Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI POSYANDU


SAKINAH RW 2 KELURAHAN AIR PUTIH KECAMATAN TUAH
MADANI

NAMA KELOMPOK:

ANANDA REFIONA ADILAH 12140120402


DIAH SEKAR RAHAYU 12140123593
DWI RAHMAYANI 12140122735
ELZA NURHALIZA 12140120346
HASAN AZHARI 12140112433
JIHAN SALSABILA HASIBUAN 12140123395
MUHAMMAD NASRULLOH 12140113888
RAHADATUL ASY ADZIKRI 12140110590

DOSEN PENGAMPU
YULIA ANNISA, M.Sos
NIP. 19950917 202203 2 002

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah subhanallahu wa ta’ala yang telah memberikan
kesehatan serta kesempatan sehingga proposal kegiatan pemberdayaan masyarakat
ini dapat diselesaikan. Sholawat beserta salam di hadiahkan kepada nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, berharap di akhirat nanti mendapatkan
syafaat dari Allah lewat sholawat yang telah di sampaikan kepada nabi Muhammad.
Proposal ini akan menggambarkan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa/i jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau dengan pembahasan mengenai
“Pencegahan Dan Penanganan Stunting Di Posyandu Sakinah RW 2
Kelurahan Air Putih Kecamatan Tuah Madani”
Tujuan dari pembuatan proposal ini untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing mata kuliah pengorganisasian dan pengembangan masyarakat serta
menjadi proses pembelajaran bagi mahasiswa/i yang melaksanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini untuk terus memberi dampak dan manfaat kepada
orang-orang disekitar. Selesainya proposal ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukannya. Dan ucapan terima kasih di sampaikan
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan makalah ini. Dalam setiap proses pembelajaran
tentu tidak selalu sempurna jalannya, untuk itu dalam hal ini sangat dibutuhkan
saran serta kritik yang membangun untuk makalah ini sehingga dapat lebih baik
kedepannya.
Pekanbaru, 12 November 2023

Penulis

1
LEMBAR PENGESAHAN

2
3
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 4
BAB 1 ............................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .............................................................................................. 5
A. Latar Belakang.......................................................................................... 5
B. Tujuan Kegiatan........................................................................................ 7
C. Waktu dan Tempat..................................................................................... 7
D. Partisipan Kegiatan.................................................................................... 7
BAB 2 ............................................................................................................... 8
PROFIL DAN PEMETAAN ............................................................................... 8
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan............................................................ 8
B. Pemetaan Masyarakat (Wilayah Geografis, Ekonomi,Sosial, SDM, SDA/Potensi
alam, Organisasi yang ada di masyarakat ............................................................. 8
C. Analisis Permasalahan di Masyarakat/ Instansi............................................. 12
BAB 3 ............................................................................................................. 14
RANCANGAN KEGIATAN PPM..................................................................... 14
A. Persiapan Petugas dan Pendelegasian Wewenang ......................................... 14
B. Model PPM ............................................................................................ 14
C. Pendekatan dalam PPM ............................................................................ 14
D. Strategi dalam PPM ................................................................................. 15
E. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan............................................................... 16
BAB 4 ............................................................................................................. 18
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN ................................................. 18
From Monev (Monitoring dan Evaluasi) ............................................................ 18
BAB 5 ............................................................................................................. 21
PENUTUP ....................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................................ 21
B. Saran ..................................................................................................... 21
C. Dampak ................................................................................................. 21
LAMPIRAN .................................................................................................... 23

4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah anak stunting adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi
fokus Pemerintah Indonesia. Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi
anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD
sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek). Stunting yang telah
tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar)
mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik
motorik maupun mental. Dampak stunting pada anak adalah meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Stunting juga meningkatkan risiko
terjadinya gangguan kognitif dan perkembangan pada anak, serta menyebabkan
obesitas dan penyakit metabolik. Dampak stunting tersebut secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kualitas generasi bangsa. Upaya promosi
kesehatan masyarakat diperlukan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak
.Penanganan dan pencegahan stunting menjadi program prioritas kesehatan
global. Upaya tersebut menjadi indikator kunci kedua pada target Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu tidak ada kelaparan.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan program yang bersifat
komprehensif dengan melibatkan lintas sektor dan program dalam rangka stop
generasi stunting. Program tersebut antara lain pelaksanaan program sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM) stunting dan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang mempunyai indikator untuk penanganan
stunting. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya penanganan
generasi stunting dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini meliputi kegiatan mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahan
masalah stunting dengan benar secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat di

5
bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dalam melakukan
upaya pencegahan dan penanganan stunting pada anak. Pemberdayaan
masyarakat merupakan bagian dari upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan
dilakukan dengan meningkatkan nilai, pengetahuan, dan perilaku dalam rangka
stop generasi stunting pada anak.
Fokus utama dalam penanganan stunting oleh Kementerian Kesehatan RI
adalah memberikan intervensi gizi spesifik yang diberikan pada 100 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Gerakan 1000 HPK ini merupakan waktu yang tepat
untuk pengendalian/penanganan stunting, karena pada waktu ini merupakan
periode kritis dalam pertumbuhan dan pengembangan otak. Pemanfaatan
Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat menjadi salah satu
strategi dalam intervensi penanganan stunting karena berfokus pada ibu hamil
sampai dengan balita. Pelayanan Posyandu ini tidak terlepas dari peran serta
kader yang menjadi penggerak utama pada kegiatan posyandu. Peran aktif kader
besifat penting karena kader mempengaruhi keberhasilan program Posyandu
khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang anak. Tugas kader kesehatan
terkait gizi adalah melakukan pendataan dan pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan lalu mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS),
memberikan makanan tambahan dan vitamin A, serta melakukan penyuluhan
gizi. Kader juga harus merujuk ke Puskesmas bila ada balita dengan penurunan
atau tidak naiknya berat badan dalam 2 bulan berturut-turut. Rendahnya
kemampuan kader dan kurangnya pemberdayaan menjadi penyebab
berkurangnya fungsi Posyandu, sehingga minat masyarakat menjadi lebih
rendah untuk menggunakan posyandu sebagai pelayanan kesehatan.
Pengetahuan kader menjadi sangat penting karena dapat berpengaruh pada
kinerja kader dalam pencegahan stunting. Selain itu, kinerja kader juga
dipengaruh oleh motivasi kader dalam berpartisipasi pada program posyandu.
Motivasi membentuk karakter kader menjadi lebih bertanggung jawab pada
tugas dan kewajibannya sebagai kader.

6
Pemberdayaan pada kader dalam bentuk pelatihan atau penyuluhan
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang permasalahan gizi
pada masyarakat, khususnya balita sehingga kader kesehatan terpapar informasi
baru guna diterapkan dalam pelayanan Posyandu. Kesehatan masyarakat, sebuah
ungkapan yang tampak sederhana, meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat untuk memastikan kondisi di mana orang dapat menjadi sehat.
Pentingnya pencegahan stunting karena stunting ini berdampak buruk terhadap
balita dan ibu hamil. Dimana stunting dapat terjadi dalam jangka waktu panjang
tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak akan tetapi juga terhadap tumbuh
kembang ibu. Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi
mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat
kesehatan, bahkan kematian anak.
B. Tujuan Kegiatan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan calon ibu dan para ibu mengenai stunting
2. Untuk memberi kesadaran pada calon ibu dan para ibu bahwa stunting
bukan sebuah aib yang harus disembunyikan

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu Pelaksanaan : 13 Desember 2023
2. Tempat Pelaksanaan : Posyandu Sakinah RW 2 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tuah Madani
D. Partisipan Kegiatan
1. Peserta : Ibu hamil, Ibu menyusui serta Ibu dan balita yang berada di
RW 02 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tuah Madani
2. Pelaksana : Seluruh anggota kelompok 2 PMI 5A dan Mahasiswa gizi
UIN SUSKA RIAU

7
BAB 2
PROFIL DAN PEMETAAN
A. Profil Masyarakat / Instansi Kegiatan
Pada pembahasan ini, akan digambarkan mengenai instansi tempat program
sosialisasi ini akan dibuat, yaitu Posyandu Sakinah yang terletak di RW 2
Kelurahan Airputih Kecamatan Tuahmadani. Pada observasi yang telah
dilakukan, kegiatan posyandu sakinah ini aktif diadakan setiap tanggal 13 pada
setiap bulannya, terdiri dari 5 orang kader yang merupakan perwakilah dari
setiap RT di RW 2 ini. Program yang dilakukan di posyandu ini yaitu
penimbangan, pemberian vitamin, suntikan dan juga konsultasi. Selain 5 kader
ini, ada tenaga ahli dari puskemas yang diturunkan untuk membantu kegiatan di
Posyandu Sakinah ini. Tentunya target dari program posyandu ini adalah ibu
hamil, ibu menyusui dan balita.

B. Pemetaan Masyarakat (Wilayah Geografis, Ekonomi,Sosial, SDM,


SDA/Potensi alam, Organisasi yang ada di masyarakat
1. Wilayah Geografis
Kota pekanbaru memiliki 12 kecamatan, namun berdasarkan Perda Nomor
2 Tahun 2020 tentang penataan kecamatan maka Kota Pekanbaru terdiri dari
15 kecamatan antara lain Kecamatan Tuah Madani, Bina Widya, Marpoyan
Damai, Bukit Raya, Tenayan Raya, Kulim, Sail, Lima Puluh, Pekanbaru
Kota, Sukajadi, Senapelan, Payung Sekaki, Rumbai, Rumbai Barat Serta
Rumbai Timur. Kecamatan Tuah Madani merupakan kecamatan yang berada
di sisi barat Kota Pekanbaru yang berbatasan dengan kabupaten kampar,
merupakan pintu masuk dari sisi barat bagi mereka yang datang dari
kabupaten kampar, Rokan Hulu, Sumatra Barat serta Tapanuli Sumut.
Kecamatan Tuah Madani memiliki 5 (lima) kelurahan antara lain: Sidomulyo
Barat, Tuah Karya, Sialangmunggu, Tuah Madani dan Airputih. Dengan luas
kelurahan Airputih seluas 6,42 KM2.
Kelurahan Airputih secara resmi mulai berjalan sejak dilantik nya Lurah
Airputih oleh Walikota Pekanbaru tanggal 05 Januari 2017 dengan luas
wilayah 6,42 KM2. Kelurahan Airputih merupakan kelurahan yang ada di

8
baratnya kecamatan Tuahmadani dan berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
adapun batas-batas Kelurahan Airputih adalah :
Utara : Sungai Sibam (Desa Karya Indah Kab. Kampar)
Selatan : Jln. Sepakat / Jln Kebun ( Kel.Tuahmadani )
Barat : Desa Rimbo Panjang, Kab Kampar
Timur : Jln. Garuda Sakti (Kel. Binawidya dan Kel.Simpang Baru)

2. Ekonomi
Fasilitas ekonomi yang dimiliki oleh Kelurahan Airputih, yaitu :
Gambar 1. Fasilitas kegiatan ekonomi di Kelurahan Airputih

Sumber : Data Profil Kelurahan Airputih


Dari data tersebut dapat di deskripsikan bahwa kegiatan ekonomi
masyarakat lebih banyak dilakukan pada gedung-gedung seperti ruko yang
mana hal tersebut dapat diisi oleh pedagang makanan, pakaian, kebutuhan
pokok rumah tangga, bengkel, laundry dan lain-lain. Masyarakat pada
kelurahan ini tidak begitu banyak berkecimpung di dunia usaha lebih
menonjol pada pekerja swasta yang hal ini akan dipertegas dengan data
dibawah ini.
Jumlah individu dalam keluarga menurut jenis pekerjaan :

9
Gambar 2. Pekerjaan masyarakat yang ada di Kelurahan Airputih

Sumber : Data Profil Kelurahan Airputih

Pekerjaan masyarakat di Kelurahan Airputih beranekaragam, antaralain


petani, pedagang, pejabat negara, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, swasta,
nelayan dan pekerja lepas. Dengan pekerjaan yang paling banyak yaitu
pekerja swasta (570 orang) dan pekerjaan dengan jumlah terendah yaitu
nelayan (1 orang).
3. Sosial
Penduduk yang ada di Kelurahan Airputih berjumlah 19.022 orang dari
total 10 RW dan 65 RT. Jumlah penduduk laki-laki yang ada di kelurahan ini
adalah 9.889 orang dan perempuan berjumlah 9.133 orang. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pada Kelurahan
Airputih, diantaranya adalah sosialisasi pihak pemerintah setempat terhadap
program pembangunan kelurahan, masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai
pekerja swasta dan juga kemajemukan masyarakat. Masyarakat majemuk
adalah keadaan masyarakat yang memiliki perbedaan terdiri dari ras, strata,
adat, profesi, agama dan lain-lain. Dari banyaknya perbedaan yang ada
dimsayrakat kelurahan ini membawa beberapa pengaruh untuk kehidupan
sosial,seperti partisipasi atau loyalitasnya terhadap kehidupan bermasyarakat.
4. SDM dan SDA
Fasilitas pendidikan masyarakat yang ada di Kelurahan Airputih :

10
Gambar 3. Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Airputih

Sumber : Data Profil Kelurahan Airputih

Fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di Kelurahan Airputih

Gambar 4. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Airputih

Sumber: Data Profil Kelurahan Airputih


Dari penjelasan pihak Kelurahan Airputih disampaikan bahwa Kelurahan
Airputih tidak memiliki SDA. Namun, lewat observasi yang sudah dilakukan
ada beberapa jenis tanaman yang ditanam oleh warga, seperti pisang, tebu,
kelapa, mangga dan matoa yang mana hal tersebut masuk pada sumber daya
alam pada lahan yang ada di masayrakat.
5. Organisasi yang ada di masyarakat
Ada beberapa lembaga dan organisasi yang ada di masyarakat Kelurahan
Airputih, antara lain karang taruna, PKK, LPM dan koperasi. Lembaga dan
organisasi tersebut diperuntunkan untuk membantu masyarakat dalam
meningkatkan kualitas hidupnya. Ada lembaga yang belum benar-benar
berjalan di Kelurahan Airputih, seperti koperasi dan LPM.

Kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat /LPM di Kelurahan


Airputih:
Ketua : Ikhwan Melba
Wakil Ketua : M. Fadli, S.Sos

11
Sekretaris : Ahmad Irvahdi Rifky
Bendahara : Fitria Gustia Dewi, S.Si

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau disingkat PKK adalah organisasi


kemasyarakatan yang memberdayakan wanita dalam rangka berpartisipasi
pada Pembangunan Indonesia. Adapun struktur PKK Kelurahan Airputih
yaitu :
Ketua : Sukarni
Wakil Ketua : Yati Badra
Sekretaris : Wahyu Wardani
Bendahara : Jasmaniar
Pokja I : Titin Sumarni
Pokja II : Fitria Gustia Dewi
Pokja III : Dewi Mariani
Pokja IV : Khairiati

C. Analisis Permasalahan di Masyarakat/ Instansi


Lewat observasi yang telah dilakukan, permasalahan yang ditemui pada
Posyandu Sakinah diantaranya yaitu :

1) Adanya angka stunting di Posyandu Sakinah


2) Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai stunting
3) Pola komunikasi tenaga ahli di posyandu kepada masyarakat yang
menyebabkan sebagian dari masyarakat enggan untuk datang lagi ke
posyandu.

12
Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) a. Lokasi Posyandu mudah untuk
diakses
b. Terdapat program wajib yang
dilakukan setiap bulannya
Kelemahan (Weakness) a. Ruang posyandu yang kurang
memadai
b. Tenaga ahli (bidan) tidak selalu
ada pada saat jadwal posyandu
c. Kurangnya ikatan emosional
diantara kader, bidan dan masyarakat
Peluang (Oppuortunities) a. Dapat berkolaborasi dengan pihak
luar karena lokasi yang terjangkau
b. Memiliki SDM (kader) berjumlah
5 orang
Ancaman (Threats) a. Pola komunikasi tenaga ahli yang
kurang komunikatif

Tabel 1. Analisis SWOT permasalahan di Posyandu Sakinah RW 2

13
BAB 3
RANCANGAN KEGIATAN PPM
A. Persiapan Petugas dan Pendelegasian Wewenang
1. Ketua : Hasan Azhari
2. Sekretaris : Elza Nurhaliza
3. Koordinator bidang perencanaan : Rahadatul Asy Adzikri
Anggota bidang perencanaan : AnandaRefiona Adilah
4. Fasilitator : Jihan Salsabila
Pendamping fasilitator : Dwi Rahmayani
5. Monitoring : Diah Sekar Rahayu
6. Evalisator : Muhammad Nasrulloh

B. Model PPM
Model PPM yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah model B
(perencanaan sosial), artinya mendatangkan para ahli untuk membantu
masyarakat dalam memecahkan masalahnya. Model B dipilih karena dengan
mendatangkan ahli kesehatan akan membuat masyarakat lebih yakin terhadap
informasi dan data yang dipaparkan. Selain itu, dengan menjalin kolaborasi akan
membuat suatu kelompok dapat lebih berkembang sebab ada pengaruh baik dari
luar yang dapat menjadi angin segar terhadap kelompok tersebut. Selain itu,
dengan mendatangkan ahli kesehatan tujuan dari kegiatan ini akan tercapai, yaitu
meningkatkan pengetahuan calon ibu dan para ibu mengenai topik yang akan
dibahas (stunting).

C. Pendekatan dalam PPM


Pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan
direktif yang diselingi dengan pendekatan non-direktif. Pendekatan direktif
adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan keterpaksaan atau tidak sesuai
dengan keinginan sendiri (masyarakat diposisikan sebagai objek). Sedangkan
pendekatan non direktif adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai
keinginan sendiri, dimana sejak awal program (Perencanaan) sampai akhir

14
program (evaluasi) selalu melibatkan masyarakat (masyarakat diposisikan
sebagai subjek).
Pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan
direktif yang diselingi dengan pendekatan non-direktif, yang artinya petugas
tahu apa yang dibutuhkan dan baik untuk masyarkat, selain itu petugas jugalah
yang menetapkan kebutuhan masyarakat. Sisi non-direktifnya yaitu, petugas
akan mengajak kader-kader posyandu dan ketua RW dalam mensosialisasikan
kebutuhan masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan tentang stunting.
Petugas tidak akan bekerja sendiri dalam mensosialisasikan hal tersebut,
melainkan akan bekerjasama dengan beberapa pihak yang dianggap penting di
lingkungan tersebut. Petugas akan berusaha mengarahkan dan menyadarkan
masyarakat mengenai pentingnya stunting.
Hal ini dipilih karena dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam
kegiatan ini akan membuat masyarakat merasa bahwa kegiatan ini milik mereka,
sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik untuk kegiatan ini.
D. Strategi dalam PPM
1. Advokasi (Pendekatan kepada pemegang kebijakan setempat)
Strategi pertama yang dilakukan yaitu membangun relasi terhadap pihak
tertentu (stakeholder) di wilayah sekitar, seperti pihak kelurahan, pihak RW,
pihak PKK dan juga pihak posyandu dan masyarakat. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses administrative kedepan yang sekiranya akan
dibutuhkan, selain itu dengan membangun relasi/hubungan dengan pihak
terkait juga menjadi strategi kami dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk hadir pada kegiatan sosialisasi. Membangun relasi dengan
masyarakat juga kami lakukan lewat penyebaran undangan rumah ke rumah
sehingga masyarakat tau siapa yangn mengadakan kegiatan ini dan
membuat kami tidak asing dimata masayrakat.
2. Pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan pemberdayaan masyarakat)
Setelah menjalin relasi dengan pemangku kebijakan setempat dan juga
masyarakat, ada pemberdayaan masyarakat. Strategi ini dilakukan pada saat

15
pelaksanaan kegiatan, yang mana kami menjalin komunikasi pada
masayrakat sehingga kegiatan sosialisasi dapat berjalan dengan lancar.
E. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan
1. Persiapan
a. Persiapan petugas
Tim Perencana : Ananda Refiona Adilah
Rahadatul Asy Adzikri
Tim Pelaksana : Ananda Refiona Adilah
Diah Sekar Rahayu
Dwi Rahmayani
Elza Nurhaliza
Hasan Azhari
Jihan Salsabila
Muhammad Nasrullah
Rahadatul Asy Adzikri
Tim Dokumentasi : Muhammad Nasrullah
Dwi Rahmayani

- Tim Perencanaan bertugas dan bertanggung jawab dalam menyusun


rundown kegiatan yang akan dilaksanakan
- Tim Pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
mewawancarai narasumber (stakeholder) untuk mendapatkan data dan
informasi serta menjalankan kegiatan yang dibuat oleh Tim Perencanaan
- Tim Dokumentasi mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
mendokumentasikan seluruh kegiatan yang sedang berlangsung.
b. Persiapan lapangan
Hal pertama yang dilakukan saat persiapan ialah melakukan observasi
dan memilih tempat lokasi kegiatan, langkah kedua ialah
mengidentifikasikan masalah yang terdapat pada lokasi kegiatan,
langkah ketiga yaitu menentukan rumusan masalah, penentuan tujuan,
dan batasan-batasan masalah.

16
c. Persiapan sosial
Pada tahap ini, petugas menjalin kerjasama dengan beberapa pihak
seperti tenaga ahli (mahasiswa/i jurusan gizi UIN SUSKA), ketua
posyandu dan ibu ketua RW 2. Selain itu, pada tanggal 13 November
lalu, petugas juga sudah menyinggung mengenai kegiatan yang akan
dilakukan pada bulan Desember depan kepada masyarakat yang hadir
pada kegiatan posyandu. Selanjutnya, petugas juga mempergunakan
fasilitas masjid untuk menyiarkan agenda sosialisasi stunting pada bulan
Desember 2023, menyebar undangan kegiatan kepada masyarakat dan
mengajak ibu ketua RW serta kader-kader posyandu dalam menshare
kegiatan yang diadakan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat sadar
dan tertarik mengenai program sosialisasi stunting ini sehingga
berpartisipasi pada proses dan hari-h kegiatan sosialisasi stunting.
2. Pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan pemberdayaan masyarakat)
Pada hari-H kegiatan tepatnya tanggal 13 Desember 2023 ini, selain
memberi sosialisasi mengenai stunting lewat tenaga ahli yaitu mahasiswa/i
jurusan gizi UIN SUSKA RIAU, petugas juga mencoba untuk menyadarkan
masyarakat bahwa stunting tidak menjadi suatu hal yang memalukan
sehingga masyarakat menjadi takut saat di diagnosa sebagai penderita
stunting. Pemikiran ini penting untuk disampaikan kepada masyarakat agar
tidak ada lagi masyarakat yang malu atau enggan untuk datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan setempat. Pada sesi terakhir kegiatan, kami
memberikan reword terhadap perserta (masyarakat) yang telah
berpartisipasi serta berkontribusi dalam kegiatan ini, hal ini dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap stunting, lewat reword yang diberikan kami berharap masyarakat
merasa bahwa kami disini untuk mereka yang sedang berjuang menangani
stunting pada anaknya.

17
BAB 4
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN
From Monev (Monitoring dan Evaluasi)
Unit : Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Judul Project : Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Stunting pada Anak

Koor.Lapangan: Hasan Azhari

Lokasi : Posyandu Sakinah RW.02 Kel.Air Putih Kec.Tuah Madani

Budget : Rp.20.000/orang

Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) a. Lokasi Posyandu mudah
untuk diakses
b. Terdapat program wajib yang
dilakukan setiap bulannya

Kelemahan (Weakness) a. Ruang posyandu yang kurang


memadai
b. Tenaga ahli (bidan) tidak
selalu ada pada saat jadwal
posyandu
c. Kurangnya ikatan emosional
diantara kader, bidan dan
masyarakat
Peluang (Oppuortunities) a. Dapat berkolaborasi dengan
pihak luar karena lokasi yang
terjangkau
b. Memiliki SDM (kader)
berjumlah 5 orang

Ancaman (Threats) a. Pola komunikasi tenaga ahli


yang kurang komunikatif

18
NOTULENSI RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM
SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING PADA
ANAK DI POSYANDU SAKINAH

No. Hari/Tanggal Keputusan/Kesepakatan


1. 08/11/2023 Pertemuan ini dilakukan dalam
bentuk rapat koordinasi
kelompok dalam menentukan
lokasi kegiatan. Rapat ini
dilakukan di Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, dihadari oleh 6
orang anggota kelompok.
Pada pertemuan ini, kami
membahas dan memutuskan
lokasi kegiatan setelah
mempertimbangkan beberapa
hal, seperti jarak, waktu dan juga
efisiensi.

2. 10/11/2023 Pada hari ini, kami melakukan


observasi lapangan dan juga
menjalin relasi dengan pihak
kelurahan serta RW, ini
dilakukan untuk memperdalam
data dan informasi mengenai
lokasi kegiatan ini. Sehingga
kami dapat memberikan program
yang memang dibutuhkan oleh
masyarakat.
3. 11/11/2023 Pada rapat ini, kami sudah
merumuskan masalah serta
program apa yang akan diadakan
di lokasi kegiatan, kami juga
menjalin kolaborasi pada ahli
kesehatan (Mahasiswa gizi UIN
SUSKA Riau). Pada pertemuan
ini, rancangan kegiatan sudah
mulai matang, konsep yang akan
diturunkan di lapangan juga
sudah tergambarkan. Selain itu,
kami juga mengkoordinasikan
hasil diskusi kami bersama ibu
ketua posyandu sakinah yakni
ibu ema.

19
4. 13/11/2023 Pertemuan ini, kami melakukan
observasi lapangan di posyandu
sakinah untuk melihat langsung
bagaimana kondisi tanggal 13
disana setiap bulannya. Hal ini
bertujuan agar kami tidak
canggung dalam pelaksanaan
kegiatan dibulan selanjutnya.
Disini juga kami
mengkoordinasikan mengenai
lokasi, waktu, peserta, materi dan
persiapan lainnya bersama ibu
kader posyandu. Hal yang sama
juga kami lakukan pada pihak
fasilitator mahasiswa gizi.

5. 08/12/2023 Pada pertemuan ini, kami


menyebarkan undangan untuk
masyarakat yang menjadi target
dari kegiatan ini (ibu hami, ibu
menyusui, ibu dan balita). Kami
juga menemui para stakeholder
untuk menyerahkan undangan
fisik kegiatan ini. Kami juga
sudah mempersiapkan
perlengkapan yang akan
dipergunakan untuk kegiatan ini.

6. 12/12/2023 H-1 kegiatan kami mengadakan


rapat akhir sebelumnya
pelaksanaan kegiatan, pada
pertemuan ini kami juga bertemu
ibu dosen pengampu matkul
untuk menggambarkan kegiatan
yang akan diadakan . Kami juga
menjalin koordinasi pada
stakeholder dan fasilitator untuk
memastikan semuanya siap pada
kegiatan besok.

20
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah untuk melakukan kegiatan
pemberdayaan pada suatu masyarakat, membutuhkan banyak kemampuan seperti
komunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik dan lainnya. Masyarakat bukanlah
benda mati sehingga apapun yang kita katakan akan diterima tanpa ada bantahan
sedikitpun. Masyarakat juga memiliki tujuan dan kebutuhan yang harus dipenuhi,
untuk itu program yang datang untuk mereka juga harus sesuai kebutuhan tersebut.
Menimbulkan kesadaran ditengah masyarakat yang sibuk dengan kehidupannya
masing-masing bukan perkara mudah, untuk itu diperlukan strategi yang tepat
sesuai dengan karakter masyarakat yang dihadapi.
B. Saran
Dari laporan yang sudah dipresentasikan, ada beberapa saran yang kami
dapatkan baik dari teman-teman ataupun dosen pengampu mata kuliah, diantara
saran-saran tersebut yaitu:
- Jalinlah pendekatan secara emosional kepada masyarakat, sehingga kita tau
apa yang menjadi keinginan, harapan serta kebutuhan mereka. Pendekatan
administratif yang sudah dilakukan tidak memberi pengaruh besar terhadap
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi. Jadi butuh waktu
dalam menjalin kedekatan emosional tersebut dan butuh beberapa kali
pertemuan untuk bisa menimbulkan kesadaran terhadap pentingnya
pencegahan serta penanganan stunting pada anak ini.
- Fasilitator harus mampu melakukan pendekatan kepada pendengar (peserta
kegiatan) agar mereka tertarik untuk mendengar materi pembahasan, selain
itu juga fasilitator juga harus atraktif sehingga peserta yang notabenennya
adalah ibu-ibu tidak meresa bosan dengan pemaparan materiyang
disampaikan.
C. Dampak
Lewat saran dan masukan yang kami dapatkan dari teman-teman dan juga ibu
dosen kami lebih sadar Dimana letak kesalahan serta kekurangan yang

21
kedepannyaharus kami perbaiki. Saran-saran tersebut kami yakini akan memberi
dampak positif pada kegiatan selanjutnya.

22
LAMPIRAN
Koordinasi Bersama Anggota Kelompok, Kader Posyandu dan Dosen
Pembimbing

Observasi dan Persiapan Kegiatan

23
24
Pelaksanaan Kegiatan

25
26

Anda mungkin juga menyukai