Anda di halaman 1dari 16

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda-tamda vital sangat
dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa diagnose
tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya
adalah pemeriksaan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu.
Tanda-tanda vital (TTV) merupakan cara yang tepat atau efisien untuk memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah evaluasi respons klien terhadap intervensi.
Teknik dasar inspeksi, palpasi, dan auskultasi digunakan untuk menentukan tanda vital.
Keterampilan ini sederhana tetapi tidak boleh diabaikan. Pengukuran tanda vital dan
pengukuran fisiologis lain merupakan dasar bagi penyelesaian klinis. Pengakajian tanda
vital memungkinkan perawat untuk mengedetifikasi diagnose keperawatan,
mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasi keberhasilan bila tanda
vital dikembalikan pada dinilai yang dapat diterima. Ketika perawat mempelajari
variable yang mempengaruhi tanda vital dan mengenali ubungan perubahan tanda vital
tersebut terhadap temuan lain dalam pengkajian fisiologis, masalah kesehatan klien
dapat ditentukan dengan tepat.
Pengakajian tanda vital merupakan unsur yang esensial bila perawat dan dokter
melakukan kolaborasi dalam menentukan status kesehatan klien. Teknik pengukuran
yang cermat menjamin temuan yang akurat.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana karakteristik suhu tubuh/ temperatur, nadi, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah secara normal dan abnormal?
2. Bagaimana presedur pemeriksaan suhu tubuh/ temperatur, nadi, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah?
3. Bagaimana asuhan keperawatan tentang tanda-tanda vital ( suhu tubuh, nadi,
frekuensi pernapasan, dan tekanan darah)?
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang dikumpulkan oleh
perawat selama pengakajian. Perawat mengakaji tanda-tanda vital kapan saja klien
masuk kebagian keperawatn kesehatan. Pemeriksaan tanda-tanda vital meluputi
pengukuran suhu tubuh, nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Pemeriksaan
tersebut merupakan indicator dari status kesehatan, pemeriksaan ini menunjukkan
keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat
penting, maka disebut dengan tanda-tanda vital (Potter & Perry 2005).
Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang
menyebabkan perubahan tanda-tanda vital, kadang diluar batas normal. Pemeriksaan
tanda-tanda vital member data status kesehatan klien, seperti respon terhadap stress
fisik dan psikologis, terapi medis dan keperawatan, perubahan tanda-tanda vital, dan
menandakan perubahan fisiologis. Perubahan tanda-tanda vital dapat juga menandakan
kebutuhan yang dilakukannya intervnsi keperawatan dan medis ( Potter & Perry, 2005).
1. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan darah dari jantung (hasil dari curah jantung dan tahanan
pembuluh ferifer). Tekanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem
arteri tubuh adalah indicator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Melakukan
pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui keadaan hemodinamik klien dan
keadaan kesehatan secara menyeluruh. Tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah
maksimum dinding arteri pada saat kontraksi ventrikeel kiri. Tekanan darah diastolic
yaitu tekanan minimum dinding arteri pada saat relaksasi ventrikel kiri. Pengukuran
darah merupakan gambaran resistensi pembuluh darah, cardiac output, status
sirkulasi dan keseimbangan cairan.
6

Unit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm
Hg). Pengukuran manandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai
kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum diastolic
(missal. 120/80). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic adalah nadi. Untuk
tekanan nadinya adalah 40.
a. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
1) Usia
Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepangjang kehidupan.
Meningkat pada masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak atau
remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh usia (Task Force on
Blood Pressure Control in Children 1987).
Tekanan darah normal rata-rata
Usia Tekanan darah (mmHg)
Bayi baru lahir 40 (retata)

1 bulan 85/54

1 tahun 95/65

6 tahun 105/65

10-13 tahun 110/65

14-17 tahun 120/75

Dewasa tengah 120/80

Lansia 140/90
7

2) Stress
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik,
yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler
ferifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
3) Ras
Frekuensi hipertensi (tekanan darahh tinggi) pada orang Afrika lebih
tinggi dari pada orang Eropa. Kematian yang dihubungkan dengan hipertensi
juga lebih banyak pada orang Afrika. Kecenderungan populasi ini terhadap
hipertensi berhubungan dengan genetic dan lingkungan.
4) Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada
anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki
bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita
cenderung memiliki tekana drah yang lebih tinggi dari pada usia tersebut.
b. Hipertensi
Hipertensi adalah faktor utama penyebab kematian karena stroke dan faktor
yang memperberat infark miokard (serangan jangtung). Hipertensi merupakan
gangguan asimtomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan
tekanan darah secara parsisten. Kategori hipertensi telah dibuat dan
menetapkan intevensi medis.
Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun dan lansia
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)

Normal <130 <85


Normal tinggi 130 85-89
Hipertensi 139 90-99
DERAJAT 1(ringan) 140-159 100-109
DERAJAT 2(sedang) 160 110-119
8

DERAJAT 3 (berat) 179 >120


DERAJAT 4 (sangat 180-210
berat

Hipertensi dihubungkan dengan perasaan dan hilangnya elastisitas


dinding arteri. Tahanan vaskuler perifer mningkat dalam pembuluh yang keras
tidak elastic. Jantung harus memompa melawan tahanan yang lebih besar
secra kontinu. Sebagai akibatnya, aliran darah ke organ seperti jantung, otak
dan ginjal vital menurun.
Individu dengan riwayar keluarga hipertensi berisiko untuk mengalami
berat hipertensi. Kegemukan, merokok, pengguna berat alcohol, kada
kolesteroltinggi dan terpapar secar kontinu juga dihubungkan dengan
hipertensi. Apabila klien diagnose hipertensi, perawat membantu mengajarkan
mereka tentang nilaitekanan darah, perawatan dan terapi tindak lanjut jangka
panjang, gejala yang biasa diabaikan (gejala yang tidak terasa), kemampuan
terapi untuk mengentrol tetapi tidak menyembuhkan hipertensi dan rencana
terapi yang konsisten yang memastikan gaya hidup yang relative normal.
c. Hipotensi
Hipotensi dipertimbangkan secara umum saat tekanan darah sistolik turun
sampai 90 mmHg atau lebih rendah. Meskipunbanyak orang dewasa tekanan
darahnya rendah, bagi kebanyakan orang, tekanan darah yang rendah
merupakan temuan yang tidak normal yang dihubungkan dengan keadaan
sakit. Hipotensi terjadi karena dilatasi arteri pada dasar vascular, kehilangan
volume darah dalam jumlah yang banyak (misal, infark miokard). Hipotensi
dihubungkan dengan pucat, kulit belang berkeringat, kelam piker.

d. Pengakijian tekanan darah


9

1. Alat pemeriksaan tekanan darah


Metode klasik memeriksa tekanan adalah dengan menentukan tinggi kolom
cairan yang memproduksi tekanan yang setara dengan tekanan yang diukur.alat
pengkur tekanan darah disebut stigmomanometer. Stigmomanometer terdiri dari
manometer tekanan, manset oklusif yang menutupi kantung karet yang dapat
menghbungkan manset. Ada dua jenis stigmomanometer yaitu manometer aneroid
dan air raksa.

Perbedaan manometer aneroid dan manometer air raksa


Jenis stigmomanometer kekurangan Kelebihan
Manometer aneroid Memelukan kalibrasi biomedical Memiliki
dalam interval rutin untuk keuntungan
memastikan keakuratannya ringan, portable,
dan rapi

Manometer air raksa Manometer air raksa berpotensi Pengulangan


pecah dan air raksa keluar, sehingga kalibrasi tidak
akan berpotensi jika tidak berada diperlukan
dalam wadah yang sesuai.

a. Pemilihan sphymamonometer (Blood pressure cuff)


10

Sphymamonometer adalah alat yang digunakan untuk pengukuran


tekanan darah, yang terdiri dari cuff, bladder dan alat ukur air raksa.
Dalam melakukan pemeriksaan ini harus diperhatikan:
1) Lebar dari bledder kira-kira 40% lingkar lengan atas (12-14 cm pada
dewasa)
2) Panjang bledder kira-kira 80% lingkar lengan atas
3) Sphymamonometer harud dikalibrasi secara rutin

b. Persiapan pengukuran tekanan darah


Pada saat akan memulai pemeriksaan sebaiknya:
1) Pasien dalam kondisi tenang
2) Pasien diminta untuk tidak merokok atau minum yang mengandung
kafein minimal 30 menit sebelum melakukan pemeriksaan
3) Istirahat sekitar 5 menit setelah melakukan akivitas fisik
4) Lengan yang diperiksa harus bebas pakaian
5) Raba arteri brachialis dan pastikan bahwa pulpasinya cukup
11

6) Pemeriksaan bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk


maupun berdiri tergantung tujuan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
tersebut dipengaruhi oleh posisi pasien
7) Posisikan lengan dengan sedemikian sehingga arteri brachialis kurang
lebih pada level setinggi jantung
8) Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja sedikit diatas pinggang
dan kedua kakai menelapak di lantai
9) Apa bila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi
selalu vertical, dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada
segaris horisontaldengan level air raksa
10) Pengulanga pengukuran dilakukan beberapa menit setelah
pengukuran pertama
2. Pemeriksaan nadi/ arteri
Nadi adalah aliran datah yang menonjol dan dapat diraba diberbagai tempat pada
tubuh. Nadi merupakan indicator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui sel
nutrein dan membuang sampah yang dihasilkan metabolisme. Agar sel berfungsi
dengan normal, harus ada aliran darah yang continue dan dengan volume sesuai yang
didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan nutrein (Potter & Perry, 2005).
Jumlah denyut yang terjadi dalam satu menit adalah kecepatan nadi. Volume darah
yang di pompa oleh jantung dalam satu menit adalah curah jantung. Volime sekuncup
adalah darah yang masuk ke aorta.
Tujuan dilakukan pemeriksaan adalah:
1. Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit
2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Mengetahui integritas sistem kardiovaskuler
4. Mengikuti perjalanan penyakit
a. Pengkajian nadi
12

Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri redialis dan arteri
katorid dapat mudah dirabah pada nadi ferifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba
memburuk, area carotid adalah yang terbaik untuke menemukan nadi dengan cepat.
Jantung akan mengahntarkan darah melalui arteri carotid secra terus-menerus ke
otak. Bila curah jantung signifikan, nadi ferifer akan melemah dan sukar dirabah.
Nadi radialis dan apical merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk
mengkaji frekuensi nadi. Jika nadi radialis pada pergelangan tangan tidak normal
atau intermiten akibat disiritmia, atau tidak bisa diraba karena luka atau di gips
yang dapat dikaji adalah nadi apical. Nadi apical merupakan tempat terbaik untuk
mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi ferifer dalam dan sulit untuk
dipalpasi dengan akurat (Potter & Perry, 2005).
b. Karakter nadi
Pengkajian nadi radialis termasuk pengukura frekuensi, irama, kekuatan an
kesamaan. Pada saat mengauskultasi nadi apical, perawat hanya mengakaji
frekuensi dan irama.
1. Frekuensi
Benyak praktisi lebih menyukai membuat dasar pengukuran dari frekuensi
nadi saat klien dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring. Secara temporer
frekuensi jantung meningkat saat seeorang berubah posisi dari berbaring
keduduk atau berdiri.
Frekuensi nadi normal
Usia Frekuensi nadi (denyut/menit)
Bayi 120-160/menit
Toddler 90-140/menit
Prasekolah 80-110/menit
Usia sekolah 75-100/menit
Remaja 60-90/menit
13

Dewasa 60-100/menit
2. Kekuatan
Secara normal irama merupakan interval regular yang terjadi antara setiap
denyut nadi atau jantung. Disritmia irama denyut yang tidak normal
3. Kekuatan
Kekuatan atau amplitude dari nadi menunjukkan volume darah yang
diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi
pembuluh darah arteri yang mengara pada nadi. Kekuatan nadi dapat
dikelompokkan atau digambarkan dengan kuat
4. Kesamaan
Perawat perlu mengkaji kedua nadi radialis untuk membandingkan
karakteristik masing-masing. Nadi pada satu ekstremitas mungkin tidak sama
karena keadaan sakit (formasi thrombus bekuan), pembuluh darah
menyimpang (sindrom iga serikal atau diseksi aortic)
3. Pemeriksaan pernafasan
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang otak
dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, saat inspirasi, diafragma dan otot-
otot interkostalis berkontraksi, memperluas kavum thoraks dan mengambangkan paru-
paru. Dinding darah akan bergerak keatas, kedepan dan ke lateral sedangkan diafragma
terdorong kebawah. Saat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis, diafragma
naik secra pasif dan dinding dada kembali keposisi semula. Ventilasi adalah pergerakan
udara masuk dan keluar paru-paru, difusi adalah pergerakan oksigen dan karbon
diaksida antar alveoli dan sel darah merah. Ferfusi (distribusi interkostalis berkontraksi,
memperlua kavum thoraks dan mengambangkan paru-paru. Dinding darah akan
bergerak keatas, kedepan dan ke lateral sedangkan diafragma terdorong kebawah. Saat
inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis, diafragma naik secra pasif dan
dinding dada kembali keposisi semula. Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan
14

keluar paru-paru, difusi adalah pergerakan oksigen dan karbon diaksida antar alveoli
dan sel darah merah. Ferfusi (distribusi sel darah merah ked an kapiler paru-paru)
(Perry & Potter, 2005).
Tujuan pemeriksaan ini:
1. Mengetahui keadaan umum klien
2. Mengatahui jumlah dan sifat pernafsan dalam satu menit
3. Mengikuti perkembangan penyakit
4. Membantu menegakkan diagnosis
a. Faktor yang mempengaruhi karakter pernafasan
1) Olahraga
Olahraga meninkatkan frekuensi dan kedalam untuk memenuhi kebutuhan
tubuh untuk menambah oksigen
2) Nyeri akut
Nyeri akut meningkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari stimulasi
simpatik.klien dapat menghambat atau membebat pergerakan dinding dada jika
ada nyeri pada area dada atau abdomen. Napas akan menjadi dangkal.
3) Ansietas
Anseitas meningkatkan frekuensi dan kedalam sebagai akibat stimulasi
simpatik
4) Merokok
Merokok kronik mengubah jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan
frekuensi
b. Pengkajian pernafasan
Pernafasan adalah tanda vital yang paling mudah dikaji naum yang paling
ukur secara sembrono. Perawat tidak boleh menaksir pernafasan. Pengukuran yang
akurat memerlukan obeservasi dan palpasi pada gerakan dinding
1. Frekuensi
15

Frekuensi pernafasan bervariasi sesuai dengan usia. Frekuensi pernafasan


normal turun sepanjang hidup. Alat pernafasan yang membantu perawata
adalah monitor apnea
Frekuesi rata-rata pernafasan normal
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35-40
Bayi (usia 6 bulan) 30-50
Toddler (usia 2 tahun) 25-32
Anak-anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20
2. Irama ventilasi
Dengan bernafas normal interval regular terjadi setelah siklus pernafasan
anak-anak yang kecil mungkin bernafasa secara lambat beberapa detik dan
kemudian tiba-tiba bernafas lebih cepat. Hasil pengkajian irama pernafasan
teratur dan tidak teratur.
4. Pemeriksaan suhu
Suhu merupakan gambaran hasil metabolisme tubuh. Termogenesis (produksi panas
tubuh) dan termolisis (panas yang hilang) secta normal diatur oleh pusat
thermoregulator hypothalamus. Pemeriksaan suhu dapat dilakukan di mulut (oral),
aksila atau rectal, dan ditunggu selama 3-5 menit. Pemeriksaan suhu dilakukan dengan
menggunakan thermometer baik dengan glass thermometer atau electronic
thermometer. Bila mengunakan glass thermometer, sebelum digunakan air raksa pada
thermometer harus dibuat sampai menunjuk angka 35 oC atau di bawahnya (Potter &
Perry, 2005).
Suhu normal berkisa 36oC-37,2oC. lokasi pengukuran suhu adalah oral (mulut),
akisila dan rectal. Pada pemeriksaan suhu per rectal tingkat kesalahan lebih kecil
16

daripada oral atau aksila. Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas,
merokok, dan minum-minuman hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila
pasien bernafas melalui mulut dan minum minuman dingin.
a. Faktor mempengaruhi suhu
1. Usia
Pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitive
terhadap suhu ekstrim.
2. Olarahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecah
karbohidratdan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolism dan
produksi panas. Olahraga berat yang lama, seperti lari jarak jauh dapat
meningkatkan suhu tubuh 41oC.
3. Stress
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
pernafasan. Orang yang stress terlalu banyak berpikir suhu tubuhnya lebih tinggi
dari normal.
4. Llingkungan
Jika suhhu dalam ruangan yang sangat hangat, tubuh tidak mampu meregulasi
suhu tubuh melaluimekanisme, pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik.
Jika berada diluar tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena
penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif
b. Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh diluar rentang normal mempengaruhi set point
hypothalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi tanah berlebihan,
pengeluaran panas berlebihan, produksi panas minimal atau setiap dari perubahan
gabungan tersebut.
1. Hipertimia
17

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk


mningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hypothalamus dapat
memepengaruhi mekanisme pengeluaran panas, yang terjadi ketika orang
yang rentan menggunakan obat-obatan tertentu.
2. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas,
mengakibatkan hipotermia.
Normal suhu tubuh, yaitu:
Usia Normal suhu tubuh
Bayi/ anak-anak 36oC-37,2oC
Remaja 36,1oC-37,2oC
Lansia 36,2oC

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18

Dalam melakukan asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda-tamda vital sangat


dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa
diagnose tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik
diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu. Tanda-
tanda vital (TTV) merupakan cara yang tepat atau efisien untuk memantau kondisi
klien atau mengidentifikasi masalah evaluasi respons klien terhadap intervensi. Teknik
dasar inspeksi, palpasi, dan auskultasi digunakan untuk menentukan tanda vital.
Keterampilan ini sederhana tetapi tidak boleh diabaikan.
B. Saran
Agar mahasiswa dapat memperdalam ilmu dan cara pelaksanaan dari tanda-tanda
vital dan dari penjelasan diatas mehasisswa harus lebih teliti untuk mengkaji tanda-
tanda vital. Jika tidak teliti dalam mengkaji tanda-tanda vital makatidak dapt
memberikan evaluasi respon klien terhadap intervena yang diberikan, karena
pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan bagian dari respin pemerksaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Peery, 2005. Fundamental Of Nursing edisi 4. Jakarta: EGC.
19

Yuni Kusmiati, 2010. Keterampilan dasar praktik klinik keperawatan Yogyakarta:


Fitramaya
Laboratorium keterampilan keperawatan PSIK FK UGM. 2002. Skills lab pendidikan
keterampilan keperawatan program B semester 1 tahun ajaran 2002/2003.

Anda mungkin juga menyukai