Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
2021/2022
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dalam kegiatan bisnisnya mempunyai tujuan utama yaitu untuk
memaksimalkan kekayaan perusahaan dan juga para pemegang saham. Perkembangan dunia
usaha menyebabkan tingginya persaingan, sehingga setiap perusahaan perlu meningkatkan
efesiensi dan efektifitas usaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dimasa
sekarang dan yang akan datang. Salah satunya yaitu perusahaan harus menyediakan informasi
keuangan guna melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak berkepentingan,
terutama bagi pihak investor, kreditur, dan pihak manajemen perusahaan itu sendiri.
1
PEMBAHASAN
2
total aktiva dipergunakan sebagai 100%. Untuk angka dalam laporan laba rugi, penjualan
neto dipergunakan sebagai 100%.
Penyajian dalam common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan
memerhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca. Laporan keuangan dalam
persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya
dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini
disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai
posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif
(misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan
komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-rugi yang
disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat
menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing
elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan
perubahan distribusi tersebut.
Contoh Analisis Common-Size:
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember Common-Size (%)
NERACA
2009 2010 2009 2010
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.300 Rp 1.200 9,29 7,50
Piutang Dagang Rp 1.200 Rp 1.000 8,57 6,25
3
Total Aktiva Lancar Rp 4.700 Rp 4.800 33,57 30,00
Aktiva Tetap
Tanah Rp 2.300 Rp 3.700 16,43 23,13
Gedung Rp 4.000 Rp 4.000 28,57 25,00
Mesin Rp 4.000 Rp 5.000 28,57 31,25
4
2009 2010 2009 2010
Penghasilan Rp 150.000 Rp 200.000 100% 100%
Harga Pokok
Penjualan Rp (50.000) Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Laba Kotor Rp 100.000 Rp 140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran Rp (25.000) Rp (34.000) (16,67) (17,00)
Biaya Administrasi Rp (20.000) Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga Rp (10.000) Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak Rp 45.000 Rp 64.000 30,00 32,00
Pajak (15%) Rp (6.750) Rp (9.600) (4,50) (4,80)
Laba Bersih Rp 38.250 Rp 54.400 25,50 27,20
5
dipasok oleh para investor kepada perusahaan. Perbedaan ini disebut sebagai nilai tambah
pasar Market Value Added (MVA).
Berdasarkan Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MVA adalah perbedaan
antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah
diberikan. Manfaat dari MVA disamping untuk mengukur kinerja perusahaan adalah juga
untuk mengukur nilai perusahaan yang berhasil diciptakan nilai perusahaan dalam
kaitannya dengan pasar modal akan tampak pada harga saham perusahaan yang
bersangkutan. Sama seperti EVA, MVA memiliki penilaian sebagai berikut :
a. Jika MVA > 0 hal ini menunjukan terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan
b. Jika MVA < 0 hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan
c. Jika MVA = 0 hal ini menunjukan posisi impas
Adapun rumus MVA yaitu :
𝑀𝑉𝐴 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 − 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
PT S. Cristal Tbk
Laporan Keuangan
Tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2020
Keterangan 2020 2019
Jumlah Saham Yang Beredar 8,780,426,500 8,780,426,500
Harga Saham Akhir Tahun 5,175 6,750
Jumlah Ekuitas 43,121,593,000,000 40,274,198,000,000
6
Analisis : MVA > 0 memiliki arti bahwa PT S Cristal selama 2 tahun mampu
memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. PT S. Cristal dapat
menghasilkan jumlah ekuitas yang lebih besar ketimbang nilai pasar sahamnya. Hal ini
menunjukan perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah.
7
memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperai
dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan
pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan,
sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi
manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak perusahaan
mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.
Contoh perhitungan EVA:
Misalkan: diketahui Ikhtisar Laba Rugi Perusahaan Han Virgin pada Periode 31
Desember 2020, Hitunglah Nilai EVA perusahaan Han Virgin tersebut.
Perusahaan Han Virgin
Ikhtisar Laporan Keuangan
Periode Desember 2020
Uraian Nominal (Rp 000)
Total Hutang Jangka Panjang 95,000,000
Total Hutang Jangka Pendek 155,000,000
Ekuitas 152,000,000
Total Hutang 250,000,000
Laba 224,000,000
Beban Bunga 185,500,000
Pajak 6,750,000
8
PENUTUP
• Kesimpulan
A. Analisi Indeks dan Common Size
1. Analisis indeks/trend adalah salah satu metode analisis laporan keuangan untuk
mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan apakah
naik, turun atau tetap. Analisis ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan
dari waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis tersebut maka hanya laporan neracalah
yang bisa disajikan dalam bentuk indeks
2. Analisis common size merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba
rugi menjadi presentase berdasarkan dasar tertentu. Penyajian dalam common size
akan mempermudah pembaca laporan keuangan memerhatikan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam neraca. Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen
(Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
- Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran
tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
- Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai
posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
B. Market Value Added (MVA)
Kemakmuran bagi para pemegang saham dapat ditingkatkan dengan
memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan jumlah modal ekuitas
yang dipasok oleh para investor kepada perusahaan. Perbedaan ini disebut sebagai nilai
tambah pasar Market Value Added (MVA). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara
sederhana, MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan
uang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan.
C. Economic Value Added (EVA)
Berdasarkan materi EVA yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya EVA merupakan metode analisis keuangan untuk
menilai profitabilitas dan kinerja manajemen dari operasi perusahaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana Press
Wadiyo. (2021). Analisis Rasio Keuangan Perusahaan, Manfaat, Rumus dan Contohnya.
Diakses pada 23/09/2021. Melalui Link:
https://manajemenkeuangan.net/rasio-keuangan/
El Heze (2017). Rumus dan Cara Menghitung MVA. Diakses pada 22/09/2021.
Melalui Link :
https://bahasekonomi.blogspot.com/2017/05/rumus-dan-cara-menghitung-market-value.html
Herman DharmaWijaya (2017). Economic Value Added (EVA) dan Market Value
Added (MVA) pada Perusahaan Telekomunikasi yang Listing di Bursa
Efek Indonesia. Diakses 20/09/2021. Melalui Link :
https://docplayer.info/47928731-Economic-value-added-eva-dan-market-value-added-mva-
pada-perusahaan-telekomunikasi-yang-listing-di-bursa-efek-indonesia.html
10