Anda di halaman 1dari 14

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tafsir Ahmad

Musthafa Al-Maraghi: Studi Analisis terhadap


Al-Qur’an Surat Al-Fiil
Wisnawati Loeis

Abstract. The purpose of this paper is to analyze the educational values


inherent in the Qur'an Surah Al-Fiil according to Tafsir Al-Maraghi.
From this paper can be concluded that the Qur'an as the Muslim holy
teachings, in that it contains clues towards a better life, to live how
humans use it. Uninstalling the values in it means waiting for future
destruction. Instead go back to the Qur’an means and the inner
longing for peace was born, because the teachings contained in the
Qur’an contains the peace. When the Muslims away from the Qur’an
or simply making the Qur’an just as religious then it is definitely
reading the Koran will lose its relevance to the realities of the
universe. The Qur'an should be understood and practice. One effort to
understand the Qur'an is to interpret. Tafsir Al-Maraghi is one
interpretation that is easily understood and in it is loaded with
educational value. Educational value of Surat Al-Fiil, among others,
that we should learn from the events that befall those who passed away
in which people who rebel against God as King Abraha will be
destroyed by God. God will repay every human act good deeds both
good and evil.

Pendahuluan samar dan memecahkan berbagai


Al-Quran adalah undang-undang problema yang mereka hadapi. Hal ini
syariat dan sumber hukum, yang harus membuat mereka tidak ragu lagi
ditaati dan diamalkan oleh setiap mus- terhadap kandungan al-Quran.
lim. Di dalamnya termuat masalah Pada masa selanjutnya sepeninggal
halal haram, serta amar ma’ruf nahi Rasulullah dan para sahabat lahirlah
munkar. Al-Quran juga sebagai sum- kitab tafsir dengan berbagai versi dan
ber inspirasi sastra dan akhlak. Di metode baru seperti yang banyak
dalamnya setiap muslim diperintahkan ditemukan. Hal ini merupakan tanda
untuk berpegang teguh pada prinsip- bahwa setiap generasi, pasti lahir kitab
prinsip al-Quran. Dengan demikian, tafsir yang membahas berbagai per-
mereka akan memperoleh kebahagiaan soalan sesuai dengan kebutuhan masa.
dan petunjuk yang akan mengantarkan Di antara kitab-kitab tersebut, ada
mereka untuk memperoleh keberun- yang mengulas secara padat dan ada
tungan di hadapan Allah kelak di pula yang memberikan bahasan secara
akhirat. panjang lebar. Walaupun demikian, di
Kandungan ayat yang begitu sarat dalam kandungan al-Quran itu sendiri
dengan makna yang sebagian bersifat terdapat berbagai rahasia yang tak
global diperjelas lagi oleh Rasulullah mampu diungkapkan sekalipun dilaku-
SAW dengan sunnah-sunnahnya; kan oleh ahli tafsir (mufassir). Ten-
menjelaskan pengertian yang masih tunya masalah tersebut menjadi bahan

74 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


pembahasan yang selalu aktual di mendambakan ketenangan lahir dan
segala zaman sesuai dengan kemajuan bathin, karena ajaran yang terdapat
pemikiran umat manusia. Namun dalam al-Qur’an berisi kedamaian.
Ahmad Musthafa Al-Maraghi men- Ketika umat Islam menjauhi al-Qur’an
coba memenuhi kebutuhan umat atau sekedar menjadikan al-Qur’an
tersebut dengan melahirkan kitab hanya sebagai bacaan keagamaan ma-
tafsirnya yang dianggap sederhana, ka sudah pasti al-Qur’an akan
karena menggunakan bahasa yang kehilangan relevansinya terhadap
mudah dimengerti, sistematis, tetapi realitas-realitas alam semesta. Kenya-
tetap didukung oleh bukti-bukti atau taannya orang-orang di luar Islamlah
hujjah, juga menukil pendapat- yang giat mengkaji realitas alam se-
pendapat para ahli dalam berbagai mesta sehingga mereka dengan mudah
cabang ilmu yang berkait dengan al- dapat mengungguli bangsa-bangsa
Quran serta meninggalkan cerita lain, padahal umat Islamlah yang
/kisah-kisah yang berbau Israiliyyat.1 seharusnya memegang semangat al-
Tafsir Al-Maraghi salah satu tafsir Qur’an.
yang kaya akan nilai-nilai pendidikan
Sebagai kitab suci yang ayat-
karena pada hakikatnya semua ayat
ayatnya kaya akan nilai-nilai pendi-
Al-Qur’an mengandung nilai-nilai
dikan, maka ayat-ayat tersebut perlu
pendidikan dan tafsir merupakan
diberikan penafsiran dan Al-Maraghi
penjelasan atas ayat-ayat tersebut.
telah melakukan upaya yang sangat
Dalam al-Qur’an memuat begitu ba-
berharga itu dalam karyanya yang
nyak aspek kehidupan manusia. Tak
monumental itu, yaitu Tafsir Al-
ada rujukan yang lebih tinggi
Maraghi. Dalam makalah ini akan
derajatnya dibandingkan dengan al-
dibahas nilai-nilai pendidikan dalam
Qur’an yang hikmahnya meliputi
salah satu surat Al-Qur’an, yaitu surat
seluruh alam dan isinya baik yang
Al-Fiil.
tersurat maupun yang tersirat tak akan
pernah habis untuk digali dan dipel-
ajari. Ketentuan-ketentuan hukum Biografi Ahmad Musthafa Al-
yang dinyatakan dalam al-Qur’an dan Maraghi
al-Hadist berlaku secara universal Nama lengkap al-Maraghi adalah
untuk semua waktu, tempat dan tak Ahmad Musthafa Ibn Musthafa Ibn
bisa berubah, karena memang tak ada Muhammad Ibn ‘Abd al-Mun’im al-
yang mampu merubahnya. Al-Qur’an Qadhi al-Maraghi. Ia lahir pada tahun
sebagai ajaran suci umat Islam, di 1300 H/1883M di kota Al-Maraghah,
dalamnya berisi petunjuk menuju ke propinsi Suhaj, kira-kira 700 km arah
arah kehidupan yang lebih baik, selatan kota Kairo.2 Menurut Abdul
tinggal bagaimana manusia meman- Aziz al-Maraghi, yang dikutip oleh
faatkannya. Menanggalkan nilai-nilai Abdul Djalal, kota Al-Maraghah
yang ada di dalamnya berarti menanti adalah ibukota kabupaten Al-Mara-
datangnya masa kehancuran. Sebalik- ghah yang terletak di tepi Barat
nya kembali kepada al-Qur’an berarti Sungai Nil, berpenduduk sekitar

1
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir
2
Al-Maraghi, Qahirah : Syirkah Maktabah . Hasan Zaini, M.A., Tafsir Tematik
wa Mathba’ah Mustafa al-Babi al-Halabi Ayat-ayat Kalam Tafsir Al-Maraghi,
wa Auladuh, 1974, juz 1 Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h. 15,
cet. 1

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 75


10.000 orang, dengan penghasilan 4. Ahmad Midhat Al-Maraghi, ,
utama gandum, kapas dan padi.3 Hakim di Pengadilan Tinggi
Ahmad Musthafa Al-Maraghi Kairo, dan Wakil Kehakiman
berasal dari kalangan ulama yang taat di Kairo.5
dan menguasai berbagai bidang ilmu Dengan demikian, selain Al-Ma-
agama. Hal ini dapat dibuktikan, raghi keturunan ulama yang menjadi
bahwa 5 dari 8 orang putra laki-laki ulama, ia juga mendidik putra-
syekh Musthafa Al-Maraghi ( ayah putranya menjadi ulama dan sarjana
Ahmad Musthafa Al-Maraghi) adalah yang senantiasa mengabdikan dirinya
ulama besar yang cukup terkenal, untuk masyarakat, dan bahkan
yaitu : mendapat kedudukan penting sebagai
1. Syekh Muhammad Musthafa hakim pada pemerintahan Mesir.
Al-Maraghi yang pernah Sebutan (nisbah) Al-Maraghi dari
menjadi Syekh Al- Azhar Syekh Ahmad Mustafa Al-Maraghi
dua periode, tahun 1928– dan lain-lain bukanlah dikaitkan
1930 dan 1935-1945. dengan nama suku/marga atau
2. Syekh Ahmad Musthafa Al- keluarga, seperti halnya sebutan Al-
Maraghi, pengarang Tafsir Hasyimi yang dikaitkan dengan
Al-Maraghi. keturunan Hasyim, melainkan
3. Syekh Abdul Aziz Al- dihubungkan dengan nama daerah
Maraghi, pernah menjadi atau kota yaitu kota Al-Maraghi yang
Dekan Fakultas Usuluddin disebutkan di atas.
Universitas Al-Azhar dan Oleh sebab itu yang memakai
Imam Raja Faruq. sebutan Al-Maraghi tidak terbatas
4. Syekh Abdullah Musthafa pada anak cucu Syekh Abdul-Mun’im
Al-Maraghi, pernah menjadi Al-Maraghi saja. Hal ini dapat
Inspektur Umum pada dibuktikan dengan fakta yang terdapat
Universitas Al-Azhar. dalam kitab Mu’jam al-Muallifin
5. Syekh Abdul Wafa Musthafa karya Syekh Umar Ridha Kahhalah
Al-Maraghi, pernah menjadi yang memuat biografi 13 orang Al-
Sekretaris Badan Penelitian Maraghi di luar keluarga Syekh
dan Pengembangan Univer- Abdul-Mun’im Al-Maraghi, yaitu para
sitas Al-Azhar.4 ulama/sarjana yang ahli dalam
Di samping itu ada 4 orang putra berbagai bidang ilmu pengetahuan
Ahmad Mustafa Al-Maraghi pernah yang dihubungkan dengan kota
menjadi Hakim, yaitu : asalnya al-Maraghah. 6
1. M. Aziz Ahmad Al-Maraghi, Setelah Ahmad Musthafa Al-
Hakim di Kairo. Maraghi menginjak usia sekolah, dia
2. Hamid Al-Maraghi, Hakim dididik di Madrasah di desanya untuk
dan Penasehat Mentri belajar al-Quran. Karena memiliki
Kehakiman di Kairo. otak yang sangat cerdas, sehingga
3. ‘Asim Ahmad Al-Maraghi, sebelum usia 13 tahun ia sudah hafal
Hakim di Kuwait dan di seluruh ayat al-Quran. Di samping itu
Pengadilan Tinggi Kairo. ia juga mempelajari ilmu tajwid dan
dasar-dasar ilmu syari’ah di Madrasah

3 5
Ibid. h. 15 Ibid. h. 16
4 6
Ibid. h. 16 Ibid. h. 16

76 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


sampai ia menamatkan pendidikan menjadi dosen Ilmu Balaghah dan
tingkat menengah. Sejarah Kebudayaan Islam di Fakultas
Pada tahun 1314H/1897M, ia Adab Universitas Al-Azhar. Selama
melanjutkan studinya di Universitas mengajar di Universitas dan Dâr al-
Al-Azhar karena keinginan orang ‘Ulûm, ia tinggal di daerah Hilwan,
tuanya. Di sini ia mempelajari sebuah kota satelit Kairo. Ia menetap
berbagai cabang ilmu pengetahuan di sana sampai akhir hayatnya,
agama, seperti bahasa Arab, balaghah, sehingga di kota itu terdapat suatu
ilmu tafsir, ilmu-ilmu tentang al- jalan yang diberi nama jalan al-
Quran, ilmu-ilmu tentang hadits, fiqh, Maraghi. Selain dari itu, ia juga
usul fiqh, akhlak, ilmu falak dan mengajar pada perguruan Ma’had
sebagainya. Di samping itu ia juga Tarbiyah Mu’allimat beberapa tahun
mengikuti kuliah di Fakultas Dar al- lamanya, sampai ia mendapat piagam
‘Ulum Kairo (yang dahulu merupakan tanda penghargaan dari Raja Mesir
Perguruan Tinggi tersendiri, dan kini Faruq, atas jasa-jasanya tersebut pada
menjadi bagian dari Cairo University). tanggal 11-1-1361H.
Ia berhasil menyelesaikan studinya di Pada tahun 1370H/1951M , yaitu
kedua perguruan tinggi tersebut pada setahun sebelum beliau meninggal
tahun 1909. Di antara dosen-dosen dunia, beliau masih juga mengajar dan
yang ikut mengajarnya di Al-Azhar bahkan masih dipercayakan menjadi
dan Dar al-‘Ulum adalah Syekh direktur Madrasah Usman Bahir
Muhammad Abduh, Syekh Basya di Kairo sampai menjelang
Muhammad Hasan Al-‘Adawi, Syekh hayatnya. Beliau meninggal dunia
Muhammad Bahis al-Muth’i, dan pada tanggal 9 juli 1952 M/1371H di
Syekh Muhammad Rifa’i al-Fayumi. tempat kediamannya di jalan Zul Fikar
Setelah Syekh Ahmad Musthafa Basya nomor 37 Hilwan dan
Al-Maraghi menamatkan studinya di dimakamkan di pemakaman keluar-
Unversitas Al-Azhar dan Dar al- ganya di Hilwan, kira-kira 25 km di
‘Ulum, ia memulai karirnya dengan sebelah selatan kota Kairo.
menjadi guru di beberapa sekolah Berkat didikan dari Syekh Ahmad
menengah. Kemudian ia diangkat Musthafa Al-Maraghi, lahirlah
menjadi direktur Madrasah Mu’alimin ratusan, bahkan ribuan ulama/sarjana
di Fayum, sebuah kota setingkat dan cendekiawan muslim yang bisa
kabupaten (kotamadya), kira-kira 30 dibanggakan oleh berbagai lembaga
km sebelah barat daya kota Kairo. pendidikan Islam, yang ahli men-
Pada tahun 1916 ia diangkat menjadi dalami ilmu-ilmu agama Islam.
dosen utusan Universitas al-Azhar Mereka inilah yang kemudian menjadi
untuk mengajar ilmu-ilmu syari’ah tokoh-tokoh bangsa, yang mampu
Islam pada Fakultas Ghirdun di mengemban dan meneruskan cita-cita
Sudan. Di Sudan selain sibuk bangsanya di bidang pendidikan dan
mengajar, Al-Maraghi juga giat pengajaran serta bidang-bidang lain-
mengarang buku-buku ilmiah. Salah nya.
satu buku yang selesai di karangnya di Beberapa mahasiswa yang pernah
sana adalah ‘Ulûm al-Balâghah. belajar dengan Ahmad Mustafa Al-
Pada tahun 1920 ia kembali ke Maraghi yang berasal dari Indonesia
Kairo dan diangkat menjadi dosen adalah:7
bahasa Arab dan ilmu-ilmu syari’ah
Islam di Dâr al-‘Ulûm sampai tahun 7
Departemen Agama RI. Ensiklopedi
1940. Di samping itu ia juga diangkat Islam, Jakarta: tp.1993, jld 2.h.696

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 77


1. Bustami Abdul Gani, Guru semuanya justru merupakan hambatan
Besar dan Dosen program pasca bagi pemahaman al-Qur’an secara
sarjana IAIN Syarif Hidayatullah benar bagi para pembaca. Di samping
Jakarta. itu, kitab-kitab tafsir juga sering
2. Mukhtar Yahya, Guru diberi cerita-cerita yang bertentangan
Besar IAIN Sunan Kalijaga dengan fakta dan kebenaran bahkan
Yogyakarta. bertentangan dengan akal dan fakta-
3. Mastur Djahri, dosen senior fakta ilmu pengetahuan yang bisa
IAIN Antasari Banjarmasin. dipertanggungjawabkan. Namun de-
4. Ibrahim Abdul Halim, mikian, Al-Maraghi mengulas, ada
dosen senior IAIN Syarif Hidayatullah pula kitab tafsir yang dilengkapi
Jakarta. dengan analisa-analisa ilmiah, selaras
5. Abdul Razaq al-Amudy, dengan perkembangan ilmu di waktu
dosen senior IAIN Sunan Ampel penulisan tafsir tersebut. Hal ini
Surabaya. memang tidak bisa disalahkan, karena
ayat-ayat al-Qur’an sendiri memberi
isyarat tentang hal itu. Walaupun saat
Metode Penulisan dan Sistematika
ini al-Qur’an dapat dibuktikan dengan
Tafsir Al-Maraghi
dasar penyelidikan ilmiah dan data
Bagian ini akan diawali dengan
autentik dengan berbagai argumentasi
menjelaskan latar belakang penulisan
yang kuat, seharusnya penafsiran
Tafsir al-Maraghi sebagaimana yang
seperti tidak perlu dilakukan karena
diungkapkan Al-Maraghi pada
analisa ilmiah yang mungkin saja
Muqaddimah tafsirnya. Ia mengatakan
berlaku seketika. Dengan berlalunya
bahwa di masa sekarang orang sering
waktu, sudah tentu situasi tersebut pun
menyaksikan banyak kalangan yang
akan berubah pula karena tafsir-tafsir
cenderung memperluas cakrawala
terdahulu itu justru ditampilkan
pengetahuan di bidang agama, ter-
dengan gaya bahasa yang hanya bisa
utama di bidang tafsir al-Quran dan
dipahami oleh para pembaca yang
Sunnah Rasul. Pertanyaan-pertanyaan
semasa.
sering dikemukakan kepadanya ber-
Berangkat dari kenyataan tersebut,
kisar pada masalah; ‘tafsir apakah
maka al-Maraghi yang sudah
yang paling mudah dipahami dan
berkecimpung dalam bidang bahasa
paling bermanfaat bagi para pembaca,
Arab selama setengah abad lebih, baik
serta dapat dipelajari dalam waktu
belajar maupun mengajar, merasa
singkat’? Mendengar pertanyaan-
terpanggil untuk menyusun suatu kitab
pertanyaan tersebut, ia merasa agak
tasir dengan metode penulisan yang
kesulitan dalam memberikan jawaban.
sistematis, bahasa yang simpel dan
Masalahnya sekalipun kitab-kitab
efektif serta mudah dipahami. Kitab
tafsir itu bermanfaat, karena me-
tersebut ia beri judul: “Tafsir Al-
nyingkapkan berbagai persoalan aga-
Marâghi” yang mengacu kepada
ma dan bermacam-macam kesulitan
namanya, yang sebenarnya berasal
yang tidak mudah dipahami, namun
dari nama desa tempat kelahirannya,
kebanyakan telah dibumbui dengan
Al-Maraghah yang terletak di sebelah
istilah-istilah ilmu-ilmu lain, seperti
selatan Kairo.
ilmu balâghah, nahwu, sharaf, fiqh,
Bila dibandingkan dengan kitab-
tauhîd, dan ilmu-ilmu lainnya, yang
kitab tafsir yang lain, baik sebelum
maupun sesudah Tafsir Al-Marâghi,

78 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


termasuk Tafsir Al-Manâr, yang Kemudian Al-Maraghi menjelas-
dipandang modern, ternyata Tafsir Al- kan pengertian kata-kata secara
Marâghi mempunyai metode pe- bahasa, bila ternyata ada kata-kata
nulisan tersendiri, yang membuatnya sulit dipahami oleh para pembaca.11
berbeda dengan tafsir-tafsir lain 3. Menjelaskan Pengertian
tersebut yaitu menggunakan metode Ayat-ayat Secara Global (al-Makna
tahlili dan komparatif.8 Sedang al-Jumali li al-Ayat).
coraknya sama dengan corak Tafsîr Selanjutnya Al-Maraghi menye-
Al-Manâr karya Muhammad Abduh butkan makna ayat-ayat secara global.
dan Rasyid Ridha, Tafsîr al-Qur’ân Sehingga sebelum memasuki penaf-
al-Karîm karya Mahmud Syaltut, dan siran yang menjadi topik utama, para
Tafsîr Al-Wâdhih karya Muhammad pembaca telah terlebih dahulu menge-
Mahmud Hijaz. Semuanya itu tahui makna ayat-ayat tersebut secara
mengambil adabî ijtimâ.9 Sejalan umum.12
dengan itu, Abdullah Syahathah 4. Menjelaskan Sebab-
menilai Tafsîr Al-Marâghi termasuk sebab Turun Ayat (Asbab al-Nuzul).
dalam golongan tafsir yang dipan- Jika ayat tersebut mempunyai
dangnya berbobot dan bermutu tinggi asbab al-nuzul (sebab-sebab turun
bersama tafsir yang lain, seperti Tafsîr ayat) berdasarkan riwayat shahih yang
Al-Manâr, Tafsîr Al-Qâsimi, Tafsîr Al- menjadi pegangan para mufassir,
Qur’ân Al-Karîm karya Mahmud maka Al-Maraghi menjelaskannya
Syaltut, Tafsîr Muhammad Al- terlebih dahulu.13
Madani, dan Fî Zilâl al-Qur’ân, karya 5. Meninggalkan Istilah-
Sayyid Qutb. istilah yang Berhubungan dengan
Adapun metode penulisan dan Ilmu Pengetahuan
sistematika Tafsir Al-Maraghi Al-Maraghi sengaja meninggalkan
sebagaimana yang dikemukakannya istilah–istilah yang berhubungan
dalam Muqaddimah tafsirnya adalah dengan ilmu-ilmu lain yang
sebagai berikut : diperkirakan bisa menghambat para
1. Mengemukakan Ayat- pembaca dalam memahami isi al-
ayat di awal pembahasan Quran. Misalnya Ilmu Nahwu, Saraf,
Al-Maraghi memulai setiap Ilmu Balaghah dan sebagainya.14
pembahasan dengan mengemukakan Pembicaraan tentang ilmu-ilmu
satu, sampai dua atau lebih ayat-ayat tersebut merupakan bidang tersendiri
al-Quran yang mengacu kepada suatu (spesialisasi), yang sebaiknya tidak
tujuan yang menyatu.10 dicampuradukkan dengan tafsir al-
2. Menjelaskan kosa kata Quran, namun ilmu-ilmu tersebut
(Syarh al-Mufradat). sangat penting diketahui dan dikuasai
seorang mufassir.
8
Nashiruddin Baidan, Metodologi
Penafsiran Al-Quran ,(Yogyakarta : Gaya Bahasa Para Mufassir
Pustaka Pelajar ,2000), cet II, h. 54 dan Al-Maraghi menyadari bahwa
74. kitab-kitab tafsir terdahulu disusun
9
Hasan Zaini mengutip dari Ali Hasan dengan gaya bahasa yang sesuai
Al-‘Arid. Tarikh ‘Ilm al-Tafsir wa
Manahij al –Mufassirin
11
( Sejarah dan Metodologi Tafsir, ( Ibid.
12
Jakarta :CV Rajawali Pers, 1992) cet I, Ibid.
13
H.720 Ibid. h.17
10 14
Tafsir Al-Maraghi, jld 1.h. 16 Ibid.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 79


dengan para pembaca ketika itu. berupaya menafsirkan hal-hal yang
Namun karena pergantian masa selalu dipandang sulit untuk diketahui.
diwarnai dengan irri-ciri khusus, Terdesak oleh kebutuhan tersebut,
baik parama sastra, tingkah laku dan mereka justru meminta keterangan
kerangka berpikir masyarakat, maka kepada ahli kitab, baik dari kalangan
wajar, bahkan wajib bagi mufassir Yahudi maupun Nasrani. Lebih-lebih
masa sekarang memperhatikan kepada Ahli Kitab yang memeluk
keadaan pembaca dan menjauhi Islam seperti Abdullah Ibn Salam,
pertimbangan keadaan masa lalu yang Ka’ab Ibn Al-Ahbar dan Wahb Ibn
tidak relevan lagi.15 Oleh sebab itu, Munabbih. Ketiga orang tersebut
Al-Maraghi merasa berkewajiban menceritakan kepada umat Islam kisah
memikirkan lahirnya sebuah kitab yang dianggap sebagai interpretasi
tafsir yang mempunyai warna hal-hal yang sulit di dalam al-Quran.18
tersendiri dengan gaya bahasa yang Padahal Kisah-kisah yang mereka
mudah dicerna oleh alam pikiran saat angkat tidak melalui proses seleksi.
ini, sebab setiap orang harus diajak Mereka bagaikan orang yang mencari
bicara sesuai dengan kemampuan akal kayu bakar di kegelapan malam.
mereka.16 Meskipun demikian, ketika Mereka mengumpulkan apa saja yang
menyusun kitab tafsir ini Al-Maraghi didapat, kayu maupun yang lainnya.
tetap merujuk kepada pendapat-
pendapat mufassir terdahulu sebagai
Jumlah Juz` Tafsir Al-Maraghi
penghargaan atas upaya yang pernah
Kitab tafsir ini terdiri dari 30 jilid.
mereka lakukan. Al-Maraghi mencoba
Setiap jilid berisi satu juz` al-Quran.
menunjukkan kaitan ayat-ayat al-
Hal ini dimaksudkan agar mudah
Quran dengan pemikiran dan ilmu
dibawa ke-mana mana, baik ketika di
pengetahuan lain. Untuk keperluan itu,
suatu tempat, ataupun bepergian.
ia sengaja berkonsultasi dengan orang-
Tafsir Al-Maraghi dicetak untuk
orang ahli di bidangnya masing-
pertama kalinya pada awal tahun
masing, seperti dokter, astronom,
1365H.19
sejarawan dan orang-orang ahli
lainnya untuk mengetahui pendapat-
pendapat mereka.17 Pandangan Ulama tentang Ahmad
Mustafa Al-Maraghi dan Karyanya
Banyak para ulama
Seleksi Terhadap Kisah-kisah yang
berpendapat tentang beliau maupun
Terdapat di Dalam Kitab-kitab
karyanya di antaranya sebagai berikut:
Tafsir
a) Muhammad Hasan Abdul
Al-Maraghi melihat salah satu
Malik, Dosen Tafsir pada Fakultas
kelemahan kitab-kitab tafsir terdahulu
Syariah Universitas Ummul Qura
adalah memasukkan unsur kisah atau
Mekah, memberi penilaian terhadap
cerita yang berasal dari Ahli Kitab
Al-Maraghi, dengan mengatakan:
(israiliyyat), padahal cerita tersebut
“Al-Maraghi adalah seorang yang
belum tentu benar. Pada dasarnya
dapat mengambil faedah (dalam tafsir)
manusia ingin mengetahui hal-hal
dari orang-orang sebelumnya dan
yang masih samar-samar, dan
mengembangkannya. Ia seorang
15
Ibid
16 18
Ibid. Ibid.h.19
17 19
Ibid. h.18 Ibid. h.20

80 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


pembaharu/reformis dalam bidang tafsir surah al-Fil surah ke 105, juz ke
tafsir baik dalam segi sistematika 30 ayat 1 – 5:24
maupun dalam segi bahasa.20 ‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
b) Abdurrahman Hasan  
Habannaka, Dosen Tafsir dan Ulum  
al-Quran pada Pascasarjana 
Universitas Ummul Qura Mekah 
mengatakan : “Ia termasuk Ulama  
Azhar yang modern dan dapat  
menyajikan pendapat-pendapatnya  
sesuai dengan keadaan zaman”. 21  
c) Muhammad Thanthawi, 
Ketua Jurusan Tafsir dan Dosen  
Tafsir/’Ulum al-Quran pada  
Pascasarjana Universitas Islam 
Madinah mengatakan :“Al-Maraghi  
 
adalah seorang yang ahli dan

menguasai ilmu-ilmu syariat dan

bahasa Arab, serta mempunyai banyak  
karya tulis dalam bidang ilmu agama, Artinya : “Apakah kamu tidak
terutama bahasa Arab dan tafsir. Ia memperhatikan bagaimana Tuhanmu
berpikir baru dan bebas namun tidak telah bertindak terhadap tentara
menyimpang dari syariat.22 bergajah ? (1), Bukankah Dia telah
d) Muhammad Jum’ah, Ketua menjadikan tipu daya mereka (untuk
Jurusan Tafsir pada Fakultas Al-Quran menghancurkan Ka’bah ) itu sia-sia ?
al-Karim Universitas Islam Madinah (2), Dan Dia mengirimkan kepada
menjelaskan dengan komentar yang mereka burung yang berbondong-
sama seperti ulama di atas hanya saja bondong. (3), Yang melempari mereka
menambahkan bahwa Al-Maraghi mereka dengan batu (berasal) dari
menggabungkan metode bi al-ma`tsur tanah yang terbakar. (4), Lalu Dia
dan bi al-ra`yi, banyak membaca menjadikan mereka seperti daun-daun
kitab-kitab terdahulu kemudian yang dimakan ulat. (5)
menyimpulkan dan mengambil
intisarinya.23 Penafsiran Kata-kata Sulit

Nilai-nilai Pendidikan dalam Surat Al-Kaidu : menghendaki agar


Al-Fiil orang lain cedera dengan diam-diam.
At-Tadlil : sia-sia tak berguna.
Di sini penulis mencoba Engkau mengatakan, Dalaltu Kaida
mengangkat salah satu contoh surah Fulanin ( jika engkau halang
yang ditafsirkan Al-Maraghi yaitu sabotasenya).
At-Tha`ir : setiap hewan yang
20
Abdul Djalal HA., Tafsir Al-
dapat terbang, baik kecil maupun
Maraghi dan Tafsir Al-Nur Sebuah Studi besar.
Perbandingan, (Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga, 1985 ), h.128-129
21
Ibid. h. 129-130
22 24
Ibid. h.130-132 Tafsir Al-Maraghi Juz. 30.h. 241-
23
Ibid.h.132-134. 244

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 81


Al-Ababil : secara berkelompok. setelah tahun gajah”, dan lain
Kata ini tidak ada mufradnya. sebagainya.
As-Sijjil : tanah liat yang membatu. Kesimpulan yang merupakan
Al-‘Asfu : Dedaunan atau kesepakatan para penulis sejarah ialah,
tetumbuhan yang tertinggal setelah ada seorang panglima negara Habsyi
buahnya dipanen. Al-Maraghi yang bermaksud merusak Ka’bah. Hal
menyebutnya juga dengan tasifurriyah ini dimaksudkan agar orang-orang
( dedaunan rontok ditiup angin lalu Arab tidak menunaikan ibadah haji ke
dimakan oleh hewan ternak). tempat tersebut. Mereka berangkat
Ma`kul: dimakan hewan sebagian- menuju Makkah dengan angkatan
nya, dan lainnya berserakan membaur perang yang cukup hebat, dengan
di antara gigi-giginya. gajah-gajah untuk menunjukkan
kewibawaan. Ia berjalan ke Makkah
dan menghancurkan apa saja yang
Pengertian Secara Umum
dilewatinya. Kemudian mereka sam-
Allah SWT mengingatkan kepada
pai di Mugammas, salah satu tempat di
Nabi Saw dan kepada orang-orang
dekat kota Makkah. Kemudian
yang telah menerima risalah dakwah
panglima mengutus seseorang untuk
akan suatu peristiwa besar yang
memberitahukan kepada penduduk
menunjukkan kekuasaan-Nya. Hal
Makkah, bahwa kehadiran mereka
tersebut menunjukkan bahwa kekua-
bukan untuk menyerang penduduk
saan apapun selain kekuasaan Allah
Makkah, tetapi untuk merobohkan
berada di bawah kekuasaan dan
Ka’bah. Mendengar berita itu,
tunduk pada-Nya.
penduduk Makkah merasa terkejut.
Ringkas cerita adalah, ada suatu
Kemudian mereka naik gunung
kaum yang berkehendak menyom-
menyaksikan apa yang terjadi. Tetapi
bongkan diri dengan kekuatan
pada hari kedua kehadiran tentara
pasukan gajahnya untuk menyerang
Habsyah, tiba-tiba tersebar penyakit
sebagian hamba-hamba-Nya, mengua-
yang sangat berbahaya, cacar dan
sai dan menindas mereka. Kemudian
kusta.
Allah menghancurkan mereka hingga
Ikrimah mengatakan, “Penyakit
rusak berantakan. Semua rencana
tersebut merupakan musibah yang
mereka berantakan, sekalipun sebe-
pertama kali terjadi di negara Arab.
lumnya merasa yakin dengan
Kemudian penyakit itu terus
kekuatan, peralatan dan jumlah
merambat ke seluruh tubuh mereka
mereka. Semua usaha mereka sama
dengan ganasnya, tanpa mengenal
sekali tak berhasil, dan usahanya
ampun. Inilah sebuah peristiwa yang
sedikitpun tidak membawa manfaat.
jarang sekali terjadi. Daging-daging
tubuh mereka rontok. Akhirnya tentara
Cerita Ashbul-Fil versi Sejarawan Habsyah takut melihat penyakit
Dalam Tafsir Al-Maraghi tersebut. Mereka lari meninggalkan
Peristiwa gajah ini sangat dikenal Makkah. Panglima sendiri terjangkit
di kalangan bangsa Arab. Sehingga penyakit tersebut. Dagingnya rontok
mereka jadikan tahun tersebut sebagai secara bertahap, sehingga dadanya
tahun awal di dalam kalender. terpecah. Akhirnya ia mati di San’a”.
Karenanya mereka mengatakan, “Si
Fulan dilahirkan pada tahun gajah”.
Penjelasan Ayat
Peristiwa ‘anu’ terjadi dua tahun
. ‫أﻟﻢ ﺗﺮ ﻛﯿﻒ ﻓﻌﻞ رﺑﻚ ﺑﺄﺻﺤﺎب اﻟﻔﯿﻞ‬

82 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


Apakah kamu tidak mengerti suatu percakapan dengan Rasulullah, alam
peristiwa yang sangat menkjubkan dan tara kai fa fa’ala rabbuka, hal ini
agung, yang menunjukkan betapa karena surat al-Fil berkaitan dengan
agungnya kekuasaan Allah dan surat sebelumnya yaitu al Humazah
sempurnanya pengetahuan Allah, yang berbicara tentang orang-orang
kebijaksanaan-Nya terhadap ashha- kaya yang menimbun hartanya
bul-fil yang berusaha merobohkan kemudian menjadi sombong dengan
Ka’bah di Makkah. Peristiwa tersebut kekayaannya.
memang sangat sulit di analisis sebab- Pengertian Ashhabul Fil di dalam
sebabnya. Sebab belum pernah terjadi tafsir-tafsir lain seperti Fathul Bayan,
adanya segelombang burung yang dan Nuzhum al-Durar adalah tentara
datang hanya untuk menghantam satu bergajah dari kerajaan Habsyah yang
kaum saja, sementara kaum lainnya dipimpin oleh raja mereka Abu
tidak terkena oleh hantaman burung Baksum Abrahah Ibn Al-Shabah al-
tersebut . Pada saat itu orang-orang Asyram.26 Dia ingin menghancurkan
pendatang dan penduduk asli berada Ka’bah kemudian mengalihkan kiblat
pada satu arah, jika ditinjau dari sisi yang ada di tanah Haram ke arah
datangnya burung. Semua itu adalah Yaman yaitu ke gereja megah yang
tanda-tanda kebijaksanaan dari Yang dibangunnya karena kekayaannya dan
Maha Mengatur. Maka Allah sengaja diberi nama al-Qulais namun
mengutus burung-burung tersebut keinginan menghancurkan ka’bah
untuk menyelamatkan Ka’bah. tersebut tidak terpenuhi, kekuasaan
Ayat ini menggunakan istilah Allah di atas segala-galanya. Bagi
“menyaksikan” untuk pengertian Allah kekayaan mereka tidak
“mengetahui”. Hal ini mengandung berpengaruh sedikitpun dibanding
suatu pengertian bahwa cerita tersebut dengan kekuasaan dan nikmat-Nya
mutlak benar, dan sudah dikenal oleh yang banyak. Tentang ayat pertama
segenap lapisan. Sehingga, nilai surat al-Fil ini dikomentari juga oleh
‘mengetahui’ di sini dalam hal Sai’d Hawwa menghubungkannya
kejelasannya menyamai pengetahuan dengan surat al-Humazah serta ayat 6
yang didasarkan pada penglihatan dan – 7 surat al-Baqarah yang berbicara
kesaksian. tentang azab Allah yang ditimpakan
Ibn Katsir dalam tafsirnya kepada orang-orang kafir dan
menjelaskan secara luas dan lebih sombong terhadap ayat-ayat Allah.27
rinci lagi tentang asbababunnuzul ayat Kesimpulannya, dengan kenabian
dilengkapi dengan penguraian dari Muhammad, pada ayat ini Allah
beberapa hadits Rasullullah Saw.25 berbicara agar Nabi mengetahui cerita
Sama juga halnya dengan Abu Su’ud tersebut secara jelas, sehingga
menjelaskan kenapa Allah kebenarannya tak dapat diragukan lagi
menurunkan ayat dimulai dengan bagi umatnya.

25 26
Ibn Katsir, Tafsir al-Quran al- Al-Najari, Fath al-Bayan fi Maqasid
‘Azhim, Dar al-Fikr: tt tahun, jld 4, h. al-Quran, (Beirut : Al-Maktabah al-
674. Lihat juga sebagai perbandingan Abi ‘Ashriyyah, tt, jil 15, h. 390, Lihat juga utk
Su’ud Tafsir al-‘Allamah, Dar al-Fikr ; tt perbandingan, Nazhm al-Durar, jld 8.h.
jld 5, h.903, dan Muhammad ‘Abduh 528-529
27
dalam Tafsir Juz ‘Amma , Trjm Bahrun Sa’id Hawwa, Al-Asas fi al-Tafsir,
Abu Bakar, Bandung ; Sinar Baru (Qahirah ; Dar al-Salam, 1985), Jld. 11.
Algesindo, 1996, h. 49 H. 6681

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 83


menempel di kaki-kaki hewan terbang
‫أﻟﻢ ﯾﺠﻌﻞ ﻛﯿﺪھﻢ ﻗﻲ ﺗﻀﻠﯿﻞ‬ tersebut. Jika binatang terbang itu
Sesungguhnya kalian melihat apa hinggap di kaki manusia, racun
yang dilakukan Allah terhadap mereka (penyakit) yang dibawa itu masuk ke
yang menggagalkan mereka. Sehingga dalam tubuh melalui pori-pori kulit.
pudarlah rencana mereka yang Kemudian, timbul infeksi bernanah
sebelumnya telah digarap secara yang merusak jaringan tubuh. Anggota
matang. tubuh yang terkena penyakit
Pengertian tadhlil di ayat ini terkelupas, lepas dan rontok.
diperjelas oleh Al-Kasysyaf bahwa Penafsiran ini sama seperti yang
yang dimaksud tadhlil adalah sesat ditafsirkan Muhammad Abduh dalam
atau sia-sia. Artinya, Abrahah disebut Tafsir Juz ‘Amma-nya yang
raja sesat mencoba menipu Allah.28 mengatakan bahwa Abrahah yang
Pertama; dengan membangun gereja zhalim, yang akan merobohkan
yang dianggapnya dapat menandingi Ka’bah ini didatangi sekawanan
Baitullah di Mekkah agar umat yang burung utusan Allah yang membawa
berada di sana mengalihkan kiblat kuman penyakit lepra dan cacar.29
mereka ketika berhaji ke arah Yaman. Sehingga mereka hancur sebelum
Tipuan kedua ingin menghancurkan melaksanakan kehendaknya bahkan
Ka’bah, kemudian Allah membalas sebelum memasuki Mekkah. Hal ini
tipuan ini dengan mengirimkan merupakan nikmat Allah yang
burung ababil yaitu burung yang dianugrahkan kepada penduduk
keluar dari laut kemudian membawa Mekkah guna melindungi Ka’bah.30
batu-batuan atau kerikil panas yang Menurut Fath al-Bayan yang
dapat membakar serta mematikan diriwayatkan Jama’ah, burung ababil
mereka. berada di Wadi Muhsir yaitu antara
Muzdalifah dan Mina, Ibn Hajar dan
. ‫ﺗﺮﻣﯿﮭﻢ ﺑﺤﺠﺎرة ﻣﻦ ﺳﺠﯿﻞ‬ . Abu ‘Abidah berkata bahwa ababil
‫وأرﺳﻞ ﻋﻠﯿﮭﻢ ﻃﯿﺮا اﺑﺎﺑﯿﻞ‬ terbang berbondong-bondong dan
Kemudian Allah mengutus berkelompok ke mana-mana.
beberapa gelombang burung kepada Menurut Nuhas, nama ababil ism
mereka. Burung-burung tersebut musytaq dari ibil dari kata jama’ tanpa
membawa batu kerikil yang ada kata mufradnya.31 Sedang Ibn
dijatuhkan di atas setiap tentara. Katsir menjelaskan dengan gaya tafsir
Sebagai akibatnya mereka tertimpa bil ma`tsur, bahwa dari sanad yang
penyakit cacar dan lepra hingga shahih seperti Ibn Mahdi dari Sufyan,
menemui kematiannya. Kemudian dari A’masy, dari Abi Sufyan, dari
yang dimaksud dengan burung di sini ‘Abid dari ‘Umar,32 burung ababil ini
ialah sejenis nyamuk atau lalat yang adalah burung laut yang mana pada
membawa penyakit. Dan yang cakar dan kuku-kukunya terdapat
dimaksud dengan batu kerikil di sini
kemungkinan adalah tanah liat yang
kering dan membatu serta beracun, 29
Muhammad Abduh, Tafsir Juz
kemudian terbang dibawa angin. ‘Amma, Diterjemahkan Muhammad
Setelah itu, penyakit-penyakit Bagir, Bandung : Mizan, 1998 h.
pendahuluan.
30
Al-Maraghi, juz 30,h.240
28 31
Al-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, Fath-al-Bayan h. 391
32
Beirut;Dar al-Fikr tt.jld .h. 286 Tafsir Ibn Katsir , jld 4, h. 676

84 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


batu-batu untuk melempar tentara Ka'bah sebagai tempat suci dan
Abrahah. sebagai kiblatnya umat Islam di
seluruh dunia masih utuh dan yang
. ‫ﻓﺠﻌﻠﮭﻢ ﻛﻌﺼﻒ ﻣﺄﻛﻮل‬ datangpun untuk berhaji dan umrah
Kemudian keadaan mereka sama semakin hari semakin banyak.
seperti dedaunan yang dirusak atau
Kalau kita mau berkaca pada
dimakan ulat atau hama. Dengan kata
peristiwa itu, ada kemiripan yang
lain, keadaan mereka iu bagai
tercermin dalam riwayat itu. Didalam
dedaunan yang sebagiannya dimakan
diri kita ada Qalbu (hati) yang
hewan ternak, dan sebagian lainnya
didalamnya ada iman, karena iman
berserakan keluar dari mulut ternak
tempatnya didalam qalbu. Sifat iman
setelah dikunyah.33
sama dengan tempatnya (hati) yaitu
Pendapat di atas telah penulis teliti
bolak-balik atau yazid wa yankus.
dari beberapa referensi yang
Dalam kondisi `yazid', keimanan kita
digunakan umumnya sama dengan
akan kuat bertahan dan bisa
pendapat para mufassir lainnya seperti
menghalau serangan-serangan dari
; Nazhm al-Durar, Ibn Katsir, Fath-al-
setan dan setanpun akan berpikir dua
Bayan, Al-‘Allamah Abi Su’ud.
kali untuk menyerang diri kita, tapi
Dalam surat Al-Fiil terdapat nilai- ketika keimanan kita anjlok ke
nilai pendidikan sebagai berikut: kondisi `yankus', maka keimanan kita
Dalam surah ini Allah SWT tidak akan mampu menghadang
mengingatkan kepada Rasul-Nya dan serangan-serangan yang dilancarkan
pengikutnya dengan suatu peristiwa oleh setan, sehingga kita menjadi
yang menunjukkan betapa besarnya bulan-bulanannya. Oleh karena itu
kekuasaan Allah yaitu dengan peris- yang paling berkepentingan dalam
tiwa penyerbuan tentara gajah yang menjaga dan memelihara keimanan
dipimpin oleh Raja Abrahah dari yang ada dalam hati dari
Habasyah untuk menundukkan pendu- serangan-serangan setan adalah
duk Mekkah dan menghancurkan manusia itu sendiri. Sebab kalau tidak
Ka'bah. Tetapi Allah membinasakan dijaga dan dipelihara, maka selamanya
mereka sebelum tercapai maksud kita akan menjadi bulan-bulanannya
mereka, melaksanakan rencana mere- setan la'natullah dan diri kita pun akan
ka yang jahat itu. "Dia mengirimkan dikuasainya. Ingatlah, Rasulullah
kepada mereka burung yang SAW bersabda, "Ketahuilah, sesung-
berbondong-bondong, yang melempari guhnya di dalam jasad ini ada
mereka dengan batu (berasal) dari segumpal daging. Jika segumpal
tanah yang terbakar, lalu Dia men- daging itu baik, maka baik pula
jadikan mereka seperti daun-daun seluruh jasad ini. Dan jika ia jelek,
yang dimakan (ulat)." Lihat, betapa maka jelek pula seluruh jasad ini.
besarnya kekuasaan Allah SWT untuk Ketahuilah, dia adalah hati." ((HR.
melindungi kota Mekkah dan Ka'bah Bukhari; Muslim, dan yang lainnya).
dari upaya Raja Abrahah yang akan
Hari ini di zaman ini godaan setan
menundukkan kota Mekkah dan
begitu gencarnya, sehingga diri ini
menghancurkan Ka'bah. Dan sampai
pun tak lepas dari sasaran bujuk
sekarang, kota Mekkah dan
rayunya. Kita hendaknya senantiasa
mengingat peristiwa yang digam-
33
TAfsir Juz ‘Amma, Muhammad barkan dalam surat Al-Fiil sehingga
Abduh h.pendahululuan kita akan dapat pelajaran bahwa

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 85


tatkala manusia penuh dengan dosa seperti Tafsir al-Maraghi ini, bahkan
karena selalu mengingkari apa yang tidak harus berbelit-belit seperti yang
diperintahkan dan di larang-Nya. ditemukan di sebagian karya yang
Maka Allah SWT mengirimkan lain. Namun, menurut hemat penulis,
kepada manusia sebagaimana yang yang perlu ditambahkan dalam tafsir
dikirimkan kepada raja Abrahah yaitu Al-Maraghi adalah dari sisi
burung-burung ababil yang melempari pembahasan sebaiknya diperluas lagi
diri ini dengan batu yang berasal dari mengingat beliau sangat terkenal
tanah yang terbakar, dan melihat diri dengan keluasan ilmunya. Hal ini
ini pun seperti daun yang dimakan misalnya kita jumpai pada Tafsir Al-
ulat. Manar karya Muhammad Abduh dan
Muhammad Rasyid Ridha yang
membahas tafsirnya dengan sangat
Penutup
luas dan padat sehingga memuaskan
Dari uraian di atas dapat diambil
bagi yang mempelajari tafsir ini hing-
kesimpulan bahwa metode Al-Mara-
ga dapat diandalkan sebagai sebuah
ghi dalam tafsirnya sangat sederhana
referensi. Nilai pendidikan dari Surat
dan mudah ditangkap maksudnya.
Al-Fiil antara lain bahwa hendaknya
Beliau tidak terlalu mengandalkan
kita belajar dari peristiwa yang
pendapat para mufassir pendahulunya
menimpa orang-orang terdahulu di
karena beliau sangat paham bahasa
mana orang yang durhaka kepada
Arab, tetapi beliau berusaha
Allah seperti Raja Abrahah akan
menggabungkan antara tafsir bi al-
dihancurkan oleh Allah. Allah akan
ma`tsur dengan bi al-ra`yi. Dan beliau
membalas setiap perbuatan manusia
bahkan menghindarkan penafsir-
baik itu perbuatan yang baik maupun
annnya dari cerita-cerita israiliyat
yang jahat.
sebagaimana sudah dijelaskan di atas.
Sebagai seorang reformis patutlah
dihargai usaha Al-Maraghi yang telah
Referensi
mencoba menafsirkan al-Quran sesuai
dengan kondisi zaman dan dengan
cara yang sederhana, agar mudah Abduh, Muhammad Tafsir Juz
dibaca umat ketika itu. ‘Amma, Diterjemahkan Muham-
Namun menurut hemat penulis, mad Bagir, Bandung: Mizan, 1998
jika membandingkan Tafsir Al- Baidan, Nashiruddin Metodologi
Maraghi dengan tafsir karya mufassir Penafsiran Al-Quran , (Yogyakarta
lain terkesan memiliki kekurangan di : Pustaka Pelajar, 2000), cet II,
antaranya; penguraian/ penjelasan Al-Biqa`i, Burhan al-Din Nazhm al-
kurang lengkap atau sangat singkat Durar, fi Tanasub al-Ayat wa al-
serta terbatas, dan kurang bisa Suwar , jld 8.
diandalkan untuk dijadikan rujukan. Departemen Agama RI. Ensiklopedi
Ini mungkin baik untuk sebagian Islam, Jakarta: tp.1993,jld 2
orang tapi bagi sebagian yang lain, Djalal, Abdul HA, Tafsir Al-Maraghi
tafsir ini jauh dari memadai karena dan Tafsir Al-Nur Sebuah Studi
pembahasannya kurang luas dibanding Perbandingan, (Yogyakarta: IAIN
tafsir karya mufassir lain. Sunan Kalijaga)
Penulis berpendapat dan setuju Hawwa, Sa’id Al-Asas fi al-Tafsir,
bahwa dalam membuat karya tafsir (Qahirah ; Dar al-Salam, 1985),
sebaiknya mudah dipahami pembaca Jld. 11.

86 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


Katsir, Ibn, Tafsir al-Quran al-‘Azhim,
Dar al-Fikr: tth, Jld 4.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir
Al-Maraghi, Qahirah : Syirkah
Maktabah wa Mathba’ah Mustafa
al-Babi al-Halabi wa Auladuh,
1974, juz 1
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir
Al-Maraghi, Qahirah : Syirkah
Maktabah wa Mathba’ah Mustafa
al-Babi al-Halabi wa Auladuh,
1974, juz 30
Al-Najari, Fath al-Bayan fi Maqasid
al-Quran, (Beirut : Al-Maktabah
al‘Ashriyyah, tt, jld 15
Su’ud, Abi, Tafsir al-‘Allamah, Dar
al-Fikr ; tth jld 5
Zaini, Hasan, MA., Tafsir Tematik
Ayat-ayat Kalam Tafsir Al-
Maraghi, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1997
Zamakhsyari, Muhammad Jarullah,
Tafsir al-Kasyaf, Juz 4, Dar al-
Fikr, tt.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 87

Anda mungkin juga menyukai