Anda di halaman 1dari 10

TUGAS (UTS) : REVIEW JURNAL TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Tahun
No Nama Penulis Nama Jurnal / ISBN Judul Jurnal Hasil
Publikasi
1 Nora Aminayanti, Jurnal Health Sains / 2723- 2021 PENGARUH Penelitian ini menggunakan metode
Rokiah 4339 ; 2548-1398 PENGETAHUAN, penelitian kuantitatif dengan menggunakan
Kusumapradja, Vol. 2, No. 7, SIKAP DAN pendekatan survey kausalitas.Berdasarkan
Muhammad Arrozi MOTIVASI analisis data dan pembahasan hasil
Nora Aminayanti, PERAWAT penelitian, dapat disimpulkan variabel
TERHADAP pengetahuan, Sikap dan Motivasi secara
PELAKSANAAN simultan berpengaruh signifikan terhadap
KESELAMATAN Pelaksanaan Keselamatan Pasien di ruang
PASIEN PADA UNIT rawat inap RSUD Sekayu, yang artinya
RAWAT INAP semakin tinggi nilai pengetahuan, sikap dan
RUMAH motivasi maka semakin disiplin perawat
SAKIT UMUM dalam melaksanakan prosedur keselamatan
DAERAH SEKAYU pasien. Variabel pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap pelaksanaan
keselamatan pasien di RSUD Sekayu,
dimana pengaruhnya positif yang artinya
semakin baik pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien maka akan semakin
tinggi tingkat pelaksanaan keselamatan
pasien. Variabel sikap berpengaruh
signifikan terhadap pelaksanaan
keselamatan pasien di RSUD Sekayu,
dimana pengaruhnya positif yang artinya
semakin baik sikap perawat dalam
melaksanakan prosedur keselamatan pasien
maka akan semakin tinggi tingkat
pelaksanaan keselamatan pasien. Variabel
motivasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap pelaksanaan keselamatan pasien di
RSUD Sekayu
2 Alfid Tri Afandi, SEHATMAS (Jurnal 2023 Gambaran Budaya Jurnal ini membahas tentang budaya
Anggun Dyah Ilmiah Kesehatan Keselamatan Pasien di keselamatan pasien di ruang rawat inap
Pramita, Kholid Masyarakat) Vol. 2 No. 4 / Rumah Sakit : Studi rumah sakit yang bertujuan untuk
Rosyidi 2809-9702 ; 2810-0492 Kasus pada Area memberikan deskripsi tentang budaya
Muhammad Nur, Manajemen Pelayanan keselamatan pasien di ruang rawat inap,
Yudho Tri yang didedikasikan untuk pasien yang
Handoko memerlukan penanganan lebih terkait
dengan tindakan keselamatan. Studi ini
menggunakan sampel 16 perawat dan
Hospital Survey of Patient Safety Culture
Version 2.0 sebagai instrumen.
Metode yang digunakan dalam jurnal ini
adalah metode penelitian observasional
deskriptif. Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling, yaitu
seluruh perawat yang bekerja di salah satu
ruang rawat inap rumah sakit sebanyak 16
orang. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner Hospital Survey of Patient Safety
Culture (HSOPCS) dari Agency for
Healthcare Research and Quality Care
(AHRQ) Versi 2.0 yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Data yang diperoleh dianalisis dengan
memberikan respon positif dan negatif,
dengan positif jika ≥70% dan negatif
≤70%.
Hasil penelitian dalam jurnal ini
menunjukkan bahwa budaya keselamatan
pasien di salah satu ruang rawat inap rumah
sakit telah diterapkan dengan baik, dengan
rata-rata respon positif pada 5 bagian
sebesar 85,25%. Namun, masih diperlukan
optimalisasi terkait enam sasaran
keselamatan pasien, seperti pencegahan
kejadian pasien jatuh di atas tempat tidur,
pelaporan insiden, dan peningkatan
pengetahuan dan sikap perawat terhadap
etika pelayanan. Studi ini memberikan
gambaran tentang pentingnya budaya
keselamatan pasien di ruang rawat inap
rumah sakit dan menunjukkan bahwa masih
ada ruang untuk perbaikan dalam
meningkatkan keselamatan pasien.
3 Eka Puji Hastuti, Jurnal Health Sains Vol. 2, 2021 PERBANDINGAN Jurnal ini membahas perbandingan antara
Ida Faridah, Yati No. 3, / 2723-4339 ; 2548- HANDOVER MODEL dua model handover, yaitu SBAR dan I-
Afiyanti 1398 SBAR DAN I-PASS PASS, terhadap insiden keselamatan pasien
TERHADAP INSIDEN di rumah sakit. Melalui tinjauan literatur,
KESELAMATAN jurnal ini menyoroti pentingnya komunikasi
PASIEN yang efektif dan terstruktur antara perawat
saat melakukan handover untuk
memastikan kelangsungan perawatan yang
aman bagi pasien. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua model
handover tersebut dapat meningkatkan
kualitas komunikasi dan keselamatan
pasien di rumah sakit. Selain itu, jurnal ini
juga membahas kriteria inklusi dan eksklusi
dalam pemilihan artikel serta hasil review
dari sepuluh artikel yang dilakukan di
Amerika dan Jerman.
Jurnal ini menggunakan metode literatur
review untuk mengevaluasi efektivitas
model handover SBAR dan I-PASS
terhadap keselamatan pasien di rumah
sakit. Penulis melakukan pencarian artikel
menggunakan database online seperti
PubMed, Google Scholar, dan Mendeley
dari tahun 2015 hingga 2020 dengan
menggunakan kata kunci SBAR, I-PASS,
handover, dan patient safety. Proses seleksi
artikel dilakukan menggunakan flow
diagram PRISMA. Selain itu, jurnal ini
juga menggunakan kerangka PICO
(Population, Intervention, Comparison,
Outcome) untuk kriteria inklusi dan
eksklusi artikel yang relevan. Hasil dari
sepuluh artikel yang dipublikasikan di
Amerika dan Jerman dievaluasi untuk
menyoroti dampak model SBAR dan I-
PASS terhadap keselamatan pasien.
Hasil penelitian ditemukan bahwa
komunikasi yang efektif dan terstruktur saat
handover dapat memastikan kelangsungan
perawatan yang aman bagi pasien dan
mencegah terjadinya insiden keselamatan
pasien seperti pasien jatuh, terjadi
decubitus, kesalahan obat, keterlambatan
pengobatan, diskontinuitas perawatan, dan
bahkan kematian pasien.
Jurnal ini juga menekankan bahwa
handover dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis dengan menggunakan formulir
serah terima, dan melibatkan keluarga
pasien dapat meningkatkan kualitas
komunikasi.
4 Hendra Nasrija, Jurnal Keperawatan 2023 FAKTOR PERSONAL Jurnal ini membahas tentang faktor
Mira Triharini, Volume 16 Nomor 3 / PERAWAT DAN personal perawat dan hubungannya dengan
Purwaningsih 2549-8118 ; 2085-1049 HUBUNGANNYA penerapan budaya keselamatan pasien di
DENGAN rumah sakit. Penelitian ini menggunakan
PENERAPAN pendekatan analitik observasional dengan
BUDAYA melibatkan 190 orang perawat di salah satu
KESELAMATAN rumah sakit tipe B di provinsi Jawa Timur.
PASIEN DI RUMAH Faktor personal perawat yang diteliti
SAKIT meliputi pengetahuan, sikap, motivasi, dan
kompetensi, dan hubungannya dengan
penerapan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit. Teknik sampling yang
digunakan adalah pendekatan cross
sectional, dan data dikumpulkan
menggunakan kuesioner penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor
personal perawat memiliki kontribusi yang
signifikan dalam penerapan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit. Hal ini
menunjukkan pentingnya peran faktor
personal perawat dalam mempertahankan
serta meningkatkan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit. Selain itu, jurnal ini
juga membahas tentang upaya untuk
menekan tingginya isu mengenai insiden
keselamatan pasien melalui pengukuran
faktor personal perawat sebagai bahan
autokritik bagi penyedia layanan kesehatan
untuk melakukan perbaikan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.
5 Try Ayu Jurnal Keperawatan 2022 ANALISIS FAKTOR Jurnal ini membahas tentang faktor-faktor
Patmawati, Yoseph Volume 14 Nomor 2 / YANG yang berhubungan dengan budaya
Woge, 2549-8118; 2085-1049 BERHUBUNGAN pelaporan insiden keselamatan pasien pada
Rif’atunnisa, Maria DENGAN BUDAYA perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Salestina Secunda, PELAPORAN Ende. Penelitian ini dilakukan dengan
Haeri INSIDEN menggunakan kuesioner komunikasi dan
KESELAMATAN kerjasama tim serta IRCQ (Incident
PASIEN PADA Reporting Culture Questionnaire) untuk
PERAWAT Budaya pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor seperti komunikasi
yang baik dan kerjasama tim yang baik
dapat mempengaruhi budaya pelaporan
insiden keselamatan pasien pada perawat.
Selain itu, masa kerja perawat tidak
berhubungan dengan budaya pelaporan
insiden keselamatan pasien di rumah sakit.
Pelaporan insiden dapat menjadi strategi
dalam mengembangkan dan
mempertahankan kesadaran terhadap resiko
dalam pelayanan kesehatan dengan cara
memantau, mencegah, dan mengurangi
terjadinya peristiwa keselamatan pasien.
Pelaporan insiden juga dapat membantu
meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit dan keselamatan pasien.
Hambatan-hambatan terkait pelaporan
insiden yang perlu diatasi untuk
menciptakan budaya keselamatan pasien
yang lebih baik antara lain adalah kendala
waktu, proses yang tidak memuaskan,
kurangnya pengetahuan, tingkat
pendidikan, norma budaya, persepsi
perawat, sikap perawat, umpan balik yang
tidak memadai, dan dukungan manajemen
dan kepemimpinan. Selain itu, kegagalan
komunikasi dalam pelaporan insiden juga
menjadi salah satu hambatan yang sangat
berpengaruh
6 Hernawati Jurnal Health Sains Vol. 2, 2021 PENGARUH SIKAP Jurnal ini membahas tentang pengaruh
No. 5 / 2723-4339 ; 2548- TERHADAP sikap terhadap kepatuhan perawat pada
1398 KEPATUHAN penerapan budaya keselamatan pasien di
PERAWAT PADA RS Mitra Sejati. Jenis metode penelitian
PENERAPAN yangdigunakan dalam penelitian ini adalah
BUDAYA cross sectional dengan pendekatan
KESELAMATAN eksplanatory. Populasi dalam penelitian ini
PASIEN DI RS adalah seluruh perawat pelaksana di ruang
MITRA SEJATI rawat inap di 7 ruang rawat inap Rumah
Sakit Mitra Sejati sebanyak 132 orang.
Penarikan sampel yang dilakukan
menggunakan teknik Simple Random
Sampling, yaitu teknik penarikan sampel
bila populasi mendekati homogeny dan
jumlah populasi Pasien di RS Mitra Sejati.
Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 60,8
persen responden memiliki umur <35
tahun,jenis kelamin responden yang paling
banyak adalah jenis kelamin perempuan
sebesar 66,7 persen, tingkat pendidikan
yang paling besar yaitu pendidikan D3
sebanyak 68,0 persen, lama kerja responden
dengan rentang waktu 1-5 tahun didapati
sebesar 58,8 persen, status perkawinan
responden belum kawin sebesar 72,0
persen, pengetahuan responden dengan
kategori baik sebanyak 91,7 persen, sikap
responden dengan kategori sedang didapati
sebanyak 31,8 persen dan persepsi
responden dengan kategori sedang didapati
sebesar 48,0 persen. Kedua sebanyak 50,9
persen penilaian perawat terhadap gaya
kepemimpinan kepala ruangan yang paling
disukai adalah gaya kepemimpinan
partisipatif. Ketiga secara statistik hanya
variabel sikap dari karakteristik individu
yang berpengaruh terhadap kepatuhan
perawat pada penerapan budaya
keselamatan pasien, sedangkan variabel
yang lainnya tidak berpengaruh. Keempat
secara statistik variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap
kepatuhan perawat pada penerapan budaya
keselamatan pasien di RS Mitra Sejati.
Kelima variabel yang paling dominan
dalam memengaruhi kepatuhan perawat
pada penerapan budaya keselamatan pasien
di RS Mitra Sejati adalah variabel gaya
kepemimpinan.
7 Veronika Jurnal Keperawatan 2020 MODIFIKASI Jurnal ini membahas tentang etode yang
Hutabarat, Enie Komprehensif Vol. 6 No. ASESSMEN EARLY digunakan adalah metode action research.
Novieastari, 2 // 2354-8428 ; 2598-8727 WARNING SYSTEM Implementasi penerapan keselamatan
Satinah UPAYA pasien di Rumah Sakit merupakan indikator
PENINGKATAN mutu Rumah Sakit. Salah satu faktor dalam
PENERAPAN implementasi keselamatan pasien di Rumah
KESELAMATAN Sakit adalah efektitas alat atau sarana. EWS
PASIEN merupakan alat bantu dalam mendeteksi
perubahan kondisi pasien, dan menjadi
pemicu untuk kewaspadaan terhadap pasien
kritis. Penggunaan alat tersebut akan
optimal jika disesuaikan dengan jenis dan
kekhususan rumah sakit sehingga dapat
membantu perawat dalam menerapkan
keselamatan pasien. Modifikasi EWS
menjadi REWS lebih efektif dan efesien
dilakukan karena disesuaikan dengan jenis
dan kekhususan Rumah Sakit dan
berdampak terhadap kualitas asuhan
keperawatan dalam menerapkan
keselamatan pasien.

Kesimpulan :

Dari 7 jurnal tentang keselamatan pasien yang saya review, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan pasien sangat penting dalam pelayanan
kesehatan karena bertujuan untuk mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Keselamatan pasien harus dipahami oleh seluruh sivitas rumah sakit dan dilakukan sebagai bentuk budaya kerja di rumah sakit.
Tujuan sistem keselamatan pasien rumah sakit adalah terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD. Berbagai aspek penerapan keselamatan pasien oleh perawat dapat berupa penggunaan
surgical safety check list, pengurangan risiko infeksi, handover, dan pengurangan risiko jatuh. Beberapa faktor yang ditemukan mempengaruhi
insiden keselamatan pasien antara lain adalah pendidikan, jenis kelamin, dukungan manajemen, kerjasama antar unit, serta handsoff dan transisi.
Standar keselamatan pasien yang harus dipatuhi di rumah sakit meliputi standar keselamatan, standar pelayanan, standar sarana prasarana, dan
standar ketenagaan. Keselamatan pasien juga mencakup manajemen risiko, pelaporan kejadian tidak diharapkan, serta keterlibatan pasien dalam
perawatan mereka.
Oleh sebab itu, kepala ruang perlu memberikan pelatihan terkait keselamatan pasien dan pembekalan dalam pengaturan keselamatan pasien di
ruang rawat inap dengan menggunakan teknik komunikasi S-BAR sehingga perawat pelaksana dapat mencegah kesalahan dalam pemberian
obat dan menjalankan fungsinya dengan optimal guna meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai