Jilly P Kaunang
Lahir di Manado, tinggal di Jakarta
Almamater: Fakultas Teologi (UKSW)
Guru PPKN dan Mindfulness di Global Sevilla
Jakarta Timur
Slide perkenalan INS
Agenda:
1. Perkenalan (2 menit)
2. Pembuka: Mindfulness (10 menit)
3. Pengantar Modul 2.2 (15 menit)
4. Pertanyaan/Keresahan (5 menit)
5. Klarifikasi Konsep Utama dan Simulasi
(40 menit)
6. Penutup: Mindfulness (10 menit)
7. Refleksi Penutup (5 menit)
1
HADIR SEUTUHNYA
2
1
7 8
teknik body peregangan
- scanning otot
Apa yang Anda rasakan
sebelum, selama, dan
setelah latihan?
Mari Latihan Mendengarkan
dengan Sadar
(Mindful Listening)
• Jeda sejenak dari apapun yang dikerjakan
• Duduklah dengan nyaman, tegak, tidak membungkuk, bahu tetap
rileks
• Kedua tangan dapat diletakkan di pangkuan atau di atas meja
• Pejamkan mata jika merasa nyaman atau cukup rilekskan kelopak
mata
• Dengarkan musik yang mengalun
• Jika pikiran mengembara, perlahan kembalikan perhatian pada
alunan musik dan perasaan yang muncul saat mendengarkan
musik
Ungkapan
TERIMA KASIH
• Tuliskan kata-kata singkat kepada salah
seorang yang sudah berperan penting dalam
hidup Anda hingga menjadi pendidik seperti
saat ini
• Mungkin juga orang-orang yang berperan
besar dalam menjalani program PGP ini
• Anda dapat menyampaikan kepada orang
tersebut apa saja yang Anda rasakan dan
hal-hal yang Anda syukuri
Rasa syukur memiliki efek fisiologis yang kuat pada otak
dan tubuh. Para peneliti telah menemukan bahwa ketika
kita memikirkan seseorang atau sesuatu yang benar-benar
kita syukuri, tubuh kita menjadi tenang, memperlambat
detak jantung mengalirkan darah dari otot ke organ, dan
pupil mata pun berkontraksi.
Mind-up Curriculum, Brain-focused Strategies for Learning and Living, hal. 129
Sumber: Modul Guru SES OECD Fase III, Kuark, 2021
2013
1996 2022
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v
=XyMTldDuo6E
KOMPETENSI LULUSAN
Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan
cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya
Eksplorasi Konsep
Elaborasi pemahaman Aksi nyata
1. Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan • Membagikan pemahaman tentang
• Menggali ide-ide untuk
psikologis (well-being) secara optimal. implementasi pembelajaran sosial
mengkonsolidasi dan
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, emosional melalui 4 indikator yaitu:
menumbuhkembangkan
Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan pengajaran eksplisit, integrasi dalam
Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pembelajaran 5
praktek mengajar guru dan serta
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. kompetensi sosial dan
kurikulum akademik, penciptaan iklim
3. Konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional emosional baik di kelas,
kelas dan sekolah, dan penguatan
(KSE). sekolah dan komunitas
kompetensi sosial dan emosional reka
4. Implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: sekitar
sejawat di sekolah kepada rekan
pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim
sejawat atau komunitas, dan
kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga
merefleksikannya.
CGP sebagai pemimpin pembelajaran
memodelkan, belajar, dan berkolaborasi untuk
menumbuhkan kesadaran penuh yang dilandasi
perhatian yang berkualitas, rasa ingin tahu,
kepedulian, dan welas asih sebagai dasar dalam
KATA KUNCI: Pemimpin Pembelajaran, Memodelkan, Belajar, Berkolaborasi, Kesadaran Penuh, Perhatian Berkualitas,
Rasa ingin tahu, Welas asih, KSE diri dan seluruh individu, Lingkungan Belajar Aman, Nyaman, Bermakna, Kompetensi
Akademik, dan Well-being
Tujuan Penyegaran Modul 2.2
Apa keresehan/pertanyaan
terkait modul 2.2 saat ini?
Maksud Pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
MENGAPA pembelajaran
yang ada pada anak-anak agar SOSIAL-EMOSIONAL?
Kesadaran
Diri
Diadaptasi dari
Diagram
K. Fort - Catanese
(dalam Hawkins,
2017)
Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial
4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan
yang Bertanggung Jawab • Rasa ingin tahu tanpa
prasangka dan menghakimi
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
Kesadaran Diri Kesadaran Sosial
3 Pertanyaan
• 6 emosi dasar
Empatik
• Roda Emosi
“Plutchik
Manajemen Diri
secara sosial dan emosional, keterampilan sosial dan dan emosional harus
emosional diimplementasikan
pada saat yang sama
akan membawa efek secara sengaja.
mereka pun berkembang
secara akademik. buruk secara akademik.
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional • Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
• Definisi
• Integrasi dalam pembelajaran,
• Tujuan praktik mengajar dan kurikulum
akademik
• Penciptaan iklim kelas,
• Budaya dan kebijakan sekolah
4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS• Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-EMOSIONAL
Contoh
Daniel Goleman
https://seelearning.emory.edu/node/5
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional -Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
-Definisi
- Integrasi dalam pembelajaran, praktik
-Tujuan mengajar dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas,
Budaya dan kebijakan sekolah
Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial
4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
C. Mindfulness (kesadaran penuh)
MERUPAKAN FONDASI DALAM MENGEMBANGKAN 5 KSE
Rusdy Rukmarata
Budayawan
Mari Berlatih!
teknik body
- scanning
WELL-BEING
Sebuah kondisi dimana individu
• memiliki sikap yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain,
• dapat membuat keputusan,
• dan mengatur tingkah lakunya sendiri,
• dapat memenuhi kebutuhan dirinya,
• dengan menciptakan dan mengelola
lingkungan dengan baik,
• memiliki tujuan hidup,
• dan membuat hidup mereka lebih bermakna,
• serta berusaha mengeksplorasi dan
mengembangkan dirinya.
OXFORD ENGLISH DICTIONARY
Dengan well-being yang optimum
seseorang memiliki kemungkinan lebih
tinggi untuk:
• mencapai prestasi akademik yang
lebih tinggi,
• kesehatan fisik dan mental yang
lebih baik,
• memiliki ketangguhan (daya
lenting/resiliensi) dalam
menghadapi stress,
• terlibat dalam perilaku sosial yang
lebih bertanggung jawab.
NOBLE & MCGRATH, 2011
A. Pembelajaran Sosial D. 4 Implementasi PSE
Emosional -Pengajaran KSE secara
spesifik dan eksplisit
-Definisi
- Integrasi dalam pembelajaran, praktik
-Tujuan mengajar dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas,
Budaya dan kebijakan sekolah
Emosional KONSEP
1. Kesadaran Diri C. Kesadaran Penuh
2. Manajemen Diri MODUL (Mindfulness)
• Perhatian/fokus/ atensi
3. Kesadaran Sosial
4. Keterampilan Berelasi
2.2 yang disengaja
(purposeful attention)
• Sekarang (present moment)
5. Pengambilan Keputusan • Rasa ingin tahu tanpa
yang Bertanggung Jawab prasangka dan menghakimi
(curiosity/non-judgemental)
FOKUS • Welas asih (compassion)
WELL-BEING KONSENTRASI
KESADARAN
D. 4 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOSIAL
DAN EMOSIONAL (5 KSE)
3. Mengintegrasi
2. Mengajarkan 4. Menciptakan
1. Menguatkan kan 5 KSE dalam
5 KSE secara iklim kelas,
5 KSE pendidik praktik mengajar
budaya dan
spesifik dan (interaksi guru
dan tendik kebijakan
eksplisit dan murid) serta
sekolah
kurikulum
akademik
1. MENGUATKAN 5 KSE pendidik dan tendik
1. Menjadi
Teladan
(memodelkan):
mendukung pendidik dan
tenaga kependidikan dalam
memodelkan kompetensi dan
Contoh:
pola pikir di seluruh komunitas
• Menerapkan kompetensi sosial
sekolah dengan murid,
keluarga murid, mitra emosional dalam peran dan tugas
komunitas, dan satu sama lain. • Menciptakan budaya mengapresiasi
• Menunjukkan kepedulian
2. Belajar : pendidik dan tenaga
kependidikan merefleksikan kompetensi
sosial dan emosional pribadi dan
mengembangkan kapasitas untuk
mengimplementasikan kompetensi sosial
dan emosional.
Contoh:
• Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan
emosional pribadi
• Berkolaborasi di tempat kerja
• Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait
dengan literasi budaya
• Mengembangkan pola pikir bertumbuh
• Memahami tahapan perkembangan murid
• Meluangkan waktu untuk merawat kesehatan fisik
dan mental
• Mengagendakan sesi berbagi praktik baik
Contoh:
• Membuat kesepakatan
bersama-sama
3. Berkolaborasi: • Membuat komunitas belajar
profesional
menciptakan struktur berbentuk • Membuat sistem mentoring
komunitas pembelajaran profesional rekan sejawat
atau pendampingan sejawat bagi • Mengintegrasikan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan sosial emosional dalam
untuk berkolaborasi tentang cara pelaksanaan rapat guru
mengasah strategi untuk
mempromosikan KSE
di seluruh sekolah.
2. MENGAJARKAN 5 KSE SECARA SPESIFIK
DAN EKSPLISIT
CONTOH – CONTOH
PENGAJARAN SPESIFIK DAN EKSPLISIT 5 KSE
1. KESADARAN DIRI
Mengenali/identifikasi
6 emosi dasar
• takut (fear)
• marah (anger)
• muak (disgust)
• takjub (surprised)
• sedih (sad)
• bahagia (happy)
Paul Ekmand-/Psikolog
Yuk, kenali 6
emosi dasar APA ARTI “BAHAGIA”
MENURUT ANDA?
(tuliskan di chatbox tanpa
menggunakan kata ‘bahagia’)
Apa yang
biasanya
membuat
saya Takut Takjub
merasakan
5 emosi ini : Muak
Marah Sedih
Mari berlatih mengidentifikasi
emosi dengan jujur
• Identifikasi setidaknya
4 emosi yang cukup / menerima
belakangan
Amati pilihan-pilihan
yang dapat diambil
APA YANG TERJADI DI BALIK “STOP”
MENGAMBIL JEDA - MENYADARI NAPAS
Napas yang terkontrol >
Saat jeda, syaraf mengurangi
parasimpatik kecemasan/tingkat stress
dan mendukung kekuatan Hal ini dapat
menenangkan tubuh dilatih dan
dengan memperlambat otak bagian atas (korteks
prefrontal) yang dikembangkan >
detak jantung, menurunkan neuroplasticity.
tekanan darah, berhubungan dengan fokus,
mempertajam fokus. konsentrasi dan kesadaran.
I am (Saya adalah): sumber resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan dalam diri
(didalamnya terdapat perasaan, sikap, dan keyakinan individu).
I can (Saya dapat): sumber resiliensi yang berkaitan dengan usaha yang dapat
dilakukan oleh seseorang untuk memecahkan masalah menuju kekuatan diri
(kemampuan menyelesaikan persoalan, keterampilan sosial dan interpersonal (Reivich
dan Shatte, 2002).
Emosi yang tak terkendali
membuat orang pintar
menjadi bodoh.
*) Pada suatu hari, bayangkan Anda sedang dalam perjalanan naik kereta dari
Surabaya ke Jakarta. Anda ingin tidur di perjalanan karena sudah seminggu ini
begadang mengerjakan banyak proyek dengan deadline yang berdekatan.
Saat itu pukul 20.00 baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil
berusia sekitar 4 dan 6 tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mondar-mandir.
Anda melihat situasi sekitar dan mendapati ayah dari kedua anak itu persis di
belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang sedang bermain game di smartphone,
sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat agak terganggu, tetapi
semuanya diam saja.
Anak-anak itu sesekali diam, tapi kemudian tertawa kencang lagi, memperebutkan
mainan, lari ke sana kemari. Anda yang sudah kurang tidur seminggu ini tidak bisa
menahan diri lagi...
Anda segera menegur ayah dari anak-anak tersebut dengan bahasa yang
cukup tajam, “Pak, ini tempat umum, banyak yang terganggu dan tidak
bisa istirahat. Anaknya tolong dikondisikan ya, Pak”.
“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
tidak bisa tertawa karena mereka menangis terus. Baru sekarang mereka
bisa tertawa, dan kami akan turun di Bandung beberapa saat ini, jadi
semoga mereka tidak mengganggu terlalu lama lagi. Saya coba panggil
mereka ya…”
*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful
lessons in personal change. Simon and Schuster.
Latihan Membangun Empati:
Bayangkan sebuah situasi di mana Anda
berhadapan dengan seseorang yang
menunjukkan perilaku yang sulit bagi Anda.
• Dalam proses kerja sama, sangat mungkin kita merasakan konflik dalam diri
kita. Sampaikan perasaan dan [ikiran kita tersebut dengan pendekatan I –
message
• Sampaikan efek konkret dari sebuah perilaku tersebut terhadap Anda. Jangan
lupa, 3 C dan bangun empati saat mendengarkan respon lawan bicara Anda
• I-message: Nuansa emosi yang lebih positif, tidak terasa memojokkan lawan
bicara, terbukti dapat membantu penyampai pesan membangun komunikasi
lebih lanjut.
I–MESSAGE
(Thomas Gordon, 1986, Psikolog)
Kapan? Apa yang harus disiapkan? kamu tugas sekolah aja keteteran,
Ceritain dong ke Ibu. sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.
Oh ya?
Passive
Wah selamat!
Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Active
Pilihan 3
Negatif:
• kemungkinan terjadi
kesalahpahaman atau konflik
dengan rekan atau atasan
Positif:
• mengembangkan kompetensi
diri dan kinerja dapat
meningkat, kontribusi yang lebih
besar untuk sekolah
Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang
ada, maka saya akan mengambil pilihan
Apa keputusan yang dapat untuk belajar mengembangkan
diambil? keterampilan menentukan prioritas karena
itu akan memberikan dampak pada
Choice/Pilihan kualitas pengajaran dan pengelolaan
tugas tambahan di masa mendatang.
Refleksi Keputusan
Pilihan yang diambil perlu terus
Bagaimana berjalannya keputusan direfleksikan untuk mengetahui
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Jika
yang diambil? dibutuhkan, ulangi proses dari kerangka
POOCH ini
3. MENGINTEGRASIKAN DALAM PRAKTIK
MENGAJAR DAN KURIKULUM AKADEMIK
https://forms.gle/qWS2Tfn1QbGbRwn6A