari surat al-Fatihah. terlalu kentara muktazilahnya. Demikian
juga al-Mizan, ia kan menjadi kitab tafsir
Tafsir al-Mizan telah diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa, diantaranya
bahasa Perancis, Urdu, dan Inggris, dan telah
yang terbaik seandainya tidak terlalu penafsirannya karena didalamya tedapat
menonjol kesyi’ahannya.”6 berbagai macam disiplin ilmu seperi filsafat,
mistik dan lain sebagainya.
Penilaian senada diungkapkan
Murtada Mutahhari, salah seorang muridnya.
Ia mengatakan bahwa al-Mizan adalah karya DAFTAR PUSTAKA
terbesar yang pernah ditulis sepanjang
Abidu, Yunus Hasan. 2007. Tafsir al-Qur’an.
sejarah kejayaan islam, dan diperlukan waktu
Thabathabai, Sayid Muhammad. 2010.
hingga 60 atau 100 tahun (1 abad) sampai
Terjemah Tafsir al-Mizan.
orang menyadari kebesarannya.7
Thabataba’i, Allamah. Tafsir al-Mizan
(mengupas ayat-ayat Ruh dan Alam Barzakh)
Labib, Muhsin. 2005. Para Filosof.
PENUTUP
Musolli. 2014. Sunni Syiah Studies:
Setelah mengkaji biografi dan metode yang Membongkar Ideologis dalam Penafsiran al-
digunakan Thabathabai dalam menafsirkan Qur’an.
Al-Quran, kita dapat mengambil kesimpulan IMZI. A. Husnul Hakim. 2013. Ensiklopedia
bahwa Thabathabai memiliki banyak disiplin Kitab-kitab Tafsir.
ilmu sehingga ia bisa memunculkan karya-
karya fenomenalnya salah satunya adalah
tafsir Al-Mizan fi Tafsiri Al-Quran. Ia juga
adalah seorang mufassir dari kalangan Syi'ah
sehingga warna penafsirannya masih
mengikuti alur atau pandangan mazhabnya.
Thabathaba'i meyakini bahwa keseluruhan
Ayat-ayat Al-Quran bisa dipahami
maksudnya baik itu yang muhkam maupun
mutasyabih. Dengan kitab tafsirnya tersebut
orang-orang masih rabun akan corak

6
A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedia Yayasan Pondok Pesantren Nurud Dhalam, 2014)
Kitab-kitab Tafsir, Hlm 187-188 Hlm 71
7
Musolli, Sunni Syiah Studies: Membongkar
Ideologis dalam Penafsiran al-Qur’an, (Jawa Timur:

Anda mungkin juga menyukai