NIM :126101213218
JURUSAN/KELAS :HES 2F
MATA KULIAH:USHULFIQH
kumpulan kaidah atau metode yang menjelaskan
kepada ahli hukum Islam (fukaha) tentang cara
menetapkan,mengeluarkan ataumengambil hukum
dari dalil-dalil syarak, yakni Alquran dan Hadis Nabi
atau dalil- dalil yang disepakati para ulama. 1.Sumber dan dalil hukumdengan
berbagai permasalahannya. 2. Bagaimana
memanfaatkan sumber dan dalil hukum
tersebut. 3.Metode ataucara penggalian
hukumdari sumber dan dalilnya.4.Syarat
– syarat orang yang berwenang
melakukan istinbat (mujtahid) dengan
berbagai permasalahannya
Maslahah yang tidak disyari’atkan hukum Syariat yang dibawa para rasul terdahulu
oleh syari’at untuk mewujudkannya dan sebelumdiutusnya Nabi Muhammad SAWyang
mempunyai asas yang sama dengan syariat yang
tidak ada dalil syara’ yang menganggapnya diperuntukkn bagi umat Muhammad SAW.
tuntutan yang bersifat
Titah atau firman Allah yang berhubungan mengikat,tegas atau harus
dengan segala perbuatan para mukallaf, baik dikerjakan dan apabila
ditinggalkan,maka pelakunya
atas dasar tuntutan (iqtidha’) atau atas dasar berdosa lagi tercela
kebebasan memilih (takhyir).
perbuatan yang dituntut Syari’. dengan
tuntutan yang tidak pasti,atau sesuatu
yang diberi pahala bagi pelakunya, akan
tetapi tidak berdosa meninggalkannya.
Macam-macam Mujtahid
Produk Ijtihad Kontemporer
• Mujtahid mustaqill atau mujtahid mutlak, yaitu
orang yang mampu mengistinbatkan hukum
Fiqh adalah pemahaman tentang hukum-hukum suatu masalah secara langsung dan independen
syarak yang berkenaan dengan amaliah manusia dari sumber hukum aslinya, yaitu nas Alquran
yang diambil dari dalil-dali syarak yang sepsifik, dan Sunah melalui penalaran normatif secara
Keputusan pengadilan yang sering disebut deduktif-makro.
dengan al-qadha’, yaitu ucapan atau tulisan • Mujtahid muntasib, yaitu orang-orang yang
penetapan serta keputusan yang dikeluarkan dalam berijtihad bergantung dan menggunakan
oleh lembaga atau badan yang diberi manhaj ulama lain tetapi memiliki ketetapan
kewenangan untuk itu (wilayat al-qadha’), hukum yang berbeda.
Fatwa, yaitu hasil ijtihad seorang mufti atau • Mujtahid fi al-madzhab, yaitu para ulama yang
kelembagaan sehubungan dengan peristiwa mengikuti pendapat para imam mujtahid
hukum yang diajukan atau ditanyakan mutlak, baik dalam hal matodologi (manhaj)
kepadanya, Perundang-undangan atau qanun. ijtihad yang digunakan maupun dalam produk
pemikiran hukumnya.
Qawa’id ushuliyah merupakan metode, cara atau
Sejarah Qawa’id al-Fiqhiyah
BAB 12 ketentuan-ketentuan yang harus dipedomani dan
digunakan oleh seorang mujtahid dalam berijtihad
BEBERAPA agar tidak tersesat dalam melaksanakan jtihadnya. 1) Fase pembentukan.
Sedangkan Qawa'id al-Fiqhiyah adalah koleksi
ASPEK hukum-hukum fiqh yang bersifat furu’iyah yang
Berbagai literatur yang ada menunjukkan bahwa abad ke
VIII merupakan abad di mana para Ulama beramai-ramai
TENTANG memiliki tasyabuh (kesamaan, kemiripan, menyusun kitab-kitab kaidah fiqhiyah tersebut. Menurut
Ibnu Nujaim, ulama Hanafiyahlah yang lebih dahulu
keserupaan) sehingga dapat disatukan dengan satu
KAIDAH qiyas atau dengan kaidah fiqhiyah. . menyusun kaidah fiqhiyah. Setelah itu disusul oleh para
Ulama imam mazhab generasi sesudahnya dan juga
FIQHIYAH kaidah-kaidah fiqhiyah tersebut tidak dirumuskan oleh
orang perorang, melainkan secara berangsur-angsur,
sambung menyambung, saling melengkapi dan saling
menyahut.
Hikmah Qawa'id al-Fiqhiyah.
2) Fase kodifikasi.
• Kalangan fuqha Hanafiyah seperti Abu Thahir al-
Dibas, Imam Abu Zaid Abdullah Ibn Umaruddin
Kaidah-kaidah fiqhiyah itu mempunyai pengaruh al-Dabusy al-Hanafy , Zain al-Abidin ibn Ibrahim
yang signifikan terhadap pertumbuhan dan al-Mishry, Ahmad ibn Muhammad al-Hamawy,
perkembangan fiqh, karena ia merupakan induk Muhamad Abu Sa’id al-Khadimy.
atau pondasi dalam syari’ah Islam. • Kalangan fuqaha Malikiyah seperti Imam Juzaim,
Syihabuddib Ahmad bin Idris al-Qarafi .
• Kalangan fuqaha Syafi’iyah seperti Muhammad
Kaidah-kaidah pokok (asasiyah); Pengertian kaidah asasiyah yaitu kaidah ‘Izzuddin bin Abd al-Salam, Taj al-Din al-Subky.
yang telah disepakati oleh para imam mazhab dan seluruh masalah- • Kalangan fuqaha Hanabilah seperti Najm al-Din
masalah fiqh dapat dirujuk dan dikembalikan kepada kaidah-kaidah al-Thufy dan Abd al-Rahman ibn Rajab.
asasiyah ini. Jumlah kaidah asaiyah ada 5 (lima), tapi ada juga yang • Kalangan fuqaha yang tidak berafiliasi kepada
mengatakan bahwa jumlahnya ada 6 (enam), Kaidah yang bukan pokok mazhab tertentu seperti Ibnu Nujaim dan Al-
(ghair al-asasiyah) jumlahnya 9 kaidah, tapi ada juga yang mengatakan 40 Khadimy, Mushthafa Ahmad al-Zarqa, dan Sayyid
Muhammad Hamzah.
kaidah.
Kaidah tentang Motif Suatu Perbuatan yang artinya :
Hukum setiap perkara tergantung kepada tujuannya.
BAB 13
PANCA KAIDAH Kaidah tentang Kesulitan dan Keringanan yang artinya : Kesulitan
ASASIYAH. itu dapat mendatangkan kemudahan