Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNITAS

" Konflik Sosial pada Komunitas Virtual


Remaja”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Komumitas


Dosen Pengampu : Dr. Sulistio, M.Si.

Disusun Oleh:

Maryam Farah Nur. F 2107016078

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
A. DESKRIPSI
1. Nama Masalah Komunitas: Konflis Sosial pada Komunitas Virtual Remaja
2. Lokasi : Grup Chat Whatsapp (Komunitas Penggemar Treasure : TEUME
INDONESIA)
3. Bentuk Masalah Komunitas : Adanya aksi saling ejek antar anggota komunitas,
karena perbedaan budaya yang dianggap lucu bagi sebagian anggota namun, bagi
anggota lain yang bersala dari daerah budaya tersebut sebagai penghinaan.
4. Faktor yang Mempengaruhi: Kesalapahaman dalam memahami teks atau pendapat,
candaan, postingan isu SARA, dan egosentris terhadap latar belakang setiap anggota
komunitas.
5. Dampak Masalah: Konflik yang muncul pada komunitas virtual remaja ini
berdampak munculnya ketegangngan pada grup chat. Anggota yang tadinya akur-
akur saja, karena sama-sama menyukai grup kpop yang sama menjadi saling beradu
argumen, dan saling sindir antaar anggota, karena munculnya candaan yang
menyinggung budaya anggota kelompok lain. Konflik tersebut membuat komunitas
terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok konservatif, lberal, dan silet reader
B. ANALISIS DAN SOLUSI PENANGANANNYA BERDASARKAN TEORI
PSIKOLOGI KOMUNITAS

Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu prosespergeseran atau


berubahnya tatanan/struktur didalam masyarakat,yangmeliputi pola pikir, sikap serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.Menurut Mac Iver,
perubahan sosial merupakan perubahan- perubahandalam interaksi sosial (social relation)
atau perubahan terhadapkeseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. Salah saatu dampak
dari perubahan sosial ialah konflik sosial. Konflik sosial dapat terjadi dimana saja, salah
satunya terjadi pada komunitas virtual remaja.
Howard Rheingold memaparkan bahwa komunitas virtual adalah kumpulan sosial
yang muncul dari Internet ketika cukup banyak orang melakukan diskusi publik yang cukup
lama dengan perasaan manusiawi yang cukup, untuk membentuk jaringan hubungan pribadi
di ruang siber). Komunitas virtual biasanya muncul dari beberapa aplikasi, seeperti chat
group yang dibentuk di whatsapp, telegram, line, dan sosial messenger. atau di media sosial
seperti facebook, instagram, youtube, ketika ada individu-individu dengan akun yang
dimilikinya saling berinteraksi, bisa membentuk komunitas virtual, yang bahkan individu di
2
dalamnya bisa tidak saling mengenal di kehidupan nyata (Arung Triantoro, 2019).
Komunitas virtual yang terbentuk melalui suatu topik di ruang siber ini, seperti fans dari
artis dan grup idola yang membuat grup komunitas agar tau berita-berita terbaru mengenai
idolanya.

Komunitas virtual tidak hanya memudahkan seseorang untuk berinteraksi. Namun,


komunitas virtual juga dapat terindikasi menjadi penyebab terjadinya kesenjangan atau
konflik antaranggota. Beberapa konflik yang terjadi dalam komunitas virtual disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya kesalahpahaman memahami teks atau pendapat di dalam
ruang interaksi virtual; sensitivitas terhadap simbol, timing dan fungsi komunitas
(community function); cyberbullying yang berakhir pada ketersinggungan; kiriman
(postingan isu SARA) dalam komunitas virtual sehingga mengakibatkan anggota
terfragmentasi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok konservatif, liberal dan silent reader;
dan egosentris dalam komunitas virtual yang disebabkan oleh perbedaan latar belakang
anggota. Penyelesaian konflik dalam komunitas virtual dilakukan berbagai metode, antara
lain :
1. Metode mediasi. Mediasi dilakukan dengan keterlibatan anggota dalam komunitas
tersebut
dengan mendudukkan akar permasalahannya Ini berarti bahwa setiap orang yang
berkonflik secara bersama memenuhi apa yang menjadi tuntutannya untuk mendapatkan
alternatif bersama.
2. Metode dengan koersi (paksaan). Paksaan yang dimaksud adalah mengeluarkan
anggota yang berkonflik untuk sementara waktu dari komunitas virtual mereka. Koersi
merupakan peran utama admin terhadap konflik yang terjadi dalam komunitas virtual
tersebut. . Kemudian setelah konflik meredah, admin mengundang kembali pihak yang
berkonflik ke dalam komunitas virtual tersebut.
3. Metode detente (mengurangi ketegangan). Metode detente dilakukan dengan cara
anggota lainnya mengalihkan pembicaraan, dan beberapa anggota memposting gambar-
gambar lucu ke dalam group sehingga mengundang tawa anggota lainnya

C. ANALISIS DAN SOLUSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Agama Islam adalah agama rahmat. Sebagaimana al-Qur’an menyatakan bahwa Nabi
SAW. diutus sebagai rahmatan lil ’alamin. Untuk mewujudkan persaudaraan antarpemeluk
agama, al-Quran telah memperkenalkan sebuah konsep yaitu ta’aruf. Seperti yang
3
disebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman dalam Q.S. al-Hujurat/49:13.

Terjemahnya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat di atas dijadikan sebagai dasar atas eksistensi interaksi sosial antar sesama
manusia, yang biasanya dalam islam disebut dengan ta’ruf. Kata ta’aruf dalam hadis
dijelaskan mengenai pentingnya untuk saling mengenal dan saling berinteraksi antar satu
sama lain dalam hal umum, tetapi tidak dalam hal yang berhubungan dengan agama
karena Allah telah membedakan diantara manusia yang dia cintai yaitu orang-orang yang
beriman dan bertakwa kepadanya. Dengan kata lain, Allah telah memerintahkan hambanya
untuk saling mengahargai dan saling menghormati dalam urusan-urusan sosial
kemasyarakatan saja (Sukring, 2016). Al-Quran menganjurkan agar dalam interaksi sosial,
bila tidak ditemukan persamaan hendaknya masing- masing mengakui keberadaan pihak
lain, dan tidak perlu saling menyalahkan. Seperti yang disebutkan dalam Q.S. An-Nisa/4:
44s:

Terjemahnya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al
Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir
(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

4
DAFTAR PUSTAKA
Arung Triantoro, D. (2019). Konflik Sosial dalam Komunitas Virtual di Kalangan Remaja. Jurnal
Komunikasi, 13(2), 135–150. https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol13.iss2.art2
Sukring, S. (2016). Solusi Konflik Sosial dalam Perspektif al-Qur’an. Millati: Journal of Islamic
Studies and Humanities, 1(1), 103. https://doi.org/10.18326/mlt.v1i1.103-122

Anda mungkin juga menyukai