Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

W DENGAN DIABETES MELLITUS

DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT TENTARA TINGKAT II

DR. SOEDJONO MAGELANG

DISUSUN OLEH:

ANITA LUTFIANI

P1337420922127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

SEMARANG 2023

i
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W DENGAN DIABETES


MELLITUS DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT TENTARA
TINGKAT II DR. SOEDJONO MAGELANG

Anita Lutfiani
Email: anitalutfiani0905@gmail.com

Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang

Latar Belakang: Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidakmampuan dari organ pancreas untuk
memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut.
Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan
fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan diabetes mellitus
dengan pemantauan kadar gula darah.

Tujuan: Bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien


dengan diabetes mellitus di ruang edelweis rumah sakit tentara Dr. Soedjono
Magelang

Metode: Metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan studi kasus pada pasien
dengan diabetes mellitus.

Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x7 jam pada pasien dengan
diabetes mellitus dengan diagnosa nyeri akut b.d agen pancedera fisik d.d
mengeluh nyeri (D.0077), Gangguan integritas kulit b.d diabetes militus (D.0129),
dan Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa
dalam darah tinggi (D.0027). Masalah keperawatan tersebut sudah teratasi
sebagian sehingga intervensi masih harus tetap dilanjutkan.

Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang telah dilakukan berupa relaksasi nafas


dalam. Dalam penerapan teknik relaksasi nafas dalam, skala nyeri menurun dari
skala 6 menjadi 2, selain itu juga diberikan kolaborasi pemberian obat pereda
nyeri. Kemudian untuk tindakan keperawatan dengan diagnosa gangguan integritas
jaringan dilakukan ganti balut setiap hari. Dan untuk diagnosa ketidakstabilan
kadar gula darah sudah dilakukan monitoring GDS.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Diabetes Mellitus

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Web Of Causation (WOC)............................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN.............................................................3
A. Pengkajian.....................................................................................................3
B. Analisa Data................................................................................................12
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................13
D. Intervensi Keperawatan...............................................................................14
E. Implementasi...............................................................................................17
F. Evaluasi.......................................................................................................21
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................25
A. Analisa Kasus..............................................................................................25
B. Analisa Intervensi Keperawatan..................................................................25
BAB IV PENUTUP................................................................................................26
A. Kesimpulan..................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya

hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidakmampuan dari organ pancreas

untuk memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target

tersebut. Abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang

ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus terjadi dikarenakan

kurangnya aktivitas insulin pada sel target.

Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 %

pada tahun 2000 dan 4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes diproyeksikan

meningkat dari 171 juta di tahun 2000 hingga mencapai 366 juta di tahun 2030.

Negara-negara Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia.

(ADA, 2011)

Di Indonesia prevalensi penduduk yang berumur ≥15 tahun dengan

diabetes mellitus pada tahun 2013 adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan

jumlah kasus adalah sebesar 12.191.564 juta. Sebanyak 30,4% kasus telah

terdiagnosis sebelumnya dan 73,7% tidak terdiagnosis sebelumnya. Pada

daerah bali prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,3% dengan kota Denpasar

sebagai penyumbang terbanyak dibandingkan dengan kota lainnya yaitu

sebesar 2% (Riskesdas, 2013)

Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang

sebagian besar disebabkan oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat,

dapat diperkirakan bahwa kejadian diabetes mellitus akan meningkat drastis.

1
Melihat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas

sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar,

maka sangat diperlukan program pengendalian dan penatalaksanan diabetes

mellitus tipe-2. Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu

edukasi, diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan

diabetes mellitus dengan pemantauan kadar gula darah. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus. Salah satunya adalah

pengetahuan. Pengetahuan penderita tentang diabetes mellitus sangat

membantu pasien dalam menjalankan penanganan diabetes mellitus selama

hidupnya sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya

semakin mengerti bagaimana harus berperilaku dalam penanganan

penyakitnnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan pasien diabetes mellitus pada rumah sakit sanglah terhadap

penatalaksanaan daripada diabetes mellitus.

B. Web Of Causation (WOC)


Terlampir

2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Biodata Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 51 tahun
Alamat : Magelang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 27 Febuari 2023
Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2023
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
Nomor Registrasi : 234***
b. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 30 tahun
Alamat : Magelang
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan klien : Anak kandung
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan
P : Nyeri post debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S 6
T : Hilang timbul

3
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan pada tanggal 25 febuari 2023 klien jatuh karena
tersandung benang proyek bangunan, kemudian setelah 2 hari setelah
jatuh bagian tubuh klien mengalami bengkak, termasuk pada bagian kaki
kanan klien. Terdapat luka di telapak kaki bagian kanan. Kemudian pada
tanggal 27 febuari 2023 klien di bawa ke IGD RST Dr.Soedjono
Magelang dengan keluhan luka pada kaki kanan, dan disarankan untuk
dilakukan perawatan lebih lanjut.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes militus sejak tahun
2011 dan hipertensi. Klien hanya melakukan pemeriksaan setiap
bulannya di puskesmas setempat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya ada yang memiliki riwayat
penyakit diabetes militus, yaitu kakak kandung klien.
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan maupun obat-
obatan.
3. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
Sebelum Sakit : Klien mengatakan sebelum sakit selalu
memperiksakan diri setiap bulannya di puskesmas
terdekat.
Saat Sakit : Klien mengatakan kesehatan itu sangat penting.
Saat sakit klien menjaga pola makannya karena
sakit dan dirawat dirumah sakit.
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum Sakit : Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari
dengan nasi satu centong dan lauk pauk (600 cc).
Klien minum air putih 8 gelas perhari (1600 cc).

4
Terkadang klien masih suka makan makanan yang
manis.
Saat Sakit : Pada saat sakit klien mengatakan makan porsi
makanan yang diberikan rumah sakit dan habis
setengahnya (250 cc). Klien juga mengatakan
minum air putih yang diberikan rumah sakit tetapi
tidak sampai habis. Klien minum air putih 4-5 gelas
perhari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan BAB 1x/hari (150 ml) dengan
konsitensi lembek, warna feses kuning, berbau khas.
BAK klien kurang lebih 1700 ml perhari dengan
warna urine kekuningan dan berbau khas.
Saat Sakit : Klien mengatakan BAB 1x/hari (150 ml) dengan
konsitensi lembek, warna feses kuning, berbau khas.
BAK klien kurang lebih 1700 ml perhari dengan
warna urine kekuningan dan berbau khas.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum Sakit : Klien mengatakan biasanya tidur ± 6-7 jam/hari,
klien tidak pernah tidur siang karena kalau siang
bekerja.
Saat Sakit : Selama dirumah sakit klien mengatakan tidurnya
sedikit terganggu, dikarenakan tidak nyaman saat
sakit. yaitu ± 5-6 jam/hari.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit : Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri dan tanpa bantuan orang
lain.
Saat Sakit : Aktivitas klien terganggu, tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya dikarenakan kaki sebelah
kanan nyeri dan terdapat luka post debridement.

5
Keterangan: No. Aktivitas 0 1 2 3 4
1. Makan/Minum √
0 : Mandiri 2. Mandi √
3. Berpakaian √ 1 : Dibantu sebagian
4. Eliminasi √ 2 : Dibantu orang lain
5. Mobilisasi √ 3 : Dibantu orang lain dan peralatan
6. Ambulansi √ 4 : Ketergantungan / tidak mampu
7. Naik Tangga √

f. Pola Peran dan Hubungan


Sebelum Sakit : Klien mengatakan dikeluarga dirinya adalah sebagi
ibu rumah tangga dan seorang istri. Hubungan
dengan keluarganya selalu baik
Saat Sakit : Klien mengatakan perannya terganggu karena
tidak bisa mengurus suami dan keluarganya.
Hubungan klien dan keluarga baik, ditunjukkan
dengan adanya keluarga yang menemani klien di
rumah sakit.
g. Pola Persepsi Kognitif dan Sensori
Sebelum Sakit : Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada
indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan, serta perabaan.
Saat Sakit : Klien tidak mengalami masalah pada ke5 indranya,
pola persepsi sensori penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan pengecapan klien tidak bermasalah.
Pola kognitif klien meliputi daya ingat dan
kemampuan klien berorientasi terhadap waktu,
tempat dan orang lain tidak mengalami masalah.
h. Pola Konsep Diri
Sebelum Sakit : Klien seorang prempuan serta seorang ibu rumah
tangga, selalu percaya diri dan mampu berinteraksi
dengan orang lain, klien selalu berpikiran bahwa
dirinya akan sehat selalu.

6
Saat Sakit :
Body Image : Klien percaya diri dengan kondisinya saat ini
Identitas Diri : Klien adalah seorang prempuan
Harga Diri : Klien mampu berinteraksi dengan
keluarga Peran Diri : Klien adalah seorang istri dan ibu
Ideal Diri : Klien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan sehat
kembali sehingga klien bisa melakukan aktivitasnya secara
mandiri.
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Sebelum Sakit : Klien berjenis kelamin prempuan, sudah
mempunyai anak, tidak ada lesi dibagian genital.
Saat Sakit : Klien berjenis kelamin prempuan, sudah
mempunyai anak, tidak ada lesi dibagian genital.
j. Pola Mekanisme Koping
Sebelum Sakit : Klien memiliki mekanisme koping yang kurang
baik dikarenakan klien jauh dari keluarga sehingga
klien tidak mendapatkan dukungan untuk
memperhatikan kesehatan secara langsung dari
keluarga.
Saat Sakit : Klien dan keluarga memiliki mekanisme koping
yang baik, keluarga mendukung dan ikut merawat
klien yang sedang sakit. Keluarga selalu menunggu
di rumah sakit, mengajak berbicara, dan ikut serta
menanyakan mengenai perkembangan kesehatan
klien.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum Sakit : Klien beragama islam dan selalu menjalankan
sholat tepat waktu.
Saat Sakit : Klien beragama islam, saat sakit klien tidak bisa
menjalankan sholat seperti biasanya.

7
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4 V5 M6)
TTV : TD : 145/80 mmHg N : 92x/menit
SPO2 : 98% menggunakan oksigen nasal kanul 5 lpm
RR : 22 x/menit S : 36,8oC
b. Head To Toe
1) Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka pada kepala, rambut
bersih, berwarna hitam, tidak rontok.
2) Mata : Isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik.
3) Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret, terdapat nafas tambahan,
terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 5 lpm.
4) Telinga : Telinga simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
serumen.
5) Mulut : Mukosa bibir lembab, mulut bersih.
6) Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak
ada edema maupun luka.
7) Dada
1) Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat jejas, Ictus Cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pas IC V
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Tidak terdapat bunyi jantung tambahan, S1 dan S2
murni
2) Paru-paru
Inspeksi : Dada simetris, tidak terdapat jejas, pergerakan
dada simetris, tidak terdapat otot bantu napas
Palpasi : Tidak terdapat benjolan
Perkusi : Sonor

8
Auskultasi : Vesikuler, tidak terdapat suara tambahan
8) Abdomen
Inspeksi : Perut datar dan simetris, tidak terdapat
luka Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada tahanan di
vesika urinaria, tidak ada nyeri tekan
9) Genetalia : Pasien berjenis kelamin prempuan, tidak terpasang
kateter
10) Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : Terpasang infus pada tangan kiri, tidak
terdapat kelemahan pada kedua tangan
b. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat kelemahan pada kedua kaki

5 5

5 5

5. Pengkajian Endokrin
Gula Darah Sewaktu 341 mg/dl
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) -
HbA1c -

9
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal/Jam Pemeriksaan : 27 febuari 2023
Ruang : Edelweis
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 341 74-180 mg/dl Hiperglikemi
HEMOTOLOGI
GRA% 89 35 – 66 % Tinggi
MID% 6 2–8 % Normal
CT 14 8 – 18 Menit Normal
BT 4 2–6 Menit Normal
HGB 12.3 13.1 – 17.5 g/dL Rendah
HCT 35.4 31 – 45 % Normal
MCV 80.2 80 – 100 fL Normal
MCH 27.9 22 – 34 pg Normal
MCHC 34.8 32 – 36 g/dL Normal
PLT 257,000 154,000 – 442,000 uL Normal
WBC 19200 4,500 – 11,000 /uL Tinggi
LYM% 4 24 – 44 % Rendah
RBC 4.42 3.7 – 5.8 10^6uL Normal
IMUNOLOGI
RAPID TEST Negatif Negatif Negatif

b. Pemeriksaan Echocardiography trans


thororacal TanggalmPemeriksaan : 28
febuari 2023 Ruang : Edelweis

KESAN : CHF

10
7. Program Terapi
No Nama Obat Dosis Kegunaan Cara
Pemberian
1. Infus RL 20 tpm Untuk mempertahankan Intravena
hidrasi pada pasien rawat
inap yang tidak dapat
menahan cairan.
Mengembalikan cairan
tubuh setelah kehilangan
darah yang signifikan
atau luka bakar yang
parah sangat diperlukan.
2. Ceftriaxone 2x1 Untuk mengatasi Intravena
penyakit akibat infeksi
bakteri.
3. Ketorolac 2x1 Untuk meredakan nyeri Intravena
sedang hingga berat.
4. Ranitidine 2x1 Untuk mengobati gejala Intravena
atau penyakit yang
berkaitan dengan
produksi asam lambung
berlebih.
5. Paracetamol 1 x 500 Untuk meredakan Intravena
demam dan nyeri.
6. Novorapid 22 unit Obat yang mengandung Intramuscular
Flexpen insulin aspart yang
digunakan untuk
pengobatan DM.
7. Alpentin 1x1 Obat untuk mencegah Oral
100mg timbulnya kejang.

11
B. Analisa Data
No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Masalah
Keperawatan
1. 01/03/2023 DS : Klien mengatakan Agen Cidera Nyeri Akut
16.30 WIB nyeri pada kaki kananya Fisik
P : Nyeri post
debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :6
T : Hilang timbul
DO :
- Pasien tampak
meringis menahan
nyeri
- Post op debridement
- Tampak luka dibagian
kaki kanan
- TTV
TD : 145/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,8oC
SPO2: 98%
menggunakan nasal
kanul 5 lpm
2. 01/03/2023 DS : Klien mengatakan Diabetes Gangguan
16.35 WIB kaki kananya terluka militus Integritas Kulit
DO :
- Terdapat luka di kaki
post operasi

12
debridement
- Tampak balutan pada
luka
- Tampak gelisah
- Tampak menahan
nyeri karena luka
3. 01/03/2023 DS : Klien mengatakan Resistensi Ketidakstabilan
19.00 WIB dalam satu tahun terakhir Insulin Kadar Glukosa
ini gula darahnya selalu Darah
tinggi
DO :
- GDS pukul 19.05 : 251
mg/dL
- Ada luka pada kaki
kanan
- Mendapatkan injeksi
insulin novorapid 18
unit

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan mengeluh
nyeri (SDKI; D.0077)
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan diabetes militus ditandai
dengan kerusakan jaringan dan lapisan kulit (SDKI; D.0129)
3. Ketidakstabilan kadar glukosa dara berhubungan dengan resistensi insulin
ditandai dengan kadar glukosa dalam darah tinggi (SDKI; D.0027)

13
D. Intervensi Keperawatan
Tgl / Diagnosa Tujuan Intervensi
Jam Keperawatan
01/03/ Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
2023 berhubungan (L.08066) (I.08238)
16.30 dengan Setelah dilakukan Observasi :
pancedera fisik tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
3x24 jam, rasa nyeri karakteristik, durasi,
pada klien berkurang frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dari skala 3. Identifikasi respon nyeri
6 ke skala 2 non verbal
2. Tekanan 4. Identifikasi faktor yang
darah normal memperberat dan
3. Klien mampu memperingan nyeri
menggunakan 5. Monitor keberhasilan
teknik non- terapi komplementer
farmakologis yang sudah diberikan
(relaksasi 6. Monitor efek samping
napas dalam) penggunaan analgetik
Analgetik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri

14
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
01/03/ Gangguan Integritas Kulit / Perawatan Luka
2023 integritas kulit Jaringan (L.14125) (I.14564)
16.35 b.d diabeyes Setelah dilakukan Observasi:
militus tindakan keperawatan - Monitor karakteristik
selama 3x24 jam luka
pasien dengan - Monitor tanda-tanda
masalah gangguan infeksi
integritas kulit dan Terapeutik :
jaringan meningkat - Lepaskan balutan dan
dengan kriteria hasil plester secara perlahan
: - Bersihkan dengan
- Perfusi cairan NacL atau
jaringan pembersih nontoksik
meningkat - Bersihkan jaringan
- Kerusakan nekrotik
jaringan menurun - Berikan salep yang
- Kerusakan lapisan sesuai ke kulit /lesi
kulit menurun - Pasang balutan sesuai
- Tingkat nyeri jenis luka
menurun - pertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
- Ganti balut sesuai

15
dengan jumlah eksudat
dan drainase
- Jadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
- Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25 -1,5
g/kg/kgBB/hari
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
- ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
- Kolaborasi prosedur
debridement
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
01/03/ Ketidakstabila Kestabilan Kadar Manajemen
2023 n kadar Glukosa Darah Hiperglikemia (I.03115)
19.00 glukosa darah (L.05022) Observasi :
b.d resistensi Setelah dilakukan 1. Monitor kadar glukosa
insulin d.d tindakan keperawatan darah
kadar glukosa selama 3x24 jam Terapeutik :
dalam darah pasien dapat 1. Berikan asupan cairan

16
tinggi mengontrol kadar oral
glukosa darah dengan Edukasi :
kriteria hasil: 1. anjurkan monitor kadar
- Kadar glukosa glukosa darah secara
darah membaik mandiri
2. ajarkan
pengelolaan diabetes
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
insulin
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV
3. Kolaborasi pada ahli
gizi

E. Implementasi
Tgl/Jam Kode Implementasi Respon Tindakan TTD
Dx
01/03/23 D.0077 Melakukan DS : Klien mengatakan Anita
16.30 pengkajian nyeri nyeri pada kaki kananya
secara komprehensif P : Nyeri post
debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :6
T : Hilang timbul
DO : Pasien tampak
meringis menahan nyeri
saat kaki kanan bergerak
dan pindah posisi

16.35 D.0077 Mengidentifikasi DS : Klien mengatakan Anita


skala nyeri nyeri pada kaki kananya
dengan skala 6
DO : Klien tampak
gelisah, klien juga tampak
mengeluh nyeri serta
meringis kesakitan.

17
16.40 D.0077 Mengidentifikasi DS : Klien mengatakan Anita
respon nyeri non ketika nyeri biasanya
verbal dibawa tidur agar nyerinya
tidak terasa
DO : Klien kooperatif

17.00 D.0077 Mengajarkan klien DS : Klien dan keluarga Anita


dan keluarga teknik mengatakan mau diajarkan
non farmakologi cara mengurangi nyeri
untuk mengurangi dengan teknik napas dalam
nyeri (teknik napas DO : Klien dan keluarga
dalam) tampak kooperatif

17.15 D.0129 Memonitor DS : - Anita


karakteristik luka DO :
- Luka post debridement
pada kaki kanan
- Luka tampak masih
dibalut
- Balutan luka bersih dan
kering

19.00 D.0077 Memberikan terapi DS : Klien bersedia untuk Anita


D.0129 farmakologi diberikan obat

DO :
- Injeksi Ketorolac
- Injeksi Ceftriaxone

19.05 D.0027 Melakukan DS : Klien bersedia untuk Anita


pemeriksaan gula dilakukan pemeriksaan
darah sewaktu gula darah sewaktu

DO : GDS 281 mg/dL

19.10 D.0027 Mengkolaborasikan DS : Klien bersedia Anita


pemberian insulin diberikan insulin

DO : Injeksi Insulin
Novorapid 18 unit
02/03/23 D.0077 Melakukan DS : Klien mengatakan Anita
15.00 pengkajian nyeri nyeri pada kaki kananya
secara komprehensif sudah sedikit berkurang
P : Nyeri post
debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk

18
R : Kaki kanan
S :4
T : Hilang timbul

DO : Klien sudah sedikit


rileks tidak meringis
kesakitan seperti kemarin
15.15 D.0077 Mengajarkan klien DS : Klien mengatakan
dan keluarga teknik masih ingat dengan teknik Anita
non farmakologi napas dalam yang sudah
untuk mengurangi diajarkan kemarin
nyeri (teknik napas DO : Klien memperagakan
dalam) teknik napas dalam yang
sudah diajarkan

17.00 D.0129 Memonitor tanda- DS : - Anita


tanda infeksi DO :
- Luka post operasi
debridement hari ke 1
- Luka terdapat pada
kaki kanan
- Tidak keluar nanah
pada luka
- Balutan luka bersih dan
kering

18.30 D.0027 Melakukan DS : Klien bersedia untuk Anita


pengukuran GDS dilakukan pemeriksaan
gula darah sewaktu
DO : GDS 230 mg/dL

19.00 D.0077 Memberikan terapi DS : Klien bersedia untuk Anita


D.0129 farmakologi diberikan obat
D.0027
DO :
- Injeksi Ketorolac
- Injeksi Ceftriaxone
- Injeksi Ranitidin
- Injeksi Novorapid
03/03/23 D.0129 Memonitor DS : - Anita
08.30 karakteristik luka DO : Luka klien tampak
bersih dan tidak keluar
nanah, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi

19
08.35 D.0129 Melakukan DS : Klien bersedia untuk Anita
perawatan luka dilakukan perawatan luka
DO :
- Luka dibersihkan
dengan cairan NaCl
- Luka diberi betadine
dan salep
- Luka post operasi
debridement hari ke 2
- Luka terdapat pada
kaki kiri
- Tidak terdapat nanah
pada luka
- Kulit disekitar luka
tampak kemerahan
09.00 D.0027 Melakukan DS : Klien bersedia Anita
pengukuran GDS dilakukan pemeriksaan
gula darah sewaktu
DO : GDS 200 mg/dL

09.15 D.0077 Melakukan DS : Klien mengatakan Anita


pengkajian nyeri nyerinya sudah berkurang
secara komprehensif P : Nyeri post
debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :2
T : Hilang timbul

DO : Ekspresi muka klien


tampak sudah tidak
meringis kesakitan karena
menahan nyeri

20
F. Evaluasi
Tgl/Jam Kode Evaluasi (SOAP) TTD
Dx
01/03/23 D.0077 S : Klien mengatakan masih nyeri di kaki kanan Anita
21.00 P : Nyeri post debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :6
T : Hilang timbul

O : Klien tampak meringis kesakitan dan


menahan nyeri ketika kakinya digerakkan dan
pindah posisi
TD : 145/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,8oC
SPO2: 98%

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
- Identifikasi skala nyeri
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
D.0129 S : Klien mengatakan ada luka bekas operasi di Anita
kaki kiri

O:
- Tampak terdapat luka operasi debridement
hari ke 0
- Tampak balutan pada luka
- Tampak gelisah
- Tampak menahan nyeri karena luka

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik luka

21
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan ganti balutan
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
- Kolaborasi pemberian antibiotik
D.0027 S : Klien mengatakan gula darahnya masih tinggi Anita

O:
- GDS 281 mg/dL
- Ada luka pada kaki kiri
- Mendapatkan injeksi insulin novorapid 18 unit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kadar glukosa darah
- Kolaborasi pemberian insulin
02/03/23 D.0077 S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang Anita
21.00 P : Nyeri post debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :4
T : Hilang timbul

O : Klien sudah sedikit rileks, tidak meringis


kesakitan seperti kemarin
TD : 125/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5oC
SPO2: 97%

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
- Identifikasi skala nyeri
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
D.0129 S : Klien mengatakan lukanya selalu dibersihkan Anita
setiap hari

O:

22
- Luka post operasi debridement hari ke 1
- Tidak terdapat nanah pada luka
- Masih terdapat balutan pada

luka A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan ganti balutan
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
- Kolaborasi pemberian antibiotic
D.0027 S : Klien mengatakan gula darahnya sudah Anita
menurun

O : GDS 230 mg/dL


Injeksi Novorapid 15 unit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kadar glukosa darah
- Kolaborasi pemberian insulin
03/03/23 D.0077 S : Klien mengatakan nyeri di kaki kanan sudah Anita
14.00 berkurang dan klien sudah bisa menggunakan
teknik napas dalam untuk mengatasi nyeri
P : Nyeri post debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S :2
T : Hilang timbul

O : Klien tampak lebih rileks


TD : 120/80 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 oC
SPO2: 99%

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
- Identifikasi skala nyeri

23
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
D.0129 S : Klien mengatakan lukanya selalu dibersihkan Anita
setiap hari

O:
- Luka post operasi debridement hari ke 2
- Tidak terdapat nanah pada luka
- Kulit disekitar luka tampak kemerahan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan ganti balutan
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
- Kolaborasi pemberian antibiotic
D.0027 S : Klien mengatakan gula darahnya sudah Anita
menurun

O : GDS 200 mg/dL


Injeksi Novorapid

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kadar glukosa darah
- Kolaborasi pemberian insulin

24
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa klien
mengatakan nyeri pada kaki kanan.
P : Nyeri post debridement
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki kanan
S 6
T : Hilang timbul
Kemudian klien merupakan pasien post op debridement. Sehingga dirumuskan
diagnosa keperawatan sebagai berikut: Nyeri akut b.d agen pancedera fisik d.d
mengeluh nyeri (D.0077), Gangguan integritas kulit b.d diabetes
militus(D.0129), dan Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
d.d kadar glukosa dalam darah tinggi (D.0027).

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Dalam masalah keperawatan tersebut, klien mendapatkan terapi
secara farmakologi dan nonfarmakologi. Kemudian klien juga mendapatkan
ganti balut. Pada terapi farmakologi, klien memperoleh terapi Injeksi ketorolac
yang merupakan obat anti inflamasi nonsteroid yang berguna untuk meredakan
nyeri. Cara nonfarmakologi untuk meredakan nyeri menggunakan tehnik nafas
dalam. Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, klien dilakukan
ganti balut dan mendapatkan terapi Injeksi ceftriaxone yang merupakan
antibiotik, Infus RL. Ganti balut dilakukan setiap hari, perawatan luka
dilakukan dengan cara konvensional, belum menerapkan perawatan luka
modern.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan berupa relaksasi nafas

dalam. Dalam penerapan teknik relaksasi nafas dalam, skala nyeri menurun

dari skala 6 menjadi 2, selain itu juga diberikan kolaborasi pemberian obat

pereda nyeri. Kemudian untuk tindakan keperawatan dengan diagnosa

gangguan integritas jaringan dilakukan ganti balut setiap hari. Dan untuk

diagnosa ketidakstabilan kadar gula darah sudah dilakukan monitoring GDS.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan petugas rumah sakit dapat melakukan tindakan baik secara
farmakologis maupun non farmakologis secara maksimal. Mengobservasi
pasien guna mengetahui kondisi terkini pasien.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien melakukan terapi nonfarmakologis secara mandiri guna
menurunkan rasa nyeri yaitu dengan teknik napas dalam.

26
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA). 2011. Diagnosis and Classification of


Diabetes Mellitus. Diakses pada 28 September 2022.

Kemenkes RI. 2013. Riset KEsehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Pengembangan dan


Penelitian Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Tim Pokja DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat PPNI

27
28

Anda mungkin juga menyukai