Anda di halaman 1dari 89

SALAM & BAHAGIA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Damai


Sejahtera, Om Swastyastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu
MODUL 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Tim Pengembang Modul
Rusiati Yo
Lahir di Pontianak, tinggal di Jakarta
Almamater: F. Psikologi (UGM) dan M.Pendidikan (UPH)
Head of Well-being Departement, Sinambung Indonesia

Jilly P Kaunang
Lahir di Manado, tinggal di Jakarta
Almamater: Fakultas Teologi (UKSW)
Guru PPKN dan Mindfulness di Global Sevilla
Jakarta Timur
Slide perkenalan INS
Agenda:
1. Perkenalan (2 menit)
2. Pembuka: Mindfulness (10 menit)
3. Pengantar Modul 2.2 (15 menit)
4. Pertanyaan/Keresahan (5 menit)
5. Klarifikasi Konsep Utama dan Simulasi
(40 menit)
6. Penutup: Mindfulness (10 menit)
7. Refleksi Penutup (5 menit)
1
HADIR SEUTUHNYA

Sadari saat di sini dan sekarang.

Arahkan perhatian Anda dengan

rasa ingin tahu dan welas asih


CONTOH LATIHAN MINDFULNESS
3

2
1

7 8
teknik body peregangan
- scanning otot
Apa yang Anda rasakan
sebelum, selama, dan
setelah latihan?
Mari Latihan Mendengarkan
dengan Sadar
(Mindful Listening)
• Jeda sejenak dari apapun yang dikerjakan
• Duduklah dengan nyaman, tegak, tidak membungkuk, bahu tetap
rileks
• Kedua tangan dapat diletakkan di pangkuan atau di atas meja
• Pejamkan mata jika merasa nyaman atau cukup rilekskan kelopak
mata
• Dengarkan musik yang mengalun
• Jika pikiran mengembara, perlahan kembalikan perhatian pada
alunan musik dan perasaan yang muncul saat mendengarkan
musik
Ungkapan
TERIMA KASIH
• Tuliskan kata-kata singkat kepada salah
seorang yang sudah berperan penting dalam
hidup Anda hingga menjadi pendidik seperti
saat ini
• Mungkin juga orang-orang yang berperan
besar dalam menjalani program PGP ini
• Anda dapat menyampaikan kepada orang
tersebut apa saja yang Anda rasakan dan
hal-hal yang Anda syukuri
Rasa syukur memiliki efek fisiologis yang kuat pada otak
dan tubuh. Para peneliti telah menemukan bahwa ketika
kita memikirkan seseorang atau sesuatu yang benar-benar
kita syukuri, tubuh kita menjadi tenang, memperlambat
detak jantung mengalirkan darah dari otot ke organ, dan
pupil mata pun berkontraksi.

Perasaan menghargai juga menghasilkan irama jantung


yang lebih teratur yang dapat mengurangi risiko serangan
jantung dan meredakan hipertensi.

Mind-up Curriculum, Brain-focused Strategies for Learning and Living, hal. 129
Sumber: Modul Guru SES OECD Fase III, Kuark, 2021
2013

1996 2022

“Fokus pada kompetensi pondasi


dasar yaitu literasi, numerasi dan
perhatikan pembelajaran sosial
dan emosional.” (Iwan Syahril,
2022)

Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v
=XyMTldDuo6E
KOMPETENSI LULUSAN
Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan
cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya

Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan


lingkungan yang aman dan nyaman agar dapat memfasilitasi seluruh individu
di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya

Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan


tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan
CAPAIAN UMUM
Guru Penggerak paham dan
Guru Penggerak mampu
mampu menciptakan lingkungan
secara aktif menetapkan
belajar yang aman dan nyaman
tujuan, membuat rencana, dan
sehingga seluruh individu
menentukan cara untuk
sekolah dapat meningkatkan
mencapainya dalam
kompetensi akademik dan
meningkatkan kompetensi
kesejahteraan psikologis
akademik dan kesejahteraan
(well-being) secara optimal
psikologis (well-being)
CAPAIAN KHUSUS
2. menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan
1. menjelaskan urgensi Pembelajaran Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL
Sosial dan Emosional untuk menciptakan (Collaborative for Academic, Social and Emotional
lingkungan belajar yang aman dan bertuj uan untuk meng emba ngkan 5
Learn ing) yang
nyaman agar seluruh individu di sekolah
dapat meningkatk an komp etens i (lima ) Komp etens i Sosia l dan Emosi onal (KSE)
akaemik dan kesejahteraan psikologis yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
(well-being) secara optimal sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab

4. menjelaskan cara implementasi


3. mendemonstrasikan
Pembelajaran Sosial Emosional di kelas
pemahaman tentang dan sekolah, yaitu: pengajaran eksplisit,
konsep kesadaran penuh integrasi dalam praktek mengajar guru
(mindfulness) sebagai dan kurikulum akademik, penciptaan
dasar pengembangan 5 iklim kelas dan budaya sekolah, dan
kompetensi sosial penguatan pembelajaran sosial
emosional (KSE) emosional pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) di sekolah.
• Forum Diskusi 1. membuat kesimpulan tentang
1.Merefleksikan pengalaman diri Menganalisis konsep 5 perubahan pengetahuan,
dalam menghadapi sebuah krisis KSE (kesadaran diri, keterampilan, sikap sebagai
• Mendiskusikan dan
pribadi dan pengaruh krisis tersebut • Mendemonstrasikan pemimpin pembelajaran yang
menyusun inisiatif pengelolaan diri,
bagi dirinya sebagai pendidik pemahaman tentang berpihak pada murid setelah
program penguatan kesadaran sosial,
implementasi mempelajari pembelajaran
kompetensi sosial keterampilan relasi, dan
2. Merefleksikan pengalaman pembelajaran sosial dan emosional
dan emosional bagi pengambilan keputusan
seorang murid yang memiliki Kompetensi Sosial membuat koneksi materi
murid dan rekan yang bertanggung 2.
pemahaman diri, ketangguhan, dan dan Emosional dalam pembelajaran sosial dan
sejawat di sekolah. jawab) yang berbasis
kemampuan membangun Rencana emosional dengan modul-
kesadaran penuh dalam
hubungan yang positif dengan Pelaksanaan modul sebelumnya.
5 contoh kasus.
orang lain dan pengaruhnya Ruang kolaborasi Pembelajaran (RPP). Koneksi antarmateri
Mulaipembelajarannya.
terhadap dari diri Demonstrasi kontekstual

Eksplorasi Konsep
Elaborasi pemahaman Aksi nyata
1. Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan • Membagikan pemahaman tentang
• Menggali ide-ide untuk
psikologis (well-being) secara optimal. implementasi pembelajaran sosial
mengkonsolidasi dan
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, emosional melalui 4 indikator yaitu:
menumbuhkembangkan
Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan pengajaran eksplisit, integrasi dalam
Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pembelajaran 5
praktek mengajar guru dan serta
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. kompetensi sosial dan
kurikulum akademik, penciptaan iklim
3. Konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional emosional baik di kelas,
kelas dan sekolah, dan penguatan
(KSE). sekolah dan komunitas
kompetensi sosial dan emosional reka
4. Implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: sekitar
sejawat di sekolah kepada rekan
pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim
sejawat atau komunitas, dan
kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga
merefleksikannya.
CGP sebagai pemimpin pembelajaran
memodelkan, belajar, dan berkolaborasi untuk
menumbuhkan kesadaran penuh yang dilandasi
perhatian yang berkualitas, rasa ingin tahu,
kepedulian, dan welas asih sebagai dasar dalam

memperoleh dan menerapkan kompetensi sosial


dan emosional (KSE) bagi dirinya dan seluruh
individu di dalam ekosistem sekolah,

untuk terwujudnya lingkungan belajar yang aman,


nyaman, dan dapat mendorong peningkatan
kompetensi akademik dan well-being

KATA KUNCI: Pemimpin Pembelajaran, Memodelkan, Belajar, Berkolaborasi, Kesadaran Penuh, Perhatian Berkualitas,
Rasa ingin tahu, Welas asih, KSE diri dan seluruh individu, Lingkungan Belajar Aman, Nyaman, Bermakna, Kompetensi
Akademik, dan Well-being
Tujuan Penyegaran Modul 2.2

Menguatkan pemahaman konsep


dan penerapan modul 2.2
Mari berbagi

Apa keresehan/pertanyaan
terkait modul 2.2 saat ini?
Maksud Pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
MENGAPA pembelajaran
yang ada pada anak-anak agar SOSIAL-EMOSIONAL?

mereka dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan


yang setinggi-tingginya baik sebagai

manusia maupun anggota


masyarakat
_________________
Pen
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
MENGAPA pembelajaran
• Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa SOSIAL-EMOSIONAL?
manusia secara holistik.
• Budi Pekerti/Watak/Karakter: hasil dari pembelajaran budi
pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran-rasa,
kemauan) sehingga menimbulkan pekerti (tenaga-olah
raga-karya).
• Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa
yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa,
kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.
Pembelajaran

Kesadaran
Diri

Diadaptasi dari
Diagram
K. Fort - Catanese
(dalam Hawkins,
2017)

Pembelajaran Sosial Emosional berbasis Kesadaran Penuh


A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional -Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
-Definisi
- Integrasi dalam pembelajaran, praktik
-Tujuan mengajar dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas,
Budaya dan kebijakan sekolah

- Penguatan kompetensi sosial dan


B. 5 Kompetensi Sosial emosional pendidik dan tendik

Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial

4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan
yang Bertanggung Jawab • Rasa ingin tahu tanpa
prasangka dan menghakimi
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
Kesadaran Diri Kesadaran Sosial

3 Pertanyaan
• 6 emosi dasar
Empatik
• Roda Emosi
“Plutchik
Manajemen Diri

• Teknik STOP Pengambilan Keputusan


• 3I yang Bertanggung Jawab
.
Latihan POOCH
(Problem –
Keterampilan Berelasi
5 KSE Options –
• 3C Outcomes –
• I Message Choice)
• ACR
A. APA ITU PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL?
Pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh
seluruh komunitas sekolah yang
memungkinkan anak dan orang
dewasa di sekolah
memperoleh dan
menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional.
TUJUAN PSE CASEL:
• Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi (Kesadaran diri)
• Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen diri)
• Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (Kesadaran
sosial )
• Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(Keterampilan berelasi )
• Membuat keputusan yang bertanggung jawab
PENCAPAIAN PEMBELAJARAN
SOSIAL-EMOSIONAL
FAKTA PENTING PSE
Mengabaikan

Murid yang berkembang pengembangan Pembelajaran sosial

secara sosial dan emosional, keterampilan sosial dan dan emosional harus
emosional diimplementasikan
pada saat yang sama
akan membawa efek secara sengaja.
mereka pun berkembang
secara akademik. buruk secara akademik.
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional • Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
• Definisi
• Integrasi dalam pembelajaran,
• Tujuan praktik mengajar dan kurikulum
akademik
• Penciptaan iklim kelas,
• Budaya dan kebijakan sekolah

B. 5 Kompetensi Sosial • Penguatan kompetensi sosial dan

Emosional KONSEP emosional pendidik dan tendik

1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh


2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial

4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS• Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-EMOSIONAL
Contoh

•Dapat menggabungkan identitas pribadi


dan identitas sosial
•Mengidentifikasi kekuatan / aset diri dan
budaya
•Mengidentifikasi emosi - emosi dalam diri
Kesadaran Diri Menunjukkan integritas dan kejujuran
kemampuan untuk memahami •Dapat menghubungkan perasaan, pikiran,
perasaan, emosi, dan nilai - nilai dan nilai - nilai
diri sendiri, dan bagaimana •Menguji dan mempertimbangkan
prasangka dan bias
pengaruhnya pada perilaku diri
•Memupuk efikasi diri
dalam berbagai situasi dan •Memiliki pola pikir bertumbuh
konteks kehidupan •Mengembangkan minat dan menetapkan
arah tujuan hidup
Contoh
Manajemen Diri • Mengelola emosi diri
• Mengidentifikasi dan menggunakan
strategi strategi pengelolaan stres
• Menunjukkan disiplin dan motivasi
kemampuan untuk mengelola diri
emosi, pikiran, dan perilaku diri • Merancang tujuan pribadi dan
bersama
secara efektif dalam berbagai • Menggunakan keterampilan
situasi dan untuk mencapai tujuan merancang dan mengorganisir
• Memperlihatkan keberanian untuk
dan aspirasi mengambil inisiatif
• Mendemonstrasikan kendali diri dan
dalam kelompok
Contoh
Kesadaran Sosial • Mempertimbangkan pandangan /
pemikiran orang lain
kemampuan untuk memahami • Mengakui kemampuan/kekuatan orang
lain
sudut pandang dan dapat • Mendemonstrasikan empati dan rasa
berempati dengan orang lain welas kasih
• Menunjukkan keprihatinan atas
termasuk mereka yang berasal perasaan orang lain
dari latar belakang, budaya, • Memahami dan mengekspresikan rasa
syukur
konteks yang berbeda-beda • Mengidentifikasi ragam norma sosial,
termasuk dengan norma - norma yang
menunjukkan ketidakadilan
Pengambilan Keputusan yang Contoh
Bertanggung Jawab: • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
kemampuan untuk menentukan • Mengidentifikasi / mengenali solusi dari masalah
pribadi dan social
pilihan-pilihan membangun yang • Belajar membuat keputusan beralasan / masuk di akal,
berdasar atas kepedulian, kapasitas setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
• Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi
dalam mempertimbangkan standar konsekuensi dari tindakannya
standar etis dan rasa aman, dan untuk • Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat
berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan
mengevaluasi manfaat dan konsekuensi sekolah
dari bermacam - macam tindakan dan • Merefleksikan peran seseorang dalam
memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being)
perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, keluarga, dan komunitas
(well- being) diri sendiri, masyarakat, • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang,
dan kelompok hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan
Contoh
Keterampilan Berelasi •

Berkomunikasi dengan efektif
Mengembangkan relasi / hubungan positif
• Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
kemampuan untuk • Mempraktikkan kerjasama tim dan
pemecahan masalah secara kolaboratif
membangun dan • Dapat melawan tekanan sosial yang
mempertahankan negatif
• Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam
hubungan-hubungan yang kelompok
• Mencari dan menawarkan bantuan
sehat dan suportif apabila membutuhkan
• Turut membela hak - hak orang lain
Contoh HUBUNGAN 5 KSE DENGAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA (PPP)

• Ketika seorang murid berusaha menemukan alternatif solusi


demi memecahkan masalah atau mencapai tujuan secara
mandiri, ia memerlukan kemampuan bernalar kritis dan
kreatif dalam melihat permasalahan atau tujuan tersebut.
• Murid pun menerapkan kesadaran diri, manajemen diri, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
HUBUNGAN KSE DENGAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA

• Selanjutnya, ide yang dihasilkannya pun perlu lebih dulu


mempertimbangkan iman dan akhlak beragama, akhlak kepada
sesama, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

• Dalam situasi tersebut, ia telah menerapkan kesadaran sosial,


keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.
HUBUNGAN KSE DENGAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA

• Pada saat ia harus mewujudkan idenya itu, maka ia


pun perlu melibatkan orang lain dengan tetap
menghargai keragaman latar belakang yang
dimiliki oleh mereka yang terlibat (gotong royong
dan berkebinekaan global).
• Pada tahap ini, murid menerapkan KSE: kesadaran
sosial dan keterampilan berelasi.
Agar dapat membantu anak untuk
makin baik dalam mengelola
dunia-dalam-diri mereka (inner self) dan
menguatkan pembelajaran,

maka langkah berikutnya yang paling


nyata dalam pembelajaran sosial
emosional adalah melatih atensi
(fokus, memusatkan
perhatian).

Daniel Goleman
https://seelearning.emory.edu/node/5
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional -Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
-Definisi
- Integrasi dalam pembelajaran, praktik
-Tujuan mengajar dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas,
Budaya dan kebijakan sekolah

- Penguatan kompetensi sosial dan


B. 5 Kompetensi Sosial emosional pendidik dan tendik

Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial

4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
C. Mindfulness (kesadaran penuh)
MERUPAKAN FONDASI DALAM MENGEMBANGKAN 5 KSE

Kesadaran penuh dapat diartikan sebagai kesadaran yang


muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara
sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin
tahu, dan welas asih (Kabat-Zinn dalam Hawkins, 2017).`

Secara saintifik, latihan berkesadaran penuh yang


konsisten dapat memperkuat hubungan sel-sel saraf
(neuron) otak yang berhubungan dengan fokus,
konsentrasi, dan kesadaran → tetap sehat (Hawn
Foundation, 2011).
Mindfulness (kesadaran penuh)

Dapat dilatih dan


ditumbuhkan
melalui berbagai kegiatan
sehari-hari maupun
pembelajaran yang
dilakukan secara mindful
(ada koneksi antara
tubuh/indera, perasaan,
pikiran dan lingkungan).
Kebahagiaan adalah
pada saat kita dapat
menghargai
apa yang ada di sini
dan sekarang dan dapat
membangun hubungan maupun
kerja sama dengan orang lain
atas dasar hormat dan saling
menghargai

Rusdy Rukmarata
Budayawan
Mari Berlatih!

teknik body
- scanning
WELL-BEING
Sebuah kondisi dimana individu
• memiliki sikap yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain,
• dapat membuat keputusan,
• dan mengatur tingkah lakunya sendiri,
• dapat memenuhi kebutuhan dirinya,
• dengan menciptakan dan mengelola
lingkungan dengan baik,
• memiliki tujuan hidup,
• dan membuat hidup mereka lebih bermakna,
• serta berusaha mengeksplorasi dan
mengembangkan dirinya.
OXFORD ENGLISH DICTIONARY
Dengan well-being yang optimum
seseorang memiliki kemungkinan lebih
tinggi untuk:
• mencapai prestasi akademik yang
lebih tinggi,
• kesehatan fisik dan mental yang
lebih baik,
• memiliki ketangguhan (daya
lenting/resiliensi) dalam
menghadapi stress,
• terlibat dalam perilaku sosial yang
lebih bertanggung jawab.
NOBLE & MCGRATH, 2011
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional -Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
-Definisi
- Integrasi dalam pembelajaran, praktik
-Tujuan mengajar dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas,
Budaya dan kebijakan sekolah

- Penguatan kompetensi sosial dan


B. 5 Kompetensi Sosial emosional pendidik dan tendik

Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial

4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
D. 4 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOSIAL
DAN EMOSIONAL (5 KSE)
3. Mengintegrasi
2. Mengajarkan 4. Menciptakan
1. Menguatkan kan 5 KSE dalam
5 KSE secara iklim kelas,
5 KSE pendidik praktik mengajar
budaya dan
spesifik dan (interaksi guru
dan tendik kebijakan
eksplisit dan murid) serta
sekolah
kurikulum
akademik
1. MENGUATKAN 5 KSE pendidik dan tendik
1. Menjadi
Teladan
(memodelkan):
mendukung pendidik dan
tenaga kependidikan dalam
memodelkan kompetensi dan
Contoh:
pola pikir di seluruh komunitas
• Menerapkan kompetensi sosial
sekolah dengan murid,
keluarga murid, mitra emosional dalam peran dan tugas
komunitas, dan satu sama lain. • Menciptakan budaya mengapresiasi
• Menunjukkan kepedulian
2. Belajar : pendidik dan tenaga
kependidikan merefleksikan kompetensi
sosial dan emosional pribadi dan
mengembangkan kapasitas untuk
mengimplementasikan kompetensi sosial
dan emosional.

Contoh:
• Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan
emosional pribadi
• Berkolaborasi di tempat kerja
• Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait
dengan literasi budaya
• Mengembangkan pola pikir bertumbuh
• Memahami tahapan perkembangan murid
• Meluangkan waktu untuk merawat kesehatan fisik
dan mental
• Mengagendakan sesi berbagi praktik baik
Contoh:

• Membuat kesepakatan
bersama-sama
3. Berkolaborasi: • Membuat komunitas belajar
profesional
menciptakan struktur berbentuk • Membuat sistem mentoring
komunitas pembelajaran profesional rekan sejawat
atau pendampingan sejawat bagi • Mengintegrasikan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan sosial emosional dalam
untuk berkolaborasi tentang cara pelaksanaan rapat guru
mengasah strategi untuk
mempromosikan KSE
di seluruh sekolah.
2. MENGAJARKAN 5 KSE SECARA SPESIFIK
DAN EKSPLISIT
CONTOH – CONTOH
PENGAJARAN SPESIFIK DAN EKSPLISIT 5 KSE
1. KESADARAN DIRI
Mengenali/identifikasi
6 emosi dasar

• takut (fear)
• marah (anger)
• muak (disgust)
• takjub (surprised)
• sedih (sad)
• bahagia (happy)

Paul Ekmand-/Psikolog
Yuk, kenali 6
emosi dasar APA ARTI “BAHAGIA”
MENURUT ANDA?
(tuliskan di chatbox tanpa
menggunakan kata ‘bahagia’)
Apa yang
biasanya
membuat
saya Takut Takjub
merasakan
5 emosi ini : Muak

Marah Sedih
Mari berlatih mengidentifikasi
emosi dengan jujur

• Identifikasi setidaknya
4 emosi yang cukup / menerima

sering muncul selama


dua minggu
/ patuh

belakangan

• Cukup ketik nama


emosinya saja
m/.

Mengapa penting untuk


mengenali/menyadari
emosi?
2. MANAJEMEN DIRI:
Mengelola emosi dan fokus untuk mencapai tujuan

Amati pilihan-pilihan
yang dapat diambil
APA YANG TERJADI DI BALIK “STOP”
MENGAMBIL JEDA - MENYADARI NAPAS
Napas yang terkontrol >
Saat jeda, syaraf mengurangi
parasimpatik kecemasan/tingkat stress
dan mendukung kekuatan Hal ini dapat
menenangkan tubuh dilatih dan
dengan memperlambat otak bagian atas (korteks
prefrontal) yang dikembangkan >
detak jantung, menurunkan neuroplasticity.
tekanan darah, berhubungan dengan fokus,
mempertajam fokus. konsentrasi dan kesadaran.

mind-up curriculum (2011)


Resiliensi : kemampuan individu untuk merespons tantangan atau
trauma yang dihadapi dengan cara-cara sehat dan produktif
(Reivich dan Shatte, 2002).

3 sumber resiliensi individu yaitu:


I have (Saya memiliki): sumber resiliensi yang berhubungan dengan besarnya
dukungan sosial dari lingkungan sekitar yang saya miliki.

I am (Saya adalah): sumber resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan dalam diri
(didalamnya terdapat perasaan, sikap, dan keyakinan individu).

I can (Saya dapat): sumber resiliensi yang berkaitan dengan usaha yang dapat
dilakukan oleh seseorang untuk memecahkan masalah menuju kekuatan diri
(kemampuan menyelesaikan persoalan, keterampilan sosial dan interpersonal (Reivich
dan Shatte, 2002).
Emosi yang tak terkendali
membuat orang pintar
menjadi bodoh.

CEO dipekerjakan di perusahaan


karena intelektualitas dan keahlian
bisnisnya, lalu dipecat karena
kurangnya kecerdasan emosi

(Daniel Goleman, Pencetus teori Emotional Intelligence, co-founder CASEL)


3. KESADARAN SOSIAL - BEREMPATI
3 pertanyaan dasar

1. Apa yang dirasakan orang tersebut? Apa yang


membuatnya merasa demikian?
2. Apa yang mungkin akan dia lakukan?
Mengapa dia melakukan itu?
3. Apa yang saya rasakan jika mengalami
kejadian yang sama? Atau saya ada di posisi
dia?
Respon keadaan yang Anda hadapi dalam cerita
ini dengan 3 pertanyaan dasar

*) Pada suatu hari, bayangkan Anda sedang dalam perjalanan naik kereta dari
Surabaya ke Jakarta. Anda ingin tidur di perjalanan karena sudah seminggu ini
begadang mengerjakan banyak proyek dengan deadline yang berdekatan.

Saat itu pukul 20.00 baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil
berusia sekitar 4 dan 6 tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mondar-mandir.
Anda melihat situasi sekitar dan mendapati ayah dari kedua anak itu persis di
belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang sedang bermain game di smartphone,
sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat agak terganggu, tetapi
semuanya diam saja.

Anak-anak itu sesekali diam, tapi kemudian tertawa kencang lagi, memperebutkan
mainan, lari ke sana kemari. Anda yang sudah kurang tidur seminggu ini tidak bisa
menahan diri lagi...
Anda segera menegur ayah dari anak-anak tersebut dengan bahasa yang
cukup tajam, “Pak, ini tempat umum, banyak yang terganggu dan tidak
bisa istirahat. Anaknya tolong dikondisikan ya, Pak”.

Sekilas, dari matanya terpancar kelelahan dan kesedihan. Namun, Bapak


itu tersenyum sedikit, menatap mata Anda dan berkata,

“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
tidak bisa tertawa karena mereka menangis terus. Baru sekarang mereka
bisa tertawa, dan kami akan turun di Bandung beberapa saat ini, jadi
semoga mereka tidak mengganggu terlalu lama lagi. Saya coba panggil
mereka ya…”

*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful
lessons in personal change. Simon and Schuster.
Latihan Membangun Empati:
Bayangkan sebuah situasi di mana Anda
berhadapan dengan seseorang yang
menunjukkan perilaku yang sulit bagi Anda.

Berlatihlah untuk menggunakan pertanyaan


3 empatik saat harus berkomunikasi dengan
orang tersebut
4. KETERAMPILAN BERELASI
Kerjasama - 5K (5 Keterampilan):
1. Keterampilan menyampaikan pesan dengan jelas dan
mendengarkan secara aktif (hadir sepenuhnya)
2. Keterampilan menyatakan sikap setuju maupun tidak setuju
dengan alasan jelas dan sikap saling menghargai.
3. Keterampilan mengelola tugas dan peran dalam kelompok.
4. Keterampilan menentukan indikator keberhasilan
pencapaian tujuan bersama yang dipahami semua orang.
5. Keterampilan mengelola konflik (Contoh: I-message)
3C (CLEAR, CONFIDENT, CALM)
Clear (jelas) Tidak berputar-putar, singkat.

Confident Yakin, mantap, tidak penuh


(percaya diri) keraguan, tidak plin-plan
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor
Menyampaikan dengan
Calm (tenang) tenang, tidak terburu-buru
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)

• adalah teknik untuk berbicara dengan seseorang dan menyampaikan maksud


Anda dengan fokus pada perasaan (gunakan kosakata emosi)
atau pikiran diri Anda dan mengenai suatu situasi

• Dalam proses kerja sama, sangat mungkin kita merasakan konflik dalam diri
kita. Sampaikan perasaan dan [ikiran kita tersebut dengan pendekatan I –
message

• Sampaikan efek konkret dari sebuah perilaku tersebut terhadap Anda. Jangan
lupa, 3 C dan bangun empati saat mendengarkan respon lawan bicara Anda

• I-message: Nuansa emosi yang lebih positif, tidak terasa memojokkan lawan
bicara, terbukti dapat membantu penyampai pesan membangun komunikasi
lebih lanjut.
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)

Pernyataan “Saya” You-message


Contoh I-message berfokus pada
Pernyataan (dalam kasus Pak Eling) perasaan penyampai “Masukan Ibu sangat
“I-message” dapat “Saya merasa khawatir pesan daripada mengkhawatirkan.
digunakan dalam jika harus merevisi pikiran atau Waktu pelaksanaan
resolusi konflik proposal ini. Waktu karakteristik lawan acara sudah sangat
pelaksanaan acara bicara atau penerima dekat.”
sudah sangat dekat.” pesan.
Mari Praktik I - Message
Ungkapkan 1 hal yang menjadi keresahan atau
konflik dalam diri Anda terhadap
lawan bicara Anda (rekan kerja, pasangan, murid, atau anak)
(1 – 3 kalimat)

Bagikan di kolom chat


ACTIVE CONSTRUCTIVE RESPONDING
Adalah cara bereaksi terhadap peristiwa baik
dengan cara merespon secara aktif dan
membangun (interaksi lebih lanjut).

Teknik komunikasi ini dapat mendorong terjalinnya


relasi yang sehat dan suportif.

Sumber: "I'm so excited for you!" How an enthusiastic responding intervention


enhances close relationships
January 2014, Journal of Social and Personal Relationships 32(1):1-17, DOI:10.1177/0265407514523545
“Bu/Pak, aku lolos seleksi lomba nyanyi tingkat
provinsi…”
Constructive Destructive
Loh kok ga izin dulu,
Wah keren! Nanti nilai sekolahnya turun
Active

Kapan? Apa yang harus disiapkan? kamu tugas sekolah aja keteteran,
Ceritain dong ke Ibu. sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.

Active constructive = aktif membangun Active destructive = aktif menghambat

Oh ya?
Passive

Oh bagus-bagus… Mamah juga dulu pernah ikut sampai


tingkat nasional (fokus ke diri sendiri)

Pasif Constructive = mandeg Pasive Destructive = mencuri fokus


“Pak, puji syukur sekolah saya jadi percontohan
sekolah hijau tingkat kota….”
Constructive Destructive

Wah selamat!
Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Active

Udah persiapan apa saja?


Bagaimana ceritanya sampai jadi Paling nanti juga capek sendiri
percontohan, Bu?
Active destructive = aktif menghambat
Active constructive = aktif membangun
Hanya tingkat kota?Sekolah X udah duluan ikut,
Oh, bagus itu.
bagus itu. saya juga dulu waktu jadi Kepala
Passive

sekolah sampai jadi contoh provinsi

Passive constructive = pasif membangun -


Active destructive = aktif menghambat
mandeg
5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
P O O Ch
Problem Options Outcomes Choices
Mempertimbangkan • Apa yang dipilih?
Mengevaluasi situasi: Menganalisis konsekuensi dari • Mengapa memilih itu?
• Apakah itu
• Apa harapan alternatif pilihan: masing-masing
keputusan/pilihan
saya? • Apa saja yang pilihan: Apakah saya
yang terbaik dari
• Apa yang terjadi? dapat dilakukan? mengetahui berbagai pilihan yang
• Apa akar • Apa saja pilihan konsekuensi dari tiap ada?
penyebabnya? yang berbeda? pilihan bagi diri dan • Apakah siap
menghadapi segala
orang lain?
konsekuensinya?
Problem/Masalah Realita

• Saya kurang bisa membagi waktu


antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah
Apakah masalahnya?
(realitas vs harapan) Harapan
Apakah penyebabnya? • Saya terampil dalam membagi
waktu antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari
kepala sekolah.
Analisis Penyebab
1. Belum mampu menentukan
prioritas
2. Ingin semua ada dalam kendali
diri
3. Belum memiliki keterampilan
komunikasi untuk meminta
bantuan 4. Belum memiliki
keterampilan komunikasi asertif
untuk menolak tugas yang terus
diberikan
• Saya dapat mencari informasi
Option/Alternatif tentang membuat skala prioritas
(berkonsultasi dengan rekan ,
teman , atasan , belajar dari
internet)
• Belajar percaya dengan
Apa saja yang dapat dilakukan? mendelegasikan tugas kepada
orang lain
• Belajar mengembangkan
kemampuan komunikasi umum
maupun asertif terhadap kepala
sekolah
Pilihan 1
Outcomes/Hasil Negatif:
• menyediakan waktu lebih banyak dan
kemauan untuk belajar dan berkurang waktu
untuk bersosialisasi dengan orang lain (
keluarga , teman )
Apa saja kemungkinan yang dapat Positif
• dapat menentukan dan mengelola prioritas
terjadi? sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang
(positif maupun negatif bagi diri lain
sendiri dan orang lain Pilihan 2
Negatif:
• meluangkan waktu untuk mengcoach rekan
lain , orang lain mungkin merasa
mendapatkan tambahan kerja kemungkinan
hasilnya tidak sesuai dengan beban
ekspektasi diri
Positif:
• membangun tim kerja yang leth
solid dan profesional

Pilihan 3
Negatif:
• kemungkinan terjadi
kesalahpahaman atau konflik
dengan rekan atau atasan

Positif:
• mengembangkan kompetensi
diri dan kinerja dapat
meningkat, kontribusi yang lebih
besar untuk sekolah
Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang
ada, maka saya akan mengambil pilihan
Apa keputusan yang dapat untuk belajar mengembangkan
diambil? keterampilan menentukan prioritas karena
itu akan memberikan dampak pada
Choice/Pilihan kualitas pengajaran dan pengelolaan
tugas tambahan di masa mendatang.

Refleksi Keputusan
Pilihan yang diambil perlu terus
Bagaimana berjalannya keputusan direfleksikan untuk mengetahui
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Jika
yang diambil? dibutuhkan, ulangi proses dari kerangka
POOCH ini
3. MENGINTEGRASIKAN DALAM PRAKTIK
MENGAJAR DAN KURIKULUM AKADEMIK

PEMBUKAAN HANGAT KEGIATAN INTI YANG PENUTUPAN YANG


Antara lain: MELIBATKAN MURID OPTIMISTIK
Antara lain: Antara lain:
• berikan kesempatan pada
diskusi akademik • apresiasi terhadap suatu
murid-murid untuk •
praktik baik yang
berbicara (suara) • setting kelas
ditunjukkan, baik individu
• mendengarkan aktif pembelajaran kooperatif maupun kelompok/kelas
• memungkinkan • Pembelajaran berbasis • Mengambil
projek kesimpulan/insight dalam
interaksi/keterhubungan
• refleksi diri dan penilaian pembelajaran
• menciptakan rasa memiliki • Tetapkan tujuan yang akan
diri
• dapat menumbuhkan dilakukan dalam
• pemberian suara dan
salah satu KSE pilihan pertemuan berikutnya
4. MENCIPTAKAN IKLIM KELAS, BUDAYA
DAN KEBIJAKAN SEKOLAH
• Membangun keterhubungan/koneksi yang menciptakan perasaan aman dan
nyaman
• menciptakan lingkungan kelas yang dapat merangkul keberagaman, melibatkan
murid dan menumbuhkan optimisme
• mewujudkan keyakinan kelas, peraturan dan kebijakan sekolah yang
mencerminkan visi-misi sekolah, nilai-nilai kebajikan dan keberpihakan pada
murid
Contoh RPP
1. Contoh RPP yang mengajarkan 5 KSE secara spesifik dan eksplisit
● Kesadaran diri
● Manajemen diri
● Kesadaran Sosial
● Keterampilan Berelasi
● Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:

2. Contoh RPP yang mengintegrasikan 5 KSE: TK | SD | SMP

3. Contoh RPP Modifikasi dengan CP dan PPP - SMP


4. Contoh RPP Integrasi KSE (terjemahan)
Kegiatan Penutup
REFLEKSI 1.Apa pemahaman yang berubah
setelah mengikuti sesi hari ini?
Sebelumnya saya berpikir …
Ternyata…..

2.Apa hal yang ingin Anda gali


lebih lanjut setelah sesi hari ini?
Mengapa?

https://forms.gle/qWS2Tfn1QbGbRwn6A

Anda mungkin juga menyukai