NERACA
Menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban
keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu
tertentu
Kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan
kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva
CONTOH NERACA PT ABC PADA AKHIR TAHUN
20X1 DAN 20X2
(Rp) 20X2
PENJUALAN 2200
BIAYA OPERASI (tidak trmasuk depresiasi dan amortisasi) 1850
EBITDA 350
DEPRESIASI (-) 50
AMORTISASI (-) 0
TOTAL DEPR & AMORT 50
LABA OPERASI/EBIT 300
INTEREST/BUNGA (-) 56
EBT 244
TAX/PAJAK (32%) (-) 78
EAT 166
Ilustrasi
Berdasarkan Lap Laba Rugi diatas, selama tahun 20X2 PT ABC
berhasil memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
166. Jika pada Neraca 31/12/20X2 laba yang ditahan
meningkat sebesar Rp. 79, maka berarti bahwa laba yang
diperoleh dan dibagikan sebagai dividen sebesar Rp. 166 –
Rp. 79 = Rp. 87
(Rp) 20X2
PENJUALAN 100%
BIAYA OPERASI (tidak trmasuk depresiasi dan amortisasi) 84,1%
EBITDA 15,91%
DEPRESIASI (-) 2,27%
AMORTISASI (-) 0
TOTAL DEPR & AMORT 2,27%
LABA OPERASI/EBIT 13,64%
INTEREST/BUNGA (-) 2,55%
EBT 11,09%
TAX/PAJAK (32%) (-) 3,55%
EAT 7,55%
ANALISIS INDEKS
Analisis ini dilakukan dengan cara merubah semua
angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun
dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah
selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang
dianggap normal. Dengan demikian analisis ini
dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis tersebut,
hanya laporan neraca yang bisa disajikan dalam
bentuk indeks
Indeks Neraca PT ABC pada akhir
tahun 20X1 dan 20X2 (20X1 = 100)