Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANK BNI SYARIAH

Disusun oleh kelompok 2:

1. Ariella Tsabitah Oktaviani (5)

2. Arya Yoga Pratama (6)

3. Cindy Aulya (8)

4. Helmi Indra Mulana (15)

5. M. Fathan Ath-Thoriq Fauzi (19)

6. Nur Haliza (27)

7. Sausan Bintang Nursyasya (33)

SMAN 1 PURI MOJOKERTO

Tahun Pelajaran 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah pembahasan mengenai Bank Syariah dususun sebagai tugas


mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Judul:

Bank BNI Syariah

Oleh kelompok 2:

1. Ariella Tsabitah Oktaviani (5)

2. Arya Yoga Pratama (6)

3. Cindy Aulya (8)

4. Helmi Indra Mulana (15)

5. M. Fathan Ath-Thoriq Fauzi (19)

6. Nur Haliza (27)

7. Sausan Bintang Nursyasya (33)

Mojokerto, 22 November 2022

Guru pembimbing

PAGE \* MERGEFORMAT ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah pembahasan bank syariah yang berjudul “Makalah
Bank BNI Syariah” dengan tepat waktu guna memenuhi tugas Pendidikan Agama
Islam kelas X-8 SMA Negeri 1 Puri Mojokerto.

Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih


sedalam-dalamnya kepada Pak Khairul Anwar S.PdI, M.Pd selaku guru yang
membimbing kami dalam proses pengerjaan tugas makalah ini hingga tuntas.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman maupun pihak-


pihak yang telah membantu dalam

Mojokerto, 22 November 2022

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………….….………...i

KATA PENGANTAR……….………………….…………………………...…...ii

DAFTAR ISI………………..…………………………...………….………..…..iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Profil Bank BNI Syariah…………..……………………….…..………1

BAB II PEMBAHASAN

1. Dasar Hukum Perbankan Syariah……..……………..…………………3


2. Sistem Kerja Bank BNI Syariah….…………………...……...…….…..4
3. Keunggulan dan Kelemahan Sistem BNI Syariah……………………...9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.….…………….......……………….……...…………….11
2. Saran………………….......……………………………..…...………11

DAFTAR PUSAKA……………………………………………….……………12

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Profil Bank BNI Syariah

Bank BNI merupakan bank pertama di Indonesia yang berdiri pada 5 Juli
1945 yang menjadi pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa
perbankan. Bank BNI terus memperluas perannya dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan kekuatannya dalam industri perbankan. Permintaan akan prinsip
syariah pun mulai bermunculan yang pada akhirnya BNI membuka layanan baru
yang sesuai dengan prinsip syariah.

Bank BNI Syariah berdiri pada 29 April 2000 dengan berlandaskan


filosofi tidak mengandung unsur riba, benar dan jujur, adil, dan laba yang wajar.
Secara yuridis, operasional BNI Syariah didasarkan pada Undang-undang No. 10
Tahun 1998, yaitu tentang perbankan serta peraturan perundangan atau peraturan
lainnya yang berkaitan dengan perbankan. Disamping itu secara sosiologis,
didasarkan pada kebutuhan mayoritas masyarakat di bidang perbankan yang
menginginkan terbebas dari praktek riba yang diharamkan oleh Islam. Landasan
hukum yang paling penting adalah landasan hukum syar’i baik Al-Qur’an, Al-
Hadist, dan pendapat para ulama.

Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap


memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS), semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei 2010 mengenai pemberian
izin usaha kepada PT. Bank BNI Syariah.

Visi dan Misi Bank BNI Syariah Indonesia adalah:

a. Visi

Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja.

1
b. Misi

1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada


kelestarian lingkungan.
2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujuduan ibadah.
5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Perbankan Syariah

Regulasi tentang perbankan syariah di Indonesia diatur dalam UU Nomor


7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudia diubah pada tahun 1998
karena UU Nomor 7 Tahun 1992 lebih banyak mengatur tentang perbankan
konvensional. UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan ini diamandemen
dengan UU Nomor 10 Tahun 1998. UU ini mengatur secara jelas bahwa baik
bank umu maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat beroperasi dan
melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Adapun yang dimaksud dengan prinsip syarian adalah perjanjian


dilandaskan pada hukum Islam antara bank atau pihak lain untuk penyimpanan
dan pembiayaan dalam bentuk kegiatan uasaha atau transaksi lainnya yang
dinyatakan syariah. Kegiatan usaha atau transaksai lain tersebut antara lain
adalah:

a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah)


b. Pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal (musyarakah)
c. Prinsip jual beli barang untuk memperoleh keuntungan
(murabahah)
d. Pembiayaan barang modal dengan sewa murni (ijarah)
e. Pemindahan hak milik barang yang disewa dari pihak bank kepada
pihak lain (ijarah wa iqtina)

Selanjutnya pada tahun 2008 terbitlah UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Perbankan Syariah yang terdiri dari 13 bab dengan 70 pasal yang mengatur
tambahan beberapa prinsip baru antara lain tentang : (1) tata kelola (corporate
government); (2) prinsip kehati-hatian (prudential principles); (3) manajemen
risiko (risk menegement); (4) penyelesaian sengketa; (5) otoritas fatwa; (6) komite
perbankan syariah; dan (7) pembinaan dan pengawasan bank syariah.

3
2.2 Sistem Kerja Bank BNI Syariah

Produk BNI Syariah terdiri dari produk simpanan, produk pembiayaan,


produk jasa, dan produk social. Produk simpanan terdiri dari; giro wadiah,
tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Produk pembiayaan terdiri dari;
pembiayaan murahabah, pembiayaan mudharabah, ijarah bai’ut tak’jiri. Produk
jasa terdiri dari pengiriman uang dan inkaso. Sedangkan produk social terdiri dari;
menyalurkan dana zakat, infak, dan shadaqah dengan system al qardu al hasan.

1. Produk Simpanan
a. Giro Wadiah

Yaitu simpanan asabah berbentuk giro dengan prinsip wadiah Yad


Dhammanah, yang dapat diambil setiap saat dengan sarana cek atau bilyet
giro. Sedangkan arti wadiah adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain,
baik individu maupun badan hukum yag harus diajaga dan dikembalikan
kapan sajak si penitip uang menghendaki. (Juklak BNI Syariah, Giro)

Prinsip wadiah yadu al-Dhamanah, mempunyai karakteristik


sebagai berikut: peneriman tititpan diberi izin untuk menggunakan dan
mengambil manfaat dari titipan tersebut, penyimpanan mempunyai
kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan,
semua keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari titipan tersebut
menjadi hak penerima titipan, dan sebagai imbalan kepada pemilik
barang/dana diberikan insentif berupa bonus yang tidak diisyaratkan
sebelumnya. Ketentuan umum operasional Giro Wadiah adalah: ada
barang yang dititipkan, orang yang menitipkan, orang yang menerima
titipan, dan ijab qobul.

Syarat membuka rekening giro adalah, melakukan setoran pertama


dan mempunyai saldo minimum Rp 500.000,00 (perorangan), Rp
1.000.000,00 (perusahaan), dan Rp 5.000.000,00 (nasabah luar negeri/non
residen perorangan), mencantumkan dua (2) nama referensi dalam
formulir permohonan/menurut wewenang kebijakan cabang, dan tidak

4
termasuk dalam daftar hitam BI.

b. Tabungan Mudharabah

Yaitu perjanjian atau kerjasama antara pemilik modal/penabung


sohibul mal dengan pengusaha/bank/mudhraib atas dasar bagi hasil dengan
nisbah yang telah disepakati di awal perjanjian.

Prinsip Mudharabah terdiri dari:

1) Mudharabah Mutlaqoh, yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh


untuk menjalankan projek tanpa larangan/gangguan apapun.
2) Mudharabah Muqoyyadah, yaitu pihak pengusaha yang kegiatannya
dibatasi hanya untuk melakukan proyek di bidang tertentu.

Ketentuan umum operasionalnya adalah pemilik modal,


pengusaha/bank/pengelola dana, modal, keuntungan, pekerjaan perbankan,
dan ijab qobul mudharabah.

Syarat-syarat Mudharabah:

1) Modal harus dinyatakan dengan jelas jumlahnya, dalam bentuk tunai


bukan piutang, serta diserahkan ke mudharib.
2) Sohibul mal tidak dibenarkan turut dalam usaha yang dibiayai oleh
bank/mudharib.
3) Jika terjadi kerugian, maka sohibul mal atau pemilik modal
sepenuhnya menanggung kerugia tersebut, dan mudharib tidak
mendapat apa-apa.

Mekanisme Tabungan Mudharabah adalah, besarnya nisbah bagi


hasil ditentukan pada saat akad mudharabah/ijab qobul yang
ditandatangani oleh penabung sebagai sohibul mal dan bank sebagai
mudharib, besarnya nisbah ditentukan sesuai tarif yang berlaku.

5
c. Deposito Mudharabah

Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada


waktu tertentu menurut kesepakatan atau perjanjian antara pemilik dana
dengan pihak bank. Deposito Mudharabah menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqoh, yang berarti deposan menempatkan uang dalam
jumlah dan jangka waktu tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan
dari dana yang diinvestasikan.

Ketentuan umum operasionalnya yaitu pemilik modal,


pengusaha/bank/pengelola dana, modal, keuntugnan, pekerjaan perbankan,
dan ijab qobul.

Mekanisme keuntungan deposito mudharabah adalah berdasarkan


bagian yang menajdi keuntungan bagi produk deposito bulan tertentu,
dikalikan dengan nisbah bagi hasil, kemudian nisbah bagi nasabah
dikalikan nominal nasabah, lalu dibagi saldo rata-rata deposito, dan akan
menjadi nisbah bagi hasil pada setiap nasabah.

2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Murahabah

Yaitu jual beli barang sebesar harga perolehan atau harga asal
ditambah dengan keuntungan yang disepakati, dimana penjual harus
memberitahukan kepada pembeli mengenai harga beli produk dan
menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada harga perolehan
tersebut.

Ketentuan umum operasionalnya adalah bank, nasabah, barang,


harga, dan sighat.

Larangan pembiayaan meliputi:

1) Pembiayaan kepada perusahaan/perorangan yang tidak


berdomisili di Indonesia.

6
2) Pembiayaan untuk jasa seperti bioskop, kolam renang, club,
bar, restoran, bandar perjudian, pacuan kuda, panti pijat, dan
arena hiburan.
3) Pembiayaan untuk keperluan ekspor barang yang dilarang
pemerintah.
4) Pembiayaan yang bertentangan dengan syariat Islam.

Mekanisme pembiayaan murahabah:

1) BNI Syariah akan membeli barang, kemudian menjual kepada


nasabahnya dengan mengambil margin keuntungan.
2) Nasabah tidak diperkenankan membeli barang secara langsung
tanpa seizing bank.
3) Saat akad pebiayaan murahabah jatuh tempo, pembayaran
dilakukan mendebit rekening yang bersangkutan (giro
wadi’ah/tabungan mudharabah).
4) Penjual atau bank harus menyediakan barang yang memenuhi
spesifikasi pesanan pembeli baik jenis, kualitas, maupun sifat
lainnya.

b. Pembiayaan Mudharabah

Adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara


dua pihak dimana pemilik modal/bank/sohib al-mal, menyediakan modal
100%, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola/usahaa/debitur, dengan
mensyaratkan jenis atau bentuk usaha yang dilakukan.

Larangan pembiayaan meliputi:

1) Pembiayaan kepada perusahaan/perorangan yang tidak


berdomisili di Indonesia.
2) Pembiayaan untuk jasa seperti bioskop, kolam renang, club,
bar, restoran, bandar perjudian, pacuan kuda, panti pijat, dan
arena hiburan.

7
3) Pembiayaan untuk keperluan ekspor barang yang dilarang
pemerintah.
4) Pembiayaan yang bertentangan dengan syariat Islam.

c. Ijarah Bai’ut Tak’jiri

Adalah perjanjian antara bank/muajir/yang menyewakan dengan


nasabah/mustakjir sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank
mendapatkan imbalan dari jasa atas barang yang disewakan.

Larangan pembiayaan meliputi:

1) Pembiayaan terhadap barang yang tidak bermanfaat secara


syar’i.
2) Barang yang tidak dapat diukur secara jelas.
3) Barang yang tidak dapat diberikan kepada penyewa.

Penetapan harga sewa:

1) Besarnya jumlah ditetapkan sebesar harga perolehan ditambah


margin yang diinginkan oleh bank.
2) Penyewa diharuskan untuk membeli atau memiliki asset yang
tersebut dengan harga yang disepakati bersama.

3. Produk jasa

Selain memiliki produk pembiayaan dan produk simpanan, BNI


Syariah juga memiliki produk jasa. Produk yang ditawarkan berupa jasa
pada nasabah, seperti kiriman uang, inkaso, dan garansi bank.

a. Pengiriman uang, yaitu suatu jasa bank dalam pengiriman dana dari
satu cabang ke cabang yang lain atas permintaan pihak ketigauntuk
dibayarkan kepada penerima ditempat lain berdasarkan prinsip
wakalah.

Inkaso, yaitu pengiriman surat atau dokumen berharga untuk ditagihkan

8
pembayarannya kepada pihak yang menerbitkan atau yang ditentukan.
Prinsip inkaso mirip denga prinsip pengiriman uang, yang membedakan
hanya pada materinya, inkaso berupa dokumen berhaga, sedangkan
pengiriman uang berupa uang cash.

4. Produk Sosial

Adalah menyalurkan dana zakat, infak, dan shadaqah dengan


system al-qardu al-hasan.

a. Untuk yang bersifat pinjaman, apabila peminjam mendapat


keuntungan, hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman.
b. Yang bersifat bantuan.

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Sistem BNI Syariah

2.3.1 Keunggulan

Seperti halnya bank syariah lainnya, BNI Syariah mempunyai


keunggulan-keunggulan secara syar’i dibandingkan bank konvensional.
Secara terperinci keunggulan atau kelebihan adalah sebagai berikut:

a. Kuatnya ikatan emosional keagamaan anatara pemegang saham,


bank, dan nasabahnya.
b. Adanya fasilitas pembiayaan yang tidak membebani nasabah sejak
awal dengan kewajiban membayar biaya secara tetap.
c. Adanya keterikatan secara religi, maka semua pihak yang terlibat
dalam bank syariah akan berusaha sebaik-baiknya sebagai
pengamalan ajaran agama.
d. Dengan diterapkannya system bagi hasil sebagai pengganti bunga,
maka tidak aka nada diskriminasi, menghilangkan cost push
inflation, persaingan antar bank syariah berlaku secara wajar.
e. Lebih dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar
negeri.
f. Luasnya fasilitas jaringan BNI di tanah air.

9
g. Adanya nama produk yang jelas dan terperinci dari BNI Syariah,
seperti simpanan dibagi menjadi giro wadiah, tabungan haji,
tabungan dan deposito mudharabah.

2.3.2 Kelemahan

Disamping banyaknya keunggulan yang dimiliki Bank BNI


Syariah, BNI Syariah juga memiliki beberapa kekurangan. Hal ini
dikarenakan usia dari bank ini yang tergolong muda sehingga persiapan
secara sumber daya insani maupun sumber daya materiilnya masih
kurang. Kekurangan BNI Syariah secara rinci yang diutarakan oleh
Unit Operasional BNI Syariah, adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman masyarakat yang belum tepat tentang kegiatan


perasional BNI Syariah, sehingga planning yang digambarkan
diawal belum mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
b. Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya
mengakomodasi operasional BNI Syariah.
c. Jaringan BNI Syariah yang belum begitu luas karena usia yang
belum begitu lama.
d. Sumber Daya Insani yang meliputi sifat tabligh, shiddiq, amanah,
fathonah masih sangat terbatas.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank BNI Syariah merupakan salah satu layanan baru dari bank
BNI yang didirikan pada tanggal 29 April 2000 dengan berlandaskan filosofi
tidak mengandung unsur riba, benar dan jujur, adil, dan laba yang wajar.
Secara yuridis, operasional BNI Syariah didasarkan pada Undang-undang No.
10 Tahun 1998, yaitu tentang perbankan serta peraturan perundangan atau
peraturan lainnya yang berkaitan dengan perbankan. Disamping itu secara
sosiologis, didasarkan pada kebutuhan mayoritas masyarakat di bidang
perbankan yang menginginkan terbebas dari praktek riba yang diharamkan
oleh Islam. Landasan hukum yang paling penting adalah landasan hukum
syar’i baik Al-Qur’an, Al-Hadist, dan pendapat para ulama.

Dasar hukum tentang perbankan syariah di Indonesia diatur dalam


UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diamandemen
dengan UU Nomor 10 Tahun 1998. UU ini mengatur secara jelas bahwa baik
bank umu maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat beroperasi dan
melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

BNI Syariah menawarkan banyak pilihan layanan mulai dari


produk simpanan, produk pembiayaan, produk jasa, dan produk sosial.
Produk simpanan terdiri dari; giro wadiah, tabungan mudharabah, dan
deposito mudharabah. Produk pembiayaan terdiri dari; pembiayaan
murahabah, pembiayaan mudharabah, ijarah bai’ut tak’jiri. Produk jasa terdiri
dari pengiriman uang dan inkaso. Sedangkan produk social terdiri dari;
menyalurkan dana zakat, infak, dan shadaqah dengan system al qardu al
hasan.

3.2 Saran

Sistem yang dipakai BNI Syariah dalam mencari untung telah


sesuai dengen filosofi dari bank tersebut, yaitu menghindari riba, jujur, adil,
dan sebagai badan usaha yang profit oriented dalam mencari laba telah
bersikap wajar, hal ini semua sejalan dengan hukum Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

(MABDA, Mekanisme Kerja BNI Syariah Cabang Yogyakarta dalam Perspektif Hukum
Islam, 2009)

(acer, 2018)

12

Anda mungkin juga menyukai