Anda di halaman 1dari 2

Kelas VII/Genap

Akhlak terhadap Tetangga dan


02 Orang Asing

Setelah mempelajari akhlak terhadap teman, ada kewajiban sebagai manusia untuk
menerapkan akhlak kepada tetangga. Tahukah teman-teman apa yang dimaksud dengan
tetangga? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tetangga adalah orang yang
tinggal di sebelah rumah, atau dalam arti memang berdekatan satu sama lain. Nah coba
teman-teman amati di sekitar rumah teman-teman. Bisa jadi tetangga sebelah rumah
adalah termasuk tetangga dekat yaitu yang masih ada hubungan nasab (darah) atau ikatan
agama. Atau bisa jadi ada tetangga jauh yang tidak ada hubungan atau ikatan darah.

Mengapa kita harus menerapkan akhlak kepada tetangga kita? Jawabannya terdapat pada surah An-
Nisa ayat 36.
Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, berbuatlah
kebajikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan
jauh, teman sejawat, orang yang sedang dalam perjalanan dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sesungguhnya Allah tidaj menyukai orang orang yang sombong dan membanggakan
dirinya.(Qs. An-Nisa:36)
Setiap orang yang bertetanggaan dengan orang Muslim mempunyai hak ketetanggan, meskipun tidak ada hubungan
darah atau ikatan agama.

Adab-adab seorang muslim kepada tetangganya:


1. Mengetahui hak-hak mereka dan melaksanakannya dengan berbuat baik kepadanya. Sebagaimana Allah jelaskan
pada Al Qur’an surah An-Nisa ayat 36.
2. Menerapkan adab ketika bertemu. Yaitu mengucapkan salam, wajah berseri, merendahkan suara ketika
berbicara, mendoakan bila bersin, menjenguknya ketika sakit, menyolatkan dan mengantarkan jenazah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim
kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu,
ucapkanlah salam kepadanya; (2) apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) apabila engkau dimintai
nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’),
doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) apabila dia
meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2162]
3. Menghormati dan memuliakan orang-orang yang lebih tua. Kepada tetangga yang masih muda atau usianya
yang di bawah teman-teman harus menyayangi.
4. Memuliakan orang-orang yang berilmu.
5. Menolong mereka bila mereka membutuhkan bantuan. Contohnya memberikan makanan
6. Memenuhi undangan selama tidak melanggar syariat dan tidak boleh menghadiri acara yang mengarah kepada
syirik atau bid’ah.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan”(Al-Maidah : 2)
7. Membimbing tetangga kita dengan lemah lembut, ajarkan tetangga kita dengan sabar. Misalnya belajar
membaca Al-Qur’an.
8. Sabar atas gangguan dari tetangga kita.
9. Berusaha menghadapi sikap buruk tetangga kita dengan kebaikan.
Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga
orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (QS. Fushshilat:34)

Berikut ini yang TIDAK BOLEH DILAKUKAN kepada tetangga kita


Menganggu tetangga
Menyakiti hatinya dengan lisan, tangan maupun lainnya
Menggunjing (membicarakan aibnya)
Mencari kesalahan atau kejelekan
Menyindirnya di media sosial atau lainnya

BAGAIMANA JIKA MEMILIKI TETANGGA NON MUSLIM?


Berbuat baiklah kepada tetanggamu sekalipun terdapat perbedaan agamanya selama mereka tidak menyakiti atau
memusuhi kaum muslimin. Catatan di sini adalah melaksanakan toleransi yang sebenar-benarnya. Dan umat
muslim tidak ikut-ikutan dalam perayaan agamanya.
Sikap hikmah yang perlu dicontoh:
Hendaknya senantiasa bersabar atas perlakuan tetangganya yang menyakitkan. Mencoba untuk tidak
membalas kejahatan yang dilakukan tetangganya, tidak marah jika di perlakukan kurang baik olehnya,
tidak menghitung kekeliruan, kekurangan dan kesalahannya.
Namun sebaliknya, dia senantiasa memaafkan dan berlapang dada dengan keyakinan bahwa semua itu
akan mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu Wata’ala, bahkan dia akan mendapatkan cinta dan ridha
dari-Nya. Hal ini telah di pertegas oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui hadits yang di
riwayatkan Abu Dzar, ketika bertemu dengan Mutharrif bin ‘Abdillah, yang berkata kepadanya, “Wahai
Abu Dzar, telah sampai kepadaku haditsmu, dan aku sangat berharap bisa menemuimu.”
Maka Abu Dzar berkata, “Demi Allah, sekarang engkau telah bertemu denganku.”
Aku (Mutharrif) berkata, “Baru-baru ini telah sampai kepadaku berita bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasalam telah menyampaikan kepadamu sebuah hadits.”
Abu Dzar_pun bertutur, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wa
Jalla mencintai tiga orang dan membenci tiga orang.”
Selanjutnya Abu Dzar berkata, “ Apa yang disampaikan kepadaku tidak akan aku dustakan.”
Kemudian aku (Mutharrif) bertanya, “ Siapakah tiga orang yang di cintai oleh Allah Azza Wa Jalla
itu…?
Abu Dzar menjawab, “ Orang laki-laki yang berperang di jalanAllah dengan penuh kesabaran dan
mencari keridhaan-Nya, lalu dia terbunuh. Dan, kalian semua telah menemukan hal ini di dalam Kitabullah
Azza Wa Jalla, kemudian dia membacakan ayat : ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala menyukai
orang-orang yang berperang di jalan_Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.’.”
Aku (Mutharrif) –pun bertanya, “Lalu apa lagi…?”
Abu Dzar menjawab, “Orang yang mempunyai tetangga jahat yang suka menyakitinya, lalu dia tetap
bersabar atas perlakuan tetangganya itu sehingga Allah Subhanahu Wata’ala mencukupkan baginya
kehidupan atau kematian…
Hikmhanya adalah sabar atas perlakuan menyakitkan dari tetangganya, dan menghadapi perlakuan itu
dengan cara yang baik. Dengan kesabaran dan tingkah lakunya yang baik, dia menjadi teladan yang baik
bagi tetangganya yang lain, dan terhindar sifat-sifat buruk dan kedengkian. Semuanya itu dia lakukan
sebagai meneladani petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda,
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia tidak menyakiti
tetangganya.” (HR. Bukhari).

Sumber Referensi :
1. Buku jati diri Muslimah
2. Buku Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu

Anda mungkin juga menyukai