Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEAFLET


TERHADAP PENGETAHUAN MENGOSOK GIGI YANG BAIK DAN
BENAR PADA ANAK KELAS IV SDN 13 KUBUNG KAPUPATEN
SAMBAS

DISUSUN OLEH :

SUSAN NURHASANAH

NIM : 211051083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN INDONESIA

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PRODI DIPLOMA III


TAHUN 2023

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILIMIAH

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEAFLET


TERHADAP PENGETAHUAN MENGGOSOK GIGI YANG BAIK DAN
BENAR PADA ANAK KELAS IV SDN 13 KUBUNG KAPUPATEN
SAMBAS

Diusulkan Oleh:

SUSAN NURHASANAH

NIM:211051083

Telah disetujui di pontianak

Pada tanggal, 2023

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drg.Miftah Tri Abadi,M.Kes drg.fathiah,M.Kes

NIP.196704281999031000 NIP.196309271990032000

Ketua Jurusan Kesehatan Gigi


Asmaul Husna,SKM,MDSc

NIP.1966062619870320

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama : Susan Nurhasanah
NIM : 211051083
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Kesehatan Gigi
Perguruan Tinggi : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEAFLET TERHADAP


PENGETAHUAN MENGGOSOK GIGI YANG BAIK DAN BENAR PADA
ANAK KELAS IV SDN 13 KUBUNG KABUPATEN SAMBAS

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat ,maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku . Demikian surat
pernyataan ini saya dengan sebenar- benarnya.

Pontianak, Desember 2023

Penulis
Susan Nurhasanah
NIM. 211051083

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Kesehatan adalah


keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang terpadu dan menyeluruh berupa upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Selain kesehatan tubuh
yang diperhatikan, kesehatan gigi dan mulut juga perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Husna& Prasko,2019).
Kesehatan gigi adalah bagian integral dari kesehatan umum, sehingga
perlu untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kesehatan
pada umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada
masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut (Husain 2016 ).
Prioritas kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat terjadi pada anak-anak
dimana kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut masih rendah.
Karena masa kanak-kanak merupakan masa perkembangan dan kualitas hidup,
penyakit gigi dan mulut pada anak dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Kebiasaan anak-anak dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya. Kebiasaan
anak-anak untuk makan makanan manis dan kurangnya pengetahuan dalam hal
kebersihan gigi dan mulut menyebabkan penyakit pada gigi lebih tinggi
dibandingkan pada orang dewasa (Sholiha dkk.,2021).
Pengetahuan menurut Jujun S Suriasumantri (1996;104), “pengetahuan
hakekatnya adalah segenap yang di ketahui manusia mengenai suatu objek
tertentu yang merupakan khasanah kekayaan mental diperoleh melalui rasional
dan pengalaman”. Pengetahuan yang diperoleh merupakan infomasi yang di
tangkap oleh panca indra manusia. Informasi tersebut kemudian dikembangkan
melalui bahasa dan kemampuan berfikirnya. Pengetahan merupakan hasil dari
proses tingkah laku manusia dan mencangkup semua keyakinan berupa
kesadaraan dalam menghadapi objek yang diketahui. Kesadaran yang
berhubungan dengan proses mengetahui adalah proses atau pemprosesan semua
rangsangan yang berasal dari obejek yang diketahui. Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal (Darmawan& Fadjarajani,2016).
Dalam penelitiannya pontonuwu, dkk (2013) menjelaskan bahwa
pengetahuan yang tepat mempengaruhi perilaku meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut. Artinya, semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka perilaku akan
terjaga dengan baik (khasanah dkk., 2019). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang,
sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai kemampuan dan
kebiasaan untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut
(Alfonita,2018).
Unsur metode dan alat (media) merupakan sumber yang tidak bisa
dipisahkan dari unsur-unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk
mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Peranan media sebagai
alat bantu dan alat peraga memegang peranan yang penting,karena dengan adanya
media ini bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dalam
proses belajar mengajar alat peraga (media) dipergunakan dengan tujuan untuk
membantu proses belajar siswa lebih efektif dan efesien (Rasyid,2018).
Penggunaan media dalam penyuluhan kesehatan langsung dan melalui masa harus
mempertimbangkan usia dan minat peserta. Media yang digunakan dalam
penyuluhan dapat menggunakan media power point, flip chart, leaflet, media
audiovisual, koran, majalah, televisi,radio,dan media lainya (Haryani dkk.,2016).
Leaflet merupakan salah satu media promosi kesehatan yang fungsinya
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Media leaflet
juga memiliki ke unggulan yang bersifat kalimat singkat, padat dan mudah di
mengerti beserta gambar-gambar yang dapat menarik minat untuk membacanya
keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan
dan sikap yang medukung terjadinya perubahan prilaku tersebut (sapuro,2016).

Menggosok gigi yang baik dan benar dilakukan setelah makan pagi dan
malam sebelum tidur dengan lamanya menggosok gigi minimal dua menit.
Menggosok gigi setelah makan di pagi hari dan malam sebelum tidur bertujuan
untuk membersihkan sisa-sisa makanan. Pengetahuan menggosok gigi yang baik
dan benar sangat penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulut untuk mencegah penyakit gigi dan mulut dan meningkatkan daya
tahan tubuh . Menanamkan kebiasaan menggosok gigi pada malam hari sebelum
tidur diterapkan dirumah dan didampingi oleh orangtua dimana kebiasaan
menggosok gigi pada anak 96% diperkenalkan oleh ibu (Fatmasari dkk.,2020).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek utama dalam pembangunan
manusia indonesia karena kesehatan merupakan modal dasar bagi produktivitas
kerja. Menurut dari riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 yang dikeluarkan
oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia, sebanyak 57,6% penduduk
indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan hanya 10,2% yang
mendapatkan penanganan oleh tenaga medis (Arinawati&Febria,2021).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di SDN Negri 13 kubung


kabupaten sambas di dapat jumlah data anak usia sekolah dasar khususnya IV Sd
sebanyak 30 orang. Kemudian penulis melakukan wawacara dari 30 orang
siswa/siswi kelas IV sd tentang pengetahuan menggosok gigi yang baik dan benar,
3 anak tidak mengetahui cara menggosok gigi yang baik dan benar, 3 anak
mengatakan hanya menggosok gigi pada pagi hari, 4 anak bahkan menjawab
jarang menggosok giginya saat sesudah makan atau malam sebelum tidur dan
mengalami kerusakan gigi. Seperti gigi berlubang, serta orangtua tidak pernah
membawa mereka ke dokter gigi maupun perawat gigi untuk periksa kesehatan
gigi dan mulut.

Berdasarkan latar belakang di atas penlis tertarik melakukan penelitian


mengenai “PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEAFLET
TERHADAP PENGETAHUAN MENGGOSOK GIGI YANG BAIK DAN
BENAR PADA ANAK KELAS 4 SDN13 KUBUNG KABUPATEN SAMBAS”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada


pengaruh edukasi menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan menggosok
gigi yang baik dan benar pada anak.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap
pengetahuan menggosok gigi yang baik dan benar pada anak kelas iv SDN 13
kubung kabupaten sambas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap
menggosok gigi yang baik dan benar pada anak kelas iv SDN 13 kubung
kabupaten sambas
b. Untuk mengetahui pengetahuan terhadap menggosok gigi yang baik dan
benar pada anak kelas iv SDN 13 kubung kabupaten sambas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penelitian
Memberikan pengalaman dalam mengamalkan ilmu metodologi
penelitian terutama mengenai pengaruh penyuluhan dengan media leaflet
terhadap pengetahuan menggosok gigi yang baik dan benar pada anak
SDN 13 Kubung kelas 4 kabupaten sambas.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan infomasi dan masukan lagi bagi tenaga kesehatan
khususnya tenaga kesehatan gigi dan mulut mengenai pengaruh
penyuluhan dengan media leaflet terhadap pengetahuan menggosok gigi
yang baik dan benar pada anak SDN 13 kubung kelas 4 kabupaten sambas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan
1. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga
masyarakat sadar, tahu dan mengerti dan mau dan dapat melakukan anjuran yang
berhubungan dengan kesehatan (Azwar 1989 dalam maulana 2014). Penyuluhan
kesehatan diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran,
disamping pengetahuan, sikap dan perbuatan. Oleh karena itu diperlukan upaya
penyediaan dan penyampaian informasi, yang merupakan penyuluhan kesehatan.
Sedangkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya
menanamkan pesan mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat,
kelompok, atau individu dengan harapan mereka dapat memperoleh pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik. Harapanya dapat pengetahuan tersapaut
dapat mempengaruhi perubahan perilaku mereka (Notoatmodjo,2005:286).

B. Media
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Dalam kamus besar bahasa
indonesia media merupakan sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk (Rasyid,2018).
2. Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Media manfaat media dalam pembelajaran (Rasyid,2018) yaitu :
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. Efesiensi dalam waktu dan tenaga
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
3. Tujuan Penggunakaan Media
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
d. Membantu konsentrasi pembelajran dalam proses pembelajaran
(Fitria,2018)

4. Fungsi Media
Menurut, S.Gerlach dan P.Ely menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran
dapat :
a. Bersifat fiksatif artinya media memiliki kemampuan untuk merangkap,
menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
Dengan kemampuan ini suatu obyek dan kejadian dapat digambar, dipotret,
direkam, diflimkan kemudian hasilnya dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukan dan diamati kembali, atau dapat ditampilkan
kembali.
b. Bersifat manipulatif artinya menampilkan obyek atau kejadian dengan
bebagai macam perubahan manipulasi sesuai keperluan, misalnya dirubah :
ukuranya, benda yang besar dapat dikecilkan benda yang kecil dapat
dibesarkan, kecepatannya, warnanya, serta dapat juga diulang-ulang
penyajiannya, sehingga semuanya dapat diatur untuk dibawa keruangan kelas.
c. Bersifat Distributif artinya bahwa dengan menggunakan media dapat
menjangkau sasaran yang lebih luas atau media mampu menjangkau audien
yang besar jumlanya dalam satu kali penyalian secara serempak. Ada contoh
misalnya siaran televisi, radio, dan surat kabar (Jennah,2009).
5. Jenis-Jenis Media
Adapun jenis-jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut :
a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik bagan atau diagram, poster kartun,
komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi,yaitu
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti modal padat (solit
model), model penempang, model susun, model kerja, mock up, dan lain-lain
c. Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-
lain
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran (Rasyid,2018).

6. Leaflet
Media leaflet adalah media tertulis yang digunakan sebagai suatu alat
promosi atau pemasaran untuk penyampaian pesan-pesan kesehatan melalui
selembar kertas dan memiliki dua atau lipatan . Isi pesan atau infomasi dapat
dalam bentuk kalimat maupun gambar atau keduanya. Dalam hal ini peneliti
memilih menggunakan leaflet karena memiliki efektifitas dalam meningkatkan
pengetahuan dan merubah sikap, sedangkan sikap akan mempengaruhi perilaku
(Wulandari dkk.,2020).
a. Ciri-ciri leaflet sebagai berikut : (Meiristanti & Puspasari,2020).
a) Desain yang terdiri atas dua muka halaman, yang sengaja di racang
tepat dengan bentuk beberapa lipatan kertas
b) Infomasi yang diberikan singkat, padat, dan jelas
c) Gambar yang ditampilakan sesuai infomasi pada leaflet
d) Tata letak pada gambar biasa dapat diarahkan untuk pengisi bidang
dalam mengejar komposisi
e) Lembar kertas berukuran kecil yang dicetak
f) Tulisan terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak diselingi dengan
gambar
g) Ukuran kertas biasanya 20-30 cm.
1. Kelebihan dan Kekurangan Leaflet
a. Kelebihan leaflet :
a) Sederhana dan sangat murah
b) Mudah dibawa karena bentuknya kecil dan ringan
c) Bisa disimpan lama dan digunakan berulang-ulang
d) Bisa dipelajari dan dibaca dimana saja dan kapan sja
e) Infomasi di dalamnya dapat mudah dibaca secara sekilas oleh
pembacanya
b. Kekurangan Leaflet :
a) Tidak tahan lama dan mudah hilang
b) Tidak mampu mempresentasikan gerakan dan suara
c) Jika cetakan kurang menarik orang enggan menyimpannya
d) Dapat menjadi kertas pecuma kecuali pengajar secara aktif melipatkan
siswa dalam membaca dan menggunakan materi
e) Terlalu singkat materinya, sehingga butuh contoh yang banyak
(Maulana Arafat Lubis,n.d.)

C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan,
pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain,media massa dan
lingkungan (Tambuwun dkk., 2014)
Pengetahuan kognitif merupakan dominan terpenting bagi terbentuknya
tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada prilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Tambuwun
dkk.,2014)
Pengetahuan yang tercangkup dalam kognitif mempunyai 6 tingkatan
(Notoatmodjo,2007), yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
seebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,menguraikan,mendefinisiskan,menyatakan dan sebagai nya.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagaianya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-
hukum,rumus,metode,prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.

d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatub objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun,dapat merencanakan,dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
dan sebagainya terdapat suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Eduan,2019 ).

2. Menyikat Gigi

Cara yang paling mudah dilakukan untuk menjaga kebersihan serta


kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi. Menyikat gigi yang baik dan
benar dilakukan secara tekun, teliti, dan teratur. Menyikat gigi adalah rutintitas
yang penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan
sisi makanan yang melekat dengan menggunakan sikat gigi (Sirat,2018).
Menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan setelah makan pagi dan malam
sebelum tidur dengan lamanya menggosok gigi minimal dua menit.
Menggosok gigi setelah makan di pagi hari dan malam sebelum tidur bertujuan
untuk membersihkan sisi makanan. Pengetahuan menggosok gigi yang baik
benar sangat penting terbentukny tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut untuk mencegah penyakit gigi dan mulut dan meningkatkan daya tahan
tubuh (Fatmasari dkk.,2020).
Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihakan
endapan lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan
pencegahan untuk menuju keberhasilan dan kesehatan gigi dan mulut yang
optimal. Cara menyikat gigi harus sistematis agar tidak ada gigi yang terlewat,
mulai dari bagian belakang kedepan dan berakhir pada bagian belakang lainya
(Listrianah,2017).
Teknik penyikatan gigi dapat digolongkan ke dalam enam golongan
berdasarkan macam gerakan yang dilakukan (Listrianah,2017), yaitu :
1. Teknik Vertical
Teknik vertical dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian
permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk
permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan
mulut terbuka.
2. Teknik Horizontal
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke
belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang bentuk
antomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum diberi
pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical dan
horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena
dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi gusi.

3. Teknik Roll Atau Modifikasi Stilman


Teknik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan cara yang
paling sering dianjurkan karena sederhana,efisien dan dapat digunakan di
seluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh
mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah
ke apeks dan bulu sikat digerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi
sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan.
Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukanya hampir
tegak lurus permukaan email. Gerakan ini di ulang 8-12 kali daerah
dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini terutama
sekali menghasilakan pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan
sisa makanan dari daerah interproksimal.
4. Teknik Stillman-McCall
Sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi,
membentuk sudut 45̊ tehadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal.
Kemudian sikat gigi di tekankan sehingga gusi memijat dan dilakukan
gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat tanpa
mengakibatkan trauma terhadap gusi.

5. Teknik Bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 45̊ terhadap sumbu panjang gigi
mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada tepi gusi.
Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat.
Sikat digerakan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan kebelakang
selama kurang lebih sepuluh sampai lima belas detik setiap daerah yang
meliputi 2 atau 3 gigi. Untuk menyikat permukaan bukal dan labial,
tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal dan sejajar dengan
lengkung gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak
menyudut (hampir horizontal) dan pada gigi depan,sikat dipegang
vertical.

6. Teknik fones atau Teknik Sirkuler

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan


labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakan dalam
lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang bawah disikat
sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah
semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan
lingual dan palatinal disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam
lingkaran-lingkaran kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan di lingual
dan palatinal dapat dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam
mulut pada waktu mengunyah. Fones steknik dianjurkan untuk anak kecil
karena mudah dilakukan.
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

VARIABLE BEBAS VARIABLE TERKAIT

Penyuluhan dengan Pengetahuan tentang cara


menggunakan media menggosok gigi yang baik
leaflet dan benar

B. Definisi Operasional

Variable Definisi oprasional Cara Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur ukur

Variable
Bebas:
Penyuluhan Kegiatan Melihat Daftar
dengan penyampaian hasil hadir
menggunakan materi atau persensi
media leaflet informasi mengenai .
cara menggosok
gigi yang baik dan
benar dengan
menggunakan
media leaflet yang
bertujuan
meningkatkan
pengetahuan.
Variable
Terkait:
Pengetahuan Segala sesuatu
tentang cara yang dipahami
menggosok siswa cara
gigi yang menggosok gigi
baik da benar yang baik dan
benar. Penilaian
pengetahuan
berdasarkan
kuisioner yang
terdiri dari 15
pertanyaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arinawati, D. Y., & Febria, N. D. (2021). Pemberdayaan Kader Posyandu


Balita Kenanga Di Bidang Kesehatan Gigi Dan Mulut. Prosiding Seminar
Nasional Program Pengabdian Masyarakat, 854-858.
https://doi.org/10.18196/ppm.34.306

Darmawan,D.,& Fadjarajani, S. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap


Pelestarian Lingkungan Dengan Prilaku Wisatawan Dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan. Jurnal Geografi, 4 (1),37-49.

Fatmasari, D., Dyah Utami, W. J., & Supriyana, S. (2020). Edukasi Dan
Pendampingan Selama 21 Hari Dengan Mogigu Meningkatkan Perilaku
Mengosok Gigi Dengan Benar Pada Anak Dan Orang Tua SD Bulusan
Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 7(1), 29-34.
https://doi.org/10.31983/jkg.7il.5661

Fitria, A (2018). Penggunaan Media Audip Visual Dalam Pembelajaran


Anak Usia Dini. Cakrawala Dini: jurnal pendidikan Anak Usia Dini, 5(2),
57-62. https://doi.org/10.17509/cd.v12.10498

Haryani, Sahar, J., & Sukihananto. (2016). Penyuluhan Kesehatan Langsung Dan
Melalui Media Massa Berpengaruh Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia
Dewasa Di Kota Depok. Jurnal Keperawatan Indonsia, 19(3), 161-168.
https:doi.org/10.7454/jki.v19i3.469.

Husain,J.(2016) Gambaran Penyuluhan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak


Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jurnal Ilimiah Kesehatan Iqra,Vol IV Edi,68-
73.
Husna,N., & Prasko,P.(2019). Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Gigi Dengan
Menggunakan Media Busy Book Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi
Dan Mulut Jurnal Kesehatan Gigi , 6(1),
51.https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.4408.

Maulana Arafat Lubis. (n.d.). Pengembangan Profesionalisme Guru


Madrasah Ibtidaiyah Pada Abad 21 Dalam Membuat Bahan Ajar Leaflet.

Maulana,H.D.J, & Yudha, E.K. (2014). Promosi kesehatan. Jakarta: EGC.

Meiristanti, N., & Puspasari, D. (2020). Pengembangan leaflet berbasis


android sebagai penunjang bahan ajar pada mata pelajaran otk sarana dan
prasarana kelas xi otkp di SMK PGRI 2 Sidorajo. Urnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 8, Nomor 1, 2020 pengem, 8(1),
56-67.

Natoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan,


Yogyakarta : penerbit Riz’ma.

Rasyid,I. (2018). Manfaat Media Dalam Pembelajaran. 91-96

Sapuro , J. T. (2016). Pengaruh Media Poster Dan Leaflet Terhadap


Peningkatan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Minyak
Goreng Di Kota Binjai. Euphytica, 18(2),22280.

Sholiha, N., Purwaningsih, E., & Hidayati, S. (2021). Pengetahuan Tentang


Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Menggunakan Media Leaflet Pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Ilimiah Keperawatan Gigi (JIKG), 3(2),593-602.

Sirat, I. M. (2018). Gambaran Ohi-S Dan Perilaku Menyikat Gigi Pada


Siswa Kelas Vi Sdn 5 Pekutatan Kecamatan Pekutatan Kabupaten
Jembrana Tahun 2016. Jurnal Skala Husada : The Journal of Health, 14(1),
34-41. https://doi.org/10.33992/jsh:tjoh.v14il.172

Tambuwun, S., Harapan, I.K., & Amuntu, S. (2014). Hubungan


Pengetahuan Cara Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Karies
Gigi Pada Siswa Kelas I SMP Muhammadiyah Pone Kecamatan Limbato
Barat Jurusan Keperawatan Poltekkes kemenkes Manado. Juiperdo,
3(September), 51-58.

Wulandari, T. S., Anisah, R. L., Fitriana, N. G., & Purnamasari4, I. (2020).


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Upaya Menerapkan Protokol
Kesehatan Pada Pedagang Di Car Free Day Temanggung. Jurnal Ilimiah
Kesehatan, 19(1),9
.

Anda mungkin juga menyukai