Anda di halaman 1dari 19

PERSIAPAN SEMINAR

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
NAMA : Mashati Ziliwu
Firman Jaya Telaumbanua
Eltanius Hulu
Asli Sadar Hati Lahagu
James Ingatan Hulu
SEMESTER : VI
MATA KULIAH : Seminar PKn
DOSEN PENGAMPU
Bpk. BERKAT PERSADA LASE, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun
atau menyelesaikan tugas ini. Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka
memenuhi tugas pada mata kuliah : Seminar PKn.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
tugas ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak
Berkat Persada Lase S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen pengampu mata kuliah, karena telah
memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini hingga selesai.

Gunungsitoli, Maret 2023


Penulis,

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
1. Penentuan tema dan tujuan seminar...............................................................
2. Penentuan waktu dan tempat seminar............................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran .............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak hal konkret yang terjadi di dunia ini berawal dari suatu imajinasi,
angananagn atau ide seseorang atau sekelompok orang yang pada awalnya merupakan
suatu hal yang mustahil diwujudkan. Demikian pula dengan sebuah seminar, gagasan
bisa datang dari pimpinan atau orang dalam suatu lembaga, organisasi atau institusi atau
dari pihak lain diluar lembaga asal punya akses ke lembaga.
“Gagasan” yang berupa imajinasi atau ide tersebut lebih dikerucutkan lagi menjadi
suatu “Tujuan” yang hendak dicapai, manfaat yang dapat diraih atau topik maupun tema
yang akan diusung dalam sebuah seminar. Kalau gagasan tersebut berasal dari mereka
yang punya power untuk melaksanakan, tidak menajdi masalah, bila penggagas pihak
yang tidak mempunyai power, maka dia harus bisa meyakinkan dan komunikasikan
gagasannya kepada si pemilih power agar gagasan tersebut dapat diwujudkan.
Kalau tujuan, manfaat, topik atau tema sebuah tema telah disepakati, maka si
penggangas perlu menindaklanjutinya dengan memilirkan apa dan siapa sasaran atau
penerima informasi yang hendak dituju dan kira-kira dan siapa yang menjadi sumber
informasi bagi sasaran yang dimkasud.
Sumber informasi akan menyampaikan suatu pendapat kepada pendengarnya atau
sasaran informasi dengan harapan penerima informasi tersebut memperoleh sesuatu yang
baru untuk dikembang tumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada yang
lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penentuan tema dan tujuan seminar
2. Bagaimana penentuan waktu dan tempat seminar

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penentuan tema dan tujuan seminar
2. Untuk mengetahui penentuan waktu dan tempat seminar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Persiapan Seminar

Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di


sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti “tanah tempat menanam
benih”.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana
mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan
melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah
presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta
bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas
seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas).
Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik
yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar
memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah
pengajaran akademis.
Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas
kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa
memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam
diskusi).
Seminar bukanlah sebuah ilmu melainkan sebuah pengetahuan belaka. Pengertian
seminar tidak jauh berbeda dengan pengertian diskusi,yaitu saling bertukar pikiran
secara lisan. Aktivitas saling bertukar pikiran adalah kodrat dari setiap manusia.

5
Melalui seminar akan diperoleh beberapa manfaat seperti:
1. Melatih untuk bersikap demokratis.
2. Melatih untuk bersikap toleransi.
3. Mengembangkan kepribadian.
4. Sarana melatih berfikir lebih baik.
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman.
6. Pengembangan kecendekiaan dan kreatifitas.
Suatu seminar pasti melibatkan beberapa unsur. Unsur tersebut dibagi menjadi tiga
bagian,yaitu:
1. Unsur Manusia yang meliputi pemandu atau moderator, penulis, penyaji makalah dan
peserta.
2. Unsur Materi yang meliputi masalah, tema atau topik pembicaraan.
3. Unsur Fasilitas yang meliputi ruangan, meja, kursi, alat-alat audiovisual, papan tulis,
kertas dan sebagainya.
Untuk melaksanakan seminar tentu diperlukan persiapan. Persiapan tersebut harus
menjawab pertanyaan siapa yang menjadi pelaksana seminar, siapa penyaji
makalahnya, siapa pesertanya, apa materinya, dimana pelaksanaannya, dan fasilitas
apa saja yang harus disediakan agar pelaksanaan seminar tersebut dapat berjalan
dengan lancar.
Untuk melaksanakan seminar sebaiknya dibentuk sebuah panitia pelaksana yang
dipimpin oleh seorang ketua,sekretaris dan bendahara ditambah dengan beberapa
urusan atau seksi. Urusan atau seksi yang dibentuk haruslah sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya,harus ada seksi yang mengurusi penggandaan makalah, surat-menyurat,
tanda peserta, piagam atau tanda keikutsertaan. Demikian pula harus ada seksi yang
mengurusi fasilitas seminar seperti soal tempat, meja, kursi, papan tulis, alat-alat
audiovisual, dan sebagainya. Jika seminar dilaksanakan lebih dari satu hari, perlu pula
seksi yang mengurus akomodasi, transportasi, dan konsumsi. Agar pekerjaan panitia
dapat berlangsung tertib dan lancar,maka panitia seminar harus dapat merumuskan
tugas-tugas yang harus dikerjakan,dan siapa-siapa orang-orang yang
bertanggungjawab melaksanakannya. Tugas-tugas itu misalnya menyangkut soal siapa

6
yang menghubungi penyaji makalah,tema apa yang disajikan,berapa biaya yang
dibutuhkan dan darimana sumbernya,siapa saja yang menjadi peserta dan apa saja
kewajibannya,kapan dan dimana seminar dilaksanakan.
Baik panitia maupun penyaji hendaknya memperoleh gambaran unsur manusia yang
terlibat di dalam seminar tersebut. Aktivitas untuk memperoleh gambaran itu penting
agar mereka yang terlibat didalamnya mengetahui sifat dan sikap masing-masing. Hal-
hal yang perlu dianalisis yaitu: (1) analisis pribadi meliputi posisisnya dalam
seminar,status,keluarga,pendidikan dan spesialisasinya. (2) analisis sikap dan sifat
meliputi cara berfikirnya,emosionalitasnya,keterampilan berbicaranya dan perilaku
atau kebiasaankebiasaannya. (3) analisis kelompok meliputi homogenitas dan
heterogenitas, sikap kerjasama, perhatian, toleransi dan prasangkanya.
Seseorang yang akan mengikuti seminar dituntut untuk memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam mengutarakan pendapat. Kemampuan mengutarakan pendapat
dapat dilihat dari dua aspek. Pertama dilihat dari kemampuan berbahasa yang meliputi
kemampuan menggunakan bahasa yang baik, tepat dan cermat. Kedua, kemampuan
mengutarakan pendapat secara analitis, logis dan kreatif.
Cara mengutarakan pendapat secara baik berarti mengutarakan pendapat dalam
konteks yang masuk akal, mudah dipahami, yang tercermin dalam ungkapan bahasa
yang digunakan. Mengutarakan pendapat secara analitis artinya mengutarakan
pendapat secara sistematik dan teratur. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan
pendalaman masalah yang dibicarakan dan disampaikan dengan tidak bertele-tele.
Selain hal itu,berfikir kreatifpun dituntut dalam sebuah diskusi. Kreatif disini
maksudnya ialah: (1) hasil pikiran tesebut merupakn hal yang baru. (2) tidak
konvensional. (3) mengandung motivasi yang tinggi dan tahan lama.
Untuk menyelenggarakan seminar,panitia harus dapat mempersiapkan segala
sesuatunya dengan baik. Seperti yang telah disampaikan pada pembahasan
sebelumnya,maka panitia paling tidak mengecek:

a. Undangan.
Baik undangan untuk acara pembuka maupun penutupan. Undangan yang dicek
tersebut termasuk undangan yang akan ditujukan kepada peserta seminar,penyaji

7
makalah,pemandu seminar atau moderator dan undangan untuk mereka yang diminta
untuk membuka seminar itu secara resmi. Undangan hendaknya diberikan tidak terlalu
jauh jaraknya dengan penyelenggaraan seminar,juga tidak terlalu dekat dengan waktu
pelaksanaan.
Undangan yang terlalu jauh jaraknya akan dilupakan orang,sebaliknya jika terlalu
dekat dapat menyebabkan orang yang diundang tidak datang karena memiliki acara
lain yang telah dijadwalkan. Undangan harus menjelaskan hari,tanggal,tempat
seminar(bila perlu disertakan petanya),materi atau bahan yang akan
diseminarkan,termasuk jadwal acara.

b. Ruang seminar.
Panitia penyelenggara harus menyediakan ruang seminar yang memadai dan sesuai
untuk penyelenggaraan acara tersebut. Hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Cara mengatur tempat duduk. Tempat duduk selain disesuaikan dengan bentuk ruangan
juga disesuaikan dengan maksud seminar. Seminar biasanya sarat dengan pengumpulan
ide-ide, karena itu tata letak tempat duduk harus mencerminkan demokratis. Tata letak
meja yang melingkar atau setengah melingkar cocok untuk seminar atau yang berbentuk
segi empat panjang. Sedangkan yang berbentuk huruf “U” atau “V” apalagi berbentuk
klas harus dihindari karena bersifat otoriter. Tata letak seperti ini hanya cocok untuk
rapat yang berisi penjelasan dengan maksud agar tidak bertele-tele.
2. Lampu penerangan. Panitia juga harus memperhatikan tata lampu ruang seminar. Harus
diperiksa apakah penerangan yang ada sudah cukup, terlalu terang atau kurang terang.
Usahakan menggunakan bola lampu yang buram sehingga sinar yang keluar tidak
menyilaukan mata.

c. Sistem suara.
Yang dimaksud dengan sistem suara adalah alat-alat pengeras suara beserta
kelengkapannya. Sering terjadi karena alat pengeras suara tidak bekerja dengan baik,
maka seminar yang semula diperkirakan akan berlangsung sukses akhirnya tidak
berjalan lancar hanya karena persoalan pengeras suara yang macet. Untuk itu perlu
persiapan yang cermat dalam penataan sistem suara ini, baik menyangkut letaknya

8
maupun kekuatan suaranya. Untuk kelancaran suara biasanya disediakan pula pengeras
suara tanpa kawat(Wireless Microphone). Semua peralatan ini harus dicoba sebelum
acara yang sebenarnya dimulai.

d. Alat tulis.
Untuk keperluan tulis-menulis,maka alat-alat berikut ini perlu dipersiapkan. Alat-alat
itu adalah: map dengan perlengkapannya(biasanya berupa tas) yang didalamnya berisi
kertas kosong,pulpen,jadwal acara dan bahan-bahan seminar. Demikian pula perlu
dipersiapkan pensil atau ball point dan mesin tulis. Pada saat sekarang
penyelenggaraan seminar telah cukup maju,sehingga pada sisi tertentu dari ruangan
terdapat seperangkat komputer atau laptop.

e. Makanan dan minuman.


Panitia juga harus memperhatikan makanan dan minuman. Jika seminar
diselenggarakan satu hari penuh perlu makan siang. Biasanya pada pagi hari sekitar
pukul 10.00 dan sore hari sekitar pukul 15.00 dihidangkan pula makanan kecil. Ada
beberapa cara untuk menghidangkan makanan kecil. Ada yang dihidangkan sebelu
peserta seminar duduk,disajikan pada saat acara berlangsung,pada waktu istirahat
dengan mengambil sendiri,ada pula yang dikombinasikan dengan menyajikan
minuman itu sebelum scara dimulai dan pada saat istirahat juga disediakan minuman
dan makanan ringan.
f. Akomodasi.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya,panitia harus menyediakan akomodasi
peserta bila acara tersebut berlangsung lebih dari satu hari. Panitia sesuai dengan
kemampuannya dapat menentukan apakah penginapan disediakan gratis atau peserta
membayar. Jika peserta membayar,maka yang perlu dipersiapkan oleh panitia adalah
informasi tentang penginapan tersebut,baik soal jarak dengan tempat seminar
berlangsung,tarif beserta fasilitasnya maupun pelayanannya.

g. Kesehatan.

9
Yang tidak kalah pentingnya adalah masalah kesehatan. Panitia harus mempersiapkan
petugas kesehatan khususnya untuk pertolongan pertama.

h. Tugas dan Fungsi Pemandu (Moderator) serta Peserta Seminar


Seminar akan berlangsung dengan baik jika pemandu dan peserta seminar mampu
menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dengan baik. Tugas pemandu atau
moderator:
1. Menjelaskan tujuan dan maksud seminar.
2. Menjamin kelangsungan seminar secara teratur dan tertib.
3. Memberikan stimulasi,anjuran,ajakan agar setiap peserta benar-benar mengambil
bagian dalam seminar.
4. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan dan membuat beberapa
kesimpulan kesepakatan yang berhasil dicapai dalam seminar.
5. Mempersiapkan laporan.

I. Fungsi pemandu atau moderator:


1. Sebagai pengarah. Pemandu harus dapat mengarahkan seminar menuju tujuan yang ingin
dicapai. Untuk itu ia harus lebih siap dibanding peserta. Ia punya konsep pemecah. Karena itu ia
harus mempunyai data-data yang relevan dengan seminar tersebut.
2. Sebagai layar pemantul. Maksudnya,pemandu dapat meneruskan pembicaraan dari
peserta satu ke peserta lainnya. Untuk itu ia harus mampu mengambil intisari setiap
pembicaraan. Bila belum jelas ia dapat saja tidak meneruskan pertanyaan seseorang
kepada lainnya. Tetapi ia tanyakan terlebih dahulu kepada si penanya.
3. Sebagai penengah bila timbil ketegangan. Pemandu harus cakap melerai bila timbul
ketegangan dalam seminar. Untuk itu seorang pemandu atau moderator harus memiliki
sifat adil dan tidak berat sebelah.
4. Sebagai pencari jalan. Bila seminar macet,pemandu harus cakap mencari jalan
keluar,bila perlu minta bantuan kepada peserta yang pandai berinisiatif. Pemandu harus
cepat mengembalikan seminar kepada tujuannya jika terjadi penyelewengan
pembicaraan dalam seminar.

10
5. Sebagai pemberi semangat. Adakalanya seminar berlangsunh dingin,tidak bergairah dan
peserta menjadi pasif. Untuk itu seorang pemandu harus pandai membangkitkan
semangat peserta dengan rangsangan-rangsangan, baik berupa anekdot, mengemukakan
hal-hal yang aneh, mencolok, sekedar untuk membangkitkan perhatian peserta.
6. Sebagai penyimpul dan penentu keputusan. Pemandu haruslah menyimpulkan
pembicaraan,bila perlu dengan keputusan,jika pembicaraan sudah cukup memberikan
petunjuk tentang kesimpulan apa yang harus dicapai.
Sukses tidaknya suatu seminar banyak tergantung kepada kepiawaian pemandu atau
moderator. Karena itulah maka pemandu harus memelihara persahabatan antara ia
dengan peserta dan antar peserta satu dengan yang lainnya,sehingga tercipta suasana
yang baik dan penuh kebebasan.
Selain bersikap adil dan tidak memihak,seorang pemandu juga dituntut untuk
berwibawa. Pemandu harus memiliki kepribadian yang baik,toleransinya tinggi dan
simpati kepada orang lain. Pada diri seorang pemandu hendaknya ada rasa
humor,karena itu penting pada saat ia menjalankan tugasnya. Selain itu, intelegant dan
berkemampuan untuk menentukan keputusan. Yang paling penting lagi seorang
pemandu memang mempunyai kemampuan berbicara sekaligus mampu pula menjadi
pendengar yang baik.
Dinamika dan aktivitas seminar tergantung di tangan peserta seminar. Oleh karena
itu,kesadaran peserta untuk memenuhi tugas-tugasnya sangatlah diperlukan. Secara
umum tugas peserta seminar adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi.
2. Menjaga suasana yang nyaman dan segar.
3. Aktif memberikan usul dan saran.
4. Aktif memberikan informasi dan pendapat.
5. Aktif meminta pendapat dan informasi.
6. Mengajukan pertanyaan dan meminta dasar pendirian seseorang.
7. Mengajukan keberatan dan mengajukan contoh serta bukti jika ia tidak setuju terhadap
gagasan dan pendapat peserta lainnya.

11
8. Mengusulkan kesimpulan, meminta kesimpulan, atau berusaha untuk menyimpulkan
bersama.
9. Mengikuti dan memusatkan perhatian selama berlangsungnya seminar.
Sejalan dengan tugas-tugas peserta tersebut,dapatlah digambarkan bahwa setiap
peserta mempunyai fungsi:
1. Sebagai penyumbang pendapat atau opini. Peserta seminar harus berani
mengeluarkan pendapat atau opininya. Tidak perlu takut salah. Terkadang justru
dengan kesalahannya itulah muncul kebenaran.
2. Sebagai pembantu penyimpilan. Dapat saja terjadi pemandu seminar kesulitan untuk
menyimpulkan dan merumuskan hasil seminar. Untuk itu peserta mempunyai
kewajiban membantu menyimpulkan dan merumskannya.
3. Sebagai penyumbang data. Keculi opini, seminarpun tentu berharap memperoleh
masukanmasukan berupa data dan informasi yang sangat berguna untuk
memecahkan masalah. Peserta hendaknya aktif memberikan data dan informasi.
Kalaupun tidak memiliki data,ia dapat menunjukkan dimana data dan informasi itu
diperoleh agar mudah untuk ditelusuri.
4. Sebagai pembantu pemandu. Peserta dapat saja membantu pemandu dalam
menjalankan tugasnya. Kita sering melihat pemandu tidak mampu mengangkat
gairah dan semangat peserta seminar. Saat-saat seperti itu, dengan inisiatif dan cara
yang baik,bisa saja seorang peserta mengambil inisiatif untuk meningkatkan
kegairahan dan semangat peserta.
5. Sebagai penerima hasil keputusan. Fungsi ini sangat untuk disadari peserta, karena
apapun keputusan seminar hendaknya ia tunduk dan melaksanakan keputusan itu.
6. Dalam seminar terdapat pula orang yang berperan sebagai penulis yang bertugas menulis
notula seminar yaitu catatan yang menjadi dokumen penting dan menjadi pegangan semua
pihak yang terlibat dalam seminar itu untuk ditindaklanjuti.

A. Penentuan Tema dan Tujuan Seminar

1. Penentuan Tema Seminar

12
Semua buah pemikiran berupa tujuan dan tema seminar dari si penggagas
perlu dirumusakan dan diuraikan secara jelas, karena tema merupakan tujuan pokok
seminar yang kelak akan dijabarkan menjadi tujuan yang harus dicapai, sementara
tema akan menentukan iklim suasana seminar. Tujuan seminar merupakan rumusan
yang jelas tentang manfaat yang ingin dicapai penyelenggara maupun peserta
seminar.

Dalam membuat event seminar yang menarik, hal pertama yang harus dilakukan
adalah dengan menentukan tema yang menarik. Penentuan tema menjadi langkah awal
yang bisa dilakukan saat akan membuat seminar. Setelah menentukan tema seminar yang
menarik, relevan, up to date, dan dibutuhkan oleh peserta seminar, maka pembuatan
event seminar bisa berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan tema seminar yang menarik.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah relevansi dan kepentingan seminar
itu dibuat. Misalnya, kamu adalah mahasiswa fakultas ilmu komunikasi, maka tema
seminar yang bisa dibuat adalah mengenai ilmu komunikasi yang berguna bagi para
mahasiswa.

Kedua, ketahui isu yang sedang berkembang sesuai dengan tema seminar yang
akan dibuat. Pastikan kamu melakukan riset kecil mengenai isu yang sedang ramai
dibicarakan. Hal ini tentu akan membuat seminar jadi lebih menarik.

Ketiga, apakah seminar itu nantinya bisa memberikan manfaat bagi para
pesertanya. Sebuah acara, termasuk seminar bisa dikatakan sukses jika dapat
memberikan manfaat bagi pesertanya.

2. Tujuan Seminar
Mata kuliah seminar dimaksudkan untuk memberikan bekal mahasiswa
untuk dapat mengemukakan pendapat dan menyelesaikan masalah akademik

13
secara ilmiah, dan menguasai teknik penyelenggaraan seminar sebagai suatu
bentuk pertemuan ilmiah.
Secara umum terdapat beberapa alasan mengikuti seminar (Purba, 1996)
yaitu untuk :
1. memperluas dasar pengetahuan dan pengalaman;

2. bertemu dan berkomunikasi dengan orang yang menganut nilai dan perhatian
yang sama;
3. belajar dan meningkatkan kemampuan ilmiah;

4. mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi;

5. meningkatkan nilai pribadi dalam hidup;

6. mendapatkan keterampilan yang memungkinkan untuk memperoleh


pekerjaan yang lebih baik atau beralih karier.

Sebagai salah satu mata kuliah yang merupakan prasyarat kelulusan, dan
terkait dengan kurikulum pendidikan akademik dan pendidikan profesi, terdapat
beberapa tujuan akademik mata kuliah seminar, yaitu (Purba, 1996):

1. Meningkatkan kemampuan analisis dan nalar ilmiah.


Kemampuan analisis dan nalar secara ilmiah perlu ditingkatkan oleh
akademisi terutama dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan
akademik. Pada materi yang telah disajikan dalam KB 1, disebutkan bahwa
untuk memahami ilmu pengetahuan terutama yang bersifat ilmiah, maka
sebaiknya diperlukan data yang bersifat objektif, yang dapat dianalisis secara
ilmiah.

2. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan


masalah serta memecahkan masalah secara tertulis maupun lisan. Masalah
berhubungan dengan fenomena atau gejala. Untuk itu akademisi harus
mampu mengidentifikasi atau memilah dan selanjutnya memilih fenomena
atau gejala yang akan diseminarkan. Langkah selanjutnya adalah

14
merumuskan kemudian dia juga harus mampu merumuskan serta
memecahkan fenomena atau gejala tadi dalam bentuk tertulis, misalnya
dituangkan dalam laporan penelitian ataupun jurnal, dan dalam bentuk lisan,
misalnya dalam bentuk seminar. Dalam perumusan gejala atau fenomena
harus dilakukan dengan pembuktian melalui pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah menurut Checkland (1993), mempunyai 3 (tiga) unsur yaitu (1)
reductionism yaitu pendekatan yang mereduksi kompleksitas permasalahan
menjadi bagianbagian yang lebih kecil, sehingga dapat dengan mudah
diamati dan diteliti, (2) repeatability yaitu dapat dilakukan oleh orang lain di
tempat dan waktu yang berbeda, dan (3) refutation yaitu memuat informasi
yang dapat ditolak kebenarannya oleh orang lain.

3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan positif yang dapat


dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Bagi mereka yang telah mengenal permasalahan yang diseminarkan secara
mendalam dan menyeluruh, maka akan mampu mengolah dan menganalisis
hasil materi yang diajukan secara kritis. Berpikir kritis ilmiah tercermin
dengan adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang
ditandai dengan adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan,
serta dukungan fakta empirik. Selanjutnya di samping menguasai
permasalahan secara menyeluruh, juga mau mendengarkan dan menerima
pendapat orang lain berdasarkan pendekatan ilmiah dan pengalaman yang
teruji secara teoritis, akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
positif seseorang.

4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara ilmiah.


Beberapa topik permasalahan tentang bidang yang berkaitan terhadap
masalah tertentu dapat dipresentasikan secara lisan. Peserta yang mengikuti
seminar biasanya mendapat makalah secara tertulis, agar dapat mengikuti
topik seminar yang sedang dibahas. Dalam menyajikan makalah seminar, di

15
samping harus membawakan dengan santun, juga seorang pemakalah
sebaiknya menguasai topik yang akan diseminarkan, menguasai forum atau
peserta seminar, dan terjadi diskusi dua arah antara pemakalah dan peserta
seminar, sehingga jalannya seminar menjadi lebih hidup dan komunikatif.

5. Meningkatkan kemampuan untuk merangkum dan mengevaluasi serta


mengembangkan ilmu dan teknologi yang dipelajari.
Suatu seminar tidak selalu dapat langsung menghasilkan suatu paket
teknologi yang tepat. Oleh sebab itu rangkuman suatu seminar masih perlu
dievaluasi untuk digunakan dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Rangkuman seminar bukanlah hasil rangkuman makalah yang
dipresentasikan, tetapi lebih banyak menekankan pada hasil diskusi antara
pembawa makalah, pembahas dan peserta seminar. Rangkuman sangat
diperlukan sebagai bahan evaluasi keberhasilan suatu seminar.
.
B. Penentuan Waktu dan Tempat Seminar

3. Waktu Seminar

Pertemuan ilmiah seperti seminar, waktunya tidak terlalu lama, maksimal


pelaksanan dua hari, selain itu waktu pelaksanaan juga harus mempertimbangkan
faktorfaktor seperti cuaca dan musim.Adanya hari-hari libur nasional dan libur
panjang kurang tepat untuk melaksanakan seminar.Masalah keamanan juga sebagai
bahan pertimbangan dalam perencaanan waktu seminar, seperti kemungkinan adanya
kerusuhan, unjuk rasa, dan sejenisnya.

4. Tempat Seminar

Secara internal, seminar dapat dilakukan di dalam kampus –kampus


perguruan tinggi dengan memanfaatkan auditorium, gedung serbaguna, atau pada
aula di sekolah sekolah. Untuk seminar yang berskala besar, seminar juga biasa

16
diselenggarakan di Pusat Konvensi yang memang dibangun untuk keperluan
seminar.

Lokasinya tempat seminar, untuk efektifnya sebaiknya diadakan ditengah


atau dalam kota, tapi dengan pertimbangan tertentu, seminar juga dapat
diselenggarakan di temapt yang jauh dari keramaian kota, misalnya ditempat-tempat
peristirahatan, seperti daerah pegunungan atau daerah pantai.
Cara membuat event seminar yang berikutnya adalah menentukan tempat
berlangsungnya seminar. Penentuan tempat berlangsungnya seminar ini juga ditentukan
oleh berbagai faktor. Mulai dari jumlah peserta, ada atau tidaknya tiket masuk, target
peserta seminar, fasilitas yang dibutuhkan, hingga apakah sesuai dengan konsep yang
sudah dibuat. Tempat atau venue seminar yang nyaman tentu akan membuat peserta dan
narasumber seminar juga akan nyaman selama seminar berlangsung.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah relevansi dan kepentingan seminar
itu dibuat. Kedua, ketahui isu yang sedang berkembang sesuai dengan tema
seminar yang akan dibuat. Ketiga, apakah seminar itu nantinya bisa memberikan
manfaat bagi para pesertanya.

Sebagai salah satu mata kuliah yang merupakan prasyarat kelulusan, dan
terkait dengan kurikulum pendidikan akademik dan pendidikan profesi, terdapat
beberapa tujuan akademik mata kuliah seminar, yaitu (Purba, 1996):
Meningkatkan kemampuan analisis dan nalar ilmiah. Meningkatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah serta memecahkan
masalah secara tertulis maupun lisan. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan positif yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi secara ilmiah.

Pertemuan ilmiah seperti seminar, waktunya tidak terlalu lama, maksimal


pelaksanan dua hari, selain itu waktu pelaksanaan juga harus mempertimbangkan
faktorfaktor seperti cuaca dan musim.Adanya hari-hari libur nasional dan libur
panjang kurang tepat untuk melaksanakan seminar.Masalah keamanan juga sebagai
bahan pertimbangan dalam perencaanan waktu seminar, seperti kemungkinan adanya
kerusuhan, unjuk rasa, dan sejenisnya.

Penentuan tempat berlangsungnya seminar ini juga ditentukan oleh berbagai


faktor. Mulai dari jumlah peserta, ada atau tidaknya tiket masuk, target peserta seminar,
fasilitas yang dibutuhkan, hingga apakah sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.

18
Tempat atau venue seminar yang nyaman tentu akan membuat peserta dan narasumber
seminar juga akan nyaman selama seminar berlangsung.

B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini kami berharap semoga pembaca dapat
memahami dan mengerti dan dapat dikaji lebih dalam lagi tentang persiapan seminar
dan mampu mengaplikasikannya.

PUSTAKA

Anonim. 2015. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Checkland. 2015. Systems Thinking, Systems

Practice. New York: John Wiley.

Fitrirofiana, 2018, Rancangan Penelitian Usulan Proposal.

https://fitrirofiana.wordpress.com/page/2/. Diakses Juni 2017, Hitman, R. 2017

Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan.

http://rizqikurniawan.blogspot.com/2012/01/pengertian-ilmu-dan ilmu pengetahuan.

html. Diakses tanggal 1 Maret 2013.

Kartika, S. 2019 Pengertian, Tujuan dan Fungsi Seminar Pendidikan.

http://sri-kartika.blogspot.com/2018 09/pengertian-tujuan-dan-

fungsiseminar.html. Diakses tanggal 21 Pebruari 2018

19

Anda mungkin juga menyukai