Anda di halaman 1dari 3

Pada saat itu saya masih duduk di bangku SMA.

Saya mengalami kesulitan untuk


mengerjakan beberapa soal yaitu tentang pelajaran Bahasa Inggris. Karena ketika
menegerjakan soal Bahasa Inggris itu sendiri tentunya kita harus mengetahui kosa kata atau
vocabulary yang sebanyak-banyaknya. Jadi, saat itu saya belum banyak mengetahui atau
hafal kosa kata yang ada dan tanpa di duga ternyata di dalam kelas pun banyak juga yang
sama dengan saya permasalahannya. Akhirnya guru saya mengambil tindakan dengan cara
memberikan tugas setiap ada jadwal pelajaran Bahasa Inggris sebelum di mulainya proses
pembelajaran kami di minta untuk menuliskan kosa kata beserta artinya dengan sebanyak-
banyaknya dan di beri waktu kurang lebih 10 menit. Kemudian Pembiasaan tersebut terus di
lakukan, tetapi setiap pertemuan kosa kata tersebut harus bertambah atau bisa melebihi dari
kosa kata kosa kata yang telah kami tulis sebelumnya. Itu semua tentunya membantu kami
untuk terus mencari dan menghafalkan kosa kata baru yang nantinya akan kami hafalkan lalu
kami tulis dan di cek oleh guru kami.

Yang menyebabkan para peserta didik menampilkan perilaku di awal pembelajaran seperti
kurang bersemangat saat mengikuti kegiatan belajar, yaitu ketika guru ingin membuat aktif
peserta didik dengan menggunakan cara seperti hadiah atau reward ternyata tidak selalu
cocok untuk peserta didik itu sendiri. Karena motivasi belajarnya di dorong dengan faktor
luar atau ekstrinsik tidak dengan dorongan yang ada pada dirinya sendiri. Saat dorongan dari
luar tersebut di hentikan otomatis siswa akan cenderung tidak bersemangat karena tidak
adanya hadiah ketika dapat mengerjakan sesuatu. Kemudian ada juga siswa yang memang
pada dasarnya kurang bersemnagat dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran karena ia
merasa iri terhadap temannya tadi. Mereka pasti beranggapann bahwa anak itu itu saja yang
akan mendaptkan hadiah karna memang hanya anak tersebut yang bisa menjawab dan
mengerjakan soal-soal tersebut sehingga membuat anak ini enggan mencoba lebih aktif lagi
dalam mengikuti proses pembelajaran itu sendiri. Jika saya menjadi guru, yang akan saya
lakukan agar semangat belajar peserta didik dapat bertahan walaupun tidak mendapatkan
hadiah ataupun reward adalah menjadikan diri saya sebagai fasilitator terbaik bagi anak didik
dan memberikan anak didik pengalaman-pengalaman yang bermakna dengan melibatkan
langsung agar kegiatan tersebut dapat di ingat lebih lama oleh anak didik itu sendiri. Seperti
yang saya harapkan yaitu pada awal nya si anak didik tidak tahu menjadi lebih paham, yang
tidak bisa menjadi mampu agar nantinya tercipta tujuan pembelajaran yang hendak di capai.

Menurut saya yang menyebabkan para peserta didik tersebut mampu menerapkan pola
perilaku hidup bersih dan sehat tanpa perlu diingatkan kembali adalah sebenarnya peserta
didik itu sendiri merupakan seorang pengamat dan peniru yang baik. Ketika peserta didik
terbiasa melihat poster yang berisi tentang perilaku hidup sehat dan bersih tanpa di sadari hal
itu merubah pola pikir mereka untuk menerapkan apa yang telah ia lihat. Dan juga guru selalu
mengingatkan dan mencotohkan hal baik tersebut sehingga tertanam jauh ke dalam diri
peserta didik yang mana ketika ia tidak melakukan hal baik tersebut itu akan membuat
mereka merasa tidak nyaman karena tidak menerapkan hidup bersih dan sehat tersebut.

Pengalaman saya ketika duduk di bangku SMA yang dimana saya senang sekali mengikuti
proses pembelajaran dengan mata pelajaran bahasa inggris karena mapel ini menarik untuk
saya. Di mapel ini saya merasa dapat mengusai materi yang di jelaskan oleh guru daripada
materi lainnya. Terlebih lagi guru yang menyampaikan materi ini sangat sabar, slowly, dan
penyampaiannya mudah untuk saya pahami sehingga itu semua menunjang ketertarikan saya
pada mapel ini. Berbeda dengan mapel matematika yang setiap pengerjaannya menggunakan
rumus-rumus, di tambah lagi dengan guru yang acuh pada muridnya sehingga membuat saya
kurang tertarik dengan mata pelajaran ini.

Kemudian saya juga memiliki pengalaman menarik yang berkaitan dengan caara saya
membangkitkan motivasi pada diri ketika menjadi seorang pelajar yaitu masih sama saat saya
duduk di bangku SMA. Peristiwa yang saya alami tersebut adalah ketika saya terlambat
datang ke sekolah karena saya melakukan hal-hal yang pada dasarnya tidak baik di lakukan
ketika akan berangkat sekolah seperti menonton tv saat sedang sarapan pagi yang membuat
waktu seperti tidak terasa cepat berlalu karena terlalu asik menonton tv. Kemudian hal itu lah
yang membuat saya termotivasi untuk belajar menjadi seseorang yang berkeinginan kuat
untuk dapat mengusahakan segala sesuatu menjadi lebih tepat waktu dan menghindari atau
tidak melakukan kegiatan yang menurut saya tidak penting yang mana hal tersebut dapat
mempengaruhi fokus kinerja saya sebagai seorang pelajar.

Anda mungkin juga menyukai