Anda di halaman 1dari 64

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP


PENGURANGAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN
OSTEOARTRITIS

SRI KAMELIA MANALU


P07520118096

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP


PENGURANGAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN
OSTEOARTRITIS

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program

Studi Diploma III Keperawatan

SRI KAMELIA MANALU


P07520118096

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Literature Review : Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan


Skala Nyeri pada Lansia Dengan Osteoartritis

Nama : Sri Kamelia Manalu

Nim : P07520118096

Telah Diterima dan Disetujui untuk Diuji Dihadapan Penguji

Medan, 20 April 2021

Menyetujui

Pembimbing

(Surita Ginting, SKM., M.Kes)


NIP. 196105202000032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution, SKM, M. Kes )


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Literature Review : Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan


Skala Nyeri pada Lansia Dengan Osteoartritis

NAMA : Sri Kamelia Manalu

NIM : P07520118096

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2021

Menyetujui

Penguji I Penguji II

(Afniwati, S.Kep, Ns, M.Kes) (Endang Susilawati, SKM,M.Kes)


NIP: 196610101989032002 NIP: 196609231997032001

Ketua Penguji

(Surita Ginting, SKM., M.Kes)


NIP. 196105202000032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes.)


NIP. 196505121999032001

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 20 April 2021

SRI KAMELIA MANALU


P07520118096

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, 20 April 2021

Sri Kamelia Manalu


P07520118096

Literature Review : Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Skala Nyeri


pada Lansia Osteoartritis

V BAB + 51 Halaman + 5 Gambar

Abstrak

Latar belakang : Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator
keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan. Sejak
tahun 2004-2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di Indonesia
dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan di prediksikan akan meningkat pada tahun 2030-
2035. Semakin tinggi angka harapan hidup pada lansia menyebabkan semakin banyak
masalah yang timbul pada lansia yang di akibatkan oleh proses penuaan dan masalah
degenerative yang menurunkan daya tahan tubuh.Tujuan : untuk mengetahui tingkat
nyeri sebelum dan sesudah melakukan senam rematik, Untuk mencari persamaan,
kelebihan dan kekurangan penelitian tentang pengaruh senam rematik terhadap
pengurangan skala nyeri pada lansia penderita osteoarthritis secara literature review.
jenis penelitian : yang digunakan adalah Analitik berdasarkan studi literature review.
Hasil : berdasarkan hasil studi literature review terhadap jturnal- jurnal yg berhubungan
dengan judul peneliti didapatkan bahwa hasil dari 10 jurnal yang ditelaah yaitu adanya
pengaruh yang signifikan antara pengaruh senam rematik terhadap pengurangaan skala
nyeri pada lansia dengan osteoarthritis. Kesimpulan : ada pengaruh yang signifikan
antara senam rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia penderita
osteoarthritis.

Kata Kunci : Osteoarthritis,Tngkat nyeri, Lansia, senam rematik

Daftar Pustaka : 18 (2011-2021)

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, 20 April 2021
SRI KAMELIA MANALU
P07520118096

Literature Review : the effect of rheumatic gymnastics on reducing pain scales in


elderly people with osteoarthritis

V CHAPTER + 51 Pages + 5 Pictures

Abstract

Background : Life Expectancy (UHH) is one indicator of the success of achieving national
development, especially in the health sector. Since 2004-2015, there has been an increase in
Life Expectancy in Indonesia from 68.6 years to 70.8 years and is predicted to increase in 2030-
2035. The higher life expectancy in the elderly causes more problems that arise in the elderly
due to by the aging process and degenerative problems that lower the body's resistance. From
year to year, the number of osteoarthritis sufferers in Indonesia is increasing, so it is necessary
to manage osteoarthritis, which is very important for people with osteoarthritis. One of them is
the implementation of rheumatic exercise to reduce pain scale in elderly osteoarthritis sufferers.
Objectives :I s to determine the level of pain before and after doing rheumatic gymnastics, to
find similarities, advantages and disadvantages of research on the effect of rheumatic
gymnastics on reducing pain scales in elderly people with osteoarthritis in a literature review.
Research Methods the type of research used is analytical based on literature review studies.
Results : on the results of a literature review study of journals related to the title of the
researcher, it was found that the results of the 10 journals studied were a significant influence
between the effect of rheumatic gymnastics on scale reduction. pain in the elderly with
osteoarthritis. Conclusion : there is a significant between rheumatic gymnastics on reducing
pain scales in the elderly with osteoarthritis.

Keywords : Osteoarthritis, pain level, elderly, rheumatic exercise

References : 18 (2011-2021)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Literature Review : Pengaruh Senam
Rematik Terhadap Penguragan Skala Nyeri Pada Lansia Osteoartritis”

Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan
terimakasih kepada ibu Surita Ginting ,SKM,M.Kes sebagai dosen pembimbing , yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak lain yang telah membantu
penulis dalam menyusun proposal ini antara lain :

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M. Kes, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
2. Ibu Hj. Johani Dewita Nasution SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
3. Ibu Afniwati, S. Kep, Ns, M. Kes, sebagai Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, sekaligus sebagai penguji pertama saya.

4. Ibu Endang Susilawati, SKM,M.Kes sebagai penguji kedua saya

5. Para Dosen dan seluruh staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Medan.

6. Teristimewa kepada Ayah saya Mangasitua Manalu dan ibu saya Rouli Simamora
tercinta serta kakak saya Catri Novita Manalu yang selalu memberikan dukungan
kepada saya dan adik-adik saya dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberi
dukungan baik moral maupun material.

7. Kepada Teman satu Bimbinganku (Mindo Tambunan, Elis Rita ,Betrick Sianturi,dan
Renaisance Sinaga) dan seluruh teman-teman seangkatan D3 yang banyak memberi
dorongan moral kepada saya.

vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini jauh dari
kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
kesempurnaan Proposal ini, sehingga Proposal ini dapat disusun dengan sempurna
nantinya dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dan
pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penulisan proposal ini. semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa membalas kebaikan pada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
proposal ini.

Medan, 20 April 2021

Penulis

SRI KAMELIA MANALU


NIM.P07520118096

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah…………………halaman 15

Gambar 1.2 skala nyeri berdasarkan tingkat nyeri……………………halaman 16

Gambar 1.3 gambar senam pergerakan bahu………………………… halaman 20

Gambar 1.4 gambar senam pergelangan tangan…………….………...halaman 21

Gambar 1.5 gambar kerangka konsep ………………………………… halaman 22

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………….……………….iii


ABSTRAK………………………………………………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………vi

DAFTAR GAMBAR ………………..…………………………………………………………………..vii

DAFTAR ISI………..………………………………………………………………..……………….…ix
BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN……………………………………………………………...………………………….1

A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 4

BAB II ........................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................... 6

A. Lansia ................................................................................................................................... 6

1. Pengertian lansia ............................................................................................................ 6

2.Batasan Usia lansia…………………………………………………………….…..……………5

3. Perubahan pada Lansia …………………………………………………………………..……..7


B. Nyeri ………………………………………………………………………………………………….11
1. Pengertian Nyeri ...........................................................................................................11

2. Etiologi ...........................................................................................................................12

ix
3. Klasifikasi Nyeri..............................................................................................................14

4. Skala nyeri .....................................................................................................................15

C. Osteoartritis ........................................................................................................................18

1. Pengertian .....................................................................................................................18

2. Tanda dan gejala ...........................................................................................................18

3. Penatalaksanaan ...........................................................................................................19

D. Senam Rematik ...................................................................................................................19

1. Pengertian .....................................................................................................................19

E. Kerangka Konsep ................................................................................................................22

BAB III ......................................................................................................................................23

METODE PENELITIAN. ...........................................................................................................23

A. Jenis penelitian dan Desain penelitian ..............................................................................23

B.pengumpulan data ............................................................................................................23

C. Analisa Data…………………………………………………………………………………….….23

D . Populasi dan Sampel…………………………………………………………………………….23

BAB IV……………………………………………………………………………………………......….26

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………………..…...…26

A. Hasil Jurnal……………………………………………………………………………………….26

B. Persamaan………………………………………………………………………………….……37

C. Kelebihan…………………………………………………………………………………………41

D. Kekurangan………………………………………………………………………………………43

BAB V……………..…………………………………………………………………………..…...…….45

PENUTUP………………………………………………………………………………………………..45

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….45

B. Saran……………………………………………………………………………………………...46

x
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...………………..……………. .47

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator keberhasilan


pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan. Sejak tahun 2004-
2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di Indonesia dari 68,6
tahun menjadi 70,8 tahun dan di prediksikan akan meningkat pada tahun 2030-2035.
Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia dimana
10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas di tahun 2020 dan 17% pada tahun 2020.
Jumlah lansia mencapai 8,03% dari jumlah penduduk 257.912.349 jiwa. Di wilayah
Sumatera Utara sendiri jumlah lansia mencapai 49,54% dari jumlah penduduk
13.766.851 jiwa. Di Indonesia sendiri Sumatera Utara berada di urutan ke-16 dari 34
provinsi dengan estimasi penduduk lansia sebesar 6,8%, yang berada di urutan pertama
yaitu D.I Yogjakarta dengan besar estimasi lansianya mencapai 13,4 % dan yang
berada di urutan terakhir adalah papua 2,8% (Kemenkes RI, 2016).

Semakin tinggi angka harapan hidup pada lansia menyebabkan semakin banyak
masalah yang timbul pada lansia yang di akibatkan oleh proses penuaan dan masalah
degenerative yang menurunkan daya tahan tubuh. Terdapat dua jenis masalah terbesar
pada lansia di urutan pertama yaitu hipertensi pada usia 55-64 tahun sebanyak 45,9%
dan usia 65-74 tahun sebanyak 57,6%, untuk artritis menempati posisi kedua yaitu usia
55-64 tahun sebanyak 45% dan yang berusia 65-74 tahun sebanyak 51,9% (Kemenkes,
2013)

Menurut hasil Riskesdas (2013), dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis


mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak
muncul pada lanjut usia. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh
sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular.

Osteoartritis merupakan suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang


berkembng lambat dan tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor
resiko yang berperan dan biasanya keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut (Sukanto,
2020).

1
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif pada kartilago sendi dengan
perubahan reaktif pada batas-batas sendi, seperti pembentukan osteofit, perubahan
tulang subkondral, perubahan sumsum tulang, reaksi fibrous pada sinovium, dan
penebalan kapsul sendi ( Yuliastari, 2012).

Prevalensi osteoarthritis pada tahun 2008 sebanyak 6,8% dan diperkirakan akan
meningkat dua kali lebih banyak pada tahun 2040 yaitu menjadi 16,2%. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2012 menekankan jumlah penderita osteoarthritis ,
hasilnya sekitar 11;5% lebih orang Indonesia menderita osteoartritis. Artinya, pada
setiap 10 penduduk di Indonesia terdapat 1 orang penderita osteoartritis.(Prieharti,2017)
Di Indonesia angka penderita osteoartritis mencapai 36,5 juta dimana prevalensi
terbesar terjadi pada usia lebih dari 75 tahun yaitu sebesarr 58,8%. Pada usia 65-74
tahun sebesar 51,9%. Usia 55-64 tahun sebesar 45,0% dan usia 45-54 tahun sebesar
37,2% ( Riskesdas,2013).
Berdasarkan data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) didapatkan
bahwa terdapat penurunan prevalensi penyakit sendi pada usia > 15 tahun dari 11,9% di
tahun 2013 menjadi 7,3%di tahun 2018 sedangkan prevalensi di riau tidak mengalami
perubahan dari tahun 2013 hingga 2018 yaitu sebesar 7,1% (kementeriaan Kesehatan
,2018).
Dari tahun ke tahun penderita osteoartritis di indonesia semakin bertambah
maka perlu dilakukan manajemen osteoarthiritis yang merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi penderita osteoartritis . Salah satunya adalah pelaksanaan senam rematik
untuk mengurangi skala nyeri pada penderita osteoartritis lansia .
Pada kondisi kekurangan cairan synovial lapisan kartilago yang menutup ujung
tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan
tersebut semakin tipis dan akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Akibat memburuknya
rasa nyeri akan menimbulkan disabilitas. ( Suhendriyo 2014).
Nyeri yang bertahan lama dapat menghentikan secara permanen fungsional
sendi. Penghentian fungsional sendi ini dapat membatasi aktivitas fisik lansia,
selanjutnya lansia mengalami penurunan dari quality of life. Sehingga adanya latihan
fisik merupakan tindakan promotif sebagai upaya untuk mencegah dan meringankan
nyeri serta berfungsi sebagai terapi tambahan, salah satu latihan fisik yaitu Senam
Rematik ( Dinartika, 2018).

2
Senam rematik merupakan senam yang berfokus untuk mempertahankan ruang
lingkup gerak sendi secara maksimal. Salah satu tujuan dari senam rematik ini yaitu
untuk mengurangi nyeri sendi dan menjaga keseimbangan jasmani pada penderita
osteoartritis (Heri, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suhendriyo, 2014 ) hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemberian senam
rematik terhadap pengurangan rasa nyeri dapat dilihat dari nilai p=0,005 pada
kelompok control maupun pada kelompok perlakuan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Suwarni, 2017) mengatakan bahwa Menjalani
senam rematik mempunyai hubungan yang positif atau erat dengan kemampuan
berjalan para lansia, yang mana dari hasil penelitian diperoleh nilai korelasi sebesar
0,934 dengan probabilitas value 0,000 (<) 0,05. Dengan demikian berarti, apabila senam
reamatik ditingkatkan maka kemampuan berjalan lansia juga akan meningkat.

Kemudian hasil penelitian (Afnuhazi 2018), mengatakan bahwa terdapat


perbedaan yang signifikan antara skala nyeri pada sebelum dan sesudah dilakukan
senam rematik. Dimana p = 0,004 ( α = 0,05), yang berarti p lebih kecil dari α < 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam rematik terhadap penurunan
skala nyeri.

Berdasarkan data di atas di simpulkan bahwa Jumlah lansia di Indonesia


semakin meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkat nya jumlah lansia,
permasalahan- permasalahan kesehatan pada lansia pun semakin meningkat juga salah
satunya penyakit osteoartiritis.yang merupakan penyakit pada peringkat ke-2 setelah
penyakit Hipertensi yang paling banyak menyerang lansia.

Pada tahun 2013 jumlah penderita osteoarthritis di Indonesia mencapai 36,5 juta
orang. Gejala utama yang sering muncul pada lansia penderita osteoartritis yaitu nyeri
dan kekakuan pada sendi . dimana hal ini akan menyebabkan terganggunya aktivitas
fisik lansia penderita osteoartritis.

untuk itu perlu dilakukannya tindakan nonfarmakologis kepada penderita yaitu


dengan menggunakan tindakan senam rematik yang bertujuan untuk mengurangi nyeri
akibat osteoarthritis.

3
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Senam Rematik terhadap Penurunan skala Nyeri pada lansia
dengan Osteoartritis secara Literature Review ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun perumusan masalah
penelitian adalah “Apakah terdapat pengaruh Senam Rematik terhadap Pengurangan
Skala Nyeri pada Lansia Dengan Osteoartritis secara literature review??”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Skala Nyeri pada
Lansia Dengan Osteoartritis secara literature Review .

2. Tujuan Khusus
- Mengetahui tingkat nyeri sebelum melakukan senam Rematik pada penderita
osteoarthritis
- Mengetahui tingkat nyeri sesudah melakukan senam Rematik pada penderita
osteoarthritis.
- Untuk mengetahui persamaan, kelebihan dan kekurangan penelitian tentang
Pengaruh senam rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan
osteoartritis secara literature review.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis

Menambah wawasan atau pengetahuan penulis tentang pengaruh senam


rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis.

2. Bagi instansi Pendidikan Kesehatan


Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau informasi bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

4
3. Bagi Lansia penderita Osteoartritis
Memberikan pemahaman tentang senam rematik untuk pengurangan skala
nyeri pada lansia dengan osteoartritis. agar dapat menikmati kehidupannya
dalam beraktivitas sehari-hari.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia

1. Pengertian lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang di derita
(Martono, 2015).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur yang
mengakibatkan perubahan kumulatif. Perubahan kumulatif merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh.

Peningkatan populasi lanjut usia di dunia saat ini sejalan dengan peningkatan
jumlah kasus nyeri sendi (Eliopoulus, 2013).

Menurut WHO Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,3 juta (7,4%) dari total
populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24 juta (9,77) dari total populasi
dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,8 juta lansia (11,34) dari
total populasi(WHO, 2018 ).

2. Batasan Usia Lansia

Menurut ( Murwani, 2014), usia dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Usia Biologis
Usia biologis yaitu yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak
lahirnya berada dalam keaadaan hidup tidak mati.
b. Usia Psikologis
Usia psikolosis yaitu usia yang menunjuk pada kemampuaan seseorang
untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang di
hadapinya.

6
c. Usia Sosial
Usia sosial yaitu usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan
atau diberikan masyarakyat terhadap seseorang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) usia lansia dapat


dibedakan menjadi :
a. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-59 tahun
b. Usia lanjut (elderly), yaitu kelompok usia antara 60-70 tahun
c. Usia tua (old), kelompok usia antara 70-90 Tahun
d. Usia sangat tua (very old), yaitu di atas usia 90 tahun

3. Perubahan yang terjadi pada Lansia

Semakin bertambahnya usia manusia, terjadoi proses penuaan secara


generative yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik tetapi juga kognitif, perasaan,sosial dan
seksual (Azizah, 2011).
a. Perubahan fisik
Setelah orang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga
berkurang, energi menurun, kulit menjadi keriput, gigi makin rontok,
tulang makin rapuh. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal
ini dapat menimbulkan gangguan dan kelainan fungsi fisik, psikologi
maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
b. Penurunan fungsi
Penurunan fungsi pada lanjut usia sering berhubungan dengan gangguan
fisik seperti berikut ini :
1. Perubahan otot
Perubahan otot pada lansia dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu: berkurangnya massa otot, perubahan degenerative jaringan
konektif, osteoporosis, kekuatan otot menurun.

7
2. Kulit
Dengan bertambahnya usia dampak pada perubahan yang
mengakibatkan proliferasi epidermal menurun, kelembapan kulit
menurun, duplai darah ke kulit menurun, dermis/ kulit menipis dan
kelenjar keringat berkurang.

3. Pola Tidur
Akibat dari penuaan dapat menggangu pola tidur lansia yang akan
membuat lansia membutuhkan waktu yang lama untuk tidur, sering
terbangun, mutu tidur berkurang, lebih lama berada di tempat tidur
c. Fungsi kognitif
Fungsi kognitif merupakan kemampuan atensi, memori,
pertimbangan, pemecahan masalah serta kemampuan
eksekutif.beberapa perubahan fungsi kognitif adalah:
1. Beberapa lansia menunjukkan penurunan keterampilan
intelektual, tapi masih mampu mengembangkan kemaampuan
kognitif.
2. Penurunan kemampuan mengingat/ mengenai memori
3. Perubahan penglihatan diaman semakin bertambahnya usia
penglihatan akan semakin berkurang. Perubahan tersebut adalah :
korne kuning / keruh, size pupil mengecil, penurunan suplai darah
dari neuron ke retina.
d. Perubahan seksual
1. Laki-laki
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku dan sikap
seksual pada orang berusia di atas 60 tahun tidak menghilangkan
kebutuhan dan gairah seks secara bermakna. Sebagian orang juga
percaya bahwa seks memberikan kontribusi terhadap kesehatan fisik
dan psikologis. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
ereksi pada kaum pria dan wanita terus berlanjut hampir selama
jangka waktu yang tak terbatas, dan bahwa pencapaian orgasme
dikehendaki, dan tetap tercapai. Hasil penelitian ini telah

8
mengantarkan kita pada satu kesadaran yag harus kita akui bahwa
kegairahan seks dan kebutuhan untuk melakukan hubungan seks
selalu ada seumur hidup, meskipun polanya agak berbeda antara
kaum pria dan wanita.

2. Perempuan
Perubahan pada wanita tidak begitu tampak hingga memasuki usia
45-55 tahun. Pada masa-masa in para wanita akan memasuki
serangkaian masa sebagai berikut.:

a. Sebelum Menopouse/ Pre Menopouse


Masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi
reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau
tanda-tanda menopouse.
b. Saat Menopouse
Periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun
sebelum dan 1 tahun sesudah menopouse. Masa wanita
mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama
sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung.
c. Setelah Menopouse
Masa setelah perimenopouse sampai munculnya perubahan-
perubahan patologik secara permanen disertai dengan
kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut
(Senilitas).

a. Perubahan-Perubahan pada Masa Menopouse


1. Perubahan Psikis
pada Masa Menopouse Selain fisik, perubahan psikis juga sangat
mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa
menopause. Memang, perubahan psikis pada masa menopouse sangat
tergantung pada masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pada
pandangan masingmasing wanita terhadap menopouse. Pengetahuan yang
cukup akan membantu mereka memahami dan menonjol ke dalam vagina
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina. Lipatan-lipatan saluran

9
telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut. Akibat perubahan organ
reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopouse mempengaruhi
berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-
keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

2. Perubahan fisik pada masa menopouse


a. Hot Flushes (Perasaan Panas) Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan
tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan
terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak panas
terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada
esterogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran
panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian
otak yang bertanggungjawab untuk mengatur temperatur tubuh.
b. Keringat Berlebihan Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi
pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur
termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang
semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai
menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain
itu, dalam kehidupan seorang wanita, jaringanjarinngan vagina menjadi lebih
tipis dan berkurang kelembabannya seiring dengan kadar estrogen yang
menurun. Gejala lain yang dialami wanita adalah berkeringat di malam hari.
c. Vagina Kering Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada daerah
vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan
intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan
gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas dinding
vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang
sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual.
d. Tidak Dapat Menahan Air Seni Ketika usia bertambah, air seni sering tidak
dapat ditahan pada saat bersin dan batuk. Hal ini akibat estrogen yang
menurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak
dapat mengendalikan fungsi kandungan kemih). Perlu diketahui, dinding
serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung banyak
reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya gangguan

10
penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga
mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah.
e. Hilangnya Jaringan Penunjang Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh
berpengaruh pada kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada
tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut
terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan,
kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.
f. Penambahan Berat Badan Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun,
biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit
menurunkan berat badannya. Berdasarkan penelitian setiap kurun 10 tahun,
akan bertambah berat badan atau tumbuh melebar kesamping secara
bertahap. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya esterogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
g. Gangguan Mata Kurang dan hilangnya esterogen mempengaruhi produksi
kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.
h. Nyeri Tulang dan Sendi Seiring dengan meningkatnya usia maka beberapa
organ tidak lagi mengadakan remodeling, diantara tulang. Bahkan,
mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.
Selain itu dengan bertambahnya usia penyakit yang timbul, semakin
beragam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan
tubuh wanita.

B. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala
ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan
mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2012).

Nyeri lutut merupakan suatu penyekit regeneratif sendi dan salah salah satu
tanda dan gejala dari rheumatoid arthritis. Salah satu upaya untuk menurangi nyeri
lutut adalah dengan terapi non fermakologis dengan senam lansia. Fase
pengalaman nyeri mencakup semua sensasi, perasaan, dan respon perilaku
klien.Termasuk aktivitas fisiologis, seperti perubahan tekanan darah. Pengalaman

11
nyeri dapat juga merujuk pada salah satu atau ketiga fase nyeri antisipasi,
keberadaan, dan akibat setelah nyeri .Selain itu, pengalaman nyeri dapat mencakup
tindakan klien dan dampak yang diberikan oleh orang lain kepada klien selama
mengalami nyeri.

Nyeri sendi merupakan pengalaman subjektif yang dapat memengaruhi kualitas


hidup lansia termasuk gangguan aktivitas fungsional lansia (Nurhidayah, 2012).

2. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara pasti.
Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor
sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti
bakteri, mikroplasma dan virus.
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi yaitu:
(solehati, 2015)
a. Mekanisme Imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya yang di
kenal sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor antigama
globulin (IgM) yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar
1:100, Biasanaya di kaitkan dengan vaskulitis dan prognosis yang buruk.
b. Faktor Metabolik.
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses autoimun.
c. Faktor Genetik dan faktor Pemicu Lingkungan.
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik. Juga dengan
masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan penataan yang buruk dan
lembab juga memicu pennyebab nyeri sendi
d. Faktor Usia.
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan terhadap penyakit
baik yang bersifat akut maupun kronik

12
3. Patofisiologi
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik untuk
memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fisiologi
berikut:

a. Resepsi
Semua kerusakan selular yang disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi atau
stimulus listrik, menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri.
Pemaparan terhadap panas atau dingin tekanan friksi dan zatzat kimia menyebabkan
pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium yang brgabung dengan
lokasi reseptor di nosiseptor. Impuls saraf yang dihasilkan stimulus nyeri, menyebar
disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe saraf perifer mengonduksi stimulus
nyeri.

b. Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Stimulus nyeri
ditransmisikan naik ke medula spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus,
serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak termasuk korteks sensori
dan korteks asosiasi. Pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi
reaksi yang kompleks. Faktor-faktor psikologis dan kognitif berinteraksi dengan faktor-
faktor neurofisiologis dalam mempersepsikan nyeri.

c. Reaksi
1. Respon fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang
otak dan talamus sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari
respon stres. Neri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial
menimbulkan reaksi “flight atau fight) yang merupakan sindrom adaptasi umum.
2. Respon perilaku Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus,
yang apabila tidak diobati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat
mengubah kualitas kehidupan individu secara bermakna. Antisipasi terhadap nyeri

13
memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk
menghilangkannya. Dengan intruksi dan dukungan yang adekuat, klien belajar untuk
memahami nyeri dan mengontrol ansietas sebelum nyeri terjadi.

4. Klasifikasi Nyeri
a. Berdasarkan jenis nya
- Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak
Melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
( Prasetyo, 2012).
- Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang timbulnya secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan yang termasuk
dalam kategori ini adalah nyeri terminal,syndroma nyeri kronis, nyeri
psikosomatik ( Prasetyo, 2012).

b. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nyeri


- Nyeri nosiseptif
merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas atau sensivitas nosiseptor
perifer yang merupakan respetor khusus yang mengantarkan stimulus naxious
(Andarmoyo, 2013).
- Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas yang di
dapat pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih sulit diobati
(Andarmoyo, 2013).

c. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi


- Supervicial atau kutaneus
- Viseral Dalam
- Nyeri Alih (Referred pain)
- Radiasin

14
5. Skala nyeri

Skala nyeri yang biasa digunakan dalam dunia kesehatan yaitu :


1. Skala Wajah (Wong-Baker Faces Pain Rating Scale)
Penilaian nyeri menggunakan skala Wong-Baker sangatlah mudah namun
perlu kejelian sipenilai pada saat memperhatikan ekprei wajah penderita
karena penilaian menggunakan skala ini dilakukan dengan hanya melihat
ekspresi wajah penderita pada saat bertatap muka tanpa menanyakan
keluhannya.
2. Skala Wong-Baker
Berdasarkan eksperesi wajah) dapat dilihat dibawah :
Ekspresi wajah 1 : tidak merasa nyeri sama sekali
Ekspresi wajah 2 : nyeri hanya sedikit
Ekspresi wajah 3 : sedikit lebih nyeri
Ekspresi wajah 4 : jauh lebih nyeri
Ekspresi wajah 5 : jauh lebih nyeri sangat
Ekspersi wajah 6 : sangat nyeri luar biasa hingga penderita menangis

Gambar 1.1

15
3. Skala Angka nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)
0 : Tidak ada rasa nyeri / normal
1 : Nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan nyamuk,
2 : Tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti dicubit
3 : Bisa ditoleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian wajah atau
disuntik
4 : Menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri
disengat tawon
5 : Sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk) seperti terkilir,
keseleo
6 : Intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
mempengaruhi salah satu dari panca indra)menyebabkan tidak fokus dan
komunikasi terganggu.
7 : Sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) dan
merasakan rasa nyeri yang sangat mendominasi indra sipenderita yang
menyebabkan tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu
melakukan perawatan sendiri.

8 : Benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga menyebabkan


sipenderita tidak dapat berfikir jernih, dan sering mengalami perubahan
kepribadian yang parah jika nyeri datang dan berlansung lama.

9 : Menyiksa tak tertahankan (nyeri yang begitu kuat) sehingga sipenderita


tidak bisa mentoleransinya dan ingin segera menghilangkan nyerinya
bagaimanapun caranya tanpa peduli dengan efek samping atau resiko nya.

10 : Sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat diungkapkan (nyeri begitu


kuat tidak sadarkan diri) biasanya pada skala ini sipenderita tidak lagi
merasakan nyeri karena sudah tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang
sangat luar biasa seperi pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur.

16
Skala nyeri dikelompokkan dan di berikan kode sebagai berikut :

1 : Tidak nyeri (0)

2 : Nyeri ringan (1 – 3)

3 : Nyeri sedang (4 – 6)

4 : Nyeri berat (7 – 9)

5 : Nyeri sangat berat ( 10)

Gambar 1.2

17
C. Osteoartritis
1. Pengertian
Osteoartritis merupakan penyebab utama dari nyeri muskuloskeletal yang
dapat mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi.
Osteoartritis oleh American College of Rheumatology diartikan sebagai kondisi
dimana terdapat gejala kecacatan pada integritas tulang rawan. Osteoarthritis
biasanya mengenai sendi penopang berat badan (weight bearing) misalnya
pada panggul, lutut, vertebra, dan dan dapat mengenai bahu, sendi-sendi jari
tangan, dan pergelangan kaki (Carlos, 2013).
Osteoartritis merupakan penyebab artritis yang paling sering ditemukan
pada orang dewasa. Pertambahan usia, kelebihan berat badan, trauma sendi,
dan/atau predisposisi genetik dapat menimbulkan kerusakan pada kartilogo
sendi. Mulai timbul nyeri yang gradual pada satu atau beberapa sendi
merupakan gambaran primer osteoarthritis.
Tercapainya derajat kesehatan masyarakat diiringi dengan bertambahnya
populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup. Pada tahun
2015-2020 diperkirakan usia harapan hidup masyarakat Indonesia mencapai 70
tahun atau lebih. Dengan terjadinya peningkatan angka harapan hidup
mengakibatkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lanjut usia yang
seringkali disebut penyakit degeneratif meningkat, salah satunya ialah
Osteoartritis.

2. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang dapat dijumpai pada penderita osteoarthritis


seperti kekakuan yang terjadi pada pagi hari umumnya 15 menit atau lebih
karena perubahan dalam sendi, terjadi pembesaran pada sendi (deformitas),
perubahan gaya berjalan, biasanya juga terdapat tanda-tanda terjadinya
peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata
dan warna kemerahan), dan biasanya nyeri akan bertambah dengan aktivitas,
membaik dengan istirahat. Rasa nyeri pada sendi dapat disebabkan karena
pergerakan atau menahan beban berat karena terdapat perubahan pada bentuk
sendi (Digiulio, 2014).

18
Salah satu terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri pada penderita osteoarthritis yaitu dengan senam rematik.
Senam rematik merupakan suatu metode yang baik untuk pencegahan dan
meringankan gejala-gejala serta dapat berfungsi sebagai terapi tambahan.
Senam rematik merupakan senam yang berfokus pada mempertahankan
lingkup ruang gerak sendi secara maksimal. Salah satu tujuan dari senam
rematik ini yaitu untuk mengurangi nyeri sendi dan menjaga keseimbangan
jasmani pada penderita osteoarthritis (Heri, 2014).
3. Penatalaksanaan

Hasil penelitian yang mengatakan bahwa pasien OA lutut yang


melaksanakan latihan fisik berupa aerobik ataupun latihan kekuatan otot di
rumah dapat mengurangi nyeri dan disabilitas diri (Roddy, 2011).
Latihan yang diberikan kepada penderita OA lutut dapat berupa olahraga
fisik. Olahraga fisik bertujuan untuk mempertahankan pergerakan sendi dan
memiliki pengaruh besar dalam penurunan skala nyeri sendi (Stevenson et al,
2012)

D. Senam Rematik
1. Pengertian
Senam Rematik adalah suatu tindakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan status fungsional lansia yang dapat berupa latihan fisik guna untuk
meningkatkan kebugaran. Senam rematik dapat meningkatkan status fungsional dan
dapat mengurangiskala nyeri pada lansia(Chandra, 2011).
Senam rematik berfokus pada gerakan sendi sambil merengangkan otot dan
menguatkan otot, karena otot-otot inilah yang membantu sendi untuk menopang
tubuh (Chandra, 2011).
Senam rematik merupakan suatu metode yang baik untuk pencegahan dan
meringankan gejala-gejala serta dapat berfungsi sebagai terapi tambahan. Senam
rematik merupakan senam yang berfokus untuk mempertahankan lingkup ruang
gerak sendi secara maksimal. Salah satu tujuan dari senam rematik ini yaitu untuk
mengurangi nyeri sendi dan menjaga keseimbangan jasmani pada penderita
osteoarthritis (Heri, 2014).

19
2. Latihan Fisik Mencegah dan Mengobati
a. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan Duduklah dengan nyaman dan
tegakkan punggung Anda. Tarik napas melalui hidung hingga tulang rusuk
terasa terangkat dan hembuskan napas melalui mulut seperti meniup lilin
(untuk mengeceknya: letakkan tangan Anda pada bagian dada). Latihan ini
sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat rematik datang. Lakukan
secara kontinu, minimal 4 set dengan istirahat antar set 1-2 menit.
b. 2. Prinsip Kedua: Pemanasan Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk
melakukan pemanasan selama 5-10 menit. Pemanasan ini dapat dilakukan
dengan berjalan atau bersepeda santai, atau dengan peregangan ringan.
c. 3. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian Beberapa contoh latihan berikut
sangat cocok untuk melatih beberapa titik persendian Anda.
a) Sendi Leher
Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan lahan
hingga kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar kepala ke kiri
secara perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Lakukan secara
berulang.
b) Sendi Bahu
Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan rileks di
samping tubuh Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke arah
samping menjauhi tubuh Anda, kemudian kembalikan pada posisi
semula. Ulangi gerakan yang sama untuk lengan kiri Anda. Lakukan
secara bergantian antara lengan kiri dan kanan. Mulailah dengan posisi
siku ditekuk ke arah samping dan posisi telapak tangan menyentuh bahu.
Gerakkan kedua siku Anda ke arah depan, hingga kedua siku saling
menyentuh. Lanjutkan dengan menggerakkan siku hingga kembali ke
posisi awal. Rasakan dada Anda tertarik ketika menarik siku kembali ke
posisi awal.

20
Gambar 1.3

d. Sendi Pinggul
Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung tumit menempel. Jauhkan
kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh, lalu kembalikkan ke posisi awal.
Lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.

e. Pergelangan Tangan
Tekuk jari–jari tangan Anda, putar pergelangan tangan Anda searah jarum
jam dan kemudian berlawanan dengan jarum jam.

Gambar 1.4

21
E. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teori, maka berikut akan diuraikan kerangka konsep yang
bisa berfungsi sebagai penentuan dan alur pikir serta bisa dijadikan sebagai dasar
penyusunan hipotesis. Kerangka konseptual menjadi dasar penelitian ini adalah
pengaruh senam Rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia.

Senam rematik Penurunan skala nyeri


Osteoartiritis

Gambar 1.5

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik berdasarkan studi literature


review. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan
tentang pengaruh antara dua variabel secara observasi.

Desain Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi literature review.


Penelitian studi literature review adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan
sdata dan berbagai literatur seperti buku, Jurnal untuk membandingkan hasil-hasil
penelitian yang satu dengan yang lain.(Manzilati, 2017). Dengan melakukan studi
literature review dari 10 jurnal yaitu 7 jurnal Nasional dan 3 jurnal Internasional.

B. Jenis data dan Pengumpulan data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh atau diambil oleh
peneliti akan tetapi diperoleh dari data yang sudah diperoleh atau dikumpulkan
oleh pihak lain yang berhubungan dengan Pengaruh Senam Rematik terhadap
Pengurangan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis.
2. Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelusuran pustaka dengan


menggunakan mesin pencarian database elektronik. Database yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu geogle schoolar,literature review yang berkaitan
dengan topik penelitian. Jurnal penelitian yang digunakan adalah jurnal yang 10
tahun terakhiryang sesuai denagn topik peneliti.

3. Prosedur kerja
Meliputi penelusuran literature, seleksi literature, dokumentasi literature, analisis
dan penarikan kesimpulan.
a. Mengidentifikasi istilah-istilah kata kunci.

23
Pencarian jurnal atau literature dilakukan dengan menggunakan kata kunci
seperti Osteoartritis,skala nyeri, lansia ,senam rematik
b. Menentukan tempat literature sesuai topik yang telah ditemukan dari
database atau internet .
Mengumpulkan jurnal atau literatur yang relevan. Jurnal atau literatur pada
penelitian ini didapatkan dengan mengakses secara daring/online.
Penelusuran jurnal atau literatur dari rentang 10 tahun terakhir dengan
menggunakan bantuan search engine yaitu google scholar.
c. Mengevaluasi dan memilih literature secara kritis untuk di kaji
Pada penelitian studi literatur ini, literatur yang akan dievaluasi dan dipilih
untuk dikaj adalah:
1. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri
Sendi pada Penderita Osteoartritis.(Sri Wahyuningsih, et.AL.2020).
2. Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada
Lanjut Usia dengan Osteoarthritis Lutut.(Vivi Meliana
Sitinjak, et.AL.2016).
3. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di
Puskesmas Padang Bulan.(Sri Desi Br Siregar, 2019).
4. Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan Tingkat
Nyeri pada Lansia yang Menderita Rematik di Pantai Sosial Tresna
Wherda Budi Luhur.( Erna Elfrida Simanjuntak, 2018).
5. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri
pada Penderita Osteoartritis lutut Karangasem
Surakarta.(Suhendryo, 2014).
6. Effects Of Rematic GYM Towards Of Pain and Improvement of
Movement Flight in Elderly With Osteoartritis.(Pengaruh Senam
Rematik Terhadap Penurunan Nyeri dan peningkatan Rentang
Gerak Lansia Dengan Osteoartritis. (Rina Anggraeni,et AL 2019).
7. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktifitas Fungsional Lansia di
Komunitas Senam Lansia di Wilayah Kelurahan Nusukan
Banjarsari Surakarta (Khikmah Nurhidayah, 2012)
d. Menyusun literature yang telah di pilih
Dari seluruh jurnal hasil pencarian, dipilih beberapa jurnal yang relevan
setelah itu dipilih jurnal yang menjadi acuan utama dalam membahas topik

24
yang diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Bahan-bahan informasi
serta data dari penelitian sebelumnya yang telah didapatkan dibaca, dicatat,
diatur dan diolah kembali.
e. Menulis kajian pustaka
Menuliskan kembali hasil ringkasan informasi yang diperoleh melalui literatur
untuk dicantumkan dalam laporan penelitian.
f. Membuat hasil dan kesimpulan.
Setelah itu hasil penelitian yang terdapat pada literatur yang digunakan,
dianalisa dan disimpulkan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini diambil dari berbagai negara dan wilayah termasuk Indonesia. Dimana
jurnal yang diambil adalah jurnal yang penelitiannya dilakukan antara tahun 2010-
2020.

D. Populasi dan Sampel


Pada penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalaha lansia penderita osteoarthritis.
E. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh senam rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan
osteoarthritis secara Literature Review. Peneliti mengambil jurnal yang paling
mendekati dengan judul peneliti dengan melihat tahun terbitan 10 tahun terakhir.
Kemudian peneliti melakukan telaah jurnal dari beberapa jurnal yang telah di
adopsi untuk mencari persamaan, kelebihan, kekurangan dan membandingkan
pada tiap-tiap jurnal yang telah di peroleh.

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil jurnal

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang jurnal yang diperoleh peneliti dari
situs jurnal google chrome, google scholar dan Pubmed. Didapatkan 10 jurnal yaitu 7
jurnal nasional dan 3 jurnal internasional.Pada bab ini akan dijelaskan mengenai judul
jurnal, nama jurnal, peneliti jurnal, tujuan jurnal, populasi dan sampel jurnal, metode
penelitian jurnal dan hasil pada jurnal. Adapun jurnal nasional dan internasional yang
diperoleh peneliti dari situs jurnal tersebut antara lain adalah:

1. Tabel ringkasan isi Jurnal

No Judul/Tahun Nama Peneliti Tujuan Populasi/ Metode Hasil


Jurnal Sampel Penelitian
1 Pengaruh Jurnal Sri Tujuan dari 34 Penelitian Hasil uji Mann
Senam Ners Wahyunin penelitian ini Responden. ini Whitney
Rematik Indonesia, gsih , adalah untuk Pengambilan merupak didapatkan hasil
Terhadap Erwin , mengetahui sampel an mean selisih
Penguranga Sofiana pengaruh mengguna- penelitian intensitas yeri pre
n Intensitas Nurchaya senam kan teknik kuantitatif test dan post test
Nyeri Sendi rematik pusrposive yang pada kelompok
pada terhadap sampling menggun eksperimen adalah
Penderita intensitas akan 24,59 dengan
Osteoartritis nyeri pada desain standar deviasi
(2020) penderita penelitian 0,5607 sedangkan
osteoarthritis Quasy pada kelompok
Experime kontrol nilai mean
nt selisih intensitas
dengan nyeri pre test dan
kelompok post test adalah

26
eksperim 10,41 dengan
en dan standar deviasi
kelompok 0,6670. Hasil uji
kontrol statistik didapatkan
dengan p value 0,000 < α
dilakukan (0,05). Jadi dapat
pre test disimpulkan bahwa
dan post ada perbedan
test. yang signifikan
pada intensitas
nyeri antara
kelompok
eksperimen yang
melakukan senam
rematik dengan
kelompok kontrol
yang tidak
melakukan senam
rematik.
2 Pengaruh Jurnal Amelia Tujuan 22 Penelitian Setelah dilakukan
Senam Husada Dinartika, penelitian ini responden . ini pengolahan data
Rematik Mahakam Edi adalah untuk Sampel menggun dan menguji hasil
Terhadap Purwanto, mengetahui dalam akan penelitian dengan
Penurunan Indah Nur pengaruh penelitian ini desain mengunakan uji
Skala Nyeri Imamah Senam menggunaka quasi Mann-Whitney
Osteoartritis Rematik n Metode experime Test dapat
pada Lansia terhadap probability nt pre diketahui bahwa
Di Panti penurunan sampling test and ada pengaruh
Sosial nyeri dengan post test pemberian Senam
Tresna Osteoartritis simple control Rematik terhadap
Wherda pada lansia random group penurunan nyeri
Nirwana dengan 2 Osteoatritis pada
Puri kelompok lansia dimana hasil
randomis yang diperoleh p

27
Samarinda. asi. value (0.012) yang
artinya ada
(2018)
pengaruh yang
signifikan.
3 Pengaruh Jurnal Vivi Tujuan 24 Penelitian Hasil dalam
Senam Mahasisw Meliana penelitian ini responden ini penelitian ini
Rematik a Program sitinjak, untuk menggun adalah ada
Sampel
terhadap Studi Maria mengetahui akan pengaruh senam
dalam
Perubahan Keperawat Fudji pengaruh desain rematik terhadap
penelitian ini
Skala Nyeri an Hastuti, senam quasi perubahan skala
menggunaka
pada Lanjut Universita Arina rematik experime nyeri sendi lanjut
n tehnik
Usia Tanjung Nurfianti terhadap ntal usia dengan OA
purposive
dengan pura perubahan dengan lutut di Panti
sampling.
Osteoarthriti Pontianak. skala nyeri pendekat Werdha Sinar
s (.2016). pada lansia an Abadi Kota
dengan pretest Singkawang
osteoarthritis and Tahun 2016. Hasil
lutut. posttest ini sesuai dengan
with paired t test pada
control kelompok
group perlakuan yang
design. menunjukkan nilai
p-value sebesar
0,000 dan
kelompok kontrol
p-value sebesar
0,017 (p < 0,05).
Hasil Independen t
test untuk posttest
kelompok
perlakuan dan
kelompok kontrol
menunjukkan p-
value sebesar

28
0,000 (p < 0,05)
yang berarti
terdapat
perbedaan mean
skala nyeri sendi
yang bermakna
antara kelompok
perlakuan yang
diberikan
intervensi senam
rematik dan
kelompok kontrol
yang tidak
diberikan senam
rematik, dimana
skala nyeri sendi
dengan senam
rematik lebih
rendah daripada
skala nyeri yang
tidak diberikan
senam rematik
4 Pengaruh Jurnal Sri Desi Br Penelitian ini 32 Metode Dari hasil
Senam Sekolah Siregar bertujuan responden penelitian penelitian
Rematik Tinggi untuk melihat Sampel yang mengenai
Terhadap Ilmu pengaruh dalam digunaka pengaruh senam
Nyeri Sendi Kesehatan senam penelitian ini n adalah rematik terhadap
pada Lansia Flora rematik menggunaka quasi nyeri sendi pada
di terhadap n tehnik eksperim lansia di
Puskesmas nyeri sendi purposive en one puskesmas
Padang pada lansia sampling. group pre Padang Bulan
Bulan. di dan post disimpulkan
puskesmas test sebagai berikut :
( 2019).
Padang without Nyeri sendi pada

29
Bulan. control lansia sebelum
dilakukan senam
rematik pada
responden
kelompok
intervensi
menunjukkan
sebagian besar
skala nyeri berat
sebanyak 28 orang
(87,5%) dan
sebagian kecil
skala nyeri sedang
sebanyak 4 orang
(12,5%). Nyeri
sendi pada lansia
setelah dilakukan
senam rematik
pada responden
kelompok
intervensi
menunjukkan
sebagian besar
skala nyeri ringan
sebanyak 29 orang
(90,6%) , dan
sebagian kecil
skala nyeri sedang
sebanyak 2 orang
(6,25%) dan skala
nyeri berat
sebanyak 1 orang
(3,1%). Ada
pengaruh senam

30
rematik terhadap
penurunan skala
nyeri pada sendi
lansia di wilayah
kerja Puskesmas
Padang Bulan (P =
0.000 dimana P <
0.05).
5 Pengaruh Scientia Erna penelitian ini 20 Metode Hasil penelitian ini
Rutinitas Journal Elfrida bertujuan Responden Penelitian didapatkan
Senam Simanjunt untuk ini sebelum dilakukan
Sampel
Rematik ak mengetahui merupak latihan rutinitas
dalam
Terhadap Pengaruh an senam rematik
penelitian ini
Penurunan Rutinitas penelitian (pre test) yaitu
menggunaka
Tingkat Senam kuantitatif nyeri ringan 4
n tehnik
Nyeri pada Rematik dengan lansia (20%), nyeri
purposive
Lansia yang Terhadap menggun sedang 13 lansia
sampling
Menderita Penurunan akan (65%), dan nyeri
Rematik di Tingkat Nyeri metode berat terkontrol 3
Pantai pada Lansia Pre lansia (15%).
Sosial yang eksperim Sedangkan
Tresna Menderita ental. sesudah dilakukan
Wherda Rematik di latihan rutinitas
Budi Luhur. Pantai Sosial senam rematik
Tresna (post test) yaitu
( 2018).
Wherda Budi tidak ada nyeri 1
Luhur. lansia (5%), nyeri
ringan 10 lansia
(50%) dan nyeri
sedang 9 lansia
(45%).
Berdasarkan hasil
penelitian di atas
didapatkan nilai

31
rata-rata sebelum
dilakukan senam 5
dan setelah
dilakukan senam
3,5 dengan p-
value 0,00 artinya
ada pengaruh
yang signifikan
antara sebelum
dan sesudah
latihan. Dan
diharapkan latihan
rutinitas senam
rematik dapat
diterapkan secara
teratur sebagai
terapi penurunan
tingkat nyeri
rematik pada
lansia
6 Pengaruh Jurnal Suhendri penelitian ini 27 Penelitian Berdasarkan hasil
Senam Terpadu yo bertujuan responden ini penelitian
Rematik Ilmu untuk dilakukan menunjukkan
Sampel
Terhadap Kesehatan mengetahui dengan terdapat pengaruh
dalam
Penguranga pengaruh pendekat yang signifikan
penelitian ini
n Rasa senam an dalam pemberian
menggunaka
Nyeri pada rematik eksperim senam rematik
n tehnik
Penderita terhadap ental terhadap
purposive
Osteoartritis pengurangan semu pengurangan rasa
sampling..
lutut rasa nyeri (quasi nyeri pada
Karangase pada experime penderita
m Surakarta penderita nt) osteoartritis lutut.
osteoartritis Adapun pengaruh
(2014)
yang signifikan itu

32
lutut . dapat dilihat pada
nilai p = 0.005
pada kelompok
kontrol maupun
pada kelompok
perlakuan.
Pemberian
intervensi senam
rematik pada
kelompok senam
posyandu lansia di
Karangasem
Surakarta ini
efektif untuk
mengatasi nyeri
lutut pada
penderita
osteoarthritis lutut.
7 Pengaruh Keperawat Khikmah untuk 37 Penelitian Berdasarkan
Senam an Nurhidaya mengetahui responden ini penelitian ini
Rematik Muhamma h Pengaruh Sampel menggun dengan melakukan
Terhadap diyah Senam dalam akan hasil uji Paired
Aktifitas Surakarta Rematik penelitian ini metode Sampel test
Fungsional Terhadap menggunaka penelitian didapatkan bahwa
Lansia di Aktifitas n tehnik Quasi p= 0,000.
Komunitas Fungsional purposive Experime Kesimpulannya
Senam Lansia di sampling nt diketahui bahwa
Lansia di Komunitas dengan ada pengaruh
Wilayah Senam melakuka senam rematik
Kelurahan Lansia di n terhadap aktifitas
Nusukan Wilayah pengukur fungsional lansia.
Banjarsari Kelurahan an
Surakarta Nusukan variabel
Banjarsari dua kali

33
(2012) Surakarta.

8 Effects of IJECA(Int Rachmaw penelitian ini 30 Penelitian Penelitian ini


Join ernational aty M adalah untuk responden ini dianalisis
Therapy Journal of Noer, Ika mengetahui menggun menggunakan uji
Sampel
Mobility Education Sheila pengaruh akan Wilcoxon.
dalam
Exercises and Tingkat nyeri metode Diketahui lebih dari
penelitian ini
on the Level Curriculu sendi lutut penelitian separuh
menggunaka
of m osteoartritis Quasi responden yang
n tehnik
Osteoartritis Applicatio lutut sebelum Experime menderita
Accidental
Knee joint n) dan sesudah nt osteoarthritis
sampling
pain in the terapi latihan dengan berada pada usia
Elderly terhadap rancanga 45-59 tahun, yaitu
Padang( mobilitas n pretest 46,7% (14
Pengaruh sendi . posttest. responden). Hasil
Latihan penelitian
Mobilitas menunjukkan
Sendi bahwa secara
Terhadap umum nyeri
Tingkat osteoarthritis
Nyeri Sendi sebelum ROM
Lutut berada pada
Osteoartritis kisaran 80% nyeri
pada lansia sedang, dan hasil
Padang ) penelitian
menunjukkan
( 2018)
bahwa secara
umum nyeri
osteoarthritis
berada pada
kisaran 76,7%.
Analisa data yang
didapatkan nilai p-

34
value sebesar
0,000(p=<0,05)
yang menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh latihan
mobilitas sendi
terhadap tingkat
nyeri sendi lutut
osteoarthritis pada
lansia di posyandu
lansia belakang
padang.
9 The Jurnal Muthia Untuk 80 Penelitian Dalam penelitian
Influence Of Keperawat Nanda mengetahui responden ini ini Rata-rata skala
Rheumatis an Sari Pengaruh Teknik merupak nyeri sendi lansia
m Aerobic Tanjung senam sampling an sebelum dilakukan
Towards Pura. rematik yang penelitian pemberian senam
Changes Of terhadap digunakan kuantitatif rematik yaitu 3.05.
Joint Pain perubahan secara dengan Skor nyeri pretest
Score On skor nyeri Probability menggun memiliki kategori
Elderly sendi pada sampling akan nyeri sedang.
Suffering lansia metode Rata-rata skala
Rheumatoid dengan Pre nyeri sendi lansia
Arhtritis In Rheumatoid eksperim sesudah dilakukan
Working Artritis di en pemberian terapi
Area Of wilayah kerja senam rematik
Regional UPTD sebesar 0.93.
Technical Puskesmas Sedangkan pada
Implementat kelurahan skor nyeri posttest
ion Unit Of sungai jawi tidak memiliki skor
Community luar. nyeri sedang.
Health Wilcoxon-Smirnov
Center In menunjukan nilai p
Sungai Jawi value = 0.000

35
Luar (p<0,05) sehingga
Subdistrict ada pengaruh
West senam rematik
Pontianak terhadap
District perubahan skor
Pontianak nyeri sendi lanjut
City usia dengan
(Pengaruh rheumatoid artritis
senam sebelum dan
rematik sesudah senam
tetrhadap rematik .
perubahan
skor nyeri
sendi pada
lansia
dengan
Rheumatoid
Artritis di
wilayah
kerja UPTD
Puskesmas
kelurahan
sungai jawi
luar
kecamatan
Pontianak).

( 2018).

10 Effects Of Sekolah Rina Untuk 30 Penelitian Ada hubungan


Rematic Tinggi Anggraeni mengetahui responden ini antara pemberian
GYM Ilmu Pengaruh Teknik merupak terapi senam
Towards Of Kesehatan senam sampling an rematik terhadap
Pain and rematik yang penelitian penurunan nyeri

36
Improveme Kendal. terhadap digunakan kuantitatif pada lansia
nt of penurunan secara dengan dengan
Movement nyeri dan Probability menggun osteoartritis.
Flight in peningkatan sampling akan
Dari hasil uji
Elderly With rentang metode
mann-Whitney
Osteoartritis gerak lansia Pre
Test di peroleh
(Pengaruh dengan eksperim
hasil p=0,002
Senam osteoartritis en
(skala nyeri )yang
Rematik
artinya ada
Terhadap
hubungan yang
Penurunan
signifikan
Nyeri dan
peningkatan
Rentang
Gerak
Lansia
Dengan
Osteoartritis
(2019).

2. Pembahasan
a. Persamaan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 1 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Sendi
pada Penderita Osteoartritis(2020)”, ada perbedan yang signifikan pada intensitas
nyeri antara kelompok eksperimen yang melakukan senam rematik dengan
kelompok kontrol yang tidak melakukan senam rematik.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 2 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Osteoartritis
pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Wherda Nirwana Puri Samarinda. (Amelia
Dinartika, et.AL.2018)”. bahwa ada pengaruh pemberian Senam Rematik terhadap
penurunan nyeri Osteoatritis pada lansia.

37
Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 3 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut
Usia dengan Osteoarthritis Lutut.(Vivi Meliana Sitinjak, et.AL.2016)”. ada pengaruh
senam rematik terhadap perubahan skala nyeri sendi lanjut usia dengan OA lutut di
Panti Werdha Sinar Abadi Kota Singkawang Tahun 2016.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 4 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di
Puskesmas Padang Bulan (Sri Desi Br Siregar, 2019)” Ada pengaruh senam rematik
terhadap penurunan skala nyeri pada sendi lansia di wilayah kerja Puskesmas
Padang Bulan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 5 yang
berjudul “Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
pada Lansia yang Menderita Rematik di Pantai Sosial Tresna Wherda Budi Luhur.
( Erna Elfrida Simanjuntak, 2018).” ada pengaruh yang signifikan antara sebelum
dan sesudah latihan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 6 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Penderita Osteoartritis lutut Karangasem Surakarta.(Suhendryo, 2014)”. terdapat
pengaruh yang signifikan dalam pemberian senam rematik terhadap pengurangan
rasa nyeri pada penderita osteoartritis

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 7 yang
berjudul “Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktifitas Fungsional Lansia di
Komunitas Senam Lansia di Wilayah Kelurahan Nusukan Banjarsari Surakarta
(Khikmah Nurhidayah, 2012)”. ada pengaruh senam rematik terhadap aktifitas
fungsional lansia.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 8 yang
berjudul “Effects of Join Therapy Mobility Exercises on the Level of Osteoartritis
Knee joint pain in the Elderly Padang( Pengaruh Latihan Mobilitas Sendi Terhadap
Tingkat Nyeri Sendi Lutut Osteoartritis pada lansia Padang ).(Rachmawaty M Noer,
Ika Sheila, 2018)”. terdapat pengaruh latihan mobilitas sendi terhadap tingkat nyeri
sendi lutut osteoarthritis pada lansia.

38
Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 9 yang
berjudul “The Influence Of Rheumatism Aerobic Towards Changes Of Joint Pain
Score On Elderly Suffering Rheumatoid Arhtritis In Working Area Of Regional
Technical Implementation Unit Of Community Health Center In Sungai Jawi Luar
Subdistrict West Pontianak District Pontianak City (Pengaruh senam rematik
tetrhadap perubahan skor nyeri sendi pada lansia dengan Rheumatoid Artritis di
wilayah kerja UPTD Puskesmas kelurahan sungai jawi luar kecamatan
Pontianak).(Muthia Nanda Sari, 2018)”. ada pengaruh senam rematik terhadap
perubahan skor nyeri sendi lanjut usia dengan rheumatoid artritis sebelum dan
sesudah senam rematik.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan, pada hasil jurnal 10 yang
berjudul” Effects Of Rematic GYM Towards Of Pain and Improvement of Movement
Flight in Elderly With Osteoartritis.(Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan
Nyeri dan peningkatan Rentang Gerak Lansia Dengan Osteoartritis. (Rina
Anggraeni,et AL 2019)”. ada hubungan antara pemberian senam rematik terhadap
pengurangan skala nyeri .

Berdasarkan hasil studi literatur review 10 jurnal didapatkan mempunyai persamaan,


yaitu:

1. Terdapat 7 jurnal yang mempunyai tehnik pengambilan sampling yang sama


yaitu dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling yaitu :

 Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Sendi


pada Penderita Osteoartritis.(Sri Wahyuningsih, et.AL.2020).
 Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut
Usia dengan Osteoarthritis Lutut.(Vivi Meliana Sitinjak, et.AL.2016).
 Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di
Puskesmas Padang Bulan.(Sri Desi Br Siregar, 2019).
 Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
pada Lansia yang Menderita Rematik di Pantai Sosial Tresna Wherda
Budi Luhur.( Erna Elfrida Simanjuntak, 2018).
 Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Penderita Osteoartritis lutut Karangasem Surakarta.(Suhendryo, 2014).

39
 Effects Of Rematic GYM Towards Of Pain and Improvement of
Movement Flight in Elderly With Osteoartritis.(Pengaruh Senam Rematik
Terhadap Penurunan Nyeri dan peningkatan Rentang Gerak Lansia
Dengan Osteoartritis. (Rina Anggraeni,et AL 2019).
 Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktifitas Fungsional Lansia di
Komunitas Senam Lansia di Wilayah Kelurahan Nusukan Banjarsari
Surakarta (Khikmah Nurhidayah, 2012)

2. Terdapat 3 jurnal yang memiliki kesamaan dalam metode penelitian yaitu


menggunakan metode penelitian kuantitatif.

3. Ke-10 jurnal tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui
pengaruh senam rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan
osteoarthritis .

4. Semua jurnal menjelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian.

Berdasarkan 10 jurnal yang berhubungan dengan pengaruh senam rematik


terrhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis.yang
diambil mulai dari tahun 2012-2020 baik jurnal nasional maupun jurnal
internasional. 10 jurnal tersebut terdiri dari 7 jurnal nasional dan 3 jurnal
internasional .berdasarkan persamaan dari sepuluh jurnal di atas penulis
menyimpulkan bahwa pada masing- masing jurnal mempunyai hasil yang sama
antara jurnal yang satu dengan jurnal lainnya.dimana dalam ke-10 jurnal
tersebut membuktikan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara
senam rematik dengan pengurangan skala nyeri pada lansia.

40
b. Kelebihan
1. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Sendi pada
Penderita Osteoartritis (2020) :
 Pada pembahasan peneliti membandingkan antara dua kelompok yaitu
kelompok control dan eksperimen

2. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Osteoartritis pada


Lansia Di Panti Sosial Tresna Wherda Nirwana Puri Samarinda (2018) :
 Peneliti memaparkan lokasi penelitian pada judul jurnal
 Metode penelitian diuraikan cukup jelas, yaitu teknik pengambilan sampel,
tempat penelitian dan cara pengumpulan data yang dilakukan.

3. Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia
dengan Osteoarthritis (2016) :
 Peneliti memaparkan masalah yang terjadi di bagian pendahuluan
 Menyertakan referensi atau sumber pustaka sehingga data akurat dan jelas
dikutip dari mana.

4. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di Puskesmas


Padang Bulan( 2019) :
 Peneliti memaparkan masalah yang terjadi di bagian pendahuluan
 Hasilnya banyak diberikan pada jurnal ini memberikan gambaran seperti table
yang membuat pembaca lebih mudah memahami hasil dari peneliti jurnal
tersebut

5. Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Lansia
yang Menderita Rematik di Pantai Sosial Tresna Wherda Budi Luhur ( 2018) :
 Peneliti memaparkan lokasi penelitian pada judul jurnal
 Abstrak ditulis dengan 2 bahasa, yaitu dalam bahasa Indonesia dan bahasa
inggris.

6. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada Penderita


Osteoartritis lutut Karangasem Surakarta (2014) :

41
 Peneliti memaparkan lokasi penelitian pada judul jurnal
 Abstrak ditulis dengan 2 bahasa, yaitu dalam bahasa Indonesia dan bahasa
inggris.

7. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktifitas Fungsional Lansia di Komunitas


Senam Lansia di Wilayah Kelurahan Nusukan Banjarsari Surakarta (2012) :
 Hasilnya banyak diberikan pada jurnal ini memberikan gambaran seperti
table yang membuat pembaca lebih mudah memahami hasil dari peneliti
jurnal tersebut
 Menyertakan referensi atau sumber pustaka sehingga data akurat dan jelas
dikutip dari mana.

8. Effects of Join Therapy Mobility Exercises on the Level of Osteoartritis Knee joint
pain in the Elderly Padang( Pengaruh Latihan Mobilitas Sendi Terhadap Tingkat
Nyeri Sendi Lutut Osteoartritis pada lansia Padang ). ( 2018) :
 Peneliti memaparkana pengakuan terhadap orang lain atas jurnal tersebut
 Menyertakan referensi atau sumber pustaka sehingga data lebih akurat dan
jelas dikutip dari mana.

9. The Influence Of Rheumatism Aerobic Towards Changes Of Joint Pain Score On


Elderly Suffering Rheumatoid Arhtritis In Working Area Of Regional Technical
Implementation Unit Of Community Health Center In Sungai Jawi Luar Subdistrict
West Pontianak District Pontianak City (Pengaruh senam rematik tetrhadap
perubahan skor nyeri sendi pada lansia dengan Rheumatoid Artritis di wilayah kerja
UPTD Puskesmas kelurahan sungai jawi luar kecamatan Pontianak). (2018) :
 Peneliti memaparkan tempat penelitian di judul jurnal
 Menyertakan referensi atau sumber pustaka sehingga data akurat dan jelas
dikutip dari mana

10. Effects Of Rematic GYM Towards Of Pain and Improvement of Movement Flight in
Elderly With Osteoartritis(Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri dan
peningkatan Rentang Gerak Lansia Dengan Osteoartritis (2019) :
 Peneliti memaparkan masalah yang akan di teliti.

42
 Menyertakan referensi atau sumber pustaka sehingga data lebihi akurat dan
jelas dikutip dari mana

Berdasarkan kelebihan ke-10 jurnal di atas penulis menyimpulkan bahwa


sebagian besar peneliti dalam jurnal tersebut menjelaskan dan memaparkan
permasalahan dalam setiap jurnal masing-masing. Dimana penulis memaparkan
dengan sangat jelas masalah yang di teliti dan hasil dari penelitian tersebut
dijelaskan dengan baik. Penulis juga menyertakan referensi atau sumber pustaka
sehingga data lebiih akurat dan jelas dikutip dari mana.

c. Kekurangan
1. Jurnal Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Sendi
pada Penderita Osteoartritis (2020) :
Kekurangan dalam penelitian ini adalah penulis tidak melengkapi lokasi penelitian
pada judul jurnal yang telah diteliti.
2. Jurnal Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Osteoartritis
pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Wherda Nirwana Puri Samarinda (2018) :
Kekurangan dalam penelitian ini adalah pada pembahasan penulis tidak
menjelaskan secara detail hasil dalam penelitian tersebut.
3. Jurnal Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia
dengan Osteoarthritis (2016) :
Kekurangan dari jurnal tersebut adalah penulis tidak melengkapi lokasi penelitian
pada judul jurnal.
4. Jurnal Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di Puskesmas
Padang Bulan( 2019) :
Kekurangan dalam jurnal tersebut adalah penulis tidak menjelaskan secara detail
untuk setiap variabel yang digunakan pada penelitian tersebut.
5. Jurnal Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada
Lansia yang Menderita Rematik di Pantai Sosial Tresna Wherda Budi Luhur ( 2018) :
Kekurangan dalam penelitian tersebut adalah penulis tidak menyertakan abstrak
dalam Bahasa inggris pada jurnal tersebut.
6. Jurnal Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Penderita Osteoartritis lutut Karangasem Surakarta (2014) :

43
Kekurangan dari jurnal tersebut adalah penulis tidak menjelaskan secara detail
variabel penelitian yang digunakan.
7. Jurnal Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktifitas Fungsional Lansia di Komunitas
Senam Lansia di Wilayah Kelurahan Nusukan Banjarsari Surakarta (2012) :
Kekurangan dari jurnal tersebut adalah penulis tidak menjelaskan secara detail untuk
setiap variabel yang digunakan dalam penelitian..
8. Jurnal Effects of Join Therapy Mobility Exercises on the Level of Osteoartritis Knee
joint pain in the Elderly Padang( Pengaruh Latihan Mobilitas Sendi Terhadap Tingkat
Nyeri Sendi Lutut Osteoartritis pada lansia Padang ). ( 2018) :
Kekurangan penelitian dari jurnal tersebut dalah peneliti tidak mencantumkan saran
peneliti dalam jurnal
Kekurangan dalam jurnal tersebut adalah dalam pembahasan peneliti tidak
menjelaskan dengan rinci Pembahasan hasil tidak dijabarkan secara detail.
9. The Influence Of Rheumatism Aerobic Towards Changes Of Joint Pain Score On
Elderly Suffering Rheumatoid Arhtritis In Working Area Of Regional Technical
Implementation Unit Of Community Health Center In Sungai Jawi Luar Subdistrict
West Pontianak District Pontianak City (Pengaruh senam rematik tetrhadap
perubahan skor nyeri sendi pada lansia dengan Rheumatoid Artritis di wilayah kerja
UPTD Puskesmas kelurahan sungai jawi luar kecamatan Pontianak). (2018) :
Kekurangan dalam jurnal tersebut adalah dalam pembahasan peneliti tidak
menjelaskan dengan rinci Pembahasan hasil tidak dijabarkan secara detail.
10. Effects Of Rematic GYM Towards Of Pain and Improvement of Movement Flight in
Elderly With Osteoartritis(Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri dan
peningkatan Rentang Gerak Lansia Dengan Osteoartritis (2019) :
Kekurangan jurnal dalam penelittian ini adalah Tidak menjelaskan secara detail
hasil dari penelitian tersebut.

Berdasarkan kekurang ke-10 jurnal di atas penulis menyimpulkan bahwa terdapat


adanya perbedaan dari masing-masing jurnal tersebut mulai dari jumlah populasi, tahun
terbit jurnal ,nama jurnal dan tehnik pengambilan sampel yang digunakan berbeda-beda
pada setiap jurnal .

44
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari 10 jurnal yang telah di review, dapat disimpulkan bahwa teradapat adanya
pengaruh senam rematik terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia dengan
osteoarthritis. dimana dapat dilihat bahwa skala nyeri sebelum dilakukan senam
rematik dan sesudah dilakukan senam rematik sangat signifikan. Dapat di lihat dari
hasil p(value) =< 0,005. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa untuk mengurangi
angka kesakitan dan kematian lansia akibat osteoarthritis di Indonesia untuk itu perlu
dilakukannya terapi non farmakologis yaitu salah satunya dengan cara melakukan
senam rematik secara teratur untuk mengurangi skala nyeri akibat osteoarthritis.
2. Dari 10 jurnal yang telah di review, terdapat Terdapat 7 jurnal yang mempunyai tehnik
pengambilan sampling yang sama yaitu dengan menggunakan tehnik Purposive
Sampling, Terdapat 3 jurnal yang memiliki kesamaan dalam metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kuantitatif, semua jurnal memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh sena rematik terhadap pengurangan
skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis.
3. Dari 10 jurrnal yang telah di review, terdapat perbedaan terkait hal jumlah populasi, dan
tehnik pengambilan sampel yang digunakan berbeda-beda pada setiap jurnal.

B. Saran

Hasil dari literature review ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
lansia tentang pentingnya melakukan senam rematik untuk mengurangi skala nyeri pada
penderita osteoartitis. Sehingga dapat mengurangi jumlah penderita osteoarthritis di
Indonesia dan lansia penderita osteoarthritis dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam
kehidupannya.

Bagi tenaga kesehatan diharapkan Hasil dari literature review ini dapat menjadi
masukan bagi tenaga kesehatan khususnya pelayanan keperawatan khususnya di Rumah

45
Sakit maupun Puskesmas. Untuk memberikan pelatihan tentang pentingnya senam rematik
dalam mengurangi skala nyeri pada lansia penderita osteoarthritis pada lansia.

Bagi institusi diharapkan hasil dari literature review ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan memotivasi mahasiswa calon perawat dalam pengaruh senam rematik
terhadap pengurangan skala nyeri pada lansia ddengan osteoarthritis.

46
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2018). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri Rematik Pada
Lansia. Menara Ilmu, 7, 2-5

Amelia Dinartika dkk. 2018. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri
Osteoarthiritis pada Lansia di Pantai Sosial Tresna Wherdhana Nirwana Puri
Samarinda. Jurnal Husada Mahakam, Vol IV, No. 7, Hal 410-418.

Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Elfrida Simanjuntak, 2018. Pengaruh rutinitas lansia terhadap penurunan tingkat nyeri pada
lansia yang menderita Rematik. Jurnal Ners Indonesia.

Judha, dkk 2012. Teori Pengukuran Nyeri . Yogyakarta: Nuha Media.

Kemenkes RI,2016. Situasi Lanjut Usia (LANSIA) di Indonesia. Edisi 1. Infodatin, Jakarta.

Kementeriana Kesehatan,2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.

Kuswanto,Heri. 2014. Pengaruh Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi pada Lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budimulia 04 Margaguna Jakarta Selatan.
http://digilib.esaunggul.ac.id/ Pengaruh Senam Rematik terhadap Nyeri pada Lansia.
Diakses tanggal 23 November 2015.

Nurhidayah,K. (2012). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Aktivitas Fungsional Lansia di


Komunitas Senam Lansia Wilayah Kelurahan Nusukan Banjarmasin Surakarta,
Muhammadiyah Surakarta.

ORASI. (2016). Osteoartritis Reserchn Society International Retrived Maret 28,2019, from
https//www.orasi.org/sites/default/files/docs/2016/orasi white paper oa serious disease
121416 1. Pdf.

Pangaribuan Resmi, (2018). Kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan kompetensi
keperawatan. Medan : Perdana Medika.

Riskesdas.(2013). Available: http://labdata.litbang.depkes.go.id/risetbadanlitbangkes/menu-


riskesdas.(diperoleh pada tanggal 12 Desember 2015).

47
Sharma,L& Barenbaum,F.(2013). Osteoartritis: A companion to rheumatology.Elsevier Health
Sciences

Sri Wahyuningsih,dkk(2020). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Intensitas Nyeri Sendi pada
Penderita Osteoartritis.Jurnal Ners Indonesia.11,16-22.

Suwarni,A,Yani,I., & Murtutik,L (2017). Efektivitas Senam Rematik terhadap Kemampuan


Berjalan Dengan Nyeri Sendi untuk Mencapai Hidup yang Sehat dan Sejahtera pada
Lanjut Usia . Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia,10,3-9.

WHO, (2014). Health Topics Rematik Disease. http://www.WHO. Topics Rematik. Diakses
tanggal 23 November 2015.

Widianti T. A dan Proverawati. A.2015.Senam Kesehatan.Yogyakarta: Medical Book.

Yuli R.2016.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM.

48
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL : Literature Review : Pengaruh Senam Rematik Terhadap


Pengurangan Skala Nyeri pada lansia Dengan Osteoartritis
NAMA : Sri Kamelia Manalu
NIM : P07520118096
NAMA PEMBIMBING : Surita Ginting, SKM, M.Kes

No Tanggal Rekomendasi Pembimbing Paraf


Mahasiswa Pembimbing
1. Selasa, 29 Bimbingan (konsultasi pada
September pembimbing) nelaah jurnal dan
2020 Judul Proposal

2. Kamis,08 Menelaah Jurnal dan Pengajuan


oktober Judul
2020

3. Senin, 09 ACC Judul Proposal


november
2020

4. Kamis, 26 Bimbingan Proposal BAB 1


november
2020

5. Sabtu, 28 Revisi Proposal BAB 1


November
2020

6. Selasa,12 Bimbingan Proposal BAB 2


januari
2021

49
7. Rabu, 20 Revisi Proposal BAB 2
januari
2021

8. Senin, 08 Bimbingan proposal BAB 3


februari
2021

9. Rabu, 10 Revisi Proposal Bab 3


Februari
2021

10. Selasa, 17 ACC Proposal


Februari
2021

11. Senin, 22 Bimbingan revisi proposal


februari
2021

12. Sabtu, 27 ACC revisi proposal


februari
2021

13. Minggu, 07 Konsultasi jurnal penelitian yang


maret 2021 akan di review

14. Rabu, 10 Konsultasi bab IV


maret 2021

15. Senin, 15 Konsultasi bab IV dan bab V


maret 2021

16. Kamis, 25 Konsultasi bab V


maret 2021

50
17. Sabtu, 17 ACC bab IV dan bab V
april 2021

18. Jumat,30 Bimbingan revisi KTI


april 2021

19. Rabu, 04 ACC revisi KTI


mei 2021

Medan,20 April 2021

Mengetahui
Ketua Prodi DIII

(Afniwati, S.Kep, Ns,.M.Kes)


NIP. 196610101989032002

51

Anda mungkin juga menyukai