Anda di halaman 1dari 23

ALAT-ALAT ANALISIS KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

NERACA
 Menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban
keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu
tertentu
 Kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan
kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva
CONTOH NERACA PT ABC PADA AKHIR TAHUN
20X1 DAN 20X2

(Rp) AKTIVA 20X1 20X2 (Rp) PASIVA 20X1 20X2


KAS 22 25 HUTANG DAGANG 91 89
SEKURITAS 10 15 HUTANG WESEL 40 20
PIUTANG 170 176 HUTANG PAJAK 30 32
PERSEDIAAN 117 112 HUTANG BANK 120 120
TOTAL AK LANCAR 319 328 KEWAJIBAN LANCAR 281 261

AKTIVA TETAP (BRUTO) 700 700 HUT JK PANJANG 200 100


AKUMULASI PENY -100 150 MODAL SENDIRI
AKTIVA TETAP (NETTO) 600 550 SAHAM 300 300
LABA DITAHAN 138 217
TOTAL 919 878 TOTAL 919 878
LAPORAN RUGI LABA

Menunjukkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan dalam periode


waktu tertentu. Berikut ini contoh Lap Rugi Laba PT ABC 1/1 sd
31/12/20X2

(Rp) 20X2
PENJUALAN 2200
BIAYA OPERASI (tidak trmasuk depresiasi dan amortisasi) 1850
EBITDA 350
DEPRESIASI (-) 50
AMORTISASI (-) 0
TOTAL DEPR & AMORT 50
LABA OPERASI/EBIT 300
INTEREST/BUNGA (-) 56
EBT 244
TAX/PAJAK (32%) (-) 78
EAT 166
Ilustrasi
Berdasarkan Lap Laba Rugi diatas, selama tahun 20X2 PT ABC
berhasil memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
166. Jika pada Neraca 31/12/20X2 laba yang ditahan
meningkat sebesar Rp. 79, maka berarti bahwa laba yang
diperoleh dan dibagikan sebagai dividen sebesar Rp. 166 –
Rp. 79 = Rp. 87

Pada dasarnya analisis laporan keuangan dilakukan untuk


mengetahui apakah kondisi dan kinerja keuangan perusahaan
baik. Kalau mempunyai kelemahan, dalam aspek apa
kelemahan tersebut? Karena sulitnya memahami laporan
keuangan dalam bentuk aslinya, maka kemudian ditempuh
berbagai cara untuk melakukan analisis, seperti analisis
common size, analisis indeks dan analisis rasio keuangan
ANALISIS COMMON SIZE
Analisis ini dilakukan dengan cara merubah angka
angka yang ada dalam neraca dan laporan rugi laba
menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu.
Untuk angka-angka yang ada di neraca, common base
nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva
dipergunakan sebagai 100 %. Untuk angka-angka
dalam rugi laba, penjualan netto dipergunakan
sebagai 100 %.
Neraca Common Size PT ABC pada
akhir tahun 20X1 dan 20X2

(Rp) AKTIVA 20X1 20X2 (Rp) PASIVA 20X1 20X2


KAS 2,3% 2,8% HUTANG DAGANG 9,9% 10,1%
SEKURITAS 1,1% 1,7% HUTANG WESEL 4,4% 2,3%
PIUTANG 18,5% 20,0% HUTANG PAJAK 3,2% 3,6%
PERSEDIAAN 12,8% 12,8% HUTANG BANK 13,1% 13,7%
TOTAL AK LANCAR 34,6% 37,3% KEWAJIBAN LANCAR 30,6% 29,7%

AKTIVA TETAP (BRUTO) 76,2% 79,7% HUT JK PANJANG 21,8% 11,4%


AKUMULASI PENY -10,8% 17,0% MODAL SENDIRI
AKTIVA TETAP (NETTO) 65,4% 62,7% SAHAM 32,6% 34,2%
LABA DITAHAN 15,0% 24,7%
100%
TOTAL 100% TOTAL 100% 100%
Laporan Rugi Laba Common Size
PT ABC 1/1-31/12/20X2

(Rp) 20X2
PENJUALAN 100%
BIAYA OPERASI (tidak trmasuk depresiasi dan amortisasi) 84,1%
EBITDA 15,91%
DEPRESIASI (-) 2,27%
AMORTISASI (-) 0
TOTAL DEPR & AMORT 2,27%
LABA OPERASI/EBIT 13,64%
INTEREST/BUNGA (-) 2,55%
EBT 11,09%
TAX/PAJAK (32%) (-) 3,55%
EAT 7,55%
ANALISIS INDEKS
Analisis ini dilakukan dengan cara merubah semua
angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun
dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah
selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang
dianggap normal. Dengan demikian analisis ini
dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis tersebut,
hanya laporan neraca yang bisa disajikan dalam
bentuk indeks
Indeks Neraca PT ABC pada akhir
tahun 20X1 dan 20X2 (20X1 = 100)

(Rp) AKTIVA 20X1 20X2 (Rp) PASIVA 20X1 20X2


KAS 100% 113,6% HUTANG DAGANG 100% 97,8%
SEKURITAS 100% 150% HUTANG WESEL 100% 50%
PIUTANG 100% 103,5% HUTANG PAJAK 100% 106,7%
PERSEDIAAN 100% 95,7% HUTANG BANK 100% 100%
TOTAL AK LANCAR 100% 102,8% KEWAJIBAN LANCAR 100% 92,9%

AKTIVA TETAP (BRUTO) 100% 100% HUT JK PANJANG 100% 50%


AKUMULASI PENY 100% 150% MODAL SENDIRI
AKTIVA TETAP (NETTO) 100% 91,7% SAHAM 100% 100%
LABA DITAHAN 100% 157,2%

TOTAL 100% 95,5% TOTAL 100% 95,5%


ANALISIS RASIO KEUANGAN
Untuk melakukan analisis rasio keuangan
diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan
yang mencerminkan aspek-aspek tertentu.
Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai perlu
dikaitkan dengan tujuan analisis. Secara umum
aspek-aspek yang dinilai biasanya
diklasifikasikan menjadi aspek leverage, aspek
likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi,
dan rasio-rasio nilai pasar.
RASIO-RASIO LEVERAGE
Rasio ini mengukur seberapa jauh
perusahaan menggunakan hutang. Beberapa
analis menggunakan istilah rasio solvabilitas,
yang berarti mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban
keuangannya (sejauhmana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang)
RASIO-RASIO LEVERAGE
1. Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban/Modal
Sendiri
2. Total debt to Total Assets Ratio = Total
Hutang/Total Aktiva
3. Times Interest Earned (seberapa bnyk laba operasi
mampu membayar bunga hutang) = Laba Operasi
(EBIT)(+ penyusutan)/Bunga
4. Debt Service Coverage = Laba Operasi
(+penyusutan)/Bunga + Sewa + (Angsuran Pokok
Pinjaman/1-income tax)
RASIO-RASIO LIKUIDITAS
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek. Berikut adalah beberapa jenis rasio
likuiditas yang mungkin digunakan :
RASIO-RASIO LIKUIDITAS
1. Modal Kerja Netto dengan Total Aktiva = Modal Kerja
Netto / Total Aktiva dimana Modal Kerja Netto adalah
selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar
2. Current Ratio = Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar
3. Quick/Acid Test Ratio = (Aktiva Lancar-Persediaan)/
Kewajiban Lancar
4. Cash Ratio = Cash or Cash Equivalent/Current Liabilities
5. Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih/Modal Kerja
Bersih
RASIO-RASIO PROFITABILITAS/EFISIENSI

Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan


aktiva perusahaan atau mungkin sekelompok
aktiva perusahaan hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi.
RASIO-RASIO PROFITABILITAS
1. Rentabilitas Ekonomi (mengukur kemampuan
aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi
perusahaan) = Laba Operasi / (Rata-rata) Aktiva
2. Rentabilitas Modal Sendiri (mengukur seberapa
banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik
modal sendiri) = Laba setelah pajak / (Rata-rata)
Modal Sendiri. Rasio ini juga sering disebut
dengan Return On equity
3. Return On Investment (mengukur seberapa
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari
seleuruh kekayaan yang dimiliki perusahaan) =
Laba setelah Pajak / (Rata-rata) Kekayaan
RASIO-RASIO PROFITABILITAS
4. Return On Equity (mengukur laba bersih setelah pajak dengan
modal sendiri. ROE = Laba setelah Pajak / Modal Sendiri
5. Profit Margin (mengukur seberapa banyak keuntungan
operasional bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan) = Laba
Operasi / Penjualan
6. Perputaran Aktiva (mengukur seberapa banyak penjualan bisa
diciptakan dari aktiva yang dimiliki) = Penjualan / (Rata-rata)
Aktiva
7. Perputaran Piutang (mengukur seberapa cepat piutang dilunasi
dalam satu tahun) = Penjualan Kredit / (Rata-rata) Piutang
8. Perputaran Persediaan (mengukur berapa lama rata-rata barang
berada di gudang) = Harga Pokok Penjualan/ (Rata-rata)
Persediaan. Dimana HPP = (Saldo Awal Persediaan + Pembelian)
– Saldo Akhir Persediaan
RASIO-RASIO NILAI PASAR
Rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari
laporan keuangan dan pasar modal. Beberapa rasio
tersebut adalah :
1. Price Earnings Ratio : membandingkan antara
harga saham (yg diperoleh di pasar modal) dan
laba per lembar saham yang diperoleh pemilik
perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan)
PER = Harga Saham/Laba Per Lembar Saham
2. Market to Book Value Ratio : membandingkan
nilai pasar dan nilai buku saham
MBV = Harga Saham/Nilai Buku Per Lmbar
Saham
MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan


dengan memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar
ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke
perusahaan oleh para pemegang saham, ini disebut sebagai
Market Value Added.

MVA = Nilai Pasar Saham – Modal Sendiri Yang Disetor oleh


Pemegang Saham atau

MVA = (Jml Saham Beredar x Harga Saham) – Total Modal


Sendiri
MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
Sementara MVA menilai tambahan kemakmuran pemegang
saham, EVA menilai efektivitas manajerial untuk suatu tahun
tertentu.

EVA = NOPAT – Biaya Modal Setelah Pajak atau

EVA = [EBIT x (1-Tax)] – [(Operating Capital x Biaya Modal


setelah Pajak)]

Ket : NOPAT adalah Net Operating Profit After Tax


EBIT adalah Earning Before Interest and Tax
LATIHAN SOAL
1. PT ANNA memiliki kekayaan senilai Rp. 200 juta.
Kekayaan tersebut dibiayai dengan RP 120 juta
hutang yang membayar bunga sebesar 22% per
tahun. Kalau Rentabilitas Ekonomi yang diperoleh
sebesar 25% dan tarif pajak sebesar 25%, berapakah
:
a. Rentabilitas Modal Sendiri perusahaan tersebut?
b. Berapa besar Return On Assets nya (Return on
Investment) nya?
c. Berapa Profit Margin jika penjualan sebesar Rp
95 juta?
LATIHAN SOAL
2. PT BMX mempunyai total kekayaan sebesar Rp 5000 juta,
perputaran aktiva 5x dalam satu tahun, laba setelah pajak
sebesar Rp 500 juta, dan rasio total hutang dengan total
kekayaan sebesar 0,20, berapakah :
a. Net profit margin, ROI, dan ROE ?
b. Dengan melakukan investasi senilai Rp 1000 juta untuk
meningkatkan efisiensi, perusahaan bisa meningkatkan
net profit margin-nya menjadi 3%, apabila rasio hutang
dengan kekayaan tetap, demikian juga penjualannya,
berapakah ROI dan ROE yang baru ?

Anda mungkin juga menyukai