Anda di halaman 1dari 2

Konflik Ambon 2001

Konflik Ambon adalah serangkaian kerusuhan yang diawali oleh bentrokan antarwarga di Kota
Ambon, Maluku, pada 11 dan 12 September 2001. Dua kelompok massa saling menyerang
dengan melempar batu, memblokir jalan, dan merusak kendaraan di sejumlah titik di Ambon.
Akibatnya, terdapat tujuh orang tewas, lebih dari 65 orang luka-luka, dan ribuan orang harus
mengungsi.

Latar belakang

Menurut pernyataan kepolisian pada 11 September 2001, kerusuhan ini bermula dari kematian
seorang tukang ojek bernama Darkin Saimen.

Pria ini mengalami kecelakaan tunggal dari arah sebuah stasiun televis, daerah Gunung Nona,
menuju pos Benteng.

Kala itu Darkin tidak dapat mengendalikan setir motornya, sehingga ia menabrak sebuah pohon.

Ia kemudian menabrak rumah seorang warga bernama Okto. Sebelum sampai di rumah sakit,
nyawa Darkin sayangnya tidak tertolong.

Hal inilah yang kemudian memicu munculnya dugaan bahwa Darkin sebenarnya telah dibunuh.

Dampak

Akibat kematian Darkin, terjadilah pertikaian antara dua kelompok.

Mereka saling melempar batu dan merusak beberapa fasilitas.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan bahwa korban torban dewas
dalam konflik Ambon akibat luka tembak.

Untuk fasilitas, terdapat tiga rumah dirusak, empat motor dan dua mobil. Dalam kejadian ini tiga
orang tewas di RS Al Fatah. Serta terdapat warga yang mengalami luka tembak.

Selanjutnya, Anton juga menambahkan bahwa terdapat puluhan warga lainnya yang juga
mengalami luka ringan dan berat, 24 orang luka berat dan 65 orang luka ringan

Penyelesaian

Dua hari pasca bentrok, aktivitas di Kota Ambon masih belum pulih. Toko-toko dan perkantoran
masih belum ada yang beraktivitas. Kegiatan sekolah juga masih belum sepenuhnya berjalan.
Namun, Gubernur Mlauku, Karel Albert Rahalu, menyatakan bahwa situasi keamanan di Ambon
sudah kondusif. Disusul dengan 200 personel Brimob Makassar yang datang ke Kota Ambon.

Anda mungkin juga menyukai