Anda di halaman 1dari 20

SOP PRAKTIK KOLABORASI

PENANGANAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 5


Praktik Kolaborasi Interprofesional

Oleh:

NAMA : PIPIT PUSPITASARI


NPM : 19220300193

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENANGANAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

Oleh:
NAMA : PIPIT PUSPITASARI
NPM : 19220300193

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN
LEMBAR PENGESAHAN

PENANGANAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

Oleh:
NAMA : PIPIT PUSPITASARI
NPM : 19220300193

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.

Tanggal, 2023

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“PENANGANAN ABORTUS PADA IBU HAMIL”. Dalam penyelesaian
LaporanSOP ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Prof. Dr. Dr. dr H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan
universitas indonesia Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST, M.Biomed selaku Wakil Rektor I Bidang Non Akademik
Universitas Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM, M. Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Non Akademik
Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani AM.Keb, SKM, M.KM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S. Kep., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
8. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb selaku Kordinator Program Stud Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju.
9. Ibu Salfia Darmi SST., M.Kes selaku pembimbing SOP yang telah meluangkan
waktu dan memberikan banyak masukan kepada penulis, mendampingi penulis
serta memberikan pengarahan dan dukungan dalam membimbing penyusunan
laporan SOP ini
10. Hani Rosiana SST M.Kes selaku CI yang turut menguji SOP Praktik Kolaborasi
Interprofesional dan telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak
masukan yang berarti kepada penulis

ii
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan Laporan Presentasi Jurnal ini, oleh karena itu, untuk itu penulis
sangat mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak yang berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Presentasi
Jurnal ini.

Jakarta, November 2023

Penulis

iii
iv
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................iv

DAFTAR ISI..............................................................................................vi

SOP LAMA ...............................................................................................2

SOP BARU ................................................................................................5

Pembahasan..................................................................................................8

Kesimpulan...................................................................................................8

Saran.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

v
I. SOP LAMA

ABORTUS
No. Dokumen : 445/SOP/PKM-
SDR/VI/2022
SOP No. Revisi : 1/1
Tanggal Terbit : 13 Juni 2022
Halaman : 1/1
PUSKESMAS CEPPY DIANA WAHYU, SKM
SINDANGRESMI
1. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum Janin dapat hidup diluar
kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak
kurang dari 500 gram.
Jenis dan derajat abortus :
a. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan
pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.
b. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri.
c. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri masih
ada yang tertinggal.
d. Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan Abortus
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Sindangresmi No. 445/SK/PKM-SDR/VI/2022 Penanganan
Klinis Yang berorientasi pasien
4. Referensi Permenkes no 5 tahun 2011 tentang panduan praktik klinik dokter
5. Prosedur 1. Alat:

vi
a. Steroskop
b. Tensimeter
c. Tespek
d. Bengkok
2. Bahan:
a. Sarung tangan
b. Kassa
c. Betadine
d. Infuset
e. Abocat
f. Cairan infus

6. Langkah - 1. petugas melakukan anamnesa


langkah
2. petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. penatalaksanaan :
a. Abortus imminens terdiri atas :
1) Istirahat tirah baring.
2) Tablet penambah darah
3) Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
1) Observasi tanda vital
2) Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
untuk rencana pengeluran hasil konsepsi
3) Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan
cunam abortus, disusul dengan kerokan

c. Abortus inkomplit
1) Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2) Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line

vii
(bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
3) Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk dilakukan kerokan (D/C).
Pasca tindakan berikan ergometrin IM
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia perlu
diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.

7. Hal-hal yang Observasi tanda-tanda vital


perlu diperhatikan
8. Unit terkait Poli KIA
Poned
9. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Lembar informed consent
3. Lembar persetujuan tindakan

viii
II. REKOMENDASI SOP BARU

PENANGANAN ABORTUS PADA IBU HAMIL PADA


No. Dokumen :
43/SOP /XI/2023
SOP No. Revisi :1
Tanggal Terbit : 01 November 2023
Halaman : 1/1
PROGRAM STUDI
PUSKESMAS PENDIDIKAN PROFESI
SINDANGRESMI BIDAN FAKULTAS
VOKASI UIMA
1. Pengertian Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia
22 mingggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Abortus selama
kehamilan terjadi 15 – 20% dengan 80% diantaranya terjadi pada trimester pertama (<13
minggu) dan sebelum janin mencapai berat 500 gram.

Jenis dan derajat abortus :

a. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan


pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.
b. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri.
c. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri
masih ada yang tertinggal.
d. Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu

ix
1.

2. Tujuan 2. Menjaga ketertiban pelaksanaan Protokol Kesehatan di lingkungan kerja Klinik demi
pencegahan penyebaran Covid 19.
3. Pasien terlayani seseuai dengan kebutuhannya

3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas Sindangresmi No. 445/SK/PKM-SDR/VI/2021


Penanganan Klinis Yang berorientasi pasien
2. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/247/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Covid 19.
3. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/1591/2020 tentang Protokol Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid 19.
4. Referensi Pedoman Pelayanan Ante Natal , Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2020.
5. Prosedur/ 1. Melakukan cuci tangan di air mengalir dan menggukana sabun
Langkah-langkah 2. Menggunakan APD Level 2
3. petugas melakukan anamnesa
4. petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. penatalaksanaan
a. Abortus imminens terdiri atas :
1) Istirahat tirah baring.
2) Tablet penambah darah
3) Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
1) Observasi tanda vital
2) Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap untuk
rencana pengeluran hasil konsepsi
3) Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan
cunam abortus, disusul dengan kerokan
c. Abortus inkomplit

x
1) Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2) Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila
perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat
disusul dengan darah.
3) Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk dilakukan kerokan (D/C).
Pasca tindakan berikan ergometrin IM
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia perlu diberikan
sulfas ferosus dan dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak protein, vitamin
dan mineral.

6. DIAGRAM
ALIR
Cuci tangan dan Anamnesa Pemeriksaan
menggunakan Ginekologi
APD

Pemeriksan penunjang

Diagnosa

Abortus imminens Abortus insipiens Abortus Abortus


inkomplit komplit

USG

pulang USG

Kolaborasi dengan
dokter
xi
6. Unit terkait Ruang KIA
Poned
Farmasi
7. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Lembar informed consent
3. Lembar persetujuan tindakan

III. PEMBAHASAN

Setelah membandingkan SOP lama dan SOP Puskesmas


Sindangresmi dapat dilihat perbedaan dalam melakukan tindakan, SOP
Lama tidak melakukan cuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan APD
Level 2, sedangkan di SOP Baru tindakan melakukan cuci tagan dan
menggunakan APD Level 2 dikarnakan masih dalam pandemi.
1. Judul
a. SOP lama : Penanganan Abortus Pada Ibu Hamil
b. SOP baru : Penanganan Abortuss Pada Ibu

Penulis melakukan revisi pada judul SOP baru, sesuai dengan


modul penyusunan SOP kesehatan dimana isi judul SOP berdasarkan
keluaran apa yang diinginkan dari langkah-langkah SOP yang disusun.
Perlu diperhatikan dalam merumuskan judul SOP adalah aspek dari SOP

xii
tersebut serta output/keluaran dari SOP tersebut. Perumusan judul SOP
merupakan gabungan dari keluaran, dan dapat ditambahkan keterangan.

2. Pengertian
a. SOP lama : penulis belum menambahkan penanganan abortus sesuai
standart
b. SOP Baru : Pengertian lebih jelas “Abortus selama kehamilan terjadi 15
– 20% dengan 80% diantaranya terjadi pada trimester pertama”

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus pada ibu hamil


adalah usia, paritas, riwayat abortus, jarak kehamilan, sosial ekonomi,
pendidikan, penyakit infeksi, alkohol, merokok, dan status perkawinan”.
Jarak kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya.Seorang ibu memerlukan waktu selama 2-3 tahun agar
dapat pulih secara fisiologis dari satu kehamilan atau persalinan dan
mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Bila jarak kehamilan
dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik. 4 Kehamilan dalam keadaan ini perlu
diwaspadai karena ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik,
mengalami persalinan yang lama, atau perdarahan (abortus)

3. Tujuan
a. SOP Lama : Sebagai acuan petugas dalam penanganan Abortus
4. SOP Baru : Penulis menambahkan tujuan dilakukan revisi SOP
karena mengikuti aturan baru dari Pemerintah dan Dinas Kesehatan Kebijakan
a. SOP lama : Terdapat 1 kebijakan
b. SOP baru : Terdapat 3 kebijakan,
SOP ini di buat di tahun 2022 sehingga penulis menganti beberapa
kebijakan terbaru yaitu :

xiii
1. Surat keputusan kepala puskesmas Sindangresmi No.
445/SK/PKM-SDR/VI/2021 Penanganan Klinis Yang berorientasi
pasien

2. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/247/2020 tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Covid 19.

3. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/1591/2020 tentang Protokol


Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian Covid 19.

5. Referensi
SOP Lama : 2008
SOP Baru : 2018
Abortus atau aborsi dibedakan menjadi abortus aman dan tidak aman, Abortus
aman yaitu abortus yang dilakukan dengan metode yang direkomendasikan
oleh WHO dan dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Sedangkan abortus yang
tidak aman yaitu abortus yang terjadi jika kehamilan dihentikan oleh orang
yang tidak memiliki keterampilan atau keadaan yang tidak sesuai dengan
standar medis minimal dan dilakukan dengan metode yang sudah ketinggalan
zaman seperti kuretase tajam, memasukkan benda asing atau menggunakan
ramuan tradisional.
6. Prosedur
a. SOP lama : pemeriksaan langsung dilakukan dan tidak melkukan USG
b. SOP Baru : penulis menambahkan konsul dengan anastesi bila ada
tindakan curetage dan menggunakan USG dengan dokter umum untuk
mengetahui sisa jaringan
7. Diagram Alir
a. SOP Lama : tidak menggunakan diagram alir
b. SOP Baru : menggunakan diagram alir
8. Unit Terkait

xiv
Tidak ada revisi unit terkait pada SOP baru

9. Dokumen terkait
Tidak ada revisi dokumen terkait pada SOP baru

xv
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari pembahasasn diatas dapat disimpulkan bahwa penatalaksaan


abortus pada SOP lama dan SOP baru terdapat 2 langkah perbedaan,
dimana pada SOP baru langkah penatalaksanaanya lebih menyeluruh
disertai hasil konseling dan kolaborasi dengan SPOG dan tindakan
USG dengan dokter umum.

2. Saran

a. Bagi Profesi Kebidanan

Dapat memberikan standard pelayanan kebidanan dengan


pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan SOP yang ada
sehingga pelayanan yang di hasilkan lebih efektif dan efeisien
pada klien

b. Bagi Pasien

Di harapkan dengan adanya SOP Baru pasien mendapatkan


pelayanan yang cepat dan tepat dari petugas kesehatan dan dapat
mengetahui tanda-tanda abortus untuk pencegahan terjadinya
abortus.

c. Bagi RSUD

Dapat memepertahankan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu


Hamil dengan Abortus sehingga masalah yang timbul dapat
teratasi dan tidak terjadi komplikasi

xvi
V. DAFTAR PUSTAKA

1. Antenatal PP. Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir. 2020.

2. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/247/2020 tentang Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Covid 19.

3. Kemenkes RI No. HK 01.07/MENKES/1591/2020 tentang Protokol Kesehatan


di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian
Covid 19. 2020

4. Pedoman Pelayanan Ante Natal , Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2020.

xvii
SURAT PERSETUJUAN TINAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin(L/P) :
Umur/Tgl Lahir :
Alamat :
Telp :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis


berupa…………….
Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan
dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan
kemungkinana pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.

Pandeglang, November 2023

Bidan/Pelaksana, Yang membuat pernyataan,


Ttd Ttd

(……………………..) (………………………)

xviii

Anda mungkin juga menyukai