Anda di halaman 1dari 7

Raba – Bima, 19 Juni 2023

Nomor : Lepas Kepada


Sifat : Segera Yth. Menteri Agraria dan Tata Ruang

Lampiran : - Kepala Badan Pertanahan


Nasional
Perihal : Laporan Perampasan Tanah Dengan (ATR/BPN).
Menggunakan Sertifikat Hak Milik Yang
Tidak Sesuai Lokasi Tanah
Di –
Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Bapak Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang kami
hormati

Dengan ini, izinkan saya Siti Hadijah memperkenalkan diri, saya yang bertempat tinggal
di Kelurahan Ule, Kecamatan Asakota Kota Bima bersama dengan keluarga ingin meminta
keadilan kepada Bapak atas kejadian yang telah kami alami, sejak tahun 1970, Orang Tua
kami yaitu Almarhum Ali Ama Mahama telah menempati dan menggarap Tanah Tegalan
secara terus menerus hingga sampai hari ini yang kemudian dilanjutkan oleh kami sebagai ahli
warisnya dan telah terdaftar dalam Buku Kohir Nomor 556 Blok 52 pada Kantor Kelurahan
Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima sejak pertama pembukaan lahan pada tahun 1965
dengan luas tanah ± 25.620 M2 (dua puluh lima ribu enam ratus dua puluh meter persegi).

Menjelaskan bahwa sebelumnya pada Tanggal 3 Februari 2022, kami sebagai ahli
waris dari Almarhum Ali Ama Mahama yang sah DIANCAM dan DIINTIMIDASI oleh pihak
Amiruddin M. Tahir, SH dengan menggunakan Sertifikat Hak Milik Palsu (yang tidak sesuai
dengan lokasi tanah yang kami tempati sejak tahun 1970) mengatakan bahwa memiliki
Sertifikat Asli Tanah tersebut, serta menggunakan alat bantu Kepolisian Sektor Asakota
untuk mengambil alih secara paksa sebagian tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama
sehingga kami dengan sangat terpaksa menyerahkan setengah bagian tanah milik Orang
Tua kami seluas 13.620 M2 (tiga belas ribu enam ratus dua puluh meter persegi) demi
menghindari pertikaian yang selalu dilakukan oleh Amiruddin M. Tahir, SH, kemudian tidak
berhenti disitu, selama beberapa bulan dalam Tahun 2022, pihak Amiruddin M. Tahir, SH
terus melaporkan kami beberapa kali ke Kepolisian Resort Bima Kota, namun tidak dapat
diproses secara hukum lebih lanjut dikarenakan pihak Amiruddin M. Tahir, SH tidak
memiliki bukti yang cukup, yang kemudian pada akhirnya Tanggal 23 Mei 2023, kami
disidangkan di Pengadilan Negeri Raba Bima dengan dugaan melakukan Tindak Pidana
Penyerobotan Lahan dan Diputuskan Bersalah oleh Hakim Ketua dengan hukuman 2 (dua)
bulan kurungan penjara, dan dilarang memasuki area tanah tersebut. Setelah kami diusir
dan tidak diperbolehkan memasuki area tanah tersebut, pihak Amiruddin M. Tahir
kemudian mengambil alih semua sisa tanah milik kami sebagai ahli waris dari Almarhum
Ali Ama Mahama yang sah seluas 12.000 M2 (dua belas ribu meter persegi) dengan
membayar Oknum Preman yang menggunakan senjata tajam untuk menjaga tanah
tersebut secara sepihak dan illegal serta mengancam seluruh ahli waris yang datang ke
lokasi area tanah tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, kami sebagai ahli waris Almarhum Ali Ama Mahama
yang sah merasa banyak kejanggalan yang terjadi dalam persidangan, Pertama, Sertifikat
Hak Milik Nomor 3223 atas nama Amiruddin M. Tahir, SH dengan Surat Ukur No.
2784/jatiwangi/2013 NIB. 23.08.03.02.02922 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat, TIDAK SESUAI dengan lokasi tanah
yang kami tempati sejak tahun 1970, Kedua, Pihak Amiruddin M. Tahir, SH TIDAK
DAPAT menunjukkan Sertifikat Hak Milik Asli yang sesuai dengan lokasi tanah tersebut
dengan mengatakan saat di persidangan bahwa Sertifikat tersebut sedang diproses di
Badan Pertanahan Nasional Kota Bima, Ketiga, Keputusan Hakim yang kami rasa terlalu
berat sebelah yang Keputusannya memenangkan Pihak Amiruddin M. Tahir, SH dengan
tidak mempertimbangkan semua bukti-bukti yang ada dan saksi-saksi yang kami hadirkan.

Bahwa atas persoalan tersebut di atas kami memohon keadilan atas kejadian yang telah
menimpa kami saat ini kepada Bapak Kementrian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan
Nasional (ATR/BPN) untuk MEMBATALKAN/TIDAK MENERBITKAN Proses Sertifikat Hak
Milik yang diajukan oleh Amiruddin M. Tahir, SH di lokasi tanah Kelurahan Ule, Kecamatan
Asakota Kota Bima di Badan Pertanahan Nasional karena tanah/lahan yang kami garap sejak
puluhan tahun yang lalu saat ini dirampas begitu saja secara illegal dan tanpa bukti-bukti
kepemilikan yang jelas serta memberi sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang terlibat.

Demikian Surat Permohonan ini, kami sertakan lampiran bukti asal-usul Kepemilikan
Tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama dan juga bukti-bukti berupa Ancaman dan Intimidasi
dari Pihak Amiruddin M. Tahir, Kepolisian dan BPN yang ditujukan kepada kami sebagai ahli
waris Almarhum Ali Ama Mahama yang sah. Hanya kepada Bapak Menteri, kami dapat
menaruh harapan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi saat ini.

Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Yang mengajukan Permohonan,

Ahli waris almarhum Ali Ama Mahama

(SITI HADIJAH)

Tembusan kami sampaikan :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENKOPOLHUKAM

BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BIMA


Raba – Bima, 19 Juni 2023

Nomor : Lepas Kepada

Sifat : Segera Yth. Presiden Republik Indonesia

Lampiran : - Cq. Menteri Hukum dan HAM RI


Perihal : Laporan Perampasan Tanah Dengan Di –
Menggunakan Sertifikat Hak Milik Yang
Tidak Sesuai Lokasi Tanah Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Bapak Presiden yang kami hormati
Ir. H. Joko Widodo

Dengan ini izinkan saya Siti Hadijah memperkenalkan diri, saya yang bertempat tinggal
di Kelurahan Ule, Kecamatan Asakota Kota Bima Bersama dengan kakak ingin meminta
keadilan kepada Bapak atas kejadian yang telah kami alami, sejak tahun 1970, Orang Tua
kami Almarhum Ali Ama Mahama telah menempati dan menggarap Tanah Tegalan secara
terus menerus hingga sampai hari ini yang kemudian dilanjutkan oleh kami sebagai ahli
warisnya dan telah terdaftar dalam Buku Kohir Nomor 556 Blok 52 pada Kantor Kelurahan
Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima sejak pertama pembukaan lahan pada tahun 1965
dengan luas tanah ± 25.620 M2 (dua puluh lima ribu enam ratus dua puluh meter persegi).

Menjelaskan bahwa sebelumnya pada Tanggal 3 Februari 2022, kami sebagai ahli
waris dari Almarhum Ali Ama Mahama yang sah DIANCAM dan DIINTIMIDASI oleh pihak
Amiruddin M. Tahir, SH dengan menggunakan Sertifikat Hak Milik Palsu (yang tidak sesuai
dengan lokasi tanah yang kami tempati sejak tahun 1970) mengatakan bahwa memiliki
Sertifikat Asli Tanah tersebut, serta menggunakan alat bantu Kepolisian Sektor Asakota
untuk mengambil alih secara paksa sebagian tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama
sehingga kami dengan sangat terpaksa menyerahkan setengah bagian tanah milik Orang
Tua kami seluas 13.620 M2 (tiga belas ribu enam ratus dua puluh meter persegi) demi
menghindari pertikaian yang selalu dilakukan oleh Amiruddin M. Tahir, SH, kemudian tidak
berhenti disitu, selama beberapa bulan dalam Tahun 2022, pihak Amiruddin M. Tahir, SH
terus melaporkan kami beberapa kali ke Kepolisian Resort Bima Kota, namun tidak dapat
diproses secara hukum lebih lanjut dikarenakan pihak Amiruddin M. Tahir, SH tidak
memiliki bukti yang cukup, yang kemudian pada akhirnya Tanggal 23 Mei 2023, kami
disidangkan di Pengadilan Negeri Raba Bima dengan dugaan melakukan Tindak Pidana
Penyerobotan Lahan dan Diputuskan Bersalah oleh Hakim Ketua dengan hukuman 2 (dua)
bulan kurungan penjara, dan dilarang memasuki area tanah tersebut. Setelah kami diusir
dan tidak diperbolehkan memasuki area tanah tersebut, pihak Amiruddin M. Tahir
kemudian mengambil alih semua sisa tanah milik kami sebagai ahli waris dari Almarhum
Ali Ama Mahama yang sah seluas 12.000 M2 (dua belas ribu meter persegi) dengan
membayar Oknum Preman yang menggunakan senjata tajam untuk menjaga tanah
tersebut secara sepihak dan illegal serta mengancam seluruh ahli waris yang datang ke
lokasi area tanah tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, kami sebagai ahli waris Almarhum Ali Ama Mahama
yang sah merasa banyak kejanggalan yang terjadi dalam persidangan, Pertama, Sertifikat
Hak Milik Nomor 3223 atas nama Amiruddin M. Tahir, SH dengan Surat Ukur No.
2784/jatiwangi/2013 NIB. 23.08.03.02.02922 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat, TIDAK SESUAI dengan lokasi tanah
yang kami tempati sejak tahun 1970, Kedua, Pihak Amiruddin M. Tahir, SH TIDAK
DAPAT menunjukkan Sertifikat Hak Milik Asli yang sesuai dengan lokasi tanah tersebut
dengan mengatakan saat di persidangan bahwa Sertifikat tersebut sedang diproses di
Badan Pertanahan Nasional Kota Bima, Ketiga, Keputusan Hakim yang kami rasa terlalu
berat sebelah yang Keputusannya memenangkan Pihak Amiruddin M. Tahir, SH dengan
tidak mempertimbangkan semua bukti-bukti yang ada dan saksi-saksi yang kami hadirkan.

Bahwa atas persoalan tersebut di atas kami memohon keadilan atas kejadian yang telah
menimpa kami saat ini kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo untuk
mempertimbangkan kembali Keputusan Hakim yang sangat berat sebelah dalam mengambil
keputusan karena tanah/lahan yang kami garap sejak puluhan tahun yang lalu saat ini
dirampas begitu saja secara illegal dan tanpa bukti-bukti kepemilikan yang jelas serta memberi
sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang terlibat.

Demikian Surat Permohonan ini, kami sertakan lampiran bukti asal-usul Kepemilikan
Tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama dan juga bukti-bukti berupa Ancaman dan Intimidasi
dari Pihak Amiruddin M. Tahir, Kepolisian dan BPN yang ditujukan kepada kami sebagai ahli
waris Almarhum Ali Ama Mahama yang sah. Hanya kepada Bapak Presiden, kami dapat
menaruh harapan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi saat ini.

Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Yang mengajukan Permohonan,

Ahli waris almarhum Ali A. Mahama

(SITI HADIJAH)
Raba – Bima, 19 Juni 2023

Nomor : Lepas Kepada

Sifat : Segera Yth. MENKOPOLHUKAM

Lampiran : -
Perihal : Laporan Perampasan Tanah Dengan Di –
Menggunakan Sertifikat Hak Milik Yang
Tidak Sesuai Lokasi Tanah Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Bapak Menkopolhukam yang kami hormati
Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P.,

Dengan ini izinkan saya Siti Hadijah memperkenalkan diri, saya yang bertempat tinggal
di Kelurahan Ule, Kecamatan Asakota Kota Bima Bersama dengan kakak ingin meminta
keadilan kepada Bapak atas kejadian yang telah kami alami, sejak tahun 1970, Orang Tua
kami Almarhum Ali Ama Mahama telah menempati dan menggarap Tanah Tegalan secara
terus menerus hingga sampai hari ini yang kemudian dilanjutkan oleh kami sebagai ahli
warisnya dan telah terdaftar dalam Buku Kohir Nomor 556 Blok 52 pada Kantor Kelurahan
Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima sejak pertama pembukaan lahan pada tahun 1965
dengan luas tanah ± 25.620 M2 (dua puluh lima ribu enam ratus dua puluh meter persegi).

Menjelaskan bahwa sebelumnya pada Tanggal 3 Februari 2022, kami sebagai ahli
waris dari Almarhum Ali Ama Mahama yang sah DIANCAM dan DIINTIMIDASI oleh pihak
Amiruddin M. Tahir, SH dengan menggunakan Sertifikat Hak Milik Palsu (yang tidak sesuai
dengan lokasi tanah yang kami tempati sejak tahun 1970) mengatakan bahwa memiliki
Sertifikat Asli Tanah tersebut, serta menggunakan alat bantu Kepolisian Sektor Asakota
untuk mengambil alih secara paksa sebagian tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama
sehingga kami dengan sangat terpaksa menyerahkan setengah bagian tanah milik Orang
Tua kami seluas 13.620 M2 (tiga belas ribu enam ratus dua puluh meter persegi) demi
menghindari pertikaian yang selalu dilakukan oleh Amiruddin M. Tahir, SH, kemudian tidak
berhenti disitu, selama beberapa bulan dalam Tahun 2022, pihak Amiruddin M. Tahir, SH
terus melaporkan kami beberapa kali ke Kepolisian Resort Bima Kota, namun tidak dapat
diproses secara hukum lebih lanjut dikarenakan pihak Amiruddin M. Tahir, SH tidak
memiliki bukti yang cukup, yang kemudian pada akhirnya Tanggal 23 Mei 2023, kami
disidangkan di Pengadilan Negeri Raba Bima dengan dugaan melakukan Tindak Pidana
Penyerobotan Lahan dan Diputuskan Bersalah oleh Hakim Ketua dengan hukuman 2 (dua)
bulan kurungan penjara, dan dilarang memasuki area tanah tersebut. Setelah kami diusir
dan tidak diperbolehkan memasuki area tanah tersebut, pihak Amiruddin M. Tahir
kemudian mengambil alih semua sisa tanah milik kami sebagai ahli waris dari Almarhum
Ali Ama Mahama yang sah seluas 12.000 M2 (dua belas ribu meter persegi) dengan
membayar Oknum Preman yang menggunakan senjata tajam untuk menjaga tanah
tersebut secara sepihak dan illegal serta mengancam seluruh ahli waris yang datang ke
lokasi area tanah tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, kami sebagai ahli waris Almarhum Ali Ama Mahama
yang sah merasa banyak kejanggalan yang terjadi dalam persidangan, Pertama, Sertifikat
Hak Milik Nomor 3223 atas nama Amiruddin M. Tahir, SH dengan Surat Ukur No.
2784/jatiwangi/2013 NIB. 23.08.03.02.02922 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat, TIDAK SESUAI dengan lokasi tanah
yang kami tempati sejak tahun 1970, Kedua, Pihak Amiruddin M. Tahir, SH TIDAK
DAPAT menunjukkan Sertifikat Hak Milik Asli yang sesuai dengan lokasi tanah tersebut
dengan mengatakan saat di persidangan bahwa Sertifikat tersebut sedang diproses di
Badan Pertanahan Nasional Kota Bima, Ketiga, Keputusan Hakim yang kami rasa terlalu
berat sebelah yang Keputusannya memenangkan Pihak Amiruddin M. Tahir, SH dengan
tidak mempertimbangkan semua bukti-bukti yang ada dan saksi-saksi yang kami hadirkan.

Bahwa atas persoalan tersebut di atas kami memohon keadilan atas kejadian yang telah
menimpa kami saat ini kepada Bapak Menkopolhukam Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud
Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P., untuk MEMBATALKAN/TIDAK MENERBITKAN Proses
Sertifikat Hak Milik yang diajukan oleh Amiruddin M. Tahir, SH di lokasi tanah Kelurahan Ule,
Kecamatan Asakota Kota Bima di Badan Pertanahan Nasional dan mempertimbangkan
kembali Keputusan Hakim yang sangat berat sebelah dalam mengambil keputusan karena
tanah/lahan yang kami garap sejak puluhan tahun yang lalu saat ini dirampas begitu saja
secara illegal dan tanpa bukti-bukti kepemilikan yang jelas serta memberi sanksi yang tegas
kepada oknum-oknum yang terlibat.

Demikian Surat Permohonan ini, kami sertakan lampiran bukti asal-usul Kepemilikan
Tanah milik Almarhum Ali Ama Mahama dan juga bukti-bukti berupa Ancaman dan Intimidasi
dari Pihak Amiruddin M. Tahir, Kepolisian dan BPN yang ditujukan kepada kami sebagai ahli
waris Almarhum Ali Ama Mahama yang sah. Hanya kepada Bapak Menkopolhukam, kami
dapat menaruh harapan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi saat ini.

Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Yang mengajukan Permohonan,

Ahli waris almarhum Ali A. Mahama

(SITI HADIJAH)
SITI HADIJAH
Kelurahan Penatoi RT. 03 RW. 02
Kecamatan Mpunda
Kota Bima
Nusa Tenggara Barat

Kementerian Agraria dan Tata Ruang


Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
Jl. Sisingamangaraja No.2
Selong, Kecamatan Kby. Baru
Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12110

Kementerian Koordinator Bidang Politik,


Hukum, Dan Keamanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.15, RT.2/RW.3
Gambir, Kecamatan Gambir
Kota Jakarta Pusat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10110

Presiden Republik Indonesia


Istana Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Utara No. 3
Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai