NAMA KELOMPOK:
DOSEN PENGAMPU
YULIA ANNISA, M.Sos
NIP. 19950917 202203 2 002
Penulis
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 4
BAB 1 ............................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .............................................................................................. 5
A. Latar Belakang.......................................................................................... 5
B. Tujuan Kegiatan........................................................................................ 7
C. Waktu dan Tempat..................................................................................... 7
D. Partisipan Kegiatan.................................................................................... 7
BAB 2 ............................................................................................................... 8
PROFIL DAN PEMETAAN ............................................................................... 8
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan............................................................ 8
B. Pemetaan Masyarakat (Wilayah Geografis, Ekonomi,Sosial, SDM, SDA/Potensi
alam, Organisasi yang ada di masyarakat ............................................................. 8
C. Analisis Permasalahan di Masyarakat/ Instansi............................................. 12
BAB 3 ............................................................................................................. 14
RANCANGAN KEGIATAN PPM..................................................................... 14
A. Persiapan Petugas dan Pendelegasian Wewenang ......................................... 14
B. Model PPM ............................................................................................ 14
C. Pendekatan dalam PPM ............................................................................ 14
D. Strategi dalam PPM ................................................................................. 15
E. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan............................................................... 16
BAB 4 ............................................................................................................. 18
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN ................................................. 18
From Monev (Monitoring dan Evaluasi) ............................................................ 18
BAB 5 ............................................................................................................. 21
PENUTUP ....................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................................ 21
B. Saran ..................................................................................................... 21
C. Dampak ................................................................................................. 21
LAMPIRAN .................................................................................................... 23
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah anak stunting adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi
fokus Pemerintah Indonesia. Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi
anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD
sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek). Stunting yang telah
tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar)
mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik
motorik maupun mental. Dampak stunting pada anak adalah meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Stunting juga meningkatkan risiko
terjadinya gangguan kognitif dan perkembangan pada anak, serta menyebabkan
obesitas dan penyakit metabolik. Dampak stunting tersebut secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kualitas generasi bangsa. Upaya promosi
kesehatan masyarakat diperlukan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak
.Penanganan dan pencegahan stunting menjadi program prioritas kesehatan
global. Upaya tersebut menjadi indikator kunci kedua pada target Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu tidak ada kelaparan.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan program yang bersifat
komprehensif dengan melibatkan lintas sektor dan program dalam rangka stop
generasi stunting. Program tersebut antara lain pelaksanaan program sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM) stunting dan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang mempunyai indikator untuk penanganan
stunting. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya penanganan
generasi stunting dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini meliputi kegiatan mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahan
masalah stunting dengan benar secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat di
5
bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dalam melakukan
upaya pencegahan dan penanganan stunting pada anak. Pemberdayaan
masyarakat merupakan bagian dari upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan
dilakukan dengan meningkatkan nilai, pengetahuan, dan perilaku dalam rangka
stop generasi stunting pada anak.
Fokus utama dalam penanganan stunting oleh Kementerian Kesehatan RI
adalah memberikan intervensi gizi spesifik yang diberikan pada 100 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Gerakan 1000 HPK ini merupakan waktu yang tepat
untuk pengendalian/penanganan stunting, karena pada waktu ini merupakan
periode kritis dalam pertumbuhan dan pengembangan otak. Pemanfaatan
Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat menjadi salah satu
strategi dalam intervensi penanganan stunting karena berfokus pada ibu hamil
sampai dengan balita. Pelayanan Posyandu ini tidak terlepas dari peran serta
kader yang menjadi penggerak utama pada kegiatan posyandu. Peran aktif kader
besifat penting karena kader mempengaruhi keberhasilan program Posyandu
khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang anak. Tugas kader kesehatan
terkait gizi adalah melakukan pendataan dan pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan lalu mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS),
memberikan makanan tambahan dan vitamin A, serta melakukan penyuluhan
gizi. Kader juga harus merujuk ke Puskesmas bila ada balita dengan penurunan
atau tidak naiknya berat badan dalam 2 bulan berturut-turut. Rendahnya
kemampuan kader dan kurangnya pemberdayaan menjadi penyebab
berkurangnya fungsi Posyandu, sehingga minat masyarakat menjadi lebih
rendah untuk menggunakan posyandu sebagai pelayanan kesehatan.
Pengetahuan kader menjadi sangat penting karena dapat berpengaruh pada
kinerja kader dalam pencegahan stunting. Selain itu, kinerja kader juga
dipengaruh oleh motivasi kader dalam berpartisipasi pada program posyandu.
Motivasi membentuk karakter kader menjadi lebih bertanggung jawab pada
tugas dan kewajibannya sebagai kader.
6
Pemberdayaan pada kader dalam bentuk pelatihan atau penyuluhan
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang permasalahan gizi
pada masyarakat, khususnya balita sehingga kader kesehatan terpapar informasi
baru guna diterapkan dalam pelayanan Posyandu. Kesehatan masyarakat, sebuah
ungkapan yang tampak sederhana, meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat untuk memastikan kondisi di mana orang dapat menjadi sehat.
Pentingnya pencegahan stunting karena stunting ini berdampak buruk terhadap
balita dan ibu hamil. Dimana stunting dapat terjadi dalam jangka waktu panjang
tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak akan tetapi juga terhadap tumbuh
kembang ibu. Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi
mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat
kesehatan, bahkan kematian anak.
B. Tujuan Kegiatan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan calon ibu dan para ibu mengenai stunting
2. Untuk memberi kesadaran pada calon ibu dan para ibu bahwa stunting
bukan sebuah aib yang harus disembunyikan
7
BAB 2
PROFIL DAN PEMETAAN
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan
Pada pembahasan ini, akan digambarkan mengenai instansi tempat program
sosialisasi ini akan dibuat, yaitu Posyandu Sakinah yang terletak di RW 2
Kelurahan Airputih Kecamatan Tuahmadani. Pada observasi yang telah
dilakukan, kegiatan posyandu sakinah ini aktif diadakan setiap tanggal 13 pada
setiap bulannya, terdiri dari 5 orang kader yang merupakan perwakilah dari
setiap RT di RW 2 ini. Program yang dilakukan di posyandu ini yaitu
penimbangan, pemberian vitamin, suntikan dan juga konsultasi. Selain 5 kader
ini, ada tenaga ahli dari puskemas yang diturunkan untuk membantu kegiatan di
Posyandu Sakinah ini. Tentunya target dari program posyandu ini adalah ibu
hamil, ibu menyusui dan balita.
8
baratnya kecamatan Tuahmadani dan berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
adapun batas-batas Kelurahan Airputih adalah :
Utara : Sungai Sibam (Desa Karya Indah Kab. Kampar)
Selatan : Jln. Sepakat / Jln Kebun ( Kel.Tuahmadani )
Barat : Desa Rimbo Panjang, Kab Kampar
Timur : Jln. Garuda Sakti (Kel. Binawidya dan Kel.Simpang Baru)
2. Ekonomi
Fasilitas ekonomi yang dimiliki oleh Kelurahan Airputih, yaitu :
Gambar 1. Fasilitas kegiatan ekonomi di Kelurahan Airputih
9
Gambar 2. Pekerjaan masyarakat yang ada di Kelurahan Airputih
10
Gambar 3. Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Airputih
11
Sekretaris : Ahmad Irvahdi Rifky
Bendahara : Fitria Gustia Dewi, S.Si
12
Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) a. Lokasi Posyandu mudah untuk
diakses
b. Terdapat program wajib yang
dilakukan setiap bulannya
Kelemahan (Weakness) a. Ruang posyandu yang kurang
memadai
b. Tenaga ahli (bidan) tidak selalu
ada pada saat jadwal posyandu
c. Kurangnya ikatan emosional
diantara kader, bidan dan masyarakat
Peluang (Oppuortunities) a. Dapat berkolaborasi dengan pihak
luar karena lokasi yang terjangkau
b. Memiliki SDM (kader) berjumlah
5 orang
Ancaman (Threats) a. Pola komunikasi tenaga ahli yang
kurang komunikatif
13
BAB 3
RANCANGAN KEGIATAN PPM
A. Persiapan Petugas dan Pendelegasian Wewenang
1. Ketua : Hasan Azhari
2. Sekretaris : Elza Nurhaliza
3. Koordinator bidang perencanaan : Rahadatul Asy Adzikri
Anggota bidang perencanaan : AnandaRefiona Adilah
4. Fasilitator : Jihan Salsabila
Pendamping fasilitator : Dwi Rahmayani
5. Monitoring : Diah Sekar Rahayu
6. Evalisator : Muhammad Nasrulloh
B. Model PPM
Model PPM yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah model B
(perencanaan sosial), artinya mendatangkan para ahli untuk membantu
masyarakat dalam memecahkan masalahnya. Model B dipilih karena dengan
mendatangkan ahli kesehatan akan membuat masyarakat lebih yakin terhadap
informasi dan data yang dipaparkan. Selain itu, dengan menjalin kolaborasi akan
membuat suatu kelompok dapat lebih berkembang sebab ada pengaruh baik dari
luar yang dapat menjadi angin segar terhadap kelompok tersebut. Selain itu,
dengan mendatangkan ahli kesehatan tujuan dari kegiatan ini akan tercapai, yaitu
meningkatkan pengetahuan calon ibu dan para ibu mengenai topik yang akan
dibahas (stunting).
14
program (evaluasi) selalu melibatkan masyarakat (masyarakat diposisikan
sebagai subjek).
Pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan
direktif yang diselingi dengan pendekatan non-direktif, yang artinya petugas
tahu apa yang dibutuhkan dan baik untuk masyarkat, selain itu petugas jugalah
yang menetapkan kebutuhan masyarakat. Sisi non-direktifnya yaitu, petugas
akan mengajak kader-kader posyandu dan ketua RW dalam mensosialisasikan
kebutuhan masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan tentang stunting.
Petugas tidak akan bekerja sendiri dalam mensosialisasikan hal tersebut,
melainkan akan bekerjasama dengan beberapa pihak yang dianggap penting di
lingkungan tersebut. Petugas akan berusaha mengarahkan dan menyadarkan
masyarakat mengenai pentingnya stunting.
Hal ini dipilih karena dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam
kegiatan ini akan membuat masyarakat merasa bahwa kegiatan ini milik mereka,
sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik untuk kegiatan ini.
D. Strategi dalam PPM
1. Advokasi (Pendekatan kepada pemegang kebijakan setempat)
Strategi pertama yang dilakukan yaitu membangun relasi terhadap pihak
tertentu (stakeholder) di wilayah sekitar, seperti pihak kelurahan, pihak RW,
pihak PKK dan juga pihak posyandu dan masyarakat. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses administrative kedepan yang sekiranya akan
dibutuhkan, selain itu dengan membangun relasi/hubungan dengan pihak
terkait juga menjadi strategi kami dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk hadir pada kegiatan sosialisasi. Membangun relasi dengan
masyarakat juga kami lakukan lewat penyebaran undangan rumah ke rumah
sehingga masyarakat tau siapa yangn mengadakan kegiatan ini dan
membuat kami tidak asing dimata masayrakat.
2. Pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan pemberdayaan masyarakat)
Setelah menjalin relasi dengan pemangku kebijakan setempat dan juga
masyarakat, ada pemberdayaan masyarakat. Strategi ini dilakukan pada saat
15
pelaksanaan kegiatan, yang mana kami menjalin komunikasi pada
masayrakat sehingga kegiatan sosialisasi dapat berjalan dengan lancar.
E. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan
1. Persiapan
a. Persiapan petugas
Tim Perencana : Ananda Refiona Adilah
Rahadatul Asy Adzikri
Tim Pelaksana : Ananda Refiona Adilah
Diah Sekar Rahayu
Dwi Rahmayani
Elza Nurhaliza
Hasan Azhari
Jihan Salsabila
Muhammad Nasrullah
Rahadatul Asy Adzikri
Tim Dokumentasi : Muhammad Nasrullah
Dwi Rahmayani
16
c. Persiapan sosial
Pada tahap ini, petugas menjalin kerjasama dengan beberapa pihak
seperti tenaga ahli (mahasiswa/i jurusan gizi UIN SUSKA), ketua
posyandu dan ibu ketua RW 2. Selain itu, pada tanggal 13 November
lalu, petugas juga sudah menyinggung mengenai kegiatan yang akan
dilakukan pada bulan Desember depan kepada masyarakat yang hadir
pada kegiatan posyandu. Selanjutnya, petugas juga mempergunakan
fasilitas masjid untuk menyiarkan agenda sosialisasi stunting pada bulan
Desember 2023, menyebar undangan kegiatan kepada masyarakat dan
mengajak ibu ketua RW serta kader-kader posyandu dalam menshare
kegiatan yang diadakan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat sadar
dan tertarik mengenai program sosialisasi stunting ini sehingga
berpartisipasi pada proses dan hari-h kegiatan sosialisasi stunting.
2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan pemberdayaan masyarakat)
Pada hari-H kegiatan tepatnya tanggal 13 Desember 2023 ini, selain
memberi sosialisasi mengenai stunting lewat tenaga ahli yaitu mahasiswa/i
jurusan gizi UIN SUSKA RIAU, petugas juga mencoba untuk menyadarkan
masyarakat bahwa stunting tidak menjadi suatu hal yang memalukan
sehingga masyarakat menjadi takut saat di diagnosa sebagai penderita
stunting. Pemikiran ini penting untuk disampaikan kepada masyarakat agar
tidak ada lagi masyarakat yang malu atau enggan untuk datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan setempat. Pada sesi terakhir kegiatan, kami
memberikan reword terhadap perserta (masyarakat) yang telah
berpartisipasi serta berkontribusi dalam kegiatan ini, hal ini dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap stunting, lewat reword yang diberikan kami berharap masyarakat
merasa bahwa kami disini untuk mereka yang sedang berjuang menangani
stunting pada anaknya.
17
BAB 4
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN
From Monev (Monitoring dan Evaluasi)
Unit : Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Budget : Rp.20.000/orang
Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) a. Lokasi Posyandu mudah
untuk diakses
b. Terdapat program wajib yang
dilakukan setiap bulannya
18
NOTULENSI RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM
SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING PADA
ANAK DI POSYANDU SAKINAH
19
4. 13/11/2023 Pertemuan ini, kami melakukan
observasi lapangan di posyandu
sakinah untuk melihat langsung
bagaimana kondisi tanggal 13
disana setiap bulannya. Hal ini
bertujuan agar kami tidak
canggung dalam pelaksanaan
kegiatan dibulan selanjutnya.
Disini juga kami
mengkoordinasikan mengenai
lokasi, waktu, peserta, materi dan
persiapan lainnya bersama ibu
kader posyandu. Hal yang sama
juga kami lakukan pada pihak
fasilitator mahasiswa gizi.
20
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah untuk melakukan kegiatan
pemberdayaan pada suatu masyarakat, membutuhkan banyak kemampuan seperti
komunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik dan lainnya. Masyarakat bukanlah
benda mati sehingga apapun yang kita katakan akan diterima tanpa ada bantahan
sedikitpun. Masyarakat juga memiliki tujuan dan kebutuhan yang harus dipenuhi,
untuk itu program yang datang untuk mereka juga harus sesuai kebutuhan tersebut.
Menimbulkan kesadaran ditengah masyarakat yang sibuk dengan kehidupannya
masing-masing bukan perkara mudah, untuk itu diperlukan strategi yang tepat
sesuai dengan karakter masyarakat yang dihadapi.
B. Saran
Dari laporan yang sudah dipresentasikan, ada beberapa saran yang kami
dapatkan baik dari teman-teman ataupun dosen pengampu mata kuliah, diantara
saran-saran tersebut yaitu:
- Jalinlah pendekatan secara emosional kepada masyarakat, sehingga kita tau
apa yang menjadi keinginan, harapan serta kebutuhan mereka. Pendekatan
administratif yang sudah dilakukan tidak memberi pengaruh besar terhadap
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi. Jadi butuh waktu
dalam menjalin kedekatan emosional tersebut dan butuh beberapa kali
pertemuan untuk bisa menimbulkan kesadaran terhadap pentingnya
pencegahan serta penanganan stunting pada anak ini.
- Fasilitator harus mampu melakukan pendekatan kepada pendengar (peserta
kegiatan) agar mereka tertarik untuk mendengar materi pembahasan, selain
itu juga fasilitator juga harus atraktif sehingga peserta yang notabenennya
adalah ibu-ibu tidak meresa bosan dengan pemaparan materiyang
disampaikan.
C. Dampak
Lewat saran dan masukan yang kami dapatkan dari teman-teman dan juga ibu
dosen kami lebih sadar Dimana letak kesalahan serta kekurangan yang
21
kedepannyaharus kami perbaiki. Saran-saran tersebut kami yakini akan memberi
dampak positif pada kegiatan selanjutnya.
22
LAMPIRAN
Koordinasi Bersama Anggota Kelompok, Kader Posyandu dan Dosen
Pembimbing
23
24
Pelaksanaan Kegiatan
25
26