LP Turnitin - Urban 1
LP Turnitin - Urban 1
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersedia bagi tanaman, dan kadar oksigen yang ada mencukupi (Febriani et al.,
2021).
Media tanam yang digunakan dalam konsep urban farming dapat berupa tanah.
Selain itu, terdapat media lain yang bukan tanah untuk digunakan menjadi media
tanam dalam urban farming yang dikenal dengan media tanam nir tanah (Widodo
et al., 2022). Media tanam nir tanah terbagi menjadi dua menurut ada atau tidaknya
bahan kimia yaitu media tanam organik dan anorganik. Media tanam organik
berupa media yang terbuat dari residu makhluk hidup seperti cocopeat, arang sekam
padi, dan kompos. Komposisi media tanam yang dibutuhkan tanaman berhubungan
dengan bagaimana media tersebut mampu menyediakan air bagi tanaman sekaligus
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman (Suparto et al.,
2023).
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukannya kegiatan praktikum mengenai
media tanam dalam budidaya tanaman guna mengetahui kombinasi dari beberapa
macam media tanam yang digunakan serta kadar air yang terkandung dalam media
tanam tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui kadar air pada
berbagai media tanam dalam budidaya tanaman.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan yang
terpenting yaitu membantu dalam menjaga ketahanan pangan (Danugroho, 2022).
4
yaitu dapat dilakukan di tempat yang tidak memiliki tanah dengan area terbatas
sesuai dengan prinsip urban farming yang memanfaatkan area lahan yang sangat
terbatas, membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit, menggunakan air dan pupuk
dengan efisien, dan menghasilkan produksi tanaman yang lebih tinggi sesuai
dengan potensi genetiknya (Putra et al., 2021).
Media tanam nirtanah ada yang berbahan organik maupun anorganik. Media
tanam organic yang digunakan dalam urban farming seperti cocopeat, arang sekam,
kompos. Penambahan bahan organik sangat berguna dalam pengikatan partikel liat
tanah sehingga akan teragregasi dengan lebih baik serta akan meningkatkan
sirkulasi udara dan air dalam tanah (Rosman et al., 2019).
5
yang mempengaruhi tingkat kadar air diantaranya iklim, jenis tanaman yang
dibudidayakan, dan jenis media tanam yang digunakan (Listina et al., 2022).
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Berat Basah Tanah (g)
Ulangan (U)
Perlakuan Rata-rata
U1 U2 U3
Tanah (T) 1325 g 1345 g 1308 g 1326 g
Tanah+Sekam (TS) 1590 g 1723 g 1388 g 1567 g
Tanah+Cocopeat (TC) 1460 g 1378 g 1516 g 1451,3 g
Tanah+Kompos (TK) 1435 g 1428 g 1315 g 1392,6 g
Ulangan (U)
Perlakuan Rata-rata
U1 U2 U3
Tanah (T) 1007 g 1007 g 1007 g 1007 g
Tanah+Sekam (TS) 1007 g 1007 g 1007 g 1007 g
Tanah+Cocopeat (TC) 1007g 1007 g 1007 g 1007 g
Tanah+Kompos (TK) 1007 g 1007 g 1007 g 1007 g
Ulangan (U)
Perlakuan Rata-rata
U1 U2 U3
Tanah (T) 31,80% 33,80% 30,10% 31,90%
Tanah+Sekam (TS) 58,30% 71,60% 38,10% 56%
Tanah+Cocopeat (TC) 45,30% 37,10% 50,86% 44,42%
Tanah+Kompos (TK) 42,80% 42,10% 30,80% 35,56%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai kadar air yang terdapat pada
media tanam. Media tanam sangat penting untuk keberlangsungan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, dikarenakan fungsinya sebagai tempat untuk tumbuh
dari suatu tanaman. Media tanam juga harus memenuhi beberapa kriteria seperti
selalu menjaga ketersediaan air, unsur hara yang terkandung dalam kondisi yang
tercukupi bagi tanaman. Pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam termasuk
dalam pengaruh dari media tanam yang digunakan sehingga dapat meningkatkan
produksi hasil produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adiprasetyo et
al., (2020) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman yaitu media tanam. Media tanam yang digunakan untuk tanaman harus
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sehingga akan
mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan oleh tanaman.
Media tanam yang yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Tanah (T),
Tanah+Sekam (TS), Tanah+Cocopeat (TC), dan Tanah+Kompos (TK). Masing-
masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali ulangan. Media tanam
memiliki kemampuan untuk menyimpan atau menahan air. Jika terjadi kelembaban
yang sangat tidak sesuai bagi tanaman, hal tersebut menjadi faktor kematian
dikarenakan membuat akar pada tanaman menjadi busuk akar.
Berdasarkan tabel 3, hasil perhitungan kadar air pada perlakuan penggunaan
tanah (T) didapatkan nilai rata-rata kadar air dari ketiga ulangan sebesar 31,90%.
Pada perlakuan TS didapatkan nilai rata-rata kadar air dari ketiga ulangan sebesar
56%. Selanjutnya, pada perlakuan TC didapatkan nilai rata-rata kadar air dari ketiga
ulangan sebesar 44,42%. Pada perlakuan terakhir yaitu TK didapatkan nilai rata-
rata sebesar 35,56%. Nilai kadar air yang telah didapat menunjukkan perlakuan TS
memiliki nilai rata-rata kadar air tertinggi yaitu 56% dikarenakan karakteristik dari
sekam dapat memiliki porositas yang baik serta proses aerasi dan drainase dapat
dimanfaatkan secara baik untuk sirkulasi udara yang ada di dalam media TS. Hal
ini diperkuat oleh pernyataan Vanesaputri et al., (2022) yang menyatakan bahwa
ciri-ciri dari sekam memiliki porositas yang cukup baik, hal tersebut membuat
sekam dapat mengikat air yang masuk. Selain itu, sirkulasi udara yang terjadi di
dalam media sekam dapat berlangsung dengan baik.
Berikutnya, nilai kadar air tertinggi kedua yaitu pada perlakuan TC yaitu
44,42%. Hasil yang didapat menunjukkan karakteristik dari cocopeat itu sendiri
memiliki bentuk fisik yang ringan dan halus sehingga membuat daya menyimpan
air yang cukup tinggi. Menurut hasil penelitian Kuntardina et al., (2022)
menyatakan bahwa pemanfaatan cocopeat sebagai media tanam memberikan hasil
yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Ditinjau dari karakteristik yang
dimiliki cocopeat yang mana memiliki kemampuan yang memudahkan air
menyerap dan tersimpan pada pori-pori serta menjadi proses sirkulasi udara dan
cahaya matahari dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, dapat membuat
kegemburan media tanam tetap terjaga.
Pada perlakuan TK nilai kadar air didapatkan yaitu 35,56%, nilai tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan perlakuan TS maupun TC. Hal tersebut dikarenakan
kompos walaupun memiliki tingkat porositas yang tinggi serta daya menyerap air
yang cukup namun memiliki pori-pori yang agak padat sehingga air yang masuk ke
dalam media tanam akan lebih sedikit. Menurut pernyataan Jufri et al., (2023) yang
menyatakan bahwa karakteristik dari kompos ini mampu memperbaiki sifat fisik
tanah yang membuat porositas yang dimiliki cukup tinggi. Laju dekomposisi bahan
organik yang terjadi pada kompos membutuhkan waktu yang cukup lama disertai
dengan adanya reaksi yang disebabkan faktor biologis sehingga akan terhambat dan
mengakibatkan kadar air yang rendah.
Nilai kadar air terendah didapatkan pada perlakuan T sebesar 31,90%, yang
mana merupakan media tanam diisi oleh tanah tanpa kombinasi media lain
(kontrol). Karakter yang dimiliki oleh tanah kering memiliki laju evapotranspirasi
yang cukup tinggi membuat kondisi tanah sukar untuk menyimpan air. Menurut
pernyataan Kahfi dan Pohan (2023) yang menyatakan bahwa bahan organik yang
terkandung dalam tanah akan mempengaruhi tinggi rendahnya kadar air yang
dimiliki oleh media tanah. Ketika terdapat kandungan bahan organik yang cukup
tinggi maka nilai kadar air yang dimiliki akan tinggi, hal tersebut dikarenakan bahan
organik juga menjaga kelembaban tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan media tanam yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan jenis media tanam
harus selalu diperhatikan dan sesuaikan dengan jenis tanaman. Hasil perhitungan
kadar air didapatkan perlakuan Tanah+Sekam (TS) memiliki nilai kadar air tertinggi
yaitu 56%, diikuti perlakuan Tanah+Cocopeat (TC) yaitu 44,42%, perlakuan
Tanah+Kompos (TK) yaitu 35,56%, dan perlakuan Tanah (T) yaitu 31,90%.
Perbedaan nilai kadar air dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing media
tanam.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini diharapkan
praktikan mampu menjalankan kegiatan praktikum dengan teliti ketika melakukan
penimbangan dan perhitungan kadar air. Praktikan diharapkan juga agar membaca
literatur dan tidak berfokus pada satu sumber agar dapat menambah pengetahuan.