BIOGRAFI ATH-THABATHABA’I
1
Syaikh Isfahani adalah seorang filosof yang adalah seorang yang jenius yang prestasi-prestasinya
tak tertandingi pada zamannya, seorang penulis dan membuat orang memandang dirinya sebagai ideal.
2
seorang penyair Arab dan Persia yang paiwai, dia Sayid Muhammad Thabathabai, Terjemah
Tafsir al-Mizan, Hlm. 12-13.
mencetak murid-muridnya menjadi ulama Islam, Syiar dar Islam, dan Usul al-
yang intelektual seperti Murtadha Mutahhari Falsafah wa Rawis-i Rialism.
guru besar di Universitas Teheran dan Sayyid
Selain itu At-Thabataba’i juga aktif
Jalaluddin Asytiyani guru besar di
menulis berbagai artikel, makalah, dan aktif
Universitas Masyhad. 3
membawakan diskusi. Dalam majalah shaut
Setelah menempuh waktu yang cukup al-Ummah mengungkapakan bahwa
lama dalam mencari ilmu, Ath-Thabathaba’I keseluruhan karya-karya Thabathabai
mulai mengajarkan ilmunya kepada ribuan mencapai lima puluh buah dan hal ini
murid-muridnya yang dibagi dalam tiga merupakan jumlah yang cukup besar bagi
kelompok : Pertama, Sejumlah besar murid intelek sepertinya.
yang terpilih dan layak mendalami
Perlu dipahami Bersama bahwa ath-
pengetahuan tentang tasawuf dan makrifat.
Thabathaba’i adalah seorang ulama Syi'ah
Kedua, Murid tradisional di Qum dan
terkemuka, hal itu tentu berdampak pada
sekitarnya. Ketiga, Kaum terpelajar modern
pemikiran dan karya-karyanya yang
dan non-Persia di Teheran.
diwarnai oleh ideologi kesyi'ahan.
Disamping aktifitasnya dalam Kesyi'ahan dan keteguhan pada ideologi
menyampaikan dan mengajarkan berbagai aliran imam At-Thabataba’i sangat nampak
macam ilmu, At-Thabataba’i ketika ia mengeluarkan karyanya yang
juga disibukkan dengan kegiatan tulis- bejudul Islam Syi'ah.
menulis. Adapun karangan-karangannya
ath-Thabathaba’i wafat pada hari
yang kemudian dianggap sangat penting di
minggu 18 Muharram 1402 H, kira-kira pada
dunia pemikiran dan intelektual islam antara
jam 9 pagi pada usia 81 tahun, dan
lain: Hasyiyyah bar Asfar, Musahabat ba
dikuburkan di Masjid Al-Asr Haram Hadrat
Ustaz Korbin, Risalah dar Hukumat-I
Maksumah Ra.
Islami, Hasyiyyah-i Kifayah, Ali wa al-
Falsafah al-Ilahiyyah, Quran dar TAFSIR AL-MIZAN
4
A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedia
Kitab-kitab Tafsir, (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an,
2013), cet. I, Hlm 187
tafsir al-Thabari. Hal ini karena al-Mizan Perhatikan, bagaimana al-Qur’an
sebagai kitab tafsir yang bercorak Syi’ah, memperkenalkan dirirnya sendiri dengan
juga didasarkan kepada pendapat para Imam kalimat Hudan li al-Muttaqin, Nur Mubin,
yang diyakini sebagai orang orang yang Tibyan likulli Syai’. Artinya al-Qur’an
maksum. Bahkan, at-Thabataba’i juga memberi petunjuk kepada yang lain dan
menggunakan rasio untuk memahami ayat, menyinarinya.”
teurtama ayat-ayat yang menuntutnya untuk
Kemudian at-Thabataba’i
dijelaskan secara filosofis dan logis, seperti
menegaskan kembali bahwa metode yang
masalah Tauhid. ‘Ishmah, keadilan tuhan,
paling tepat untuk memahami al-Qur’an
perbuatan manusia antara Jabr dan Qadr.
adalah dengan membiarkan al-Qur’an
Sebelum memulai menafsirkan, menjelaskannya sendiri. Tugas kita hanya
terlebih dahulu dijelaskan beberapa corak menganalisa untuk memperoleh pemahaman
Tafsir dan Mazhab para mufassir, juga yang bersifat Qur’ani, sambil diperkuat
perbedaan pendapat di kalangan Mufassir, dengan hadis dan riwayat dari ahli bait yang
menyangkut riwayat, kalam, filsafat, secara konsisten senantiasa menapaki jejak
tasawuf, teori-teori Ilmiah, baru kemudian beliau.
beliau menjelaskan dengan manhaj yang
Tafsir al-Mizan menggunakan Tafsir
diyakininya sebagai yang paling tepat. Dalam
al-Qur’an bi al-Qur’an, konsisten termasuk
hal ini at-Thabataba’i berkata:
menyangkut masalah akidah dan kisah-kisah.
“jika anda merenungkan berbagai Dalam pandangan al-Thabathaba’i,
macam manhaj tafsir yang sudah ada, maka menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an
anda akan melihat bahwa mereka adalah metode penafsiran yang paling valid
sesungguhnya telah berserikat dalam (ahsan al-Turuq). Bagaimana mungkin al-
kekurangan. Mereka telah membawa kepada Qur’an akan menjadi penjelas bagi segala
pembahasan ilmiah dan filsafat yang jauh sesuatu dan menjadi petunjuk serta penjelas
dari apa yang ditunjukkan oleh ayat. Pada bagi setiap permasalahan, Jika kemudian ayat
tataran penerapan mereka terkadang al-Qur’an masih menyimpan makna yang
mengubahnya jika tidak sesuai dengan misteri, tidak bisa ditangkap atau diungkap
manhajnya, sehinga makna-makna hakiki maksudnya. Dengan kata lain dikatakan
sengaja diubah menjadi makna majazi. bahwa pada hakikatnya tidak ada ayat yang
samar (Mutasyabih) dalam al-Qur’an, sebab lain, baik yang bersumber dari para Imam
kesamaran makna al-Qur’an telah dijelaskan Syi’ah Imamiyah, maupun dari kalangan
oleh ayat al-Qur’an lainnya. Memang benar ulama Sunni. Ini dimaksudkan untuk
dalam al-Qur’an menegaskan terdapat 2 ayat menyingkap sisi-sisi pembahasan yang
yaitu ayat Muhkam dan ayat Mutasyabih. dikehendaki oleh tema tersebut dan menjaga
Namun Muhkam dalam pandangan at- kejujuran pandangannya terhadap masalah
Thabataba’i adalah induk dan menjadi yang dibahas.
rujukan dari ayat-ayat yang dianggap samar
Misalnya tentang kedudukan
atau Mutasyabih.
Basmalah, baik dalam surat al-Fatihah, dan
Pemahaman al-Thabathaba’i tentang surat-surat yang lain, Thabataba’i mengambil
Muhkam dan Mutasyabih berdasarkan pada beberapa riwayat dari para Imam, di
beberapa landasan normatif yaitu pertama, antaranya: “dari Amir al-Mu’min (Ali bin Abi
sabda Nabi Muhammad SAW, yang Thalib) as. Bahwasanya basmalah termasuk
mengatakan bahwa adanya kemustahilan dari surat al-Fatihah, dan Rasulullah SAW
saling mendustakannya antara ayat al- selalu membacanya, serta menganggapnya
Qur’an. kedua, perkataan Imam Ali ibn sebagai bagian darinya. Beliau juga
Thalib yang berkeyakinan bahwa antara ayat- bersabda: ‘surat al-Fatihah adalah al-Sab’
ayat al-Qur’an saling mengokohkan dan al-Matsani,”
saling mengisi di antara sesama ayat al-
Hadis tersebut menyatakan bahwa
Qur’an. dan ketiga, pandangan Imam Rida
basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-
yang menegaskan bahwa barangsiapa yang
Fatihah. Sementara dalam beberapa riwayat
mengembalikan ayat Mutshabih kepada ayat
yang lain menyatakan bahwa basmalah juga
Muhkam, maka ia telah ditunjukan pada jalan
termasuk salah satu ayat dari semua surat
yang lurus.5
dalam al-Qur’an, kecuali surat al-Bara’ah,
Dalam tafsirnya, al-Thabathaba’I dan ini tidak ada perselisihan pendapat di
Ketika menjelaskan ayat berpedoman kepada antara mereka.
pendapat para pakar dari berbagai disiplin
Selanjutnya al-Thabtaba’i juga
Ilmu, seperti tafsir, hadis, tarikh, dan lain-
mengambil beberapa riwayat dari ulama
5
Musolli, Sunni Syiah Studies: Membongkar
Ideologis dalam Penafsiran al-Qur’an, Hlm 75-76
Sunni, diantaranya adalah riwayat Muslim, dicetak berulang-ulang diberbagai negara,
al-Daruquthni, dan Abu daud. Misalnya antara lain, Iran, Beirut, dan Pakistan.
dalam riwayat Muslim: “dari Anas ra,
KOMENTAR PARA ULAMA
rasulullah SAW bersabda: baru saja turun
kepadaku satu surat, lalu beliau membaca Berkaitan dengan al-Mizan. ‘Ali al-
6
A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedia Yayasan Pondok Pesantren Nurud Dhalam, 2014)
Kitab-kitab Tafsir, Hlm 187-188 Hlm 71
7
Musolli, Sunni Syiah Studies: Membongkar
Ideologis dalam Penafsiran al-Qur’an, (Jawa Timur: