yang mengarahkan kita ke jalan yang benar. Di mana, Syariah bersumber dari Allah SWT, Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW dan Hadist. Sedangkan Fiqh bersumber dari para Ulama’ dan ahli Fiqh, tetapi tetap merujuk pada Al-Qur’an dan Hadist.
Syari’ah
PERBEDAAN Ruamg lingkup syariah sangat luas.
Ada beberapa ulama di kalangan ahli fikih yang memiliki pandangan agak berbeda.
Fiqh
Ilmu yang berkaitan dengan hukum-
hukum yang berlaku bagi setiap mukallaf (Muslim, akil, baligh) yang didasari dari sumber-sumber dan dalil- dalil melalui metode istinbath Hukum Islam (penggalian hukum) dan diatur secara Hukum islam dapat berfungsi dalm terperinci. masyarakat jika telah melalui proses kelembagaan hukum islam, agar menjadi bagian dari suatu lembaga sosial 2. Ushul Fiqh merupakan metode yang harus ditempuh oleh ahli Fiqh di dalam menetapkan hukum-hukum syara’ berdasarkan dalil syar’i, serta mengklarifikasikan dalil-dalil tersebut berdasarkan kualitasnya. Dalil dari Al-Qur’an harus didahulukan dari pada qiyas serta dalil-dalil lain yang tidak berdasarkan nash Al-Qur’an dan Hadist. Fiqh adalah hasil hukum-hukum syar’i berdasarkan metode-metode tersebut. Pengetahuan Fiqh itu lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu Ushul Fiqh. 3. Menurut saya condong kepada pendapat Imam Syafi’i dikarenakan dalil syara’ yang bersifat umum ditinjau dari ketepatannya terhadap hukum syara’ yang bersifat umum juga. 4. Menurut pandangan saya seharusnya mujtahid tidaklah cukup jika mengembalikan suatu permasalahan kepada Al-Qur’an tanpa mengikut sertakan Hadist karena Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Sedangkan Hadist adalah segala tingkah laku dan perkataan Nabi Muhammad. Dan yang dimaksud dengan ijtihad adalah pengambilan suatu keputusan yang dilakukan oleh penguasa atau pemimpin yang status hukum tersebut belum ada dalam Al-Qur’an dan Hadist. 5. Sunnah Tasyri’iyah adalah Sunnah yang berkaitan dengan risalah kenabian sehingga umatnya berada pada garis keniscayaan untuk menerimanya. Sunnah Ghairu Tasyri’iyah adalah Sunnah yang tidak mengandung unsur syariat karena terikat dengan situasi, kondisi dan konteks saat di mana Nabi Muhammad SAW mengeluarkan sabda tersebut (Ghairu Tasyri’iyah) bersifat temporal (khas) dan situasional (mu’ayyan). 6. Bahwa Allah tidak menjadikan kandungan Al-Qur’an berupa materi- materi yudisial yang terbatas sebagaimana dunia matematika yang tidak memberi kemungkinan inovasi pemikiran kreatif. Para Ulama’ sepakat bahwa Ijma’ merupakan dasar pengambilan hukum setelah Al-Qur’an dan Hadist Nabi.