Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INTEGRASI LITERASI DAN CRITICAL THINGKING COMMUNICATION,


COLABORATION AND CREATIVITY 4C (Integrasi literasi dan komunikasi berpikir
kritis, kolaborasi dan kreativitas 4C) DALAM MATERI PKN.”

Disusun Oleh:

Ariyanti (4522103016)

MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... 4
D. Manfaat ........................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
ISI ........................................................................................................................... 6
A. CRITICAL THINGKING .................................................................................... 6
B. COMMUNICATION ........................................................................................ 7
C. COLABORATION ............................................................................................ 8
E. 4C DALAM PEMBELAJARAN PPKN ............................................................... 10
BAB III .................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
B. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi telah mengubah tatanan
hidup masyarakat. Seperti yang terjadi pada: (1) revolusi industri 1.0 yang terjadi
pada abad ke18 bahwa tenaga manusia digantikan mesin uap. Akibatnya produksi
barang lebih banyak dan lebih cepat, (2) revolusi industri 2.0 dimulai pada tahun
1900-an ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik, dan alat transportasi
sehingga perpindahan barang lebih cepat dan lebih banyak, (3) revolusi industri
3.0 ditandai dengan ditemukan komputer, internet, robot, dan telepon genggam.
Dengan ditemukan teknologi tersebut banyak tenaga manusia digantikan dan
terjadi otomatisasi menjadikan kehidupan manusia lebih mudah, dan (4) revolusi
industri 4.0 yangditemukan pada awal abad 21 diwarnai oleh kecerdasan buatan
(artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil
otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan eksponensial
yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan
politik(Satya, 2018).

Pada kurikulum 2013 terdapat perubahan terutama pada permendikbud


nomor 20 tahun 2016. Perubahan tersebut adalah tentang keterampilan yang
sangat diperlukan oleh anak-anak bangsa. Oleh karena itu diperlukan keterlibatan
semua pihak terutama pihak sekolah dalam menyiapkan anak-anak bangsa agar
memiliki sejumlah keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan di abad 21 ini.
Untuk bisa berperan secara bermakna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka
setiap warga negara dituntut untuk memiliki kemampuan yang dapat menjawab
tuntutan perkembangan zaman.
Hal ini menuntut peran pendidik untuk mengembangkan keterampilan baik
hard skill maupun soft skill pada peserta didik dalam pembelajaran di sekolah agar
dapat terjun kedunia pekerjaan dan siap berkompetisi dengan negara lain. Guru
menyiapkan segala perangkat seperti kurikulum, Rencana Pelaksaan
Pembelajaran, dan model atau metode yang diintergrasikan dengan pembelajaran
abad 21. Dengan mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran,
diharapkan setiap individu memilki keterampilan untuk hidup di abad ke-21
dengan berbagai peluang dan tantangan yang akan di hadapi di era kemajuan
teknologi dan informasi. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan
berbagai keterampilan abad ke-21 sebagai sarana kesuksesan di abad dimana
dunia berkembang dengan cepat dan dinamis

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud critical thingking?
2. Apa yang dimaksud communication?
3. Apa yang dimaksud colaboration?
4. Apa yang dimaksud creativity?
5. Bagaimana 4C dalam pembelajaran PPKN?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Apa yang dimaksud critical thingking
2. Menjelaskan Apa yang dimaksud communication
3. Menjelaskan Apa yang dimaksud colaboration
4. Menjelaskan Apa yang dimaksud creativity
5. Menjelaskan Bagaimana 4C dalam pembelajaran PPKN
D. Manfaat
1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.
2. Bagi Guru
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan
prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada
umum.
BAB II
ISI

A. CRITICAL THINGKING

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang
digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan
penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat
dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan
untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan
pendapat orang lain (Elaine B. Johnson, 2009: 182).
Setiap manusia pasti memiliki skill untuk berpikir. Berpikir menjadi
kodrat alamiah yang setiap saat dilakukan dalam seluruh aktivitas
kehidupan. Berpikir sendiri terbagi menjadi beberapa tingkatan mulai dari
yang paling sederhana yang hanya membutuhkan ingatan, sampai pada
level yang paling tinggi dan membutuhkan perenungan.
Berpikir kritis secara esensial adalah proses aktif dimana seseorang
memikirkan berbagai hal secara mendalam, mengajukan pertanyaan untuk
diri sendiri, menemukan informasi yang relevan untuk diri sendiri daripada
menerima berbagai hal dari orang lain (John Dewey dalam Alec Fisher,
2009: 2).
Elaine B. Johnson (2009: 185) mengatakan bahwa tujuan berpikir
kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Sementara itu,
Fahruddin Faiz, (2012: 2) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis
sederhana yaitu untuk menjamin, sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita
valid dan benar. Dengan kemampuan untuk berpikir kritis siswa akan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Seseorang tidak dapat belajar
dengan baik tanpa berpikir dengan baik. Pemikiran kritis berhubungan pada
kesuksesan karir, tapi juga untuk kesuksesan di pendidikan tinggi.

B. COMMUNICATION

Communication (komunikasi) adalah proses pertukaran bahasa yang


Berlangsung dalam dunia manusia. Oleh sebab itu komunikasi selalu
melibatkan manusia baik dalam konteks intrapersonal, kelompok maupun
massa. Peneliti komunikasi membuktikan bahwa hingga saat ini bahasa
diakui sebagai media paling efektif dalam melakukan komunikasi pada
suatu interaksi antar individu seperti halnya kegiatan penyuluhan dan
pembinaan, proses belajar mengajar, pertemuan tempat kerja dan lain-lain
(Muhtadi, 2012).

Berkomunikasi artinya perkembangan bicara dan bahasa yang


mempunyai muatan emosi dan sosial, yaitu bagaimana sesi komunikasi itu
dapat berlangsung secara timbal balik (Van, 2011).

Komunikasi merupakan suatu aktifitas yang sangat sering dilakukan


oleh setiap orang dalam lingkup apapun, dimanapun, dan kapanpun.Karena
komunikasi sangatlah penting bagi kehidupan kita. Semua orang
membutuhkan komunikasi karena adanya komunikasi semuanya menjadi
lebih mengerti. Komunikasi mempertemukan antara komunikan dengan
komunikator. Komunikan yang menerima sedangkan komunikator yang
menyampaikan pesan. Berinteraksi dengan cara berkomunikasi tidak harus
dengan ucapan kata-kata tetapi juga bisa menggunakan gerak mimik tubuh
seperti tersenyum, mengedipkan mata, melambaikan tangan, juga bisa
menggunakan persaan yang ada dalam hati seseorang. Tetapi pesan
komunikasi akan bisa diterima oleh komunikan apabila komunikan
mengerti apa yang komunikator sampaikan (Wilson, 2009:10)

Seiringnya perkembangan zaman, kita tentunya perlu tahu


bagaimana cara berkomunikasi secara efektif. Karena dengan dapat
berkomunikasi secara efektif tentunyakita tak kalah saing dengan negara
lain. Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam
proses komunikasi. Tujuan dari komunikasi yang efektif sebenarnya adalah
memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan
antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang
digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat
dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau
komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak
terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan
bahasa nonverbal secara baik. (Kurnia, 2009:15).

C. COLABORATION

Beberapa peneliti membuktikan bahwa peserta didik akan belajar


dengan lebih baik jika mereka secara aktif terlibat pada proses embelajaran
dalam suatu kelompokkelompok kecil. Peserta didik yang bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil cenderung belajar lebih banyak tentang materi
ajar dan mengingatnya lebih lama dibandingkan jika materi ajar tesebut
dihadirkan dalam bentuk lain, misalnya bentuk dalam ceramah, tanpa
memandang bahan ajarnya (Warsono dan Hariyanto, 2012: 66-67).

Suatu pembelajaran termasuk pembelajaran kolaboratif apabila


anggota kelompoknya tidak tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat
beranggotakan dua orang, beberapa orang atau bahkan lebih dari tujuh
orang. Lebih lanjut Wasono dan Hariyanto mengemukakan bahwa
pembelajaran kolaboratif dapat terjadi setiap saat, tidak harus di sekolah,
misal sekelompok siswa saling membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah, bahkan pembelajaran kolaboratif dapat berlangsung antar siswa
yang berbeda kelas maupun dari sekolah yang berbeda. Jadi, pembelajaran
kolaboratif dapat bersifat informal yaitu tidak harus dilaksanakan di dalam
kelas dan pembelajaran tidak perlu terstruktur dengan ketat (Warsono dan
Hariyanto (2012: 50-51).

D. CREATIVITY
Lawrence dalam Suratno, 2005: 24menyatakan kreativitas
merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna
dan dapat dimengerti. Berbeda dengan Lawrence, Chaplin dalam Yeni
Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010: 16) mengutarakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau
dalam persenian, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan
metode-metode baru. Suratno mengemukakan bahwa kreativitas adalah
suatu ativitas yang imajinatif yang memanifestasikan (perwujudan)
kecerdikan dari pikiran yang berdaya guna menghasilkan suatu produk atau
menyelesaikan suatu persoalan dengan cara tersendiri. (Suratno, 2005:24)
Menurut Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2010: 30-31) kreativitas
anak dapat berkembang dengan baik bila didukung oleh beberapa faktor
seperti berikut: 1) Memberikan rangsangan mental yang baik Rangsangan
diberikan pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana
psikologis anak 2) Menciptakan lingkungan kondusif Lingkungan kondusif
perlu diciptakan agar memudahkan anak untuk mengakses apapun yang
dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk mengembangkan
kreativitasnya. 3) Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas Guru
yang kreatif akan memberikan stimulasi yang tepat pada anak agar anak
didiknya menjadi kreatif. 4) Peran serta orangtua Orangtua yang dimaksud
disini adalah orangtua yang memberikan kebebasan anak untuk melakukan
aktivitas yang dapat mengembangkan kreativitas.

E. 4C DALAM PEMBELAJARAN PPKN

1. Dalam PPKN keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills) merupakan


keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah atau mengabil
keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi. Keterampilan ini mutlak
diperlukan oleh semua orang untuk mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan riilnya. Di samping itu, keterampilan berpikir kritis ini termasuk
kemampuan membedakan kebenaran atau kebohongan, fakta atau opini,
atau fiksi dan non fiksi. Bukankah dalam kehidupan selalu dihdapkan pada
masalah yang harus dipecahkan dan diambil keputusan sebagai solusi dari
masalah tersebut?Atau banyaknya kebohongan (hoaks) di media sosial?
Keterampilan berpikir kritis dapat dilatihkan dalam pembelajaran dengan
menantang peserta didik dengan masalah-masalah kontekstual dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Dalam Pembelajaran PPKN, Keterampilan berkomunikasi (Communication
Skills) merupakan keterampilan untuk menyampaikan pemikiran, gagasan,
ide, pengetahuan, dan informasi baru yang dimiliki kepada orang lain
melalui lisan, tulisan, simbul, gambar, grafis, atau angka. Keterampilan ini
termasuk keterampilan mendengarkan, memperoleh informasi, dan
menyampaikan gagasan di hadapan orang banyak (Zubaidah, 2018).
Berkomunikasi tujuannya mencapai pengertian bersama yang lebih baik
mengenai masalah penting bagi semua pihak yang terkait. Keterampilan ini
dapat dilatihkan di semua lembaga pendidikan maupun di lembaga lain
dengan memberikan tantangan untuk menyampaikan gagasan kepada
orang lain. Berkomunikasi dikatakan berhasil bila orang laing memahami
atau sepakat dengan gagasan yang disampaikan.
3. Dalam Pembelajaran PPKN Keterampilan kolaborasi (Collaboration Skills)
merupakan keterampilan bekerjasama, saling bersinergi, beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggung jawab, serta menghormati perbedaan. Dalam
berkolaborasi akan terjadi saling mengisi kekurangan dengan kelebihan
yang dimiliki yang lain sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan
dengan baik dalam suasana kebersamaan. Keterampilan ini dapat dilatihkan
dalam pembelajarannya.
4. Dalam Pembelajaran PPKN, Keterampilan berikir kreatif (Creative Thinking
Skills) adalah kemampuan untuk meniciptakan ide atau gagasan yang baru
yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Kreatif adalah
kemampuan mengembangkan (menciptakan) ide dan cara baru yang
berbeda dari sebelumnya. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan hal baru, baik berupa gagasan, maupun
karya nyata. Kreatif atau kratifitas dapat memberikan dampak positif bagi
semua orang maupun lingkungan masyarakat. Kreatif dan inovatif sering
disamakan oleh kebanyakan orang. Namun, sebenarnya kreatif dan inovatif
adalah berbeda. Inovatif diwujudkan dalam inovasi yang merupakan
gagasan atau ide yang baru yang diperoleh melalui pengembangan secara
beratahap dan diwujudkan dalam suatu gagasan atau hasil karya.
Keterampilan berpikir kreatif dibawa sejak lahir. Namun, keterampilan ini
dapat pula dilatih dengan memberikan tantangan berupa masalahmasalah
yang menuntut untuk menemukan solusi-solusi yang baru, baik berupa ide,
gagasan, maupun berupa hasil karya dalam memecahkan masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Critical Thinking atau berpikir kritis, dapat dilatihkan melalui pendekatan
pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan masalah. Adapun
strategi pembelajaran yang digunakan adalah: problem based learning,
project based learning, cooperative group investigation, inquiry learning dan
lainnya.
2. Collaborationatau bekerjasama dapat dilatih melalui strategi coopererative
learning. Dalam strategi kooperatif terdapat nilai moral: penghargaan
terhadap kelompok, tanggung jawab perseorangan dan kelompok,
kesempatan untuk berhasil bersama, belajar menyenangkan, bekerja
berpasangan, dan kerja kelompok. Di samping itu, strategi pembelajaran lain
dapat digunakan untuk melatih keterampilan kolaborasi dengan tetap kerja
berkelomok dengan memunculkan nilai moral yang ada dalam pembelajaran
kooperatif.
3. Communicationatau kemampuan berkomunikasi, dapat dilatih melalui:
menyusun laporan hasil kegiatan, presentasi tugas proyek, diskusi
kelompok/kelas, pembelajaran dalam jaringan (daring), dan kegiatan lain yang
menimbulkan interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lain, dosen,
dan dengan sivitas sekolah/kampus lainnya.
4. Creativityatau kreativitas dapat dilatih dengan problem based learning,
project based learning, cooperatif group investigation, inquiry learning. Dalam
penerapan strategi tersebut, dilanjutkan dengan tantangan berupa cara
pemecahan masalah secara berbeda-beda dengan melihat masalah tersebut
dari berbagai sudut pandang.

B. Saran
Setiap guru merencnakan dan melaksanakan pembelajarannya untuk
melatih keterampilan 4C, membudayakan keterampilan 4C dalam segala aspek
kehidupan di sekolah atau kampus, dan (3) mengukur keterampilan 4C sehingga
perkembangan keterampilan 4C peserta didik dapat diketahui. ampu membawa
bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Elaine B.,Contextual Teaching And Learning. (Edisi Terjemahan Ibnu
Setiawan). Bandung: MLC, 2009.

Kurnia, Rita. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Cendekia Insane:
pekan baru, 2009.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: pustaka setia, 2011.

Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Dakwah Teori Pendekatan Dan Aplikasinya


Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012.

Ma'rifah (2023) IMPLEMENTASI CRITICAL THINKING, CREATIVITY,


COMMUNICATION DAN COLLABORATION (4C) SEBAGAI KETERAMPILAN
ABAD 21 DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI MAN 1 HULU SUNGAI TENGAH,
https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/35923

Satya, V. E. (2018) Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Jurnal Kajian


terhadap Isu Aktual Dan Strategis.X(09) hal. 19-25

Van, Tiel Julia Maria. Pendidikan Anakku Terlambat Bicara. Jakarta: Perdana,
2011.

Warsono & Hariyanto. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: Remadja
Rosdakarya, 2012.

Wilson. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,. FKIP UNSRI: Pekan Baru, 2009.

Anda mungkin juga menyukai