Oleh :
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
1. Koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu jarak waktu
antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan.
2. Sering menyerang wanita muda.
3. Dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan
pengobatan sitostatika
4. Dapat sembuh tanpa pengobatan melalui proses regresi spontan.
B. Etiologi
Kanker ini berasal dari salah satu komponen uri atau plasenta maka salah satu
cirri khusus kanker ini adalah ia boleh menghasilkan hormone HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-
wanita yang hamil. Kejadian dipengaruhi oleh : Sebagian besar dari pasien mola akan
segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita
yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.
C. Patofisiology choriocarcinoma
Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini dapat dianggap sebagai suatu
karsinoma dari epitel korion, walaupun perilaku pertumbuhan dan metastasisnya
mirip dengan sarkoma.Faktor-faktor yang berperan dalam transformasi keganasan
korion tidak diketahui.Pada koriokarsinoma, kecenderungan trofoblas normal untuk
tumbuh secara invasif dan menyebabkan erosi pembuluh darah sangatlah besar.
Apabila mengenai endometrium, akan terjadi perdarahan, kerontokan dan infeksi
permukaan. Masa jaringan yang terbenam di miometrium dapat meluas keluar ,
muncul di uterus sebagai nodul-nodul gelap irreguler yang akhirnya menembus
peritoneum.
Pasien di golongkan beresiko tinggi jiika penyakit lebih dari 4 bulan, kadar
gonadotropin serum lebih dari 40.000 mIU/ml, metastasis ke otak atau hati, tumor
timbul setelah kehamilan aterm, atau riwayat kegagalan kemoterapi, namun
menghasilkan anagka kesembuhan tertinggi dengan kemoterapi kombinasi yaitu
menggunakan etoposid, metotreksat, aktinomisin, siklofosfamid, dan vinkristin
(Schorage et al, 2000).
D. WOC
E. Menifestasi Klinis
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah :
Selain dari itu nampak sel-sel trofobkast yang menembus otot-otot dan pembulu-
pembuluh darah.
E. Klasifikasi
Choriocarcinoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam bentuk, yaitu:
1. Choriocarcinoma Villosum
Penyakit ini termasuk ganas tetapi derajat keganasannya lebih
rendah.Sifatnya seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi yang lebih besar.
Sel- sel trofoblas dengan villi korialis akan menyusup ke dalam miometrium
kemudian tidak jarang mengadakan perforasi pada dinding uterus dan
menyebabkan perdarahan intra abdominal. Walaupun secara lokal mempunyai
daya invasi yang berlebihan, tetapi penyakit ini jarang disertai metastasis.
Invasive mola berasal dari mola hidatidosa
2. Choriocarcinoma Non Villosum
Penyakit ini merupakan yang terganas dari penyakit trofoblas.
Sebagian besar didahului oleh mola hidatidosa (83,3%) tetapi dapat pula
didahului abortus atau persalinan biasa masing-masing 7,6%. Tumbuhnya
sangat cepat dan sering menyebabkan metastasis ke organ-organ lain, seperti
paru-paru, vulva, vagina, hepar dan otak. Apabila tidak diobati biasanya
pasien meninggal dalam 1 tahun. Apabila dibandingkan dengan jenis kanker
ginekologik lainnya, koriokarsinoma mempunyai sifat yang berbeda,
misalnya:
a) Koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu
jarak waktu antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan
b) Sering menyerang wanita muda
c) Dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi,
dengan pengobatan sitostatika.
3. Choriocarcinoma Klinis
Apabila setelah pengeluaran jaringan mola hidatidosa kadar hCG turun
lambat apalagi menetap atau meningkat, maka kasus ini dianggap sebagai
penyakit trofoblas ganas. Artinya ada sel-sel trofoblas yang aktif tumbuh lagi
di uterus atau di tempat lain (metastasis) dan mengahasilkan hCG. Diagnosis
keganasan tidak ditentukan oleh pemeriksaan histopatologik tetapi oleh
tingginya kadar HCG dan adanya metastasis.
F. Komplikasi
H. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
Choriocarcinoma merupakan tumor yang sensitif terhadap obat-obatan
kemoterapi, dari hasil survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi pasien
dengan Choriocarcinoma mengalami kesembuhan 90-95%.
2. Terapi dengan agen single methotrexate or actinomycin D. Terapi ini
digunakan untuk Choriocarcinoma yang belum bermetastase meluas ke
seluruh tubuh atau dengan skala ringan.
3. Terapi kombinasi EMACO (etoposide, methotrexate, actinomycin D,
cyclosphosphamide and oncovin) Terapi komplek ini digunakan untuk
koriokarsinoma dengan skala sedang atau berat.
4. Hysterektomi
Biasa dilakukan pada wanita dengan usia ≥ 40 tahun atau pada wanita yang
memang menginginkan untuk dilakukan hysterektomi. Hysterektomi juga
disarankan pada infeksi berat dan perdarahan yang tidak terkendali.
I. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data diri klien
b. Data biologis/fisiologis ® keluhan utama, riwayat keluhan utama
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat reproduksi ® siklus haid, durasi haid
f. Riwayat obstetric ® kehamilan, persalinan, nifas, hamil
g. Data psikologis/sosiologis ® reaksi emosional setelah penyakit diketahui
h. Pemeriksaan fisik
i. Aktifitas istirahat
Gejala :
Kelemahan / keletihan
Perubahan pada pola tidur
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri,ansietas,keringat malam
Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan
,tingkat stress tinggi
j. Integritas ego
Gejala :
Faktor sress,merokok,alcohol
Menunda mencari pengobatan
Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
Menyangkal diagnosis, putus asa
k. Eliminasi
Gejala :
Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering
berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.
l. Makanan dan minuman
Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen
yang terus meningkat).
m. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
n. Keamanan
Gejala : pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen
Tanda : demam ,ulserasi
o. Seksualitas
Gejala : Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak
pasangan seksual, aktifitas seksual dini.
p. Interaksi sosial
Gejala :
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Pola napas tidak efektif
c. Defisit nutrisi
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
intervensi keperawatan Observasi
maka tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun dengan kriteria kualitas, intensitas nyeri
hasil: Identifikasi skala nyeri
Kemampuan Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
menuntaskan aktivitas Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
meningkat Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
Keluhan nyeri menurun Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Meringis menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
Sikap protektif telah diberikan
menurun Monitor efek samping pemberian analgetik
Gelisah Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahatt tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab, perode, pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Dukungan Ventilasi
Obserasi
Identifikasi adnya kelelahan otot bantu nafas
Identifikasi efek perubahan posisi terhadap
status pernafasan
Terapeutik
Mempertahanklan posisi fowler dan semi fowler
Edukasi
Memperhatikan kepatenan jalan nafas
Mengajarkan mengubah posisi secara mandiri
kolaborasi