Anda di halaman 1dari 6

WUDHU’, TAYAMMUM, DAN MANDI BESAR,

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Tafsir Ayat-Ayat Ibadah
Dosen Pengampu: Ust. Mustofa, S.Pd.I

Oleh:
Ach Mulyono
NIM :2023.09.0002

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI KULLIYATUL QUR’AN AL HIKAM DEPOK
2023 M / 1444 H
PEMBAHASAN

A. Tafsir Surah Al-Maidah Ayat 6 dan An-Nisa’ Ayat 43


ُ ُ ْ َ ُ َ ُ َ ُ ُ ْ َ ٰ َّ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ٰٓ
‫وة فاغ ِسل ْوا ُوج ْوهك ْم َوا ْي ِد َيك ْم ِالى ال َم َر ِاف ِق َو ْام َسح ْوا ِب ُر ُء ْو ِسك ْم‬ ْ
ِ ‫يايها ال ِذين امنوْٓا ِاذا قمتم ِالى الصل‬
ُّ
ْ َ
ُ ْ ََ َ َ َ ٰ َ َ ٰٓ ُْ ُ ْ َّ َ ُ ُ ُ ْ ُ ْ َْ َ ُ ُ َ
‫َوا ْرجلك ْم ِالى الكع َب ْي ِن َواِ ن كنت ْم جن ًبا فاطَّه ُر ْوا َواِ ن كنت ْمَّم ْرضى ا ْو على َسفر ا ْو جا َۤء احد ِمنك ْم ِم َن‬

ُ ْ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ً َ ََ ُ َ ََ ٰ َ ْ
ُ ‫ال َغاۤىِٕط ا ْو ل َم ْس ُت‬
‫الن َسا َۤء فل ْم ِتجد ْوا َما ًۤء فت َيَّم ُم ْوا ص ِع ْيدا ط ِي ًبا ف ْام َسح ْوا ِب ُوج ْو ِهك ْم َوا ْي ِد ْيك ْم ِمنه َما‬
ِ ‫م‬ ِ
َ ُ ْ َ ُ َّ َ ُ َ ُ ٰ ُ ََ َ َ ْ ُٰ ُْ ُ
َ َ َ ْ ُ َ ُ َ
٦ ‫اّلل ِل َيجعل عل ْيك ْم ِم ْن ح َرج َّول ِك ْن ُّي ِر ْيد ِل ُيط ِه َرك ْم َو ِلي ِتَّم ِنع َمته عل ْيك ْم لعلك ْم تشك ُر ْون‬ ‫ي ِريد‬

َ َّ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ َْ ٰ َ ٰ ُ ْ َ َ ٰ َّ ْ َ َ ُ ٰ َ ْ َّ َ َ
‫يٰٓايُّها ال ِذين ا َمن ْوا لا تق َر ُبوا الصلوة َوانت ْم ُسك ٰرى حتى تعل ُم ْوا َما تق ْول ْون َولا جن ًبا ِالا ع ِاب ِر ْي َس ِب ْيل‬
ََ ٰ َ ْ ُ َ َ َ ٰٓ َّ ُ ْ ُ ْ ُ َ َْ ٰ َ
‫الن َسا َۤء فل ْم‬ ُ ‫ضى ا ْو َع ٰلى َس َفر ا ْو َجا َۤء ا َحد م ْنك ْم م َن ال َغاۤىِٕط ا ْو ل َم ْس ُت‬
‫م‬ ‫حتى تغت ِسل ْوا َواِ ن كنت ْم م ْر‬
ِ ِ ِ ِ
ُ َ ُ َ َ َ َ ٰ َّ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ ً َ ً ْ َ ْ ُ ََّ َ َ ً َ ْ ُ َ
٤٣ ‫اّلل كان عف ًّوا غف ْو ًرا‬ ‫ِتجدوا ماۤء فتيمموا ص ِعيدا ط ِيبا فامسحوا ِبوجو ِهكم واي ِديكم ِان‬

Pada ayat-ayat di atas terdiri dari beberapa pembahasan di


antaranya yaitu perihal mendirikan shalat, perintah memasang niat
ketika hendak shalat, wudhu, tayammum, mandi besar dan lain-lain.
Akan tetapi di makalah ini hanya di bahas tiga pembahasan yakni perihal
whudu’, tayammum, beserta hal-hal yang membatalkanya dan juga
tentang mandi besar, yang insya Allah akan di jelaskan satu persatu.
Mengamalkan apa yang disebutkan pada ayat-ayat di atas
termasuk dari bagian keimanan karena Allah memulainya dengan lafadh
ُ ٰ َ ْ َّ َ َ
‫ يٰٓايُّها ال ِذين ا َمن ْوْٓا‬yakni wahai orang-orang yang beriman! kerjakanlah apa yang

di syariatkan kepadamu sebagai konsekwensi imanmu.1


َ ْ َ ُ َ َ ُ ْ َ ُ َ ُ ُ ْ ٰ َّ َ ْ ُ ُ َ
Dari ayat ‫الصل ِوة َفاغ ِسل ْوا ُو ُج ْو َهك ْم َوا ْي ِد َيك ْم ِالى ال َم َر ِاف ِق َو ْام َس ُح ْوا ِب ُر ُء ْو ِسك ْم َوا ْر ُجلك ْم ِالى الك ْع َب ْي ِن‬ ‫ِاذا ق ْمتم ِالى‬

mengajak dan menuntun orang-orang beriman yang telah berniat dan


membulatkan hati untuk melaksanakan shalat sedang saat itu dalam
keaadan tidak suci/berhadast kecil maka hendaklah berwudhu’ terlebih
dahulu.2 Whudu’ merupakan cara bersuci yang salah satu tujuan

1
Yahya Marwan bin Musa, Tafsir Hidayatul Insan, Jilid 1, hal. 340.
2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 3, hal. 34.
utamanya adalah untuk menghilangkan hadas kecil. Hakikat wudhu’
tidak dapat di capai kecuali dengan mengerjakan enam perkara yang di
sebut dengan rukun-rukun wudhu’:
1. Rukun-Rukun wudhu’
a. Niat
Tempat niat adalah di hati, dan niat harus di hadirkan
bersamaan dengan basuhan pertama dari bagian wajah.3
b. Membasuh Wajah
Membasuh wajah, wajah itu panjang nya dari atas kepala
tempat tumbuh rambut sampai ke bagian bawah rahang dan
dagu, sedangkan lebarnya dari telinga yang satu ke telinga
yang satunya lagi, dan termasuk pula rambut yang ada di
wajah. Jika rambutnya tipis, maka air harus sampai ke kulit,
kecuali rambutnya tebal maka cukup dibasuh bagian
dhahirnya saja.
c. Membasuh Kedua Tangan Sampai Kedua Siku
Membasuh kedua tangan, tangan secara bahasa dari ujung
jari hingga bahu, dan secara syari’at dalam masalah wudhu’
adalah dari ujung jari hingga di atas kedua siku. Siku-siku
adalah Kumpulan dua tulang lengan atas dan lengan bawah.
d. Mengusap Sebagian Kepala
Makna mengusap disini adalah sampainya basah bagian
kepala tersebut, hingga terkena sebagian dari kulit kepala atau
rambutnya.
e. Membasuh Kedua Kaki Sampai Kedua Mata Kaki
Rukun wudhu’ yang kelima adalah membasuh kedua kaki
beserta kedua mata kaki dari setiap kaki. Mata kaki adalah
tulang menonjol yang terdapat pada sendi betis dan telapak

3
Ahmad bin Umar, Intisari Fiqih Madzhab Syafi’i, Surabaya, Cahaya Ilmu
Publishing, hal. 31-32.
kaki. Wajib menghilangkan sesuatu yang terdapat pada
belahan kaki jika tidak sampai kebagian dalam daging.4
f. Tartib
Tartib adalah meletakan sesuatu sesuai urutannya, yaitu
dahulukan niat yang dilakukan bersamaan dengan awal
membasuh bagian wajah, lalu membasuh kedua tangan, lalu
mengusap kepala, dan terakhir membasuh kedua kaki.
Perintah tertib dalam berwudhu’ karena Allah menyebutkan
secara tertib di dalam Al-Qur’an.5
2. Sebab-Sebab Yang Membatalkan Wudhu
a. Keluarnya Sesuatu dari Qubul atau Dubur
Hal pertama yang termasuk membatalkan wudhu’ adalah
keluarnya sesuatu dari qubul seseorang atau duburnya, yang
keluar sesuatu yang biasa, seperti air, kencing kotoran, cairan
pada kemaluan wanita yang keluar hingga batasan yang wajib
dibasuh saat mandi atau sesuatu yang tidak biasa, sepeti
cacing, darah, dan batu, kecuali air mani seseorang yang
keluar dan tidak bercampur dengan mani lainnya, maka itu
tidak membatalkan wudhu’, namun wajib mandi.
b. Hilangnya Akal Sebab Tidur atau lainnya Tidur
Sebab kedua dari hal-hal yang membatalkan wudhu’
adalah hilangnya akal secara yakin dengan tidur atau gila atau
pingsan atau ayan atau mabuk atu semacamnya, kecuali tidur
yang tidak ada celah antara dirinya dan tempat duduknya.
c. Bersentuhanya Kulit Laki-Laki dengan Perempuan yang
Bukan Mahram Tanpa Penghalang
Sebab ketiga dari hal-hal yang membatalkan wudhu’
adalah tersentuhnya secara yakin dua kulit laki-laki dan

4
Zainuddin bin Abdul Aziz, Fathul Mu’in, Malibari, hal.6.
5
Yahya Marwan bin Musa, Tafsir Hidayatul Insan, Jilid 1, hal. 341.
wanita yang tidak ada hubungan mahram antara keduanya dan
telah mencapai syahwat- tersentuh tanpa penghalang.
d. Memegang Bagian dari Qubul Manusia atau Lingkaran
Duburnya Menggunakan Telapak Tangan atau Telapak Jari
Dalam hal ini membatalkan bagi yang memegangnya
saja, karena dapat diketahui dari pembahasan sebelumnya
bahwa terdapat perbedaan antara memegang dan menyentuh.
َّ َ ُ ُ ُ ْ ُ ْ ٰ َ َ َّ ُ ُ َ
Berikutnya dari ayat ‫َواِ ن كنت ْم جن ًبا فاطَّه ُر ْوا‬ dan ayat ‫َولا جن ًبا ِالا ع ِاب ِر ْي َس ِب ْيل حتى‬
ُ َ َْ
‫تغت ِسل ْوا‬ menjelaskan tentang junub, junub ialah keaadan sesudah
bersetubuh atau keluar mani karena yang lain misalnya mimpi. Ketika
seseorang dalam keadan junub maka seseorang tersebut dalam keaadan
tidak bersih atau tidak suci, maka belumlah sah seseorang
melaksanakan shalat kalau hanya semata-mata berwudu’ saja.
Melainkan hendaklah bersuci dengan memandikan seluruh badan.6
Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air pada sesuatu dan secara
syariat adalah mengalirkan air pada seluruh badan dengan niat
tertentu.7
1. Rukun-Rukun Mandi
a. Niat
Awal dari rukun mandi adalah niat ketika pertama kali
membasuh sebagian tubuhnya. Hendaklah orang yang junub
berniat mengangkat hadats junubnya.
b. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh
Yang kedua adalah meratakan air ke seluruh tubuh, baik
kulit, kuku, rambut, baik dhahir atau batin walaupun
rambutnya tebal, begitu pula bagian yang terlihat dari hidung,
tempat tumbuhnya rambut yang telah tercukur, bagian yang
pecah-pecah selama tidak sampai ke bagian daging. Dan lain-
lain.

6
HAMKA, Tafsir Al-Azhar, jilid 3, hal. 1634.
Ahmad bin Umar, Intisari Fiqih Madzhab Syafi’i, Surabaya, Cahaya Ilmu
7

Publishing, hal. 42.


Setelah menjelaskan tentang wudhu’ dan mandi dengan
menggunakan air, lalu dijelaskan cara bersuci jika tidak mendapatkan
air atau tidak dapat menggunakanya. Penjelasan itu adalah sebagai
َ َ ٰ َ ْ ُ َ َ ٰ َ ُ
mana ayat ‫َواِ ْن ك ْن ُت ْم َّم ْر ٰٓضى ا ْو َعلى َس َفر ا ْو َجا َۤء ا َحد ِم ْنك ْم ِم َن ال َغاۤى ِِٕط ا ْو ل َم ْس ُت ُم ِالن َسا َۤء َفل ْم ِتج ُد ْوا َما ًۤء َف َت َيَّم ُم ْوا‬
ُ ْ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ً َ
‫ص ِع ْيدا ط ِي ًبا ف ْام َسح ْوا ِب ُوج ْو ِهك ْم َوا ْي ِد ْيك ْم ِمنه‬ yang merupakan nikmat Allah kepada
hamba-hambanya dengan adanya syariat tayammum.8 Tayammum
adalah mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci
sebagi ganti dari wudhu’ atau mandi besar.9
1. Sebab-Sebab Tayammum
a. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
b. Telah berusaha mencari air tapi tidak menemukanya
c. Adanya air hanya di tempat berbahaya
d. Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat
shalat
e. Air yang ada hanya untuk kebutuhan atau keperluan lain
f. Air yang ada suhu atau kondisinya mengandung
kemudharatan
g. Sakit yang tidak boleh terkena air
2. Rukun-Rukun Tayammum
a. Niat tayammum
b. Memindah tanah ke anggota yang akan di basuh
c. Mengusap muka
d. Mengusap kedua tangan hingga siku-siku
e. Tartib antara mengusap wajah dan mengusap tangan
3. Hal-Hal yang Membatalkan Tayammum
a. Sesuatu yang membatalkan wudhu’
b. Melihat air di lain waktu shalat
c. Murtad

8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 3, hal. 37.

Anda mungkin juga menyukai