Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan

1 HAKIKAT MORFOLOGI

A. Pengertian Morfologi

Kata morfologidalam bahasa Inggris disebut morphology yang berasal dari bahasa

Yunani morphҫ ‘bentuk, struktur’ dan -logy ‘studi’. Pengertian morfologi dapat ditilik

dari dua sudut pandang, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan

kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan

bagian-bagian kata, yakni morfem (Harimurti, 1993:142). Dalam buku ini, kedua

pengertian tersebut akan digunakan sesuai dengan kebutuhan penjelasan yang berhubungan

dengan topik atau bidang masing-masingnya.Berdasarkan dua batasan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa morfologi merupakan ilmu yang membincangkan segala sesuatu

atau hal ihwal tentang morfem dan kata dengan segala manifestasi perubahannya,

baik bentuk (gramatik) maupun makna (semantik).

Bertolak dari penjelasan tersebut, objek kajian morfologi adalah hal-hal yang

berhubungan dengan bentuk/struktur kata dan pengaruh perubahan-perubahan bentuk

kata terhadap kategori/kelas dan makna kata yang diakibatkannya. Sebagai contoh,

amatilah perubahan bentuk, kategori, serta makna kata jual berikut ini sebagai akibat proses

morfologis yang dialaminya.

Tabel 7
Perubahan Bentuk, Kategori, dan Makna Kata

Kata Kata Kategori Makna


Dasar Kompleks

1|Agu stina
MORFOLOGI
jual verba (V) (melakukan) kegiatan jual
menjual verba (V) melakukan kegiatan jual
menjualkan verba (V) kegiatan jual untuk seseorang
dijuali verba (V) melakukan kegiatan jual
terjual verba (V) dapat dijual/tidak sengaja dijual
jual
penjualan nomina (N) barang yang sudah dijual
penjual nomina (N) alat/orang yang menjual
jual-jual verba (V) menjual berulang-ulang
menjual-jual verba (V) menjual banyak barang
jual-menjual verba (V) saling menjual
juallah verba (V) perintah untuk menjual

Berdasarkan perubahan bentuk katajual dari kata dasar menjadi kata kompleks

menjual, menjualkan, dijual, terjual, jual-jual, menjual-jual, jual-menjual, juallah meskipun

tidak menyebabkan perubahan kategori yakni tetap verba (V), tetapi menimbulkan

perubahan makna seperti terlihat pada tabel tersebut. Selanjutnya, perubahan kata dasar jual

menjadi kata kompleks seperti penjual dan penjualan berakibat pada perubahan kategori

dari verba (V) menjadi nomina (N) dan sekali gus juga terjadi perubahan makna. Perubahan-

perubahan --suatu kata dari kata dasar menjadi kata kompleks, perubahan kategori/kelas

suatu kata menjadi kategori lain, dan perubahan makna suatu kata menjadi makna lain--

merupakan objek kajian dalam bidang morfologi. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa objek morfologi adalah hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata atau struktur

kata.

B. Kedudukan Morfologi dalam Struktur Linguistik (Ilmu Bahasa)

Linguistik merupakan suatu ilmu yang membahas tentang bahasa secara ilmiah

(scientific). Karena itu, linguistik disebut juga ilmu bahasa atau ilmu tentang bahasa.

2|Agu stina
MORFOLOGI
Berdasarkan stuktur internalnya, linguistik sebagai ilmu bahasa terdiri dari beberapa

cabang, yaitu (1) fonetik, (2) fonemik, (3) morfologi, (4) sintaksis, (5) semantik, dan (6)

pragmatik.

Fonetikadalah cabang linguistik yang membahas bunyi bahasa terlepas dari

fungsinya sebagai pembeda arti. Garapan bidang fonetik mengacu pada bagaimana

seseorang memproduksi atau menghasilkan, menyampaikan, dan menerima bunyi-bunyi

bahasa. Karena itu, fonetik berhubungan dengan ilmu interdisipliner lainnya, seperti fisika,

matematika, anatomi, dan psikologi sehingga melahirkan beberapa cabang ilmu fonetik

seperti (1) fonetik akustis, (2) fonetik instrumental, (3) fonetik artikulatoris, dan (4) fonetik

auditoris (Kridalaksana, 1993:56-57). Berdasarkan interdisipliner fonetik dengan fisika dan

matematika, lahir fonetik akustis yang membahas ciri-ciri fisik bunyi bahasa, seperti

frekwensi, intensitas, dan periode waktu yang diperlukan oleh bunyi; dan (2) fonetik

instrumental yang membahas perekaman, penganalisisan, dan pengukuran unsur-unsur

bunyi dengan mesin atau alat-alat spektograf dan osiloskop. Berdasarkan interdisipliner

fonetik dengan anatomi, lahir (3) fonetik artikulatoris yang membahas bunyi berdasarkan

alat ucap dalam artikulasi, seperti cara pengucapan bunyi, pemberian lambang-lambang

bunyi, dan pentransliterasian dari bentuk lisan ke bentuk tulis. Selanjutnya,berdasarkan

interdisipliner fonetik dengan psikologi, lahir (4) fonetik auditoris yang membahas bunyi

berdasarkan pendengaran sebagai persepsi bahasa.

Lalu, fonologiadalah cabang linguistik yang membahas bunyi bahasa sebagai

pembeda arti, yaitu fonem. Karena itu secara spesifik bahasa, fonologi yang membahas

fonem sebagai pembeda arti disebut fonemik. Tugas bidang fonemik secara rinci yaitu (1)

membahas sistem fonem, (2) membahas penyelidikan atau penganalisisan fonem,dan (3)

membahas prosedur penentuan fonem suatu bahasa (Kridalaksana, 1993:56).

3|Agu stina
MORFOLOGI
Cabang linguistik kedua ialah morfologi. Morfologi merupakan pembagian internal

linguistik yang membahas morfem dan kata dengan segala seluk beluk pembentukan

dan perubahan makna yang dihasilkannya. Secara rinci ada dua bidang utama dalam

morfologi, yaitu (1) membahas morfemserta kombinasi-kombinasinya dan (2)

membahasbagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan morfem sebagai bagian

kata.

Lalu, cabang linguistik ketiga ialah sintaksis. Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa

lainnyadi dalam level gramatika. Sintaksis adalah aspek internal linguistik yang

membahas struktur frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Secara spesifik, sintaksis

membahas kaidah hubungan kata dengan kata dan hubungan satuan-satuan yang lebih besar,

seperti frasa, klausa, kalimat, dan wacana dengan segala bentuk, jenis, serta makna dan

fungsinya dalam bahasa.

Selanjutnya, cabang linguistik berikutnya ialah semantik.Semantikmerupakan aspek

linguistik yang membahas makna bahasa. Secara rinci, dalam semantik dikaji dua hal

utama, yaitu (1) sistem dan pembahasan makna dan arti dalam suatu bahasa dan (2) struktur

bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan struktur makna suatu wicara (makna

leksikal dan makna gramatikal).

Berdasarkan penjelasan tentang cabang struktur internal linguistik tersebut dapat

dipahamikedudukan morfologi di dalam struktur bahasa. Jika ditelusuri dari segi level

bahasa (linguistics level), maka morfologi berada dalam level tata bahasa (gramatika)

bersama sintaksis. Amatilah bagan berikut yang diadopsi dari “Models of Spoken

Language Structure serta Space-Station Linguistics(Crystal, 1989:82-83).

4|Agu stina
MORFOLOGI
LANGUAGE

STRUCTURE pragmatic
-- use
---
s

Medium of Meaning
GRAMMAR
Transmission (semantics)

phonetics phonology morphology syntax


s

Bagan 1
Models of Spoken Language Structure (Crystal, 1989:83)

Berdasarkan bagan tersebut dapat dijelaskan bahwastruktur internal bahasa terdiri


atas tiga tataran, yaitu (1) fonologi (prounounciation), (2) tata bahasa (grammar), dan (3)
makna (semantics); dalam hal ini, morfologi dan sintaksis termasuk dalam level gramatika
(bahasa). Morfologi membincangkan kata dan bagiannya (morfem) dengan segala
manifestasi perubahan bentuk dan maknanya, sedangkan sintaksis membincangkan
bagaimana kata dirangkai dan dibentuk atas satuan yang lebih besar sehingga
menjadi frasa, klausa, dan kalimat.
Selanjutnya, pragmatik (pragmatics), yaitu ilmu tentang pemakaianbahasa, berposisi

sejajar dengan struktur bahasa yang berfungsi sebagai penghubung sistem bahasa

dengan alam diluar bahasa untuk menentukan serasi tidaknya sistem bahasa dengan

pemakaian bahasa dalam komunikasi. Dengan demikian, kepentingan bidang morfologi

sangatmempengaruhi semua komponen bahasa, seperti terlihat pada bagan2 berikut.

5|Agu stina
MORFOLOGI
phonology

semantics phonetics

morphology syntax

Other levels

Bagan 2
Space-Station Linguistics (C. Clarke’s, 2010)

Jika fonetik mengolah bunyi bahasa sebagai penyampai pesan secara lisan atau

fonologi sebagai penyampai pesan secara tulisan; maka morfologi merupakan faktor

penting dalam berbahasa sebagai input atau bahan mentah yang akan diproses lagi

dalam bidang sintaksis, sehingga mengasilkan struktur yang bermakna dalam tataran

semantik. Oleh sebab itu, karena kata merupakan satuan terkecil bahasa yang

mengandung makna,maka dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan faktor

penting dan sentral dalam berbahasa karena sebuah kata berpengaruh terhadap perubahan

bentuk dan makna dalam menerapkan fungsinya sebagai sebuah sistem bahasa dalam tataran

kata majemuk, frasa, klausa, maupun kalimat.

6|Agu stina
MORFOLOGI

Anda mungkin juga menyukai