Buku Eksistensi Administrasi Publik
Buku Eksistensi Administrasi Publik
ADMINISTRASI PUBLIK
PADA ARUS
GLOBALISASI
ISBN 978-623-387-047-4
Kata pengantar
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbila’a’lamin.
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Aza
Wajalla yang telah memberikan rakhmat, hidayah, dan
limpahan sebagian dari ilmu-Nya, sehingga buku ini dapat
terselesaikan.
Penyusun pun sadar bahwa buku ini bukanlah semata-
mata karena hasil usaha sendiri melainkan juga hasil dari
berbagai bantuan pihak lain, buku ini adalah hasil kajian
berbagai referensi, literatur buku, sumber on-line, sumbangan
pikiran, dan masukan yang berharga dari berbagai pihak.
Harapan penyusun, semoga buku ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan pembaca, khususnya mahasiswa yang
memprogramkan mata kuliah Administrasi Publik, Pelayanan
Publik serta menjadi referensi dalam kajian ilmu administrasi
publik pada umumnya. Buku ini membahas tentang konsep
Eksistensi Administrasi Publik, E-Governance, Inovasi
Administrasi Publik, dan Digitalisasi,
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN 1
BAB 2
ADMINISTRASI PUBLIK 5
A. Perkembangan Administrasi Publik 5
B. Perubahan Ilmu Administrasi Negara ke Ilmu
Administrasi Publik 15
BAB 3
ADMINISTRASI PUBLIK PADA ERA GLOBALISASI 25
A. Pengaruh Globalisasi dalam Kajian
Administrasi Publik 25
B. Pengaruh Globalisasi Tanpa Batas 39
BAB 4
ADMINISTRAS PUBLIK MASA DEPAN 47
A. Fenomena E-Governance Era Globalisasi 47
B. Administrasi Publik: Perubahan dan Adaptasi 62
BAB 5
INOVASI DAN DIGITALISASI ADMINISTRASI PUBLIK 75
A. Inovasi Administrasi Publik 75
B. Digitalisasi Administrasi Publik 78
DAFTAR PUSTAKA 93
Pendahuluan | 1
suatu lingkungan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
dijelaskan bahwa: “Eksistensi artinya keberadaan, keadaan,
adanya” (Idrus, 1996 : 95). Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikemukakan bahwa: “Eksistensi; kebendaan, adanya”
(Tim Penyusun, 2005 ; 288). Sehingga makna eksistensi
administrasi public disini lebih mengarah pada pengertian
keberadaannya sebagai kajian ilmu, serta tatanan dalam
perkembangannya pada era globalisasi.
Selanjutnya globalisasi yang berasal dari bahasa Inggris,
yakni “globalize” atau “menyeluruh” dan imbuhan “ization” atau
“proses”. Baca juga: Mengenal Teori-teori Konflik Sosial Menurut
para Ahli Sosiologi Susunan suku kata yang membentuk kata
“globalization” itu diartikan sebagai proses mendunianya segala
sesuatu. Metaverse, itulah teknologi digital yang diprediksi akan
berkembang pesat. Dengan memasuki Dunia Metaverse, dunia
menjadi menjadi lebih terbuka (secara digital) dan penggunanya
dapat berinteraksi dengan lingkungan serta satu sama lain.
Dengan proyeksi berkembangnya istilah Metaverse pada
berbagai perusahaan teknologi yang sekarang berlomba-lomba
menciptakan inovasi yang nantinya dapat digunakan dalam
metaverse. Perusahaan teknologi akan diminta untuk
menangani sejumlah besar data dan informasi yang akan
melampaui pencarian web. Dikarenakan hal tersebut,
perusahaan akan membutuhkan software engineer dengan
keahlian tinggi, seperti desain, artificial intelegence (AI), natural
language processing (NLP), desain AI, dan berbagai istilah
keahlian berkaitan kemajuan teknologi.
Buku ini mencoba merangkum berbagai fenomena yang terjadi
pada abad millennium mulai dari perkembangan ilmu
administrasi secara umum, eksistensi administrasi publik,
inovasi, dan digitalisasi dalam perspektif administrasi publik.
Begitulah sejumlah fakta bidang yang dicakup oleh istilah
administrasi yaitu kerjasama, sehingga Robert Presthus (1975)
sampai-sampai mengungkapkan bahwa cakupan studi
administrasi lebih luas daripada cakupan ilmu-ilmu sosial
lainnya, karena kerja sama dapat ditemukan dalam setiap aspek
kehidupan. Kerja sama merupakan gejala yang universal
Pendahuluan | 3
Eksistensi Administrasi Publik Pada Arus Globalisasi | 4
Bab 2
Administrasi Publik
Administrasi Publik | 5
serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan
fakta lainnya".
b. Menurut G. Kartasapoetra, administrasi adalah: "Suatu
alat yang dapat dipakai menjamin kelancaran dan
keberesan bagi setiap manusia untuk melakukan
perhubungan, persetujuan dan perjanjian atau lain
sebagainya antara sesama manusia dan / atau badan
hukum yang dilakukan secara tertulis".
c. Menurut Harris Muda, administrasi adalah: "Suatu
pekerjaan yang sifatnya: mengatur segala sesuatu
pekerjaan yang berhubungan dengan tulis-menulis, surat
menyurat dan mencatat (membukukan) setiap perubahan
/kejadian yang terjadi di dalam organisasi itu".
3. Istilah Administrasi dalam Pengertian Pemerintah atau
Administrasi Publik
a. Menurut Wijana, administrasi publik adalah: "Rangkaian
semua organ-organ negara rendah dan tinggi, yang
bertugas menjalankan pemerintahan, pelaksanaan dan
kepolisian".
b. Menurut Y. Wayong, administrasi publik adalah:
"Kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan usaha-
usaha instansi pemerintah agar tujuannya tercapai”.
Administrasi Publik | 7
Sejak awal dekade 1980, dan terus mengalami
perkembangan dalam arus globalisasi, istilah administrasi publik
di Indonesia lebih banyak dipergunakan dan dipersandingkan
dengan istilah administrasi negara. Ada dua alasan, pertama,
istilah administrasi publik berasal dari bahasa Inggris public
administration, yang diterjemahkan dengan administrasi publik.
Kedua, kata public diterjemahkan sebagai publik, bukan negara,
seperti halnya kita menerjemahkan public organization dengan
organisasi publik, dan public policy dengan kebijakan publik.
Berangkat dari pengetahuan dasar mengenai
administrasi publik, selanjutnya akan dibahas posisi administrasi
publik di tengah-tengah kehidupan masyarakat, khususnya di
zaman modern. Keberadaanya yang sangat urgen dewasa ini
mendorong berbagai pihak untuk terus mengkaji dan
mempelajari makna penting studi administrasi publik, yang pada
gilirannya akan diuraikan kekhususan, identifikasi, dan krisis
yang dihadapi administrasi publik. Seperti telah diuraikan
terlebih dahulu bahwa kegiatan yang bersifat kerja sama
mencakup bidang yang sangat luas, berlangsung di mana saja
dan kapan saja. Kerja sama selalu melekat pada kegiatan
manusia, dari jaman dahulu kala seperti masyarakat primitif
telah melakukannya. Apalagi manusia modern sekarang ini,
terus melakukan research dan mengelaborasi, melalui pelitian
dalam bidang apapun, tidak peduli apakah politik, atau pun
ekonomi, budaya, sosial, keagamaan, hiburan dan sebagainya,
yang mana semua di dalam kegiatannya dapat ditemukan unsur
kerja sama.
Kerja sama merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hasil yang diperoleh dari
kerja sama tersebut akan lebih besar, lebih banyak, lebih baik
dan lebih efektif, dan efisien bila dibandingkan jika pekerjaan
dilakukan sendiri-sendiri. Dengan kata lain, banyak kegiatan
yang tidak berhasil tanpa kerja sama, misalnya untuk
memindahkan almari yang berat, kita memerlukan kerja sama
dengan orang lain. Tanpa kerja sama, almari tidak dapat
dipindahkan. Begitu pula halnya dengan organisasi. Organisasi
Administrasi Publik | 9
Menyadari bahwa kerja sama terjadi tidak hanya dalam
lingkungan pemerintah tetapi juga dalam lingkungan lembaga-
lembaga swasta, maka diusulkan cabang ilmu administrasi yang
ketiga, yakni Administrasi Kemasyarakatan atau Ilmu
Administrasi Sosial (The Liang Gie, 1962:59), yang mempelajari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar lingkungan pemerintah
dan organisasi swasta. Perincian lebih lanjut mengenai cabang-
cabang ilmu administrasi yang dibuat oleh The Liang Gie (1962:
44-55) menyebutkan delapan cabang keilmuan yang berasal dari
satu rumpun ilmu administrasi.
Cabang-cabang dimaksud adalah:
1. Ilmu Organisasi.
2. Ilmu Manajemen.
3. Ilmu Tata Hubungan.
4. Ilmu Administrasi Kepegawaian.
5. Ilmu Administrasi Keuangan.
6. Ilmu Administrasi Perbekalan.
7. Ilmu Administrasi Perkantoran.
8. Ilmu Hubungan Masyarakat.
Administrasi Publik | 11
sebagai "proklamasi‟ secara resmi terhadap lahirnya Ilmu
Administrasi Negara yang memisahkan diri dari induknya, yaitu
Ilmu Politik. Era ini juga sering disebut sebagai era paradigma
dikotomi politik-administrasi. Melalui paradigma ini, Ilmu
Administrasi Negara mencoba mendefinisikan eksistensinya
yang berbeda dengan Ilmu Politik dengan ontologi, epistimologi
dan aksiologi yang berbeda.
Beberapa tahun kemudian, sebuah buku yang secara
sistematis menjelaskan apa sebenarnya Ilmu Administrasi
Negara lahir dengan dipublikasikannya buku Leonard D. White
yang berjudul Introduction to the Study of Public Administration
pada 1926. Buku White yang mencoba merumuskan sosok Ilmu
Administrasi tersebut pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai karya ilmuwan sebelumnya yang mencoba
menyampaikan gagasan tentang bagaimana suatu organisasi
seharusnya dikelola secara efektif dan efisien, seperti Frederick
Taylor (1912) dengan karyanya yang berjudul Scientific
Management, Henry Fayol (1916) dengan pemikirannya yang
dituangkan dalam monograf yang berjudul General and Industrial
Management, W.F. Willoughby (1918) dengan karyanya yang
berjudul The Movement for Budgetary Reform in the State, dan Max
Weber (1946) dengan tulisannya yang berjudul Bureaucracy.
Masa berikutnya merupakan periode di mana para
ilmuwan administrasi negara berusaha membangun body of
knowledge ilmu ini dengan terbitnya berbagai artikel dan buku
yang mencoba menggali apa yang mereka sebut sebagai prinsip-
pinsip administrasi yang universal. Tonggak utama dari era ini
tentu saja adalah munculnya artikel L. Gulick (1937) yang
berjudul Notes on the Theory of Organization di mana dia
merumuskan akronim yang terkenal dengan sebutan
POSDCORDB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Co-
ordinating, Reporting dan Budgeting). Tidak dapat dimungkiri,
upaya para ahli administrasi negara untuk mengembangkan
body of knowledge ilmu administrasi negara sangat dipengaruhi
oleh ilmu manajemen. Prinsip-prinsip administrasi sebagaimana
dijelaskan oleh para ilmuwan tersebut pada dasarnya
Administrasi Publik | 13
karena dorongan untuk mencari laba, sementara lembaga
pemerintah bekerja untuk mengatur, melayani dan melindungi
kepentingan publik. Karena karakteristik antara birokrasi
pemerintah dan organisasi swasta sangat berbeda, maka para
ilmuwan dan praktisi administrasi negara menyadari pentingnya
mengembangkan teori dan pendekatan yang berbeda dengan
yang dikembangkan oleh para ilmuwan yang mengembangkan
teori-teori administrasi bisnis. Dengan kesadaran baru tersebut
maka identitas Ilmu Administrasi Negara menjadi semakin jelas,
yaitu ilmuwan administrasi negara lebih menempatkan proses
administrasi sebagai pusat perhatian (fokus) dan lembaga
pemerintah sebagai tempat praktik (lokus).
Di bidang akademik, bidang administrasi publik terdiri
dari sejumlah sub bidang. Para cendikiawan telah mengusulkan
sejumlah set sub-bidang yang berbeda. Salah satu model yang
diusulkan menggunakan lima "pilar":
1. Teori organisasi dalam administrasi publik adalah studi
tentang struktur entitas pemerintah dan banyak hal
khusus yang ditanamkan di dalamnya.
2. Etika dalam administrasi publik berfungsi sebagai
pendekatan normatif dalam pengambilan keputusan.
3. Analisis kebijakan berfungsi sebagai pendekatan empiris
untuk pengambilan keputusan.
4. Penganggaran publik adalah aktivitas dalam
pemerintahan yang berusaha mengalokasikan sumber
daya yang langka di antara permintaan yang tidak
terbatas.
5. Manajemen sumber daya manusia adalah struktur
internal yang memastikan bahwa staf layanan publik
dilakukan dengan cara yang tidak memihak, etis, dan
berbasis nilai. Fungsi dasar sistem SDM adalah
tunjangan karyawan, perawatan kesehatan karyawan,
kompensasi, dan banyak lagi (misalnya, hak asasi
manusia, Undang-Undang Penyandang Disabilitas
Amerika). Para eksekutif yang mengelola direktur SDM
dan personel departemen penting lainnya juga
merupakan bagian dari sistem administrasi publik.
Administrasi Publik | 15
Fenomena menurunnya peran negara ini merupakan
arus balik dari apa yang disebut Grindle sebagai too much state,
di mana negara pada pertengahan 1980-an terlalu banyak
melakukan intervensi yang berujung pada jeratan hutang luar
negeri, krisis fiskal, dan pemerintah yang terlalu sentralistis
dan otoriter. Dwight Waldo ialah pesertanya pada umumnya
terdiri dari orang-orang yang berumur 50 dan 60-an tahun.
Gerald Caiden (2000) menandaskan bahwa disiplin administrasi
negara ini pada hakikatnya adalah suatu disiplin yang
menanggapi masalah-masalah pelaksanaan persoalan-
persoalan masyarakat (public affairs), dan manajemen dari
usaha-usaha masyarakat (public business). Hal ini meliputi
segala sesuatu yang dapat dijelaskan sebagai jawaban
masyarakat terhadap masalah-masalah yang memerlukan
pemecahan-pemecahan kolektif bukan perorangan, melalui
suatu bentuk intervensi pemerintah diluar intervensi-intervensi
sosial dan pihak swasta.
Woodrow wilson atau Leonald D. White (2011) yang
ramai mempersoalkan antara politik dan administrasi, yang
pada akhirnya meletakkan administrasi berada diluar kajian
politik. Kata-kata Woodrow wilson yang terkenal antaranya
menyatakan:„ Administration lies outside the proper sphere of
politics. Administration questions are not political questions ;
although politics sets the task for administration, it should not
be suffered to manipulate its offices.’
Beberapa pemikir administrasi negara pada awal
perkembangannya, senantiasa memperdebatkan antara politik
dan administrasi ini. Pemikir lain setelah Woodrow wilson antara
lain Leonald D.White dengan bukunya yang terkenal
Introduction to Study of Public Administrationdapat dikatakan
sebagai pembuka ke arah pengkajian disiplin baru di kalangan
ilmu-ilmu sosial, menurut Inu Kencana (2003) menyatakan
bahwa: “Administrasi negara adalah suatu studi mengenai
bagaimana bermacam-macam badan pemeintah diorganisasi,
diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan,
Administrasi Publik | 17
Berbagai fenomena tersebut menimbulkan gugatan di
antara para mahasiswa maupun ilmuwan Ilmu Administrasi
Negara: Apakah masih relevan menjadikan pemerintah sebagai
lokus studi Ilmu Administrasi Negara?
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kata "negara‟
dalam Ilmu Administrasi Negara menjadi terlalu sempit dan
kurang relevan lagi untuk mewadahi dinamika Ilmu Administrasi
Negara di awal abad ke-21 yang semakin kompleks dan dinamis.
Utomo (2007) menyebutkan bahwa dalam perkembangan
konsep Ilmu Administrasi Negara telah terjadi pergeseran titik
tekan dari negara yang semula diposisikan sebagai agen tunggal
yang memiliki otoritas untuk mengimplementasikan berbagai
kebijakan publik menjadi hanya sebagai fasilitator bagi
masyarakat. Dengan demikian istilah public administration tidak
tepat lagi untuk diterjemahkan sebagai administrasi negara,
melainkan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi administrasi
publik. Sebab, makna kata ‟publik‟ di sini jauh lebih luas
daripada kata ‟negara‟ (Majelis Guru Besar dan Jurusan Ilmu
Administrasi Negara UGM, 2007: x). Publik di sini menunjukkan
keterlibatan institusi-institusi non-negara baik di sektor bisnis
maupun civil society di dalam pengadministrasian pemerinta-
han.
Konsekuensi dari perubahan makna public administrat-
ion sebagai administrasi publik di sini adalah terjadinya
pergeseran lokus Ilmu Administrasi Negara dari yang
sebelumnya berlokus pada birokrasi pemerintah menjadi
berlokus pada organisasi publik, yaitu birokrasi pemerintah dan
juga organisasi-organisasi non-pemerintah yang terlibat
menjalankan fungsi pemerintahan, baik dalam hal
penyelenggaraan pelayanan publik maupun pembangunan
ekonomi, sosial maupun bidang-bidang pembangunan yang
lain. Dengan adanya pergeseran makna ‟publik‟ sebagaimana
dijelaskan di atas, maka ilmu administrasi publik telah
menemukan lokusnya secara lebih jelas. Intinya, semua aktivitas
yang terjadi pada birokrasi pemerintah dan organisasi-
organisasi non-pemerintah yang menjalankan fungsi
Administrasi Publik | 19
acuan para ilmuwan dan praktisi administrasi publik dalam
melakukan kegiatan analisis kebijakan publik. Selain itu,
kenyataan bahwa kebijakan yang telah dirumuskan tidak selalu
menjamin implementasinya akan berjalan mulus juga memicu
munculnya studi implementasi kebijakan publik di dalam ilmu
administrasi publik. Para ilmuwan seperti Jeffrey Pressman dan
Aaron Wildavsky (1984), Merilee Grindle (1980), Malcolm Goggin
et.al (1990) merupakan sebagian ilmuwan yang menjadi pelopor
pengembangan studi implementasi dalam disiplin Ilmu
Administrasi Publik.
Administrasi pubilik adalah istilah yang berasal dari
Bahasa Inggris public administration yang pada saat ini menjadi
bagian daripada disiplin ilmu pengetahuan yang telah
dikembangkan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Disiplin ilmu adminitrasi publik banyak dikembangkan
diberbagai negara berkembang maupun negara maju karena
setiap negara pada dasarnya memerlukan kajian tentang
bagaimana merumuskan adminitrasi publik yang sesuai dengan
kultur budaya yang berkembang. Meski demikian tak jarang
diantara masyarakat Indonesia kurang mengetahui defenisi atau
pengertian administrasi publik menurut para ahli.
Pengertian administrasi publik pada dasarnya terdiri dari
dua unsur kata, yakni administrasi dan publik “Administrasi”yaitu
dua orang/lebih bersatu untuk mencapai tujuan menggunakan
organisasi dan managemen. Sedangkan “Publik” Umum /
masyarakat, bukan privat. Merupakan masyarakat madani yang
terdiri dari pemerintah dan kelompok masyarakat. Pengelolaan
bersama kepentingan publik (masyarakat madani). Dengan
demikian Definisi Administrasi Publik ialah ilmu yang
mempelajari bagaimana pengelolaan suatu organisasi public /
umum. Berdasarkan sejarah dan ciri-ciri perkembangannya Ilmu
Administrasi Publik yang telah berlangsung selama ini (OPA,
NPM, dan NPS) dapat dilihat pada
table berikut:
Administrasi Publik | 21
4. Harbani Pasolong, “administrasi publik ialah bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga
dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam
memenuhi kebutuhan publik secara efisien dan efektif”
Administrasi Publik | 23
dalam Negara. Kemudian disatukan kedalam satu tujuan yang
sama, yakni menyejahterakan masyarakat sebagai pemilik
mandat terhadap negara.
5. Bidang Ekonomi
Bidang ekonomi ditandai dengan adanya: Perdagangan
internasional dalam bentuk ekspor dan impor Arus modal
dalam bentuk pinjaman dan investasi antarnegara
Kebijakan pasar yang memengaruhi perekonomian negara
Kondisi semacam ini menimbulkan dua dampak, yaitu
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain
sebagai berikut: Taraf hidup dan pendapatan masyarakat
meningkat Makin tersedianya lapangan pekerjaan Kualitas
sumber daya meningkat karena persaingan global Barang
produksi meningkat akibat pertumbuhan ekonomi yang
berkembang Dampak negatifnya antara lain sebagai
berikut: Tatanan perekonomian yang berdasarkan
kekeluargaan semakin pudar Timbulnya kelas-kelas
ekonomi sehingga menimbulkan buruh dan majikan
menjadi perbedaan atau kesenjangan Barang-barang yang
kurang bermutu menumpuk mengakibatkan kerugian yang
besar sehingga ekonomi negara tidak menentu. Contoh
terkait bidang ini paling mudah ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Secara tidak sadar, seseorang bisa
saja membeli barang hasil produksi luar negeri (impor)
tanpa mengetahui bahwa benda tersebut merupakan hasil
adanya globalisasi. Kerja sama antara beberapa negara
yang saling menginvestasikan dana untuk pembangunan
juga bisa dikatakan sebagai contoh globalisasi ekonomi.
Baca juga: Definisi dan Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
dalam Kajian Sosiologi Secara umum, globalisasi di bidang
ekonomi terkait erat dengan perdagangan bebas.
Perdagangan bebas merupakan sistem perdagangan yang
makin luas serta menghilangkan hambatan-hambatan
dalam perdagangan internasional.
7. Bidang Komunikasi
Globalisasi di bidang komunikasi terlihat dari
perkembangan teknologi komunikasi yang semakin
canggih. Kemunculan alat komunikasi, semacam telegram,
telephon, hingga internet pada kenyataannya telah
membuat umat manusia di seluruh dunia saat ini lebih
mudah terhubung. Kondisi berbeda jauh dari masa
beberapa ratus tahun silam saat sarana komunikasi jarak
jauh paling umum adalah surat. Bidang Transportasi
Contoh pengaruh globalisasi juga mudah terlihat di bidang
transportasi. Teknologi transportasi yang semakin canggih
kini membuat proses perpindahan orang dari satu negara
ke negara lain semakin mudah. Modernisasi sektor
transportasi, seperti dimulai dari penemuan kapal uap,
mobil, hingga pesawat telah membuat negara-negara di
dunia semakin mudah terhubung (Yuda Prinada: 2021)
Sehingga Hadion Wijoyo dalam bukunya “Manajemen
Pemasaran di Era Globalisasi (2020:5), menjelaskan
globalisasi adalah proses integrasi internasional yang
terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia,
pemikiran, produk, dan berbagai aspek kebudayaan
lainnya. Secara etimologi, kata globalisasi diambil dari
1. Tujuan E-Government
Ketika pemerintah telah berkomitmen mengembangkan
good governance atau ketatapemerintahan yang baik, maka
pelayanan publik menjadi salah satu titik strategis yang
harus mendapat perhatian khusus. Terdapat beberapa
pertimbangan terkait hal tersebut: 1) Pelayanan publik
adalah ranah dimana negara berinteraksi secara intensif
dengan warganya; 2) Pelayanan publik merupakan ranah
dimana berbagai aspek good governance dapat
2. Manfaat E-Government
Implementasi e-government memiliki banyak manfaat
khususnya dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam
pelayanan publik. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya
adalah:
a. Mengurangi Biaya
Memberikan pelayanan secara on-line atau dalam
jaringan dapat secara signifikan mengurangi total biaya
administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan
pemerintah maupun stakeholdernya dibandingkan
pelayanan secara manual.
b. Mendukung Perkembangan Ekonomi
Teknologi dapat memudahkan pemerintahan dalam
menciptakan iklim bisnis yang positif dengan
menyederhanakan tahapan administrasi atau
mengurangi birokrasi. Selain itu, terdapat dampak
langsung terhadap ekonomi, misalnya seperti dalam e-
procurement atau proses lelang secara elektronik
dimana menciptakan kompetisi yang lebih luas dan lebih
banyak peserta.
c. Memperkuat Transparansi dan Akuntabilitas Implement-
asi e-government dapat meningkatkan transparansi,
kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerinta-
han dalam rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance. e-government membantu meningkatkan
transparansi dalam proses pengambilan keputusan
dengan penyediaan informasi serta pelacakan dalam
jaringan (on-line tracking) yang mudah diakses oleh
masyarakat.
2. Digitalisasi Pemerintahan
Penyederhanaan birokrasi pemerintah menjadi momentum
yang tepat untuk mendukung upaya peningkatan
kompetensi dan keahlian Aparatur Sipil Negara (ASN),
terutama dalam pemahaman dan penguasaan teknologi
informasi. Terlebih di era Revolusi Industri 4.0 dan
pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) saat ini, ASN
semakin dituntut meningkatkan literasi digitalnya dalam
mewujudkan digitalisasi pemerintahan melalui
pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
“Penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi beserta
informasinya harus menjadi kapasitas yang built-
in (tertanam) dari birokrasi kita,” tegas Wapres.
Daftar Pustaka | 93
Brown, Seyom (1992). International Relations in a Changing
Global System: Toward a Theory of World Polity. Boulder,
CO: Westview Press.
Chung, Moo-Kwon. 2001. Rolling Back the Korean State: How Much
has Changed?. Paper presented at the meeting of the IPSA
Section of Structure of Governance, University of
Oklahoma, March 30–31.
Caiden, Gerald (1994). "Globalizing the Theory and Practice of
Public Administration." In Jean-Claude Carcia-Zamor and
Renu Khator, eds. Public Administration in the Global
Village. Westport, CT: Praeger, 45- 59.
Chan, Johnathan (1996). "Challenging the New Imperial
Authority: The World Bank and the Democratization of
Development." Harvard Human Rights foumal 6.
Cleveland, Harlan (1993). Birth ofa New World: An Open Moment
for International Leadership. San Francisco, CA: Jossey-
Bass Publishers.
Cottam, Richard (1979). "Goodbye to America's Shah." Eoreign
SICA Jubilee: Globalization and Public Administration 519
Policy {34): 3-14.
Domhof F, William (1970). The Higher Circles. New York: Random
House.
Dugger, William (1989). Corporate Hegemony. New York:
Greenwood Press.
Dunning, J.H. (1993). The Globalization of Business: The
Challenge of the 1990s. London: Roudedge.
Deal, Terrence E and Allan Kennedy. 1982. Corporate Cultures:
the Rites and Rituals of Corporate Life. New York: Addison
Wesley Publishing Company, Inc. Engkus.(2016)
Administrasi Publik Dalam Perspektif Ekologi. Dalam Jurnal
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. (1). Halaman 91-101.
Daftar Pustaka | 95
Hermawan, R. dan, Zen, Z. (2006). Etika Kepustakawanan: Suatu
Pendekatan terhadap profesi dan Kode Etik Pustakawan
Indonesia. Jakarta : Sagung Seto
Ibrahim, Amin. (2008).Teori dan Konsep Pelayanan Publik serta
Implementasinya. Bandung : Mandar Maju.
Juniari dan Achmad Sodik. (2012). Hukum Administrasi Negara
Dan Kebijakan Pelayanan Publik. Bandung : Nuansa.
Kencana, Inu. (2010).Ilmu Administrasi Publik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Jabbra, Joseph G. and O. P. Dwivedi. 1988. Public Service
Accountability: a Comparative Perspective. Connecticut:
Kumarian Press, Inc.
Lasa, Hs. (2013).Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Ombak.
Moenir, HAS. (2010).Manajemen Pelayanan Umum Di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Osborne, David and Peter Plastrik. 2000. Memangkas Birokrasi:
Lima Strategi Menuju Pemerintah Wirausaha. Jakarta:
PPM.
Pandian, Paul. (2001).RFId For Libraries A partical Guide. New
Delhi : Chandos Publishing Santosa, Pandji.
(2012).Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good
Governance, Bandung : Refika Aditama.
Pierre, Jon and B. Guy Peters. 2000. Governance, Politics and the
State. New York: St. Martin’s Press Inc.
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah
Mada. 2001.
Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia: Temuan dari Sumatra
Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Yogyakarta: Kerja sama dengan Ford Foundation.
Rohdewohld, Rainer. 1995. Public Administration in Indonesia.
Melbourne: Montech PTY Ltd.
Daftar Pustaka | 97
Economist Inteligence Unit. (2020). The next calamity: The
coronavirus could devastate poor countries.
https://www.economist.com/leaders/2020/03/26/the-
coronavirus-could- devastate-poor-countries.
Dipublikasikan The Economist pada 26 Maret 2020, dan
diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
McKinsey and Company. (2020). Covid-19 Briefing Note: Global
Health and Crisis Response.
https://www.mckinsey.com/featured-
insights/coronavirus-leading- through-the-crisis.
Dipublikasikan 25 Maret 2020.
Muhyiddin, & Dharendra Wardhana. (2020). Covid-19 Outbreak
and Development Planning in Indonesia. The Indonesian
Journal of Development Planning, 4(1).
https://doi.org/10.36574/jPP.V4I1.108.
Panji Hadisoemarto. (2020). Preokupasi R(T) dan Hidup Zaman
Normal Baru.
https://majalah.tempo.co/read/kolom/160591/kolom-
statistik-rt-dan- penggunaannya-dalam-kebijakan-publik-
tentang-normal-baru. Dipublikasikan Majalah Tempo edisi
30 Mei 2020, diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Santoso. (2014) Perencanaan dan Pembuatan Aplikasi
Perpustakaan Berbasis RFId.Dalam.Jurnal Teknologi dan
Industri Vol. 3 (1). Halaman 48.
Supriyono. (2010) Penerapan Aplikasi RFID di Bidang
Perpustakaan”. Halaman 8. Maryono. (2005) Dasar-dasar
Radio Frequency Identificatio(RFID) Yang Berpengaruh Di
Perpustakaan.
Dalam Jurnal Media Informasi.Vol. XIV (20). Halaman 19.
Yogi, Imanudin. (2017) .Kualitas Pelayanan Peprustakaan
di Badan Peprustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat. Vol 2 (1). Halaman 21.
Daftar Pustaka | 99
BERITA ONLINE
Bappenas Official Website. 25 Februari 2020. Rencana Kerja
Pemerintah 2021: Penguatan Industri, Pariwisata, Dan
Investasi Diusung. https://www.bappenas.go.id/id/berita-
dan-siaran-pers/rencana-kerja-pemerintah-2021-
penguatan-industri-pariwisata- dan-investasi-diusung/.
Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Bappenas Official Website. 1 Mei 2020. Menteri Suharso
Tegaskan Komitmen Bappenas Realokasi Anggaran IKN
2020 untuk Percepat Pemulihan Sosial-Ekonomi
Indonesia. https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-
siaran-pers/menteri-suharso-tegaskan- komitmen-
bappenas-realokasi-anggaran-ikn-2020-untuk-percepat-
pemulihan- sosial-ekonomi-indonesia/ . Diakses pada
tanggal 30 Mei 2020.
Bappenas Official Website. 10 Mei 2020. Menteri Suharso
Jabarkan Strategi Bappenas untuk Percepatan
Pembangunan 62 Daerah Tertinggal.
https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-
pers/menteri-suharso-jabarkan- strategi-bappenas-untuk-
percepatan-pembangunan-62-daerah-tertinggal/ . Diakses
pada tanggal 30 Mei 2020.
The Indonesian Journal of Development Planning Volume IV No.
2 – Juni 2020
Covid-19,BappenasDorong Contactless Dan Cashless Society,
https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-
pers/terapkan-protokol- masyarakat-produktif-dan-aman-
covid-19-bappenas-dorong-contactless-dan- cashless-
society/. Diakses pada tanggal 30 Mei 2020.
Kompas Online. 18 April 2020. Indonesia Diproyeksikan Tumbuh
0,5 Persen Tahun Ini.
https://kompas.id/baca/ekonoMI/2020/04/18/Indonesia-
diproyeksikan-tumbuh- 05-persen-tahun-ini/. Diakses
pada tanggal 30 Mei 2020.